Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adhyiesta Nindya Paramita

NIM : 230710101390
Mata Kuliah : Hukum Telematika

Pengusaha Aksesoris Kendaraan Kehilangan Uang Tabungan 1,4 Miliar.


Kasus Perkembangan Teknologi Kronologi Secara Deduktif Analisis Hasil
Modus Penipuan Dalam Format APK, Pada tahun 2023 ini perkembangan Dari kasus pengusaha kita bisa melihat Dari hasil analisis kasus
Pengusaha Aksesoris Kendaraan teknologi sudah sangat canggih. Penipuan betapa majunya teknologi saat ini. penipuan dalam format APK ini
Kehilangan Uang Tabungan 1,4 Miliar. dalam bentuk apapun saat ini sudah terjadi, Sampai-sampai hanya menggunakan APK saya setuju jika dilakukannya
https://www.tribunnews.com/regional/ mulai dari telepon, sms, whatsapp, saja, data pribadi hingga uang tabungan pemeriksaan terhadap pelaku dan
2023/07/07/pengusaha-di-malang-jadi- ecommerce, mobile banking, dan saat ini lagi dapat di retas. Maka kita harus berhati- korban. Agar permasalahan ini
korban-penipuan-modus-undangan- maraknya dalam format APK yang dikirimkan hati jika mendapatkan pesan dari orang cepat terungkap siapa pelakunya
online-uang-rp-14-m-raib-dalam-5-jam melalui pesan whatsApp atau telegram. tidak dikenal. sehingga tidak ada lagi tindak
kejahatan penipuan dalam bentuk
Di masa saat ini kita harus extra berhati hati Apakah kasus ini pelaku dapat di tindak modus apapun. Karena pada
dengan adanya penipuan seperti penipuan pidana? kenyataan kasus ini masih belum
undangan pernikahan online, penipuan resi Jawabannya adalah bisa dan pasti di terselesaikan bahkan pelakunya
dari eskpedisi, penipuan tagihan PLN, tindak pidana. Pada dasarnya semua masih belum ditemukan.
penipuan surat tilang online. tindak kejahatan harus diikuti dengan
pidana seperti yang dikatakan pada teori Sebagai masyarakat juga harus
Pengusaha aksesoris kendaraan asal Absolut. Prof. Mr. J.M van Bemmelen berwaspada dalam menggunakan
Lawang Kabupaten Malang, Jawa timur, dalam buku Hand-en Leerboek van Het media sosial. Memahami
kehilangan uang tabungan Rp 1,4 Miliar Nederlandsche Straftrecht jilid II halaman bagaimana modus-modus yang
direkeningnya usai membuka pesan tautan 12 dan 13 mengemukakan unsur sedang viral. Dan menghimbau
undangan pernikahan yang dikirim via naastenliefde (cinta kepada sesama sesame warga untuk berhati-hati.
WhatsApp. manusia) sebagai dasar adanya norma-
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) norma yang dilanggar oleh para penjahat. Beberapa cara menghindari
mengatakan, dalam kasus penipuan bermodus Kalau benar orang cinta kepada sesama modus penipuan:
file APK, penyerangan berupa mengirimkan manusia, ia tidak layak mencuri, menipu, 1. Jangan asal klik link atau
sebuah program jahat (malware) untuk diinstal membunuh, dan menganiaya. Dengan unduh file APK
di handphone korban. Kemudian, pelaku akan dasar ini, maka kejahatan sudah 2. Konfirmasi ulang dan
mencuri data maupun mengambil alih kendali selayaknya ditanggapi dengan suatu laporkan informasi
perangkat korban. APK ini di golongkan dalam pidana yang dilimpahkan kepada si mecurigakan
kategori berbahaya yang memungkinkan untuk penjahat. Tidak perlu dicari alasan lain. 3. Aktifkan fitur keamanan
meminta akses melakukan aktivitas yang Jadi, kini terdapat nada absolut atau dan rutin ganti password
menagarah ke data-data pribadi pemiliknya. mutlak. 4. Hindari bertransaksi di luar
Salah satu ciri dari penipuan dengan modus platform resmi
file APK ini adalah adanya nomor pengirim tak Di pertegas pula dengan adanya teori 5. Jangan bagikan data
dikenal dan meminta untuk mengunduh file Nisbi yaitu suatu kejahatan tidak mutlak pribadi di media sosial
dengan format APK. harus diikuti dengan suatu pidana. Dari
Di hari yang sama pada pukul 21.00 WIB, teori ini tidak hanya dilihat pada masa Unsur Kebijakan
Silvia mendapat SMS dan email yang lampau tetapi juga masa depan. Mengenai sanksi pidana dari
memberitahukan adanya aktivitas akses ilegal Tujuannya agar dikemudian hari kejahatan tindakan penipuan, telah diatur
yang masuk ke emailnya. yang telah dilakukan tidak lagi terjadi dalam Pasal 378 KUHP yang
Dalam pemberitahuan di email tersebut (prevensi). Prevensi ada dua macam, menyatakan bahwa: “Barangsiapa
menginformasikan terdapat transfer dana dari yaitu prevensi khusus dan umum. dengan tujuan untuk
dua nomor rekening Bank BUMN milik korban, Keduanya berdasar atas gagasan bahwa
ke tiga nomor rekening tak dikenal. Selain itu, mulai dengan ancaman akan dipidana dan menguntungkan diri sendiri atau
ada juga transaksi aneh tak dikenal via m- kemudian dengan dijatuhkannya pidana orang lain secara melawan hukum
