Anda di halaman 1dari 45

MANASIK HAJI BAGI LANSIA

Subdit Bimbingan Jemaah Haji


Direktorat Bina Haji
Kementerian Agama RI
Kiat Sukses
Petugas & Bimbingan Manasik
dalam Mendukung Program Haji Ramah Lansia
REKRUTMEN PETUGAS HAJI
1) Mengalokasikan kuota khusus untuk Jemaah
Lansia
2) Membatasi umur pendaftar petugas haji 57
tahun
3) Merekrut tenaga-tenaga khusus pelayan lansia
dan penyandang disabilitas
4) Petugas menandatangani fakta integritas tidak
berhaji
5) Merekrut petugas PKP3JH dari Rumah sakit
TNI/POLRI
BIMTEK PETUGAS HAJI

1) Pemberian materi khusus materi pelayanan


Jemaah haji lansia baik dalam Bimtek
Petugas Kloter maupun PPIH Arab Saudi
2) Pelibatan expert dan ahli dalam kajian lansia
dari Center of Ageing Studies UI dalam
Bimtek
3) Menyiapkan gladi posko praktik pelayanan
khusus Jemaah haji lansia terintegrasi
4) Merumuskan RKO khusus layanan Jemaah
haji lansia
PENYIAPAN FASILITAS DAN ALAT BANTU
1) Bekerja sama dengan Kemensos menyiapkan
@100 kursi roda di masing embarkasi
keberangkatan
2) Menyiapkan 50 kursi roda portable untuk
pelayanan Jemaah haji lansia di masyair
3) Bekerja sama dengan Kemensos menyiapkan 50
alat dengar bagi Jemaah haji tuna rungu
STRATEGI LAYANAN JEMAAH HAJI

1) Melakukan Identifikasi komposisi Jemaah lansia


dan kondisi kesehatannya semenjak dini
bekerjasama dengan Kemenkes
2) Membuat komposisi kloter dengan rasio setiap 1
jemaah lansia digabungkan dengan 2 jemaah non
lansia
3) Setiap mindset petugas haji dibekali dan diberikan
pemahaman untuk siap melayani Jemaah lansia
4) Memperkuat sektor khusus Haram untuk
penanganan Jemaah haji lansia
STRATEGI BIMSIK JEMAAH HAJI LANSIA

1) Memasukan kurikulum Manasik Haji


untuk Jemaah haji lansia dalam
pedoman Bimbingan Manasik
2) Mengintensifkan pelaksanaan
Bimbingan Manasik di Kab/Kota dan
KUA Kecamatan
3) Meminta KBIHU untuk mematuhi
aturan terkait penanganan Jemaah
lansia khususnya dalam pelaksanaan
ibadah haji di tanah suci
MATERI BIMBINGAN MANASIK BAGI LANSIA
Pendahuluan
Negara kita memberi perhatian yang besar kepada lansia, khususnya dalam
pelaksanaan haji, bahkan tahun ini dengan tagline Haji Ramah Lansia,
pemerintah menyiapkan beberapa hal yang khusus untuk pelayanan jamaah haji
lansia. termasuk layanan materi manasik haji bagi lansia.

‫ق َكبِ ْي ِرنَا‬ َْ ‫ص ِغ ْي َرنَا َولَ َْم يََ ْْع ِر‬


ََّ ‫ْ َح‬ َ ‫ن لَ َْم يَ ْر َح َْم‬ ََ ‫لَ ْي‬
َْ ‫س ِمنَّا َم‬
Dalil Hadits Artinya: Nabi SAW menegaskan bahwa
“Barang siapa yang tidak menyayangi
yang muda dan tidak mengetahui hak
yang lebih tua dari kami maka dia bukan
golongan kami
Dalil al-Qur’an "Wa wasshaina insana biwalidaihi" (dan telah kami
perintahkan kepada umat manusia untuk berbuat baik
kepada kedua orang tuanya). Makna orang tua di sini tak
hanya berarti orang tua kandung tapi juga berbuat baik
kepada para lansia.
Argumentasi Hal tersebut senada dengan anjuran dari agama kita untuk memberikan
perhatian khusus terhadap pemenuhan hak-hak manusia, termasuk
menjaga dan menunaikan hak-hak orang yang sudah berusia lanjut,
memuliakan mereka dalam berbagai aktifitas dan juga kita diperintahkan
untuk berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua dan kepada
lansia
Ditbina | Ditjen PHU
Melayani dan berkomunikasi dengan mereka tentu tidak sama seperti kita bermuamalah sesama kita, Jadi
perlu memperhatikan tata cara dan beretika dalam memberikan pelayanan kepada para lansia di antaranya;

