Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PENUTUP

A. Keseimpulan
Vertigo merupakan salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam
telinga bagian dalam,dan dengan adanya gangguan ini dapat menyebabkan
seseorang merasa pusing dalam keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi
seolah olah berputar. Penyakit vertigo menyebabkan ketidak seimbangan di
dalam Tonusvestibular. Dan penyakit vertigo dapat terjadi akibat hilangnya
Perifer disebabkan oleh kerusakan labirin dan saraf vestibular berdasarkan
hasil laporan kasus,vertigo yang terjadi pada kasus 1 adalah akibat stress atas
masalah pribadinya dan pada kasus ke dua di akibatkan kecelakaan yang
sempat terbenturnya kepala dengan aspal,sehingga terjadinya vertigo. Dan
pada kasus tiga karna kecelakaan motor juga yang tambah parah dengan
Pernahnya mengkonsumsi alkohol. Terapi latihan sebanyak 8 kali terapi yang
di berikan kepada penderita berhasil menghilangkan atau mengatasi problem
pusing dan meningkatkkan keseimbangan dan penderita vertigo.Terapi
latihan yang rutin dan semakin sering di lakukan memungkin kan hilangnya
vertigo dengan cepat.
B. Saran
Segara duduk dan pejamkan mata, bila gejala vertigo muncul saat sedang
berdiri.Hindari berbaring miring dengan bertumpu pada sisi yang mengalami
vertigo.Tidur dengan posisi kepala sedikit terangkat atau lebih tinggi.Cukupi
Asupan cairan dengan minuman air putih.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abraham A., 2014. Peripheral Vertigo – A Study Of 100 Cases: Our Experience.
Journal of Evolution of Medical and Dental Science. Vol 3(27)
Arief T.Q, Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi penelitian untuk ilmu
kesehatan, 1st ed. Surakarta : lembaga pengembangan pendidikan UNS dan
upt penerbitan dan percetakan UNS
Bintoro A. C., 2000. Kecepatan Rerata Aliran Darah Otak Sistem Vertebrobasiler
pada Pasien Vertigo Sentral. Tesis Undip
Bisdorff A., 2013. The Epidemiology of Vertigo, Dizziness, And unsteadiness and
its links to co-mordibities. Frontiers in Neurology. Vol 4 article 2
Brado R. A., et al., 2000. Management of Acute Vertigo with Betahistne. Indian
journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery.Vol 52 no 2
Chaker Rahul T., Eklare, Nishikant. 2012. Vertigo in Cerebrovaskuler
Disease.Otolaryngology Clinics : An International Journal. 4 (1): 46-53
Dahlan M.S., 2011. Besar Sample Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam
Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. 5th ed. Jakarta: Salemba Medika.
Dahlan M.S., 2011. Statitstik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. 5th ed. Jakarta:
Salemba Medika
Dewanto G., 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Edward Y., Roza Y., 2014. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. 3(1)
Enrique S., 2010. Neuropharmacology of Vestibular System Disorders. Institute
of Physiology, Autonomous University of Puebla. 8, 26-40
Farzin S., 2004. The effect of diphenhydramine on the neuromuscular
transmission of the chick biventer cervicis muscle preparation. Journal
Mazandaran University of Medical Science. 14(44): 1 - 13
Fildago J.L., 2013. Experimental design for a Benign Paroxysmal Positional
Vertigo Model. Theoretical Biology and Medical Modelling. 10:21
Gunawan S.G., 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

17

Anda mungkin juga menyukai