Anda di halaman 1dari 6

UTS

Nama : Ronna Fitriah

NIM : 22804241077

Kelas : C22

Matkul : Ekonomi Kerakyatan

1. Bagaimana analisis kritis anda terhadap ekonomi rakyat dan ekonomi kerakyatan dilihat dari
sudut pandang:
a. pemberdayaan
b. penerapan
Jawab:
Sebelum masuk kedalam analisis kritis mari saya jelaskan sedikit tentang konsep Ekonomi
Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan. Pertama, Ekonomi Rakyat merupakan konsep yang
menekankan peran rakyat biasa dalam perekonomian. Ini berarti bahwa individu, keluarga, atau
kelompok kecil memiliki usaha kecil seperti warung, pertanian kecil, atau toko kecil. Dalam
ekonomi rakyat, orang-orang berusaha mandiri. Analisis kritis terhadap ini mencoba memahami
apakah kondisi dan peluang usaha ini memungkinkan orang untuk menjadi lebih kuat secara
ekonomi dan memiliki kendali atas kehidupan mereka.
Sedangkan, Ekonomi Kerakyatan ini mirip dengan Ekonomi Rakyat, tetapi lebih
menekankan pada partisipasi demokratis dalam pengambilan keputusan ekonomi. Ini berarti
bahwa masyarakat berkolaborasi dalam mengelola sumber daya ekonomi, mengambil
keputusan bersama, dan memastikan manfaatnya tersebar adil. Dalam analisis kritis terhadap
ekonomi kerakyatan, kita harus memeriksa sejauh mana sistem ini benar-benar memberdayakan
masyarakat dalam pengambilan keputusan dan manfaat ekonomi.
a. Pemberdayaan. Lalu apa saja analisis kritis terkait 2 konsep tersebut. Pemberdayaan sendiri
dalam konteks ekonomi adalah memberi orang lebih banyak kendali dan keputusan atas
kehidupan mereka, serta menigkatkan kualitas hidup mereka. Berikut analisis kritis yang
bisa saya dapatkan:
• Kepemilikan dan kontrol sumber daya: Analisis perlu mempertimbangkan siapa yang
memiliki dan mengendalikan sumber daya ekonomi dalam kedua model ini. Apakah
sumber daya tersebut berada di tangan individu atau kelompok rakyat? Apakah
masyarakat memiliki kontrol atas penggunaan sumber daya ini? Pemberdayaan
melibatkan penguasaan atas sumber daya ekonomi.
• Partisipasi dalam pengambilan keputusan: Pemberdayaan masyarakat juga berarti
masyarakat memiliki suara dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan
ekonomi mereka. Analisis harus mempertimbangkan sejauh mana masyarakat dapat
berpartisipasi dalam menentukan kebijakan, regulasi, dan tujuan ekonomi.
• Akses dan kesetaraan: Kedua model ini perlu dievaluasi dari perspektif akses dan
kesetaraan. Apakah semua anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
terlibat dalam ekonomi rakyat atau kerakyatan? Apakah ada hambatan yang menghalangi
kelompok-kelompok tertentu dari akses yang adil ke sumber daya dan peluang?
• Manfaat yang merata: Pemberdayaan ekonomi melibatkan distribusi manfaat yang adil
kepada seluruh masyarakat. Dalam analisis kritis, perlu dievaluasi sejauh mana ekonomi
rakyat atau kerakyatan memberikan manfaat ekonomi yang merata. Apakah hanya
sebagian kecil orang yang mendapatkan manfaat besar, atau apakah manfaat tersebut
disebar secara adil?
• Pengembangan kapasitas: Pemberdayaan juga melibatkan pengembangan kapasitas
masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi. Analisis perlu mempertimbangkan
apakah model-model ini mendukung pelatihan, pendidikan, dan perkembangan
keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
• Resiliensi dan keberlanjutan: Dalam menghadapi tantangan ekonomi, model-model ini
harus dinilai dari seberapa baik mereka memungkinkan masyarakat untuk mengatasi
krisis, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan membangun ekonomi yang tahan terhadap
perubahan.
• Keadilan sosial: Pemberdayaan ekonomi juga mencakup aspek keadilan sosial. Analisis
perlu mempertimbangkan sejauh mana model-model ini berkontribusi pada pengurangan
kesenjangan ekonomi dan sosial serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
b. Penerapan. Dalam konteks ekonomi penerapan berkaitan dengan cara model-model
ekonomi atau kebijakan ekonomi dijalankan dan diimplementasikan dalam praktik sehari-
hari. Penerapan merujuk pada langkah-langkah konkret dengan tujuan mencapai hasil yang
diinginkan. Berikut analisis kritis yang saya dapatkan:
• Kebijakan dan regulasi: Pertama-tama, kita perlu melihat apakah pemerintah dan
lembaga-lembaga terkait telah mengadopsi kebijakan dan regulasi yang mendukung
ekonomi rakyat dan kerakyatan. Ini termasuk pengaturan yang memungkinkan
kepemilikan usaha kecil dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
• Akses sumber daya dan modal: Analisis harus mencakup sejauh mana masyarakat
memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya dan modal yang diperlukan untuk
menjalankan usaha kecil atau berpartisipasi dalam ekonomi kerakyatan. Hal ini
termasuk akses terhadap pinjaman, pelatihan, dan bantuan teknis.
• Partisipasi masyarakat: Dalam ekonomi kerakyatan, partisipasi aktif masyarakat
dalam mengelola sumber daya dan pengambilan keputusan ekonomi sangat penting.
Analisis perlu mengevaluasi apakah masyarakat benar-benar terlibat dalam proses
ini atau apakah keputusan masih diambil oleh pihak-pihak tertentu.
• Pengaruh kebijakan eksternal: Faktor-faktor eksternal, seperti perubahan dalam
ekonomi global atau kebijakan nasional yang lebih besar, juga perlu diperhitungkan.
Bagaimana model-model ini beradaptasi dengan perubahan eksternal ini adalah
pertimbangan penting dalam analisis.
• Distribusi manfaat: Penerapan model-model ini juga harus dianalisis dari perspektif
distribusi manfaat ekonomi. Apakah manfaat ekonomi yang dihasilkan benar-benar
merata di seluruh lapisan masyarakat, ataukah hanya sebagian kecil orang yang
mendapat manfaat yang signifikan?
• Pengukuran kinerja: Metrik dan indikator yang jelas perlu diterapkan untuk
mengukur kinerja ekonomi rakyat dan kerakyatan. Ini termasuk pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, tingkat kemiskinan, dan aspek-aspek lain yang
relevan.
• Evaluasi dampak lingkungan: Ekonomi kerakyatan juga harus dievaluasi dari
perspektif dampak lingkungan. Bagaimana model-model ini memengaruhi
lingkungan dan keberlanjutan sumber daya perlu diperhitungkan.

