Anda di halaman 1dari 4

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

PROGRAM STUDI PJJ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN
AKADEMIK 2023/2024
Nama : Junaidi Dasuki Dosen Pengampu : Dr. H. Casta, M.Pd
NIM : 2281130442 Mata Kuliah : Cirebon Studies
Kelas : A9 Tanggal : 02 Oktober 2023

PETATAH-PETITIH SYARIF HIDAYATULLAH

Syarif Hidayatullah adalah seorang walyullah yang berada diwilayah Cirebon. Beliau juga merupakan
salah satu yang tersebut dalam sejarah walisongo (wali sembilan). Nama lain dari Syarif Hidayatullah
yang terkenal adalah Sunan Gunung Jati. Beliau telah meninggalkan pesan sebuah ajaran hidup yang
tertuang dalam “Petatah-Petitih Sunan Gunung Jati.” Yang diklasifikasikan ke dalam pesan-pesan
keagamaan, kedisiplinan, etika dan kedewasaan.
1. Keagamaan
a. Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin, maksudnya :
Beliau Sunan Gunung Jati memberikan pesan kepada kita untuk selalu memleihara dan
memakmurkan tempat sholat (masjid/musholla), menjaga sholat kita dan sayang pada orang-
orang yang Fakir Miskin.
b. Yen Sembahyang Kungsi Pucuke Panah, maksudnya :
Kalau kita melaksanakan sholat, diusahakan harus khusu’ seperti anak panah yang menancap
mengenai sasaran, hanya fokus pada satu tujuan yakni mengharap ridho Allah SWT.
c. Yen Puasa den Kungsi Tetaling Gundewa, maksudnya :
Saat berpuasa harus kuat seperti tali gondewa. Tali gondewa diketahui merupakan tali untuk
menarik busur panah. artinya, melakukan puasa harus benar-benar menahan diri dari nafsu.
Ukurannya seperti menarik tali gondewa.
d. Ibadah kang tetap, maksudnya :
Dalam melaksanakan/melakukan ibadah kepada Allah SWT kita harus terus-menerus atau
istiqomah, baik itu ibadah wajib ataupun sunnah.
e. Manah den Syukur Ing Allah, maksudnya :
Hati kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang kita terima,
terutama nikmat Iman, Islam dan Sehat.
f. Kudu ngahekaken pertobat, maksudnya :
Kita diminta untuk memperbanyak membaca istighfar (taubat), karena kita sebagai manusia
pasti banyak salah dan khilaf yang kita perbuat.
2. Kedsiplinan
a. Aja Nyindra Janji Mubarang, maksudnya :
Jangan sampai kita suka mengingkari janji (khianat). Ajaran Sunan Gunung Jati ini sangatlah
penting, karena janji merupakan suatu hal yang mendapat penekanan serius dalam ajaran
Islam. Sunan Gunung Jati memberikan penekanan akan pentingnya menepati janji. Karena
menurutnya, ajaran ini merupakan perintah agama. Dengan demikin Sunan Gunung Jati
beranggapan bahwa siapa yang mengingkari terhadapnya, maka sama saja mengingkari
perintah agama.
b. Pemboraban Kang Ora Patut Anulungi, maksudnya :
Jika kita melihat sesorang berbuat kesalahan, maka kita tidak boleh menolong/membelanya.
Kita hanya dianjurkan untuk mengingatkan bahwa apa yang diperbuat itu adalah salah.
c. Aja Ngaji Kejayaan Kang Ala Rautah, maksdunya :
Kita dilarang untuk belajar sesuatu hal untuk dipergunakan kepentingan yang bathil atau tidak
benar.
3. Etika
a. Den Hormat Ing Wong Tua, maksudnya :
Harus hormat kepada orang tua. Karena berkat orang tua kitalah, kita bisa terlahir ke dunia ini.
Dan orang tua kita yang pertama kali memberikan pelajaran/pengetahuan untuk mengenal Allah
SWT terutama ibu yang telah merawat dalam kandungan selama 9 bulan, mempertaruhkan
nyawanya dalam melahirkan, menyusui selama 2 tahun dan mendidik kita sejak kecil sampai
dewasa.
ِ ‫ي ْال َم‬
‫صير‬ َّ َ‫عا َمي ِْن أ َ ِن ا ْشك ْر لِي َول َِوا ِلدَيْكَ ِإل‬ َ ِ‫علَ ٰى َو ْه ٍن َوف‬
َ ‫صاله فِي‬ َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْه أ ُّمه َو ْهنًا‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu”. (QS. Luqman [31]: 14)
b. Den Hormat Ing Leluhur, maksudnya :
Harus hormat pada leluhur. Karena tanpa adanya para leluhur kita, tidak mungkin kita terlahir ke
dunia ini. Oleh karena itu kita wajib menghormati para leluhur kita dengan menjaga nilai-nilai
moral dan tradisi yang diwariskan para leluhur kita.
c. Hormaten, Emanen, Mulyaken Ing Pusaka, maksudnya :
Hormat, sayangi, dan mulyakan pusaka. Artinya pusaka yang dimaksud tidak hanya berupa fisik,
namun juga berwujud nilai-nilai. Pusaka orang islam adalah al-Qur’an dan Sunnah.
)‫ّٰللا َوسنَّةَ نَ ِب ِِّي ِه (رواه مالك‬ َّ ‫َضلُّوا َما ت َ َم‬
َ ‫س ْكت ْم ِب ِه َما ِكت‬
ِ ‫َاب ه‬ ِ ‫ت ََر ْكت فِيْك ْم أ َ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬
“Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara, selama-lamanya tidak akan tersesat
jika kamu sekalian senantiasa berpegang kepada keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-
Nya.” [HR. Malik]

d. Den Welas Asih Ing Sapapada, maksudnya :


Hendaklah menyanyangi sesama manusia. Sunan Gunung Jati melalui nasihatnya ini ingin
menciptakan sebuah tatanan manusia yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Ajaran cinta
kasih adalah dasar ajaran Islam murni yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT:

َ‫س ْلنَاكَ إِ ََّّل َرحْ َمةً ل ِْلعَالَمِ ين‬


َ ‫َو َما أ َ ْر‬

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS.
Al-Anbiya’ [21]: 107)

e. Mulyakeun Ing Tetamu, maksudnya :


Hormati tamu. Nasihat ini sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

َ ‫اّٰلل َواْليَ ْو ِم اْألخِ ِر فَ ْلي ْك ِر ْم‬


)‫ض ْيفَه (رواه البخاري‬ ِ ‫َم ْن َكانَ يؤْ مِ ن بِ ه‬

“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tamunya.” (HR. Bukhari).

4. Kehidupan Bersosial
a. Aja Munggah Gunung Gede Utawa Manjing Ing Kawah, maksudnya :
Jangan mendaki gunung tinggi atau menyelam ke dalam kawah, jika tidak mempunyai
persiapan atau keterampilan.
b. Aja Ngimami Atau Khotbah Ing Masjid Agung, maksudnya :
Jangan menjadi imam dan berkhotbah di Mesjid Agung, jika belum dewasa dan mempunyai
ilmu keIslaman yang cukup.
c. Aja Dagangan Atawa Warungan, maksudnya :
Jangan berdagang, jika hanya dijadikan tempat bergerombol orang.
d. Aja Kunga Layaran Ing Lautan, maksudnya :
Jangan berlayar ke lautan, jika tidak mempunyai persiapan yang matang.
5. Kedewasaan dan Kematangan
a. Singkirna sifat kanden wanci, artinya : Jauhi sifat yang tidak baik
b. Duwehna sifat kang wanti, artinya : Miliki sifat yang baik
c. Amapesa ing bina batan, artinya : Jangan serakah atau berangasan dalam hidup.
d. Angadahna ing perpadu, artinya : Jauhi pertengkaran.
e. Aja ilok ngamad kang durung yakin, artinya : Jangan suka mencela sesuatu yang belum
terbukti kebenarannya.
f. Aja ilok gawe bobat, artinya : Jangan suka berbohong.
g. Kenana ing hajate wong, artinya : Kabulkan keinginan orang.
h. Aja dahar yen durung ngeli, artinya : Jangan makan sebelum lapar.
i. Aja nginum yen durung ngelok, artinya : Jangan minum sebelum haus.
j. Aja turu yen durung katekan arif, artinya : Jangan tidur sebelum ngantuk.
k. Yen kaya den luhur, artinya : Jika kaya harus dermawan.
l. Aja ilok ngijek rarohi ing wong, artinya : Jangan suka menghina orang.
m. Den bisa megeng ing nafsu, artinya : Harus dapat menahan hawa nafsu.
n. Angasana diri, artinya : Harus mawas diri/berhati-hati.
o. Tepo saliro den adol, artinya : Tampilkan/tunjukkan perilaku yang baik.
p. Ngoletena rejeki sing halal, artinya : Dianjurkan mencari rejeki yang halal.
q. Aja akeh kang den pamrih, artinya : Jangan banyak mengharap pamrih.
r. Den suka wenan lan suka memberih gelis lipur, artinya : Jika bersedih jangan diperlihatkan
agar cepat hilang.
s. Gegunem sifat kang pinuji, artinya : Harus memiliki sifat terpuji.
t. Aja ilok gawe lara ati ing wong, artinya : Jangan suka menyakiti hati orang.
u. Ake lara ati, namung saking duriat, artinya : Jika sering disakiti orang hadapilah dengan
kecintaan tidak dengan aniaya.
v. Aja ngagungaken ing salira artinya : Jangan suka mengagungkan diri sendiri.
w. Aja ujub ria suma takabur, artinya : Jangan bersifat sombong dan takabur.
x. Aja duwe ati ngunek, artinya : Jangan sampai memiliki sifat dendam.

Itulah nasihat dari Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) yang diwasiatkan kepada kita yang
disebut dengan “Petatah Petitih Sunan Gunung Jati (Syekh Syarif Hidayatullah)”.

Anda mungkin juga menyukai