Banking layanan perbankan, lalu beberapa orang akan takut menjalankan kejahatan. dengan menggunakan nama palsu
transfer dana ke QRIS, dan beberapa dana ke atau martabat (hoedanigheid)
pulsa ke sebuah nomor ponsel tak dikenal. Di dukung oleh asas-asas yang palsu; dengan tipu muslihat,
Silvia yang memiliki banyak aplikasi mobile terdapat pada UU ITE yaitu, Undang- ataupun rangkaian konflik,
banking di ponselnya tersebut kala itu tak undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang menggerakkan orang lain untuk
mengetahui uangnya akan raib. Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 3 menyerahkan barang sesuatu
Terkurasnya uang Silvia itu terjadi pada menjelaskan asas dan tujuan sebagai kepadanya, atau supaya memberi
pukul 22.00 WIB hingga 03.WIB atau dalam berikut, pemanfaatan Teknologi Informasi utang maupun menghapuskan
kurun waktu lima jam dengan total transaksi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan tagihan, diancam, karena
mencapai Rp 1,4 miliar. berdasarkan asas kepastian hukum, penipuan, dengan hukuman
manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan penjara paling lama empat tahun.”
Tetapi saat ini masih belum ditemukan kebebasan memilih teknologi atau netral
pelakunya, sehingga masih tidak ada ancaman teknologi. Oleh karena itu, perlu diketahui
yang diatur. mengenai aturan yang secara
Asas Kepastian adalah asas dalam khusus mengenai transaksi
Alasan saya mengambil topik ini karena, negara hukum yang mengutakan elektronik. Aturannya adalah
saat ini lagi maraknya korban penipuan dalam landasan peraturan perundang-undangan, Undang-Undang Negara Republik
format APK sehingga masyarakat ketakutan kepatutan dan keadilan dalam setiap Indonesia Nomor 11 Tahun
jika ada yang mengirim pesan dalam bentuk kebijakan penyelenggara negara. Maka 2008 juncto Undang-Undang
APK. Dan tidak sedikit yang mengalami dengan adanya asas ini tindak kejahatan Nomor 19 Tahun 2016 tentang
kerugian hingga miliaran rupiah. Maka dari itu telah di atur di perundang-udangan, Informasi Dan Transaksi Elektronik
harapan saya agar masyarakat lebih sehingga tindak kejahatan ini dapat di
berwaspada dengan canggihnya teknologi tindak pidanakan. Seperti yang ada di Dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE
saat ini, dan lebih berhati-hati dalam Asas Legalitas, yaitu suatu tindakan dijelaskan mengenai kerugian
menggunakan media sosial. hanya bisa dikenai hukuman pidana jika konsumen dalam transaksi
tindakan tersebut telah secara jelas diatur elektronik yaitu:
sebagai perbuatan pidana dalam
perundang-undangan yang berlaku “Setiap Orang dengan sengaja,
sebelum tindakan dilakukan. dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan penipuan yang
Secara deduktif, tempus delicti pada mengakibatkan kerugian
kasusnya terjadi di Lawang Kabupaten konsumen dalam Transaksi
Malang, Jawa Timur, dan terjadi penipuan Elektronik.”
yang menghilangkan uang sejumlah 1,4
Miliar. Sehingga kasus ini dilindungi pada Kemudian jika dilakukan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 pelanggaran terhadap Pasal 28
tentang Informasi dan Transaksi ayat (1) UU ITE maka akan
Elektronik. Di jelaskan pada pasal 1 angka dikenakan ancaman pidana
2 “Transaksi Elektronik adalah perbuatan sebagaimana yang disebutkan
hukum yang dilakukan dengan dalam Pasal 45A ayat (1) UU ITE
menggunakan Komputer, jaringan yaitu:
Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya”. “Setiap Orang yang dengan
Lalu diatur dalam pasal 27 ayat (1) sengaja dan tanpa hak
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa menyebarkan berita bohong dan
hak mendistribusikan dan/atau penipuan yang mengakibatkan
mentransmisikan dan/atau membuat kerugian konsumen dalam
dapat diaksesnya Informasi Elektronik Transaksi Elektronik sebagaimana
dan/atau Dokumen Elektronik yang dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
memiliki muatan yang melanggar dipidana dengan pidana penjara
kesusilaan”. paling lama 6 (enam) tahun
Pasal 28 ayat (1) “Setiap Orang dengan dan/atau denda paling banyak Rp
sengaja dan tanpa hak menyebarkan 1.000. 000.000,00 (satu miliar
berita bohong dan menyesatkan yang rupiah).”
mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik”.
Dan pasal 30 ayat (2) “Setiap Orang
dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara
apa pun dengan tujuan untuk memperoleh
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik”.
Dan dijelaskan pada pasal 45 ayat (1)
“Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)”. Dan pasal 45 ayat (2)
“Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.

Anda mungkin juga menyukai