2. Baca dan cermati artikel terlampir, Berikan argumentasi anda secara mendalam terhadap artikel
tersebut dengan lengkap!
Jawab:
Berdasarkan artikel yang terlampir, potret UMKM Indonesia menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan dan kontrol usaha kecil ini masih didominasi oleh sejumlah kecil individu. Hal ini
memiliki potensi implikasi yang signifikan terhadap perekonomian rakyat dan proses
pengambilan keputusan dalam ekonomi rakyat secara keseluruhan.
Berikut beberapa argumen yang bisa saya lampirkan terkait artikel tersebut:
a. Pentingnya UMKM: UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia
dengan menyediakan lapangan pekerjaan, terutama bagi individu dengan tingkat pendidikan
rendah. Artikel ini menekankan kekacauan yang akan terjadi jika jutaan UMKM tiba-tiba
berhenti beroperasi dan menuntut pekerjaan dari bisnis yang lebih besar atau pemerintah.
b. Struktur UMKM: Artikel ini mengangkat keprihatinan tentang struktur UMKM di
Indonesia, yang sangat didominasi oleh usaha mikro. Sekitar 98,7% UMKM di Indonesia
adalah usaha mikro, dan proporsi ini tidak berubah secara signifikan selama satu dekade
terakhir. Hal ini mengindikasikan kurangnya perkembangan dari usaha mikro menjadi
usaha kecil atau menengah.
c. Perbandingan dengan UMKM Eropa: Artikel ini membandingkan struktur UMKM di
Indonesia dengan negara-negara Eropa. Meskipun proporsi UMKM serupa (sekitar 99,8%),
terdapat perbedaan dalam komposisi usaha mikro, kecil, dan menengah. Artikel ini
menunjukkan bahwa struktur UMKM di negara-negara yang lebih maju lebih sehat, dengan
proporsi usaha mikro yang lebih kecil.
d. Potensi perkembangan UMKM: Artikel ini berspekulasi tentang jumlah UMKM yang perlu
berkembang ke skala yang lebih tinggi untuk mencapai struktur yang mirip dengan negara-
negara Eropa. Diperkirakan sekitar 4,38 juta usaha mikro perlu menjadi usaha kecil, diikuti
oleh 717.000 usaha kecil menjadi usaha menengah, dan 592.000 usaha menengah menjadi
usaha besar.
e. Mempertanyakan efektivitas pemberdayaan UMKM: Artikel ini menimbulkan pertanyaan
tentang efektivitas upaya pemberdayaan UMKM, mengingat dominasi usaha mikro yang
masih tetap ada dalam struktur UMKM di Indonesia.
f. Disparitas produktivitas dan pendapatan: Artikel ini menyoroti bahwa tingkat produktivitas
dan pendapatan UMKM sangat bervariasi berdasarkan skala operasi mereka. Usaha mikro
memiliki pendapatan tahunan rata-rata sekitar Rp76 juta atau Rp253.000 per hari. usaha
kecil memiliki pendapatan tahunan rata-rata Rp1,63 miliar atau Rp5,4 juta per hari.
perusahaan menengah memiliki pendapatan tahunan rata-rata Rp29,7 miliar atau sekitar
Rp99 juta per hari. Sebaliknya, perusahaan besar memiliki pendapatan tahunan rata-rata
sekitar Rp941 miliar atau Rp3,15 miliar per hari. Hal ini menunjukkan kesenjangan
pendapatan yang signifikan antara berbagai skala perusahaan, dengan perusahaan besar jauh
lebih produktif dan menguntungkan.
g. Produktivitas dan kerentanan yang rendah: Artikel ini menyoroti bahwa produktivitas usaha
mikro secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan usaha kecil dan menengah.
Pendapatan rata-rata usaha mikro hanya sekitar 25% dari batas atas kriteria omset,
sementara usaha kecil mencapai sekitar 65% dan usaha menengah mencapai 59%. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha mikro lebih rentan dan mudah tersingkir dari persaingan karena
tingkat produktivitas mereka yang lebih rendah. Untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan ketangguhan mereka, saha mikro membutuhkan dukungan dan bantuan
terstruktur, serta keterbukaan untuk mengadopsi teknologi baru dan solusi digital.
h. Tantangan dalam Peningkatan: Artikel ini mengakui adanya tantangan dalam meningkatkan
usaha mikro ke tingkat yang lebih tinggi. Disebutkan bahwa mendukung 100 usaha mikro
untuk naik kelas menjadi usaha kecil dalam waktu satu tahun sudah merupakan tugas yang
sulit, dengan tingkat keberhasilan 10% sudah dianggap baik. Oleh karena itu, target untuk
membantu 4,4 juta usaha mikro untuk naik kelas akan membutuhkan sumber daya dan
investasi yang signifikan. Perkiraan biaya untuk mendukung satu usaha mikro selama satu
tahun adalah sekitar Rp10 juta, yang berarti sekitar Rp220 triliun. Jumlah ini hampir empat
kali lipat dari total anggaran Dana Desa. Mencapai perubahan struktural seperti itu dalam
waktu satu tahun sangatlah tidak mungkin, dan diperlukan investasi jangka panjang dan
pendekatan strategis.
Secara keseluruhan, artikel ini menekankan pentingnya memberdayakan UMKM,
khususnya usaha mikro, dan menyerukan tindakan nyata dan dukungan untuk membantu
mereka tumbuh dan berkontribusi secara lebih efektif terhadap perekonomian. Jika kepemilikan
dan kontrol usaha kecil terkonsentrasi pada sekelompok kecil individu, maka hal ini dapat
menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Keterbatasan perspektif dan ide-ide baru yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat
dapat menghambat perkembangan usaha kecil dan mengurangi daya saing di pasar. Jika
kepemilikan dan kontrol usaha kecil dikendalikan oleh sekelompok kecil individu, hal ini juga
dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Dimana keuntungan dan kekuatan
ekonomi akan terkonsentrasi pada kelompok tersebut, sementara mayoritas penduduk tidak
memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang ekonomi.

Dalam konteks ini, penting untuk memperhatikan kebijakan yang mendorong inklusi
ekonomi, pemerataan kepemilikan usaha, dan partisipasi yang lebih luas dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Dengan demikian, potensi implikasi negatif dari dominasi kelompok kecil
dalam UMKM dapat dikurangi, dan perekonomian rakyat dapat berkembang secara lebih
inklusif dan berkelanjutan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai