Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Cek Kesehatan


Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut (aging
structured population) dengan penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
mencapai angka lebih dari 7%. Hal ini mengakibatkan transisi
epidemiologi di bidang kesehatan seperti meningkatnya angka kesakitan
karena penyakit degeneratif. Anjuran pemerintah dalam rangka mencegah
timbulnya penyakit degeneratif adalah dengan CERDIK, dimana salah satu
poinnya adalah Cek Kesehatan Rutin.

Cek kesehatan merupakan pemeriksaan yang difokuskan pada upaya


pencegahan primer dan sekunder, yaitu mendeteksi berbagai faktor
kesehatan secara menyeluruh yang dapat menimbulkan penyakit tertentu di
kemudian hari. Harapan dari melakukan cek kesehatan adalah mengetahui
berbagai faktor risiko penyakit sehingga dapat mencegah penyakit tersebut
dengan melakukan perubahan - perubahan, misalnya mengubah kebiasaan
merugikan tubuh dan mungkin juga bantuan obat-obatan.

B. Jenis-Jenis Cek Kesehatan Rutin


Berikut ini adalah beberapa cek kesehatan dasar yang penting dilakukan
secara rutin.

1. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan hal yang sangat penting dalam bidang
kesehatan pada umumnya, karena tekanan darah merupakan faktor
yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem
kardiovaskular seseorang. Tekanan darah adalah tenaga yang di
gunakan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan
ini harus seimbang, yaitu cukup untuk menghasilkan daya dorong
terhadap darah dan tidak boleh terlalu berlebihan (tinggi) yang dapat
menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung. Selain itu,
pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan sebagai bagian dari
pemeriksaan kesehatan rutin atau sebagai skrining untuk tekanan darah
tinggi (hipertensi). Adapun untuk nilai normal dari tekanan darah pada
orang dewasa berada di kisaran 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
Sedangkan pada lansia direntang angka yang sedikit lebih tinggi, yakni
130/80 mmHg hingga 140/90 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥
90 mmHg. Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) tahun 2011, satu milyar orang di dunia menderita
hipertensi, dua pertiga di antaranya berada di Negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sedang. Prevalensi hipertensi akan terus
meningkatk tajam diprediksikan pada tahun 2025 nanti sekitar 29%
orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Hipertensi telah
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun 1,5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara, yang sepertiga populasinya
menderita hipertensi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah
sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi tertinggi di provinsi Bangka
Belitung (30,9%), dan terendah di provinsi Papua (16,8%). Provinsi
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat merupakan
provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka
nasional.
Hipertensi sering disebut sebagai ‘the silent killer” karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap
hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terapat penyakit
penyulit atau komplikasi dari hipertensi. Hasil Riskesdas 2013 dan
studi di Puskesmas diketahui bahwa hanya sepertiga penderita
hipertensi (36,8%) yang terdiagnosisi oleh tenaga kesehatan dan hanya
0,7% yang minum obat.
Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan tensimeter
(sphygmomanometer) yang ditempatkan di atas arteri brakhialis pada
lengan. Tensimeter (sphygmomanometer) terbagi tiga jenis yaitu
tensimeter air raksa (mercury), tensimeter pegas (aneroid) dan
tensimeter digital (automatic).
Tensimeter air raksa adalah tensimeter yang pertama kali digunakan.
Tensimeter jenis ini menggunakan air raksa dan memerlukan stetoskop
untuk mendengar munculnya bunyi saluran tekanan sistolik dan
diastolik. Namun, karena masalah lingkungan tentang pembuangan
limbah medis yang tercemar air raksa dan risiko berbahaya akibat
tumpahan atau pecahan air raksanya, tensimeter air raksa dihapus
dalam peraturan kesehatan. Pada tahun I998, badan Perlindungan
Lingkungan dan Rumah Sakit Amerika setuju untuk menghilangkan
limbah air raksa yang terkandung dalam industri pelayanan kesehatan
pada tahun 2005. Oleh karena itu, banyak lembaga kesehatan yang
beralih ke tensimeter pegas.
Tensimeter pegas atau aneroid adalah tensimeter yang menggunakan
putaran berangka atau jarum, tensimeter ini lebih aman karena tidak
menggunakan air raksa. Sama halnya dengan air raksa, tensimeter ini
juga memerlukan stetoskop dalam penggunaannya. Dan yang terbaru
adalah tensimeter digital (automatic), tensimeter ini sangat mudah dan
praktis dalam penggunaannya dan tidak memerlukan stetoskop.
Dengan tensimeter ini, pemeriksa cukup menyalakan alat tersebut
kemudian memompa manset untuk mengetahui tekanan darahnya.
Tekanan darah akan terukur dengan sendirinya oleh alat dan
ditampilkan dalam bentuk angka pada layar LCD.

