PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
stroke dan kanker. Hipertensi menjadi satu dari sekian kumpulan penyakit
tidak menular serta masih jadi satu dari sekian permasalahan medis dengan
dengan sebutan silent killer karena hipertensi tak membawa tanda yang
khusus tapi dapat memicu angka stroke, serangan jantung, penyakit ginjal
1
2
Terlebih lagi hipertensi pun satu dari sekian sebab primer kematian dini di
darah tinggi, dari data World Health Organization (WHO) yang dimana
satu dari tiga orang di dunia mengalami tekanan darah tinggi. Jumlah
penderita tekanan darah tinggi terus naik dari tahun ke tahun, dan
10,44 juta meninggal karena tekanan darah tinggi serta komplikasinya dari
tekanan darah tinggi secara mendunia saat ini yaitu, 22% dari populasi
tahun 2018 dari 219.324 warga berusia ≥ 15-59 tahun, sebanyak 22.127
Hipertensi atau tekanan darah tinggi itu ialah tekanan darah yang
faktor genetik. Hipertensi pun bisa jadi satu dari sekian gangguan rasa
nyaman yang diderita pasien yang bisa terbentuk pada aspek biologis,
udah lelah dan lemas. (Maryani et al., 2022). Tanda dan gejala pada pasien
di sarana kesehatan baik primer ataupun sekunder. Masalah ini pun yang
umum serta sering diacuhkan oleh kebanyakan orang yakni pola tidur.
(Kusumaningrum, 2020)
yang buruk pada lansia bisa sangat berspengaruh pada naiknya tekanan
antibodi lansia serta gejala lemas dan kecapean hingga saat lansia dapat
masalah hidup akan membuat lansia akan ke keadaan tak berdaya atau
kualitas tidur yang buruk lansia bisa menjadi pengaruh hipertensi sebagai
serta kualitas hidup, karena kualitas tidur yang buruk merupakan ciri dari
sekian banyak penyakit serta terdapat hubungan yang erat antara kesehatan
darah. Tidur membuat mengganggu fungsi sistem saraf otonom, yang akan
simpatik yang terjadi sekitar 10-20% dari tekanan darah normal. Kualitas
tidur yang buruk seringkali disebabkan oleh seringnya terbangun dan sulit
5
al., 2020)
tidak merasa lelah, terjaga dan gelisah, mengantuk dan apatis, mata gelap,
kelopak mata bengkak, kemerahan, sakit mata, pusing dan sering sleep
apnea. (Destriyani et al., 2019). Dalam hal kualitas tidur, daya tahan
seseorang selalu tidur, bukan hanya mendapatkan jumlah total atau durasi
darah tinggi pada pasien hipertensi. Biasanya, tekanan darah lebih rendah
pada saat kita tidur normal (sekitar 10-20% masih dianggap normal)
darah tidak turun saat tidur, meningkatnya risiko terkena tekanan darah
al., 2022)
merasa tak segar serta bugar ketika terbangun dari tidur karena mengalami
dunia maupun di Indonesia, bahkan di Jawa Barat itu sendiri salah satunya
4 Baros 66 70 136
5 Lembursitu 60 76 136
6 Cikundul 45 42 87
7 Cipelang 32 35 67
8 Sukakarya 29 37 66
9 Karang Tengah 26 32 58
10 Gedong Panjang 21 26 47
11 Tipar 19 23 42
12 Benteng 20 22 42
13 Nanggeleng 12 14 26
14 Cibereum Hilir 9 11 20
15 Limus Nunggal 8 9 17
diatas 60 tahun (lansia). Penderita hipertensi pada usia di atas 60 tahun terbesar
kedua berada di UPTD PPK BLUD Puskesmas Selabatu Kota Sukabumi. Peneliti
No Kelurahan Jumlah
8
1. Selabatu 889
2. Cikole 678
TOTAL 1844
jika malam hari sering terbangun di malam hari dengan tekanan darah >
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Sukabumi.
D. Manfaat Penelitian
10
1. Bagi Peneliti
pasien hipertensi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
11
12
2. Etiologi
a. Hipertensi Primer
hipertensi esensial :
b. Hipertensi Sekunder
(hipraldosteronisme).