4. Etika dan Tata cara merespon


Pesan 1. Etika dan Tata cara Berbicara
 Jangan meremehkan
Jauhi perdebatan
Gunakan bahasa yang baik dan sopan. (Q.S.
 Respect (menunjukkan sikap menghormati Al Isra ayat 13);
 Otonomi (Menghargai pilihan/permintaan dengan tetap
mempertimbangkan kondisi lansia tersebut Berbicara dengan lemah lembut dan santun
 Non-maleficence (tidak merugikan) dan beneficence (berbuat Note: Catat, Atensi (setarakan-puji, sanjung), Action,
baik) Rajin, Ramah, Rendah Hati, Rasakan (Empati), dan
Agama-Akhlaq.
3. Etika dan Tata Cara 2. Etika dan Tata Cara
Menyampaikan Pesan Mendengarkan

1. Memilih diksi bahasa yang mudah dipahami. Mengalah dan menjadi pendengar yang
2. Memberikan contoh yang familiar. baik
3. Menggunakan gambar atau tulisan sebagai Tatapan bersahabat dan wajah ramah
reminder
Tips: DENGAR yaitu Dorong; Engga buka rahasia; Natap
4. Menunjukkan dukungan emosional mata; Gak mencela/ mengejek; Angguk, Angkat bahu, Alat
bantu, Akrab, Atensi; dan Resume (Rumuskan).

Ditbina I Ditjen PHU


A. PRINSIP KEMUDAHAN DAN KERINGANAN BERIBADAH DALAM ISLAM

1. Prinsip Kemudahan

1 2 3 4
Islam mengajarkan kemudahan Rasulullah SAW juga menyeru Dalam hadits yang lain Pada prinsipnya, ibadah dalam
dalam beribadah bagi semua pada kemudahan yang terdapat Sayyidah ‘Aisyah RA, memberi Islam bersifat memudahkan
umatnya. Yang terkandung dalam dalam hadis: H.R. al-Bukhari: testimoni: “Rasulullah SAW umat manusia dalam
QS. Al-Maidah: 6: “Dan Allah “Permudahlah, jangan tidak diminta untuk memilih pelaksanaannya. Islam juga
tidaklah hendak memberatkan persulit”. antara dua hal, kecuali beliau mengajarkan agar umat
kamu, tetapi Dia hendak akan memilih yang paling manusia tidak merasa terbebani
membersihkan kamu dan hendak Senada dengan Kaidah:
mudah; selama tidak tergolong atau sulit dalam menjalankan
menyempurnakan nikmat-Nya al-masyaqqah tajlibu at-taisir
dosa” (H.R. al-Bukhari) ibadahnya, sehingga ibadah
bagimu, supaya kamu bersyukur“.
(kesulitan itu mendatangkan dapat dilaksanakan dengan
kemudahan) nyaman dan penuh keberkahan.

Ditbina | Ditjen PHU


Tujuh bentuk kemudahan

Prioritas yang
3. Pergantian,
Fardlu dalam contoh:
5. Mengakhirkan 1. Pengguguran,
Ibadah, contoh: tayamum;
mendahulukan Jama’ Ta’khir
Ibadah Umrah/Haji contoh: gugurnya
dari Umrah kewajiban haji bagi orang
Sunnah yang tidak mampu; 2. 4.
gugurnya kewajiban Pengurangan Mendahulukan,
Perubahan, berdiri dalam shalat bagi contoh: jamak
contoh: shalat lansia yang tidak mampu contoh: shalat qashar; taqdim;
khauf; berdiri

Syariat Islam memudahkan lansia, sesuai dengan kondisi lansia yang dinilai lemah secara fisik (QS. al-Qashash: 23).
kelemahan psikis lansia adalah pikun atau mudah melupakan sesuatu. Dalam Al-Qur’an surah al-Hajj ayat 5.

Ditbina | Ditjen PHU 12


13

2.. Prinsip Keringanan (Rukhsah)

1 2 3 4
Hukum Islam juga sangat dinamis, sesuai Dalam hukum Islam ada Azimah Hukum mengamalkan Adapun dalam pelaksanakan
dengan kondisi dan keadaan seseorang. dan Rukhshah: rukhshah adalah tergantung ibadah Haji, lansia mengalami
Allah SWT., memberikan keringanan bagi Azimah adalah hukum-hukum umum yang kepada bentuk uzur, berbagai kesulitan. Maka,
yang mempunyai uzur dalam menunaikan disyari’atkan sejak semula sebagai aturan adakalanya rukhshah itu wajib, jamaah Haji lansia dalam
ibadah sesuai dengan sakit atau uzur umum bagi setiap mukallaf di semua kondisi, sunat, makruh dan mubah pelaksanaanya dapat
seperti shalat, zakat, puasa dan lainnya.
yang mereka alami, agar mereka dapat sesuai dengan kondisi menjalankan atau mengambil
menunaikan ibadah tanpa mengalami Sedangkan rukhsah adalah hukum yang seseorang pada saat rukhsah yang telah diberikan
disyari’atkan karena ada udzur
beban dan kesulitan. seperti masyaqqah (beban berat)
mengalami kesulitan. oleh syariat demi
dan hajat (kebutuhan mendesak) yang kemashlahatan (kebaikan)
dihadapi oleh mukallaf. Contoh: shalat lansia
zhuhur di qashar dua rakaat saat bepergian
Ditbina | Ditjen PHU
jauh.
Tujuh sebab yang melatarbelakangi munculnya
rukhshah
Imam Jalaluddin al-Suyuthi menyebutkan ada tujuh sebab yang melatarbelakangi
munculnya rukhshah:

6. KESULITAN
YANG TAK
3. DIPAKSA
1. BEPERGIAN TERHINDARKAN

4. LUPA

5. TIDAK TAHU 7. LEMAH


2. SAKIT

Adanya ‘Azimah dan rukhshah dalam hukum Islam adalah untuk memberikan kemaslahatan dan menghindarkan manusia dari kemudharatan yang
merupakan tujuan pembentukan hukum Islam.
Pada kondisi normal, setiap mukallaf berlaku hukum ‘azimah, tetapi pada kondisi-kondisi tertentu mukallaf harus menggunakan rukhshah sesuai
dengan tingkat kesulitan yang dihadapinya.

Ditbina | Ditjen PHU 14


B. PENDAMPINGAN DAN KEBERSAMAAN DALAM IBADAH

Pendampingan terhadap lansia ini menjadi sangat penting


mengingat mereka adalah kelompok rentan yang membutuhkan
1 perhatian khusus karena kondisi fisik dan psikologis mereka yang
berbeda dengan kelompok lainnya

Jemaah lansia yang lemah dan memiliki keterbatasan perlu


Urgensi 2 didampingi oleh jemaah atau petugas yang bersamaan
dengannya

Pendampingan Jemaah Lansia tidak dapat ditinggalkan/dibiarkan sendiri dalam ibadah haji
terutama saat berada di tempat ibadah di Masjidil Haram, Masjid Nabawi,
Jamah Lansia 3 saat Armuzna karena potensi dan risiko terpisah rombongan dan jatuh sakit
saat ibadah

Mendampingi dan membersamai Lansia dalam Ibadah Haji


4 merupakan perbuatan memuliakan dan bakti kepada orang tua

Ditbina | Ditjen PHU 15


Prioritas Lansia I Prioritas Lansia II Prioritas Lansia III

Prioritas lansia pada saat melaksanakan Prioritas lansia, termasuk memberikan Prioritas lansia dengan memberikan mereka
ibadah haji sangat penting untuk mereka tempat yang layak dalam antrian dan tempat istirahat yang nyaman dan
diperhatikan. tidak mengabaikan mereka. Contohnya, saat memudahkan mereka dalam melaksanakan
antrian di Raudhoh atau ziarah ke Masjid ibadah, misalnya dengan memberikan tempat
Kuba, kita harus memberikan kesempatan duduk yang layak atau membantu mereka
kepada lansia untuk berada di barisan membawa barang bawaan.
terdepan, sehingga mereka tidak kesulitan
dalam menjalankan ibadah.
Ditbina | Ditjen PHU 16
17
TATA CARA NIAT IHRAM UMRAH
Gelombang I

Saat di Abyar Ali jamaah haji lansia atau yang memiliki uzur

03
melaksanakan niat ihram umrah di atas bus di Abyar Ali/
Dzulhulaifah dengan mengucapkan:

“Labbaikallahumma
Saat tiba Di Masjid Abyar Ali jemaah melaksanakan shalat sunat ihram Umratan,”

02
dua rakaat, akan tetapi bagi Jemaah haji lansia atau yang mengalami Artinya: “Aku penuhi
panggilan-Mu ya Allah untuk
udzur shalat sunat ihram dilaksanakan di hotel sebelum menaiki bus,
berumrah”
sehingga saat berada di Abyar Ali jemaah tidak perlu turun dari bus. atau “Nawaitu Umratan Wa
ahramtu Biha”
Artinya: “Aku niat umrah
dengan ber-ihram karena
Jamaah sudah mandi, berwudlu, memakai Allah Ta’ala.”

01
wangi-wangian, memotong kuku dan sudah
berpakaian ihram di hotel, kemudian menaiki
bus yang telah disediakan;

Ditbina | Ditjen PHU


Lanjutan

Khusus bagi Jemaah haji lansia, yang lemah, atau sakit, maka dianjurkan untuk melakukan niat ihram umrah
empat disertai isytirat (ihram bersyarat)untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan
terlaksananya ibadah umrah. Maka saat berniat ihram umrah dengan istirat tersebut jamaah mengucapkan;

َ‫سنِ ْي‬
َ َ‫ْث َحب‬ َْ ‫ْك اللَّ ُه ََّم فَ َم ِح ِل‬
َُ ‫ي َحي‬ ََ ‫ي َحابِسَ لَبَي‬
َْ ِ‫سن‬ ُ ‫ْك اللَّ ُه ََّم‬
َْ ِ‫ع ْم َرةَ فَإ‬
َ َ‫ن َحب‬ ََ ‫لَبَي‬
Artinya: Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah. Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku akan ber-tahallul
di tempat aku terhalang itu.

Lima
Setelah berniat ihram umrah, para jemaah sangat dianjurkan untuk membaca talbiyah, shalawat, doa,
dan dzikir. Selanjutnya Menuju Makkah dan seluruh Jemaah haji yakin telah melaksanakan niat
ihram umrah.

Enam
Menjaga larangan-larangan ihram.

Ditbina | Ditjen PHU 18


Adapun Jemaah haji gelombang kedua telah
melaksanakan mandi, wudhu, memakai wangi wangian,
berpakaian ihram dan shalat sunat ihram di asrama

Gelombang II
haji embarkasi. Kemudian dapat melakukan niat ihram
umrah sebelum sampai miqat, baik itu di asrama haji
embarkasi/embarkasi antara, atau di dalam pesawat
sebelum melintas di atas Yalamlam/Qarn alManazil, atau
di Bandara Udara King Abdul Aziz Internasional (KAIA)
Jeddah.

Ditbina | Ditjen PHU 19


NIAT IHRAM HAJI
Setelah mengucapkan niat ihram haji, jemaah dianjurkan Berdzikir, dengan membaca talbiyah selama perjalanan dari Makkah ke
Arafah, serta bershalawat.

Pada hari tarwiyah yaitu tanggal 8


Bersuci, disunahkan membersihkan badan dengan mandi dan
Dzulhijjah, jemaah haji yang 1 berwudhu, memotong kuku, memakai wangiwangian;
melaksanakan haji tamattu’
mempersiapkan diri untuk
Berpakaian ihram, dilanjutkan dengan melaksanakan shalat
melaksanakan ibadah haji dengan 2 sunat ihram;
melaksanakan niat ihram haji dan
mengambil miqat di tempat tinggal Berniat haji dengan mengucapkan:
Artinya: “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji. Atau
masing masing yaitu di hotel-hotel 3 mengucapkan:
Artinya:Aku berniat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala.”
Makkah dengan catatan telah
melakukan berbagai aktivitas sebagai Khusus bagi Jemaah haji lansia, yang lemah atau sakit maka dianjurkan
4 untuk melakukan niat ihram haji disertai isytirat (ihram bersyarat) untuk
berikut: mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan
terlaksananya ibadah haji.

Ditbina | Ditjen PHU 20


Apa Itu
Niat Ihram Niat Ihram isytirat adalah niat
Isytirat? ihram yang disertai dengan
syarat akan membatalkan ihram
haji atau umrahnya, ketika
terhalang oleh suatu masyaqqah
atau kesulitan.

Ditbina | Ditjen PHU 21


Niat Ihram Isytirat

.‫س ِن ْي‬ ُ ‫س اَللّٰ ُه َّم فَ َم ِح ِل ْي َح ْي‬


َ َ‫ث َحب‬ َ َ‫ع ْم َرةً فَ ِإ ْن َحب‬
ٌ ‫س ِن ْي َحا ِب‬ ُ ‫لَبَّ ْيكَ اَللّٰ ُه َّم َح ًّجا َو‬
Niat haji qiran disertai
Artinya: Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk
isytirat sebagai berikut: berhaji dan berumrah. Tetapi jika aku terhalang oleh
sesuatu, ya Allah, maka aku akan ber-taḥallul di tempat
aku terhalang itu.

Niat haji ifrad disertai


‫س ِن ْي‬ ُ ‫س اَللّٰ ُه َّم فَ َم ِح ِل ْي َح ْي‬
َ ‫ث َح َب‬ َ ‫لَ َّب ْي َك اَللّٰ ُه َّم َح ًّجا فَ ِإ ْن َح َب‬
ٌ ‫س ِن ْي َحا ِب‬
isytirat sebagai berikut:
Artinya: Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji.
Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku
akan ber-taḥallul di tempat aku terhalang itu.
Niat umrah disertai isytirat
‫سنِ ْي‬ ُ ‫س اَللّٰ ُه َّم فَ َم ِح ِل ْي َح ْي‬
َ َ‫ث َحب‬ َ َ‫ع ْم َرةً فَ ِإ ْن َحب‬
ٌ ِ‫سنِ ْي َحاب‬ ُ ‫بَّ ْي َك اَللّٰ ُه َّم‬
adalah sebagai berikut:
Artinya: Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah
‫ز‬Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku
akan ber-taḥallul di tempat aku terhalang itu.

Ditbina | Ditjen PHU 22


1 Niat

Membasuh Wajah
TATA CARA
2

Membasuh tangan sampai siku


WUDHU; Adapun
3

4 Mengusap kepala
rukun-rukun
wudhu adalah, 5 Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
sebagai berikut:
6 Tertib

Ditbina | Ditjen PHU 23


Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi
wajib. Hal ini dilakukan sebagai rukhsah

Tayammum (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai


air karena beberapa halangan (‘uzur).

Dibolehkan Begitu juga dengan lansia yang sehat badan akan


tetapi ia khawatir dirinya kalau kena air akan

bagi lansia ? memudharatkan, seperti sangkaannya kalau ia


berjalan ke tempat yang ada air sakit kakinya.

Ditbina | Ditjen PHU 24


Yang Membatalkan Wudhu
1
Keluar sesuatu dari kubul dan dubur.
Keluarnya sesuatu dari kubul dan dubur
seperti kencing, berak dan madzi dapat
membatalkan wudhu. 2
Tidur. Tidur yang nyenyak hingga hingga
menghilangkan akal dapat membatalkan
wudhu.
3
Hilang akal. Tidak bisa mengingat sesuatu
atau gila juga membatalkan wudhu
sebagaimana tidur.
4
Bersentuhan kulit laki-laki dan wanita yang
bukan mahram.

5
Menyentuh kemaluan. Wudhu menjadi batal
jika menyentuh kemaluan sendiri atau
orang lain, baik orang hidup ataupun sudah Ditbina | Ditjen PHU 25
meninggal.
Jamak Taqdim Jamak Ta’khir

Yaitu mengumpulkan 2 waktu shalat pada waktu Yaitu mengumpulkan 2 waktu shalat pada
shalat yang pertama. misalnya: Menjamak Shalat waktu shalat yang terakhir. misalnya:
Zhuhur dan Ashar , maka shalat dzuhur dilaksanakan menjamak Shalat Maghrib dengan Shalat Isya
terelebih dahulu dibandingkan dengan solat ashar. di waktu Shalat Isya.

Niat sholat jama takdim: “Ushollii fardlozh zhuhri


Niat Shalat Jamak Takhir: “Ushollii fardlozh
arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al
lillaahi ta’aalaa.” “Ushollii fardlozh ashri arba’a ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa. Ushollii fardlol
raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri adaa-an ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh
zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
lillaahi ta’aalaa.”

Shalat jama’
Shalat jamak ialah menggabungkan dua shalat didalam satu waktu. Misalkan shalat zhuhur dikekrjakan diwaktu Ashar. Shalat
yang dapat dijamak adalah shalat Zhuhur dijamak dengan Ashar; dan shalat Maghrib dijamak dengan Ashar.

Ditbina | Ditjen PHU 26


Shalat Jamak Qashar

Niat shalat qashar dan jamak taqdim::


Sholat jamak dan qasar artinya
shalat yang boleh untuk kita
jamak dan kita qashar sekaligus َ‫أصليَفرضَالظهرَجمعَتقديمَبالعصر‬
‫قصراَركعتينَهللَتعالى‬

Misalnya: mengumpulkan sholat zuhur dengan Niat shalat qashar dan jamak ta’khir:
sholat ashar pada waktu ashar (dijamak dan
diqasar masing-masing menjadi 2 rakaat), jadi
disaat masuk waktu ashar, kita lakukan sholat َ‫أصليَفرضَالظهرَجمعَتأخيرَبالعصر‬
zuhur 2 rakaat kemudian sholat ashar 2 rakaat,
apabila kita tidak mau qasar maka boleh dijamak ‫قصراَركعتينَهللَتعالي‬
saja, masing-masing 4 rakaat. sholat zuhur 4
rakaat kemudian sholat ashar 4 rakaat.

Ditbina | Ditjen PHU


 Apabila melakukan shalat pada waktunya terasa berat bagi
lansia atau orang yang sakit, maka diperbolehkan jama’
(menggabung) shalat.

Shalat Jamak  Tentu bagi lansia bolehhnya jamak shalat karena kebutuhan,

Bagi Lansia
khusunya lagi bagi mereka lagi yang lebih banyak
membutuhkan waktu tidur (ngantuk) berbaring, atau
terdapat kesulitan dalam berwudhu setiap kali waktu shalat
fadhu atau serupa dengannya dari alasan atau kebutuhan
yang belum sampai tahap darurat

Ditbina | Ditjen PHU 28


Meski pahala shalat di Masjidil Haram dilipatkan 100.000
kali dibanding shalat di masjid lain, namun shalat
berjamaah di Masjidl haram hukumnya sunah. Jemaah yang
tidak melaksanakan shalat berjamaah di Masjidil Haram
tidak berdosa, khususnya jemaah yang memiliki
keterbatasan karena sakit, lansia dan risti, atau karena

Shalat di Hotel
sebab lainnya.

Maka, shalat berjamaah bisa dilakukan dimana saja di


tanah haram baik di hotel atau di masjid terdekat. Mereka

di Tanah Haram tetap mendapatkan keutamaan pahala shalat sebagaimana


di masjidil haram, sebab seluruh tanah haram adalah
Masjidil Haram sebagaimana penjelasan Ibnu Abbas sebagai

bagi Lansia berikut; Artinya; Dari Ibnu Abbas berkata; tanah haram
seluruhnya adalah Masjidil Haram.

Maka shalat di pondokan, di hotel atau di masjid sekitar


pondokan, keutamaannya sama dengan shalat di Masjidil
Haram. Ini berarti, jemaah lansia yang selalu berada di hotel
dan tidak sempat shalat di Masjidil Haram karena udzur
juga mendapat keutamaan seperti shalat di masjidil haram.

Ditbina | Ditjen PHU 29


Shalat arbain adalah shalat berjamaah di mesjid
nabawi bersama imam rawatib sebanyak 40 waktu

SHALAT
yang dilaksanakan secara berturut turut tanpa
ketinggalan satupun , dilakukan selama delapan hari
dengan tujuan untuk mendapat fadilah (keutamaan)

ARBAIN DI . Shalat arbain merupakan anjuran dan hukumnya


sunnah.

MADINAH BAGI Jadi bagi jamah Haji lansia untuk memperhatikan


kondisi dan menjaga kesehatan dengan sebaik

LANSIA
mungkin dengan tidak memaksakan diri shalat
arbain sehingga dapat menjadi bahaya atau
mudharat lebih besar.

Ditbina | Ditjen PHU 30


WUKUF DI ARAFAH
TATA CARA:

 Wukuf berhenti atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram walau
sejenak dalam waktu antara tergelincir Matahari pada 9 Dzulhijjah (hari
Arafah) sampai terbit fajar hari nahar 10 Dzulhijjah.
 Wukuf dilakukan setelah khutbah wukuf dan shalat jamak qashar taqdim
Zuhur dan Ashar. Wukuf dilakukan dalam suasana tenang, khusyu’ dan
tawadhu’ kepada Allah. Wukuf dapat dilaksanakan secara berjamaah atau
sendiri-sendiri. Selama wukuf, jemaah memperbanyak dzikir, istighfar,
shalawat dan doa sesuai sunnah Rasulullah SAW

Ditbina | Ditjen PHU 31


32
Hal-hal yang harus diperhatikan lansia saat melaksanakan
wukuf di Arafah:

Mendengarkan khutbah wukuf;


Diutamakan tetap berada dalam tenda, kalau
Masuk waktu wukuf yang ditandai dengan adzan
ada kebutuhan ke kamar mandi mengajak
waktu dzuhur;
pendamping baik petugas maupun jamaah 6
lain, agar tidak salah jalan pulang.
4
2

5
3 Kadar waktu wukuf menurut mazhab Syafi’i cukup sesaat
pada siang hari. Bila waktu wukuf diperpanjang sampai
1 Waktu wukuf dimulai ba’da zawal malam, hukumnya sunnah. Menurut Mazhab Maliki, wukuf
(setelah tergelincir matahari) pada harus menemui waktu siang (hukumnya wajib) dan waktu
Menjaga kesehatan dan senantiasa malam (hukumnya sebagai rukun). Menurut Mazhab Hanafi
9 Dzulhijjah dan berakhir saat
menjaga ihram dan Mazhab Hanbali, wukuf harus mendapati siang dan
terbit fajar 10 Dzulhijjah.
malam dan keduanya merupakan wajib haji.

Ditbina | Ditjen PHU


33
LANJUTAN…. Melaksanakan wukuf disunahkan
menghadap kiblat, sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah SAW,
sejak mulai wukuf sampai
matahari terbenam dengan
Menghindari perbuatan yang
Melaksanakan wukuf, dilanjutkan berdzikir dan berdoa;
berakibat terjadinya pelanggaran
dengan dzikir dan berdoa boleh
larangan ihram.
secara berjamaah atau sendiri 12
sendiri
10
8

11
9 Memanfaatkan kesempatan wukuf
sebaikbaiknya untuk berbuat
7 Memperbanyak dzikir, bacaan
kebaikan, bertaubat,
talbiyah, membaca AlQur’an
Melaksanakan salat Żuhur dan membersihkan hati, selalu
diselingi dengan doa dan
Asar jama’- qashar taqdim mengingat Allah SWT (berdzikir),
berusaha terus mendekatkan diri
dan tidak membicarakan halhal
kepada Allah, dengan khusyu’ dan
yang menimbulkan sum’ah dan
tawadhu’;
riya’;
Ditbina | Ditjen PHU
Lanjutan II