2. Kadar Gula Darah


Indonesia menjadi salah satu negara kasus diabetes tertinggi di dunia.
Menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2021, saat
ini Indonesia menempati posisi kelima dalam daftar kasus diabetes
tertinggi di dunia. Dikenal dengan nama penyakit gula, diabetes
merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar
gula darah (glukosa) di atas batas normal.
Menurut data IDF tahun 2021, 537 juta orang dewasa (20-79 tahun)
atau 1 dari 10 -- hidup dengan diabetes, termasuk diabetes tipe 1 dan
tipe 2, serta didiagnosis dan diabetes yang tidak terdiagnosis. Angka
ini diprediksi akan meningkat menjadi 643 juta pada 2030 dan 784 juta
pada 2045. Diabetes bertanggung jawab atas 6,7 juta kematian pada
2021 - 1 orang setiap 5 detik. Berdasarkan data tersebut, lebih dari 4
dari 5 (81 persen) orang dewasa dengan diabetes tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah.
Gula darah adalah istilah yang mengacu pada tingkat glukosa di dalam
darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah
adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Glukosa darah
karbohidrat terpenting bagi tubuh karena glukosa bertindak sebagai
bahan bakar metabolik utama. Glukosa merupakan produk akhir dari
metabolimse karbohidrat. Sebagain besar karbohidrat diabsorpsi ke
dalam darah dalam bentuk glukosa.
Glukosa darah dibagi menjadi dua yaitu, hiperglikemia dan
hipoglikemia. Hiperglikemia bisa terjadi karena asupan karbohidrat
dan glukosa yang berlebihan. Beberapa tanda dan gejala dari
hiperglikemia yaitu peningkatan rasa haus, nyeri kepala, sulit
kosentrasi, penglihatan kabur, peningkatan frekuensi berkemih, letih,
lemah, dan penurunan berat badan. Sedangkan hipoglikemia juga bisa
terjadi kaerana asupan karbohidrat dan glukosa kurang. Beberapa tanda
dan gejala dari hipoglikemia yaitu gangguan kesadaran, gangguan
penglihatan, gangguan daya ingat, berkeringat, tremor, palpitasi,
takikardia, gelisah, pucat, kedinginan, gugup, dan rasa lapar (M. Mufti
dkk,2015).
Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit
sepanjang hari, yaitu 4-8 mmol/l (70–150 mg/dl). Tingkat ini akan
meningkat setelah makan, namun biasanya berada pada level terendah
pada pagi hari sebelum makan. Kadar glukosa darah dalam keadaan
normal berkisar antara 70-100 mg/dl, kadar gula 2 jam postrandial
<140mg/dl, dan kadar gula darah sewaktu < 140 mg/dl
(Widyastuti,2011). Umumnya pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan
adam urat dilakukan di laboratorium oleh tenaga tenaga medi.
Perkembangan alat pengontrol gula darah, kolesterol dan asam urat
dari tahun ke tahun.
Penelitian oleh Angriani (2020) pada pembuatan prototipe alat
pengukur kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat menggunakan
sensor pulse oximeter yang dapat diakses melalui database Visual
Basic menghasilkan prototipe alat dengan akurasi hingga 98.79%. Dan
sekarang alat pengukur kadar gula darah Easy Touch GCU Meter
Device merupakan alat yang digunkan untuk melakukan pemeriksaan
kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat sekaligus.
3. Kolesterol dan Asam Urat
Salah satu gangguan kesehatan yang umum dialami oleh masyarakat
Indonesia adalah penyakit kolesterol. Kadar kolesterol dapat dipahami
sebagai jumlah komponen lemak yang terkandung di dalam darah
(Lestari et al., 2020). Kolesterol merupakan golongan lipid yang tak
terhidrolisis dan steroid alkohol utama dalam jaringan tubuh manusia.
Ada dua kolesterol yang diproduksi oleh tubuh di antaranya HDL
(High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein). HDL
termasuk jenis kolesterol baik yang berfungsi membersihkan kolesterol
berbahaya di dalam darah. Sedangkan LDL dikategorikan sebagai
kolesterol jahat yang dapat menyebabkan penyumbatan pada dinding
pembuluh darah arteri koroner (Morika et al., 2020).
Kadar kolesterol normal dalam darah sejumlah < 200 mg/dl, kadar
kolesterol berisiko sedang antara 200-240 mg/dl dan kadar kolesterol
berisiko tinggi bernilai > 240 mg/dl (Sinulingga, 2020).
Hiperkolesterolemia merupakan bentuk gangguan kadar lemak yang
terjadi dalam darah. Kolesterol memiliki fungsi guna bagi tubuh, tetapi
dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek samping penyakit
(Anggaini & Fathrah, 2018; Lestari et al., 2020). Efek samping yang
terjadi akibat hiperkolesterolemia di antaranya hipertensi,
penyumbatan pembuluh darah, dan penyakit kardiovaskular lainnya
(Gidding & Allen, 2019; Lestari et al., 2020).
Pola hidup yang tidak sehat juga menyebabkan timbulnya penyakit
asam urat. Asam urat adalah salah satu penyakit yang tidak mematikan,
namun jika kadarnya terlalu berlebih maka bisa menimbulkan
komplikasi penyakit seperti batu ginjal, radang sendi dan gagal ginjal
(Ariyanti & Cahyani, 2020). Tentunya, jika seseorang memiliki kadar
asam urat tinggi dalam tubuh perlu melakukan pemeriksaan lebih
lanjut agar dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (Hasan et
al., 2019).
Kadar asam urat normal pada laki-laki berkisar antara 3,6 – 8,2 mg/dl
dan pada perempuan antara 2,3 – 6,1 mg/dl. Asam urat dalam tubuh
manusia dapat berfungsi sebagai antioksidan, namun dalam jumlah
berlebih fungsinya terbalik menjadi prooksidan (Martsiningsih &
Otnel, 2016). Asam urat dapat menyebabkan gangguan persendian
(linusendi). WHO mencatat bahwa sejumlah 81% masyarakat
Indonesia mengalami gangguan persendian (Ariyanti & Cahyani,
2020). Asam urat merupakan salah satu penyakit degeneratif yang
sering terjadi pada lansia. Menurut WHO 2015, penderita asam urat di
Indonesia berusia dibawah 34 tahun berkisar pada angka 32% dan
penderita diatas 34 tahun sebesar 68% (Hasan et al., 2019). Resiko
asam urat tidak hanya terjadi pada masyarakat lansia (lanjut usia),
tetapi usia remaja dan dewasa juga terancam.
Baik glukosa, kadar kolesterol atau kadar asam urat, biasa diukur
dengan pengambilan sampel darah menggunakan metode invasif.
Pengambilan sampel darah menggunakan test strip dan portable easy
touch yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada bagian yang ditusuk
jarum serta pada beberapa orang menimbulkan ketakutan (Fitri &
Maisoha, 2020). Selain itu, penggunaan alat tersebut menghasilkan
limbah medis yang sulit diurai dan memiliki potensi membahayakan
seperti jarum, bekas strip alat tes darah dan kapas alkohol dari darah
pasien (Samaria et al., 2018). Limbah medis merupakan bentuk
masalah serius yang disebabkan karena penggunaan alat-alat medis.
Hal ini tentunya perlu ditangani sedini mungkin. Dilansir dari
Ridwansah (2020), kementerian kesehatan mencatat pada tahun 2019
ada sekitar 295 ton/hari limbah medis yang dihasilkan di Indonesia dan
terus meningkat 30% selama pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Rskariadi.co.id. “Manfaat Cek Kesehatan Rutin”. 27 Juli 2023.


https://www.rskariadi.co.id/news/94/MANFAAT-CEK-KESEHATAN-
RUTIN/Artikel#:~:text=Cek%20kesehatan%20merupakan
%20pemeriksaan%20yang,penyakit%20tertentu%20di%20kemudian
%20hari.
Eriska, E., Adrianto, A., Basyar, E. 2016. Kesesuaian Tipe Tensimeter Pegas dan
Tensimeter Digital Terhadap Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia
Dewasa. Jurnal Kedokteran Diponegoro, Volume 5, Nomor 4, Oktober
2016. ISSN Online: 2540-8844.
Shofani, M., Hardianto, F., Sumarti, H. Alkukosrat: Pengembangan Alat
Kolesterol dan Asam Urat Secara Non-Invasif Menggunakan Sensor
TCRT-5000. Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya,
2021. E-ISSN: 2548-8325/P-ISSN: 2548-8317.
Kemenkes. (2021). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI, 1 (5), 1. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20220927/2841159/konsumsi-gula-berlebih-waspadai-risikonya/

Organisasi Kesehatan Dunia. (2013). Hipertensi.


https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/hari-hipertensi-dunia-2013-know-your-
number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik 17 Mei 2021.
Liga Hipertensi Dunia. (2021). https://promkes.kemkes.go.id/hari-hipertensi-
sedunia-2021-cegah-dan-kendalikan-hipertensi-untuk-hidup-sehat-lebih-
lama 17 Juli 2021

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2013
Kemenkes. (2021). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI, 1(1), 1.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-
penyebab-kematian-terbanyak-ke-2- di-indonesia.html
Angriani, M. D. (2020). Rancang Bangun Alat Pengukur Kandungan Gula Darah,
Kolesterol dan Asam Urat Menggunakan Sensor Pulse Berbasis Arduino.
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Bhavendra, A. A. G. B., & Wardana, I. N. G. (2021). Asam urat serum tinggi dan
risiko mortalitas kardiovaskular: sebuah tinjauan sistematik penelitian
kohort. Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis, 12(1), 41–46.
https://doi.org/10.15562/ism.v12i1.945
Sutarya, D., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., Budi, U., & Selatan, J. (2021).
Sistem Monitoring Kadar Gula Darah , Kolestrol dan Asam Urat secara
Non Invasive menggunakan Sensor. Jurnal Joule : Jurnal Ilmiah Teknologi
Energi, Teknologi Media Komunikasi Dan Instrumentasi Kendali, 1(1),
25–34.
WHO. (2021). Cardiovascular diseases. In Bulletin of the Pan American Health
Organization (Vol. 18, Issue 3).
John W. Kimball Biology Page. 2010 https://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah,
Diakses pada Kamis, 27 Juli 2023, Pukul 16.18 WIB.

Anda mungkin juga menyukai