Anda di halaman 1dari 49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat Sekolah Mitra

Tanggal peresmian SMA Negeri 3 Samarinda 14 Agustus 1981.


Pembukaan SMA Negeri 3 Samarinda dikukuhkan dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0298/0/1982 tanggal 9 Oktober
1982, yang berlaku surat terhitung tanggal 1 Juli 1982.
SMA Negeri 3 Samarinda yang beralamat di jalan Juandakota Samarinda.
SMA Negeri 3 Samarinda berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Air Putih
Kecamatan Samarinda Ulu. menempati luas tanah 8.606 m 2, dengan luas
bangunan gedung 5.970 m2 dan luas halaman 714 m2. Siswa yang bersekolah di
sana adalah anak-anak yang berasal dari seluruh wilayah Samarinda karena
letaknya yang strategis sehingga mudah dijangkau.

2. Tujuan Sekolah Mitra


Berikut ini adalah Visi dan Misi SMA Negeri 3 Samarinda:
Visi :
Cerdas, Kompetitif, Berbudaya dan Berakhlaq Mulia.
Misi :
a) Menyelenggarakan pendidikan yang mampu mengembangkan potensi
peserta didik secara komprehensif.
b) Meningkatkan kwalitas proses outputoutcome.
c) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas satuan pendidikan
berdasarkan setandart nasional dan global.
d) Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

63
3. Status Sekolah Mitra
Berikut ini adalah profil sekolah dari SMA Negeri 3 Samarinda:

1. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Samarinda


2. Alamat : Jl.Ir.H.Juanda No. 20 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda
Telp/Fax. (0541) 7773533
3. Status Sekolah : Negeri
4. Jenjang Akreditasi : A (Tahun 2010 s.d. sekarang) Tanggal Akreditasi
terakhir 24 November 2010
5. N.S.S : 30.11.66.00.1015
6. N.I.S : 205197
7. Luas tanah : 8.606 m2
8. Luas bangunan : 6.194,04 m2
9. Status tanah : Milik Pemda
10. Jumlah ruang belajar : 27 lokal kelas
11. Jumlah Rombel : 3 kelas
12. Waktu belajar : Pagi pukul 7.30 s.d. 14.30
13. Mata pelajaran Bahasa Asing wajib
a) Kelas X, Bahasa Jerman
b) Kelas XI, Bahasa Jerman
c) Kelas XII, Bahasa Jerman
14. Jenis muatan lokal : Riset, Kewirausahaan
15. Jenis kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler :
a) Pencak Silat (PSHT)
b) PMR
c) Bola Basket
d) Volley
e) Sepak bola

64
f) Teater
g) Dance
h) Tari Tradisional
i) Pramuka
j) Rohis

4. Keadaan Fisik Sekolah Mitra


1. Administrasi Kurikulum/Pengajaran
Sebagaimana sekolah-sekolah yang ada di lingkungan Dinas
Pendidikan Kota Samarinda,SMA Negeri 3 Samarinda juga menggunakan
kurikulum yang berlaku sesuai dengan sekolah-sekolah di bawah Departemen
Pendidikan Nasional yang saat ini telah mengarah kepada kurikulum 2013
untuk kelas X, XI, dan XII.

2. Administrasi Kesiswaan
Di SMA Negeri 3 Samarinda telah melaksanakan administrasi kesiswaan
misalnya adanya buku induk siswa dan buku-buku catatan peristiwa atau
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesiswaan, dalam hal ini berkaitan
dengan mutasi siswa yang pindah dan juga yang masuk. Disini juga dapat
diketahui adanya grafik keadaan siswa-siswi diSMA Negeri 3 Samarinda baik
menurut agama maupun jenis kelamin siswa, serta latar belakang Pendidikan
Orang Tua Siswa.

3. Administrasi Kepegawaian
Dalam hal menyangkut administrasi kepegawaian di SMA Negeri 3
Samarinda mempunyai data-data kepegawaian baik tingkat kependidikannya,
dan latar belakang kependidikan para pegawainya. Dan juga masa kerja para
pegawai, serta absensi kehadiran para pegawai diSMA Negeri 3 Samarinda.

4. Administrasi Keuangan

65
Administrasi keuangan juga dapat kita ketahui atau dilihat pada saat
dilaksanakan diSMA Negeri 3 Samarinda, misalnya dengan ada pencatatan-
pencatatan bagi pembayaran gaji guru-guru maupun karyawan.

5. Administrasi Perlengkapan/sastras
Berikut ini sarana dan prasarana di SMA Negeri 3 Samarinda :

No. Jenis Ruang Jumlah Ukuran Luas

1. Ruang Belajar 28 8mx9m

2. Ruang Kepala Sekolah 1 4mx6m

3. Ruang administrasi 1 4 m x 11 m

4. Ruang Guru 1 8 m x 16 m

5. Ruang Lab. Biologi 1 8mx9m

6. Ruang Lab Fisika 1 8mx9m

7. Ruang Ketrampilan Komp. 1 7mx8m

8. Ruang Perpustakaan 1 10 m x 25 m

9. Ruang Ibadah 1 12 m x 12 m

10
. Ruang UKS 1 6mx8m

11
. Ruang Bimbingan Karier 1 6mx8m

12
. Ruang Koperasi Siswa 1 7 m x 5,5m

66
13
. Ruang Tamu/tunggu 1 4mx8m

14
. Ruang Kantin 1 6m8m

15
. WC Kepala Sekolah 1 3mx3m

16
. WC TU 1 3mx3m

17
. WC Guru 4 3mx6m

18
. WC Siswa 11 2mx3m

19
. Gudang 1 4mx6m

20
. OSIS 1 3mx6m

21
. Ruang Media 1 8 m x 12 m

6. Administrasi Bimbingan