15 Meyakini bahwa wukuf yang


dilakukan sah dan sempurna

14 Setelah Zuhur tetap fokus dan khuyuk berzikir


dan berdoa, tidak menyia-nyiakan waktu dengan
berkumpul kumpul dan merokok

13 Setelah selesai wukuf maka jamaah akan menuju ke muzdalifah, untuk shalat
Maghrib dengan cara jama’ takhir dan Isya’ qasar di Muzdalifah kalau
mendapat jadwal berangkatkan trip awal. Sementara jemaah yang
diberangkatkan dengan trip akhir melaksanakan salat Maghrib dan Isya’
dengan cara jama’ taqdim qasar di tenda Arafah;

Ditbina | Ditjen PHU 34


TATA CARA
TAWAF
 Tawāf adalah mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh kali putaran
dengan posisi Kabah berada di sebelah kiri, dimulai dari Hajar
Aswad dan berakhir di Hajar Aswad. Tawaf ada lima macam,
yaitu tawaf rukun , tawaf qudum, tawaf sunat, tawaf wada’ dan
tawaf nadzar. Thawaf yang menjadi rukun haji adalah ifadhah.

 Bagi Jemaah haji uzur atau sakit dapat melakukan tawaf dengan
kursi roda di lantai satu, lantai dua, atau lantai empat. Kursi
roda bisa dibawa sendiri oleh jemaah atau menyewanya berikut
biaya jasa pendorong. Jemaah uzur atau sakit juga dapat
melakukan tawaf dan sai dengan menggunakan ‘arabah
kahrubaaiyyah (skutermatik) roda empat bertenaga baterai
dengan cara menyewa yang disediakan secara khusus di lantai
tiga mezzanine.

Ditbina | Ditjen PHU 35


Syarat Sah Tawaf

Mengelilingi Kabah
Kabah Memulai
berada di
sebanyak dari Hajar
tujuh kali sebelah kiri;
Aswad
putaran Suci dari hadas
dan najis;
berwudhu atau
bertayamum
apabila khawatir Menutup
menggunakan air aurat Di luar
Berada di Kabah (tidak
dalam Masjidil
Haram
di dalam
Hijir Ismail)

Ditbina | Ditjen PHU


Melontar Jamrah bagi lansia

Adapun jamaah haji lansia atau yang memiliki użur syar‟i


disebabkan sakit atau hal lain, boleh mewakilkan kewajibannya
melontar jamrah kepada orang lain.

Mengingat jarak tempuh jamaah haji dari maktab ke tempat


jamarat lebih kurang sekitar 4 km dengan berjalan kaki dan kondisi
padat berdesak desakan, maka bagi jamaah haji lansia atau yang
memiliki użur syar’i seperti sakit atau hal lain boleh mewakilkan
kewajibannya melontar jamrah kepada orang lain

Melontar jamrah adalah melontar batu kerikil ke arah jamrah


Sughra, Wustha dan Kubra dengan niat mengenai objek jamrah
(marma) dan kerikil masuk ke dalam lubang marma. Melontar
jamrah dilakukan pada hari nahar dan hari tasyrik.Hukum
Melontar jamrah adalah wajib; bila seseorang tidak
melaksanakannya dikenakan dam/ fidyah.

Ditbina | Ditjen PHU 37


Tata Cara Melontar

Saat melempar
Kerikil
Mengikuti waktu yang telah
Melontar di tentukan oleh pemerintah
mengenai
dengan Arab Saudi untuk marma dan
kerikil satu keamanan, keselamatan, masuk lubang
kenyamanan dan ketertiban Melontar Jamrah Aqabah
per satu Melontar jamarat
dilakukan pada 10 Dzulhijjah
dengan urutan
Pastikan sudah dan melontar pada hari yang benar,
mendapatkan Tasyriq tanggal 11, 12, 13 Memastikan kondisi fisik Dianjurkan
Kerikil Dzulhijjah jamaah, khususnya lansia bertakbir setiap
(biasanya di di dan yang memiliki uzur kali melempar
Muzdalifah), lainnya kerikil
boleh juga di
Mina

Ditbina | Ditjen PHU 38


Beberapa ketentuan terkait
Syarat Sah Sai dengan Sai

Menurut jumhur ulama’, dalam sai tidak


Didahului dengan tawaf; dipersyaratkan seseorang harus suci dari
hadas

Sai dikerjakan setelah tawaf ifadhah dan


Dimulai dari bukit safa dan berakhir di
tawaf umrah
bukit Marwah (dilakukan di mas’a) ;
Bagi jemaah yang melaksanakan haji
Menyempurnakan tujuh kali perjalanan ifrad dan qiran tidak perlu melakukan
dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sai lagi ketika melakukan tawaf ifadhah
sebaliknya dihitung satu kali perjalanan jika ia telah melaksanakan sai setelah
tawaf qudum serta Tidak ada sai sunat