13
1) Penyakit Ginjal
2) Diabetes Mellitus
3. Klasifikasi Hipertensi
hipertensi :
b. Hipertensi Sekunder
Selain itu, tekanan darah tinggi juga dibagi menurut tekanannya, yaitu :
tekanan darah diastolik. Pada jenis tekanan darah tinggi ini, terjadi
rileks.relaks.
tekanan diastolik dan paling sering terjadi pada usia yang lebih tua.
4. Gejala Hipertensi
gejala yang terlihat, sebagian besar penderitanya baru menyadari adanya tekanan
darah tinggi atau tekanan darah tinggi setelah diperiksa di fasilitas kesehatan, baik
primer maupun sekunder. Ini juga menyebabkan hipertensi yang mana dikenal
a. Cephalgia
b. Gelisah
c. palpitasi
d. Pusing
e. Penglihatan kabur
g. Mudah Lelah
16
5. Manifestasi Klinis
permanen.
6. Patofisiologi
tetapi juga pada kontrol aliran darah ke otak, yang pada gilirannya
tetapi juga pada kontrol aliran darah ke otak, yang pada gilirannya
d. Inflamasi
e. Insulin Sensitif
7. Pemeriksaan Penunjang
hipikoagulabilitas.
ginjal.
jantung hipertensi.
pembesaran jantung.
8. Penatalaksanaan
1) Modifikasi diet :
20
a) Pembatasan natrium
2) Berhenti merokok
3) Penatalaksanaan stress
c. Langkah III : Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang
kelasyang berbeda.
9. Komplikasi
a. Retinopati Hipertensif
darah retina yang kecil dapat dirusak oleh tekanan darah tinggi.
dinding pembuluh darah atau jaringan parut dari trombus yang telah
jaringan otak.
23
arteri. Jika tekanan darah bisa diturunkan sekali lagi, sindrom ini
pernah berkembang.
disebut dengan tensimeter agar hasil pemeriksaat tepat dan akurat. Saat
2022).
B. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
kerusakan fisik. Tanda lainnya adalah mudah lelah, stamina cepat turun,
mudah lelah, dan gigi tanggal. Istilah lain adalah perubahan mental-
(Hastuti, 2020).
adalah proses alami yang tidak bisa dihentikan pada siapa pun dan
psikologis bekerja.
25
Kondisi ini disebabkan oleh sikap sosial yang kurang baik terhadap
dengan buruk.
3. Tipe Lansia
beberapa poin :
b. Tipe mandiri
d. Tipe pasrah
rajin.
27
e. Tipe bingung
a. Tipe optimis
b. Tipe konstruktif
c. Tipe kecenderungan
Sebagian besar lansia dari kelompok ini tidak aktif. kurang ambisi
d. Tipe defensive
f. Tipe bermusuhan
mereka.
Orang yang lebih tua ini sering disalahkan. Proses ini menghasilkan
bahaya terkena hipertensi adalah kurang tidur. tidur yang buruk juga
2. Tahap tidur
(NREM) adalah dua tahap tidur yang berbeda. Fase tidur NREM, yang
tidur. Fase REM datang berikutnya. Sekitar 4-6 siklus setiap malam
pada tahap ini, mereka cenderung memiliki tidur yang dangkal dan
rentan untuk dibangunkan oleh isyarat seperti suara. Pada tahap ini
ini.
bangun, Anda hampir tidak pernah bergerak, dan otot Anda benar-
benar rileks. Indikator vital turun tetapi tetap stabil. Durasi setiap
Tahap tidur terdalam adalah pada titik ini. Orang yang tidur
ini dan akan merasa sulit untuk bangun jika mereka kurang tidur.
menit.
REM. Prosesnya lebih cepat selama satu jam pertama REM serta
mimpi REM akan lebih jelas dan jelas, yang dianggap penting
tidur NREM dan 1 episode tidur REM. Siklus ini berkembang dari
dan dua, yang diikuti dengan periode tidur REM. Pada siklus tidur,
a. Penyakit
depresi.
b. Stress emosional
tidur, orang tersebut sering terbangun atau tidur dalam waktu yang
c. Obat – obatan
32
d. Lingkungan
yang tenang.
e. Asupan makanan
Quality Index (PSQI) meliputi kualitas tidur subyektif, tidur laten, tidur
standar.
dengan salah satu kategori atau topik yang disebutkan di atas. Kisaran
membuat skor akhir, yang berkisar dari 0 hingga 21. Dapat dikatakan
penelitian tersebut :
- square didapatkan hasil p - value 0,045 < K = 0,05. Maka ada hubungan
darah sistolik dan nilai p = 0,001 (p < 0,005) untuk kualitas tidur
ada hubungan kualitas tidur terhadap tekanan darah pada wanita lansia.
ini memakai metode survey analitik dan desain penelitian cross sectional
Hasil univariat didapatkan hasil tekanan darah pada lansia hipertensi yaitu
kualitas tidur yang baik dan 15 responden (50%) mengalami kualitas tidur
simpulan ada hubungan yang signifikan dan kuat di antara kualitas tidur
E. Kerangka Pemikiran
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Tekanan darah adalah jumlah kekuatan atau tekanan yang diterapkan darah
kontraksi otot ventrikel jantung, dan tekanan darah diastolik adalah akibat
Kualitas Kejadian
Tidur Hipertensi
37
Keterangan :
F. Hipotesis Penelitian
antara dua atau lebih variabel juga disebut sebagai hipotesis dan dapat
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2022).
pengamatan data variabel bebas dan terikat hanya sekali dalam satu waktu,
Sukabumi.
1. Lokasi
38
39
2. Waktu
2023.
C. Variabel Penelitian
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.. Variabel tak
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual dari penelitian ini adalah kualitas tidur dan tekanan
2. Definisi Operasional
1. Populasi
sifat tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk diteliti dan dari mana
ini didasarkan pada rata – rata jumlah kunjungan pasien selama 1 (satu)
79 orang.
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
sebagai berikut :
43
b. Kriteria Eksklusi
5. Ukuran Sampel
N
n= 2
1+ N e
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
e = Tingkat kekeliruan yang diinginkan (0,05)
44
sebagai berikut :
N
n=
1+ N ( e 2 )
79
= 2
1+ 79(0 , 05)
79
= 1,1975 = 66
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder,
yaitu :
1. Jenis Data
a. Data Primer
angka, simbol, atau sifat. (Budhiana, 2019). Data primer adalah jenis
(Sugiyono, 2022).
pada lansia.
b. Data Sekunder
media perantara (dicatat oleh orang lain) secara tidak langsung. Data
Kota Sukabumi.
G. Instrumen Penelitian
tidur baik dan kualitas tidur buruk. Rentang jumlah skor PSQI adalah 0 s.d
pemeriksaan hipertensi maka tidak terjadi hipertensi dan > 5 kali dalam
hipertensi.
1. Editing
pertanyaan.
2. Coding
tahun, kategori 2 untuk 65-70 tahun, kategori 3 untuk 70-75 tahun dan
Kemudian kualitas tidur kode 1 untuk kualitas tidur buruk dan kode 2
untuk kualitas tidur baik dan yang terakhir yaitu kejadian hipertensi
3. Scoring
pada setiap pilihan jawaban pertanyaan pada setiap variable pada skala
tidur dengan score tidak pernah (0), 1x/ minggu (1), 1-2x/ minggu (2),
4. Data Entry
analisis data.
5. Cleaning
tujuan dari analisa data ini adalah agar diperoleh suatu kesimpulan
software program SPSS 16.0. Analisa data dalam penelitian ini meliputi :
kejadian hipertensi.
2. Analisis Univariat
yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan untuk
F
P= ×100%
n
Keterangan :
sebagai berikut :
3. Analisa Bivariat
2019).
52
x =∑ ¿ ¿ ¿
2
Keterangan:
𝑥2 : Nilai Chi-square
= 0,05 maka H0 ditolak atau tidak ada hubungan antara kualitas tidur
J. Prosedur Penelitian
yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian antara lain melalui tiga
tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap ini diawali
2. Tahap Pelaksanaan
b. Pengambilan data
f. Membagikan kuesioner.
g. Mengumpulkan kuesioner.
i. Menarik kesimpulan.
3. Tahap Pelaporan
dipublikasikan.
K. Etika Penelitian
berikut:
1. Menghormati Martabat
2. Asas Kemanfaatan
4. Informed Consent
responden.
6. Confidential (Kerahasiaan)
hal lain, maka masalah ini menjadi sesuatu yang etis. Hanya kelompok
UPTD PPK BLUD Puskesmas Selabatu Kota Sukabumi. Hasil penelitian ini
dan pengolahan data yang telah dilakukan dalam bentuk kuesioner, maka hasil
57
58
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
yaitu :
43 orang (65,2%).
59
43 orang (65,2%).
yaitu:
Baik 30 45,5
Buruk 36 54,5
Jumlah 66 100
62
Lansia
34 orang (51,5%).
63
2. Analisa Bivariat
Kejadian Hipertensi
Kualitas
Tidak Jumlah %
Tidur Terjadi % %
Terjadi
memiliki kualitas tidur buruk sebagian besar (> 5 Kali) atau terjadi
orang (34,9%) dan sebagian kecil (> 5 Kali) atau terjadi kejadian
= 0,000 yang berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada hubungan
B. Pembahasan
36 orang (54,5%) dan sebagian kecil memiliki kualitas tidur yang baik
rata-rata 6 jam sehari. Bayi baru lahir tidur rata-rata 18 jam per hari,
masing rata-rata 10 jam per hari dan 8,5 jam per hari. Tidur malam
yang baik adalah lansia dapat dengan mudah tidur selama 9 jam,
tidur, dan merasa lelah saat bangun. di pagi hari. (Setianingsih et al.,
2021)
et al., 2021)
yaitu :
mengalami kegelisahan.
REM.
proses tidur.
Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah alat yang berguna untuk
tidur yang baik dan buruk, dibuatlah PSQI. Kualitas tidur subyektif,
dan mencapai periode tidur REM dan NREM yang tepat. Pengalaman
waktu tidur 6-7 jam setiap hari, namun kebutuhan setiap orang
Hal ini sesuai dengan teori yaitu Masalah kualitas tidur adalah
salah satu gangguan terkait penuaan; lebih dari separuh populasi lanjut
2020)
mengalami mimpi buruk, dan sulit tidur. Lansia lebih rentan terhadap
butuhkan. Hal ini selaras dengan penelitian pada tabel 4.6 dapat dilihat
69
orang (48,5).
Gaya hidup (pola olahraga dan istirahat), pilihan diet (asupan lemak
dapat dimodifikasi, seperti jenis kelamin, usia, dan genetika; dan yang
bisa diubah atau yang bisa dimodifikasi, seperti pola makan (junk
memiliki kualitas tidur buruk sebagian besar (> 5 Kali) atau terjadi
71
orang (10,6%).
Hasil penelitian pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai p - value =
0,00 yang berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada hubungan
2021 P= 0,000 < 0,05 atau Terdapat hubungan kualitas tidur dengan
menit setiap kali, dan terbiasa bangun sekitar jam 4 pagi, sehingga
tidur kurang dari 6 jam setiap malam. Menurut temuan studi tersebut,
hal tersebut, lansia perlu tidur minimal 6-7 jam setiap malam agar
ada risiko 20% bahwa tekanan darah akan meningkat jika penurunan
khas yang biasanya terjadi saat seseorang tidur tidak terjadi. hipertensi
jantung dan pembuluh darah. Kualitas tidur yang buruk juga dapat
mengubah fungsi sistem saraf otonom dan proses fisiologis lain yang
tinggi pada mereka yang mengalami gangguan tidur dan durasi tidur
tubuh dipengaruhi dan terganggu oleh kualitas tidur yang buruk dan
2020).
A. Kesimpulan
B. Saran
76
77