Keabsahan Sai

Ditbina | Ditjen PHU 39


Tata Cara Sai

01 02 03 04
Sai dilaksanakan di antara bukit Memang disunahkan sai dengan
Apabila seseorang tanpa udzur
Sai berarti berjalan dari Shafa Shafa (start) dan Marwah (finish)
cara berjalan kaki, bukan dengan
melakukan sai dengan naik
ke Marwah, bolak-balik naik kendaraan (kursi roda).
kendaraan maka hukumnya yang berjarak sekitar 450 meter.
sebanyak tujuh kali yang Namun, kesunahan ini hanya
diperbolehkan dan tidak Jadi, total perjalanan bolak-balik
berlaku bagi orang yang mampu.
dimulai dari s}afa dan berakhir Shafa dan Marwah tujuh kali
makruh, hanya saja ini Jadi, sai boleh dilakukan dengan
di Marwah, dengan syarat dan adalah 3.150 meter. Ini adalah
menyelisihi yang lebih utama naik kendaraan, baik ada atau
cara-cara tertentu. jarak yang relatif berat bagi tidak ada uzur. Ini pendapat
dan tidak ada kewajiban
lansia, jika harus dilakukan mazhab Syafi’i. Menurut mazhab
membayar dam atasnya.
dengan jalan kaki. Hanafi, jika dia berada di Makkah,
maka sai harus diulang dengan
berjalan kaki. Jika sudah pulang ke
tanah airnya, maka hukumnya sah,
namun harus membayar dam.

Ditbina | Ditjen PHU


Kenyamanan sai Jemaah lansia perlu
diperhatikan oleh petugas, perjalanan sai
hendaknya tidak dilakukan dengan terburu-

Hal yang buru, jika kondisi mas’a penuh sesak,


sebaiknya petugas mengatur rombongan sai
dengan menempatkan jemah lansia di barisan
perlu tengah sedangkan jemaah yang relative muda
memagari para lansia dari arah depan,

diperhatikan belakang, kiri dan kanan. Sehingga sai-nya


jemaah lansia bisa nyaman dan terlindung dari
desakan jemaah lain
Sai bagi Jika saat sai, jemaah Lansia terasa hendak
buang air kecil/ besar boleh memotong sainya,

Lansia setelah buang hajat selesai lalu segera


melanjutkan sa’i tanpa mengulang dari awal,
Selama sai diutamakan suci dari hadats,
karenanya jemaah lansia boleh sai dalam
keadaan berhadats (kecil maupun besar).

Ditbina | Ditjen PHU 41


Tahallul adalah keadaan seseorang
yang telah dihalalkan melakukan
perbuatan yang sebelumnya dilarang
selama ihram. Tahallul boleh dilakukan
dengan cara memotong beberapa helai
rambut (al-muqashshirin) maupun
mencukur rambut hingga botak (al-

Tahallul muhalliqin).
Dalam rangkaian ibadah haji/umrah,
bercukur merupakan salah satu rukun
haji/umrah, khususnya menurut mazhab
Syafi’i, dan tidak sempurna haji/
umrahnya jika tidak mencukur rambut.

Ditbina | Ditjen PHU 42


Tahallul Awwal Tahallul Tsani
yaitu keadaan seseorang yang telah
melakukan dua di antara kegiatan
berikut ini:
Melontar Jamrah Aqabah kemudian
memotong rambut kepala atau Tahallul tsani adalah keadaan ketika
bercukur; atau seorang jemaah telah melakukan tiga
kegiatan haji, yaitu melontar Jamrah
Tawaf ifadhah dan sa’i kemudian Aqabah, memotong atau mencukur
memotong rambut atau bercukur. rambut, dan tawaf ifadhah serta sa’i.
Setelah tahallul tsani, jemaah boleh
Setelah tahallul awal, jemaah boleh berganti pakaian biasa, memakai bersetubuh dengan pasangannya.
wewangian dan melakukan semua larangan ihram, kecuali bercumbu dan
bersetubuh dengan pasangan. Pendapat mazhab Syafi‟i membolehkan
bercukur sebelum lempar jumrah aqabah, ini menjadi solusi khususnya bagi
Jemaah haji di RSAS atau KKHI yang melaksanakan safari wukuf. Pada
tanggal 10 Dzulhijjah, mereka bisa bercukur tanpa perlu menunggu konfirmasi
petugas yang melakukan badal lempar jumrah.

Ditbina | Ditjen PHU 43


Tata Cara Memotong Rambut

Jumlah rambut kepala yang


dipotong minimal tiga helai
Setelah melempar jamrah Aqabah
rambut. Bagi Jemaah yang
(10 Dzulhijjah)
tidak memiliki rambut kepala,
disunatkan untuk
Jemaah laki-laki
menempelkan dan
memotong rambut
menggerakkan alat cukur di
kepala atau mencukur
kepala
gundul.

Jemaah perempuan hanya


memotong rambut kepala dengan cara
mengumpulkan rambutnya kemudian
memotongnya sebatas ujung jari

Ditbina | Ditjen PHU


Ditjen Penyelenggaraan
Haji dan Umrah
Kementerian Agama RI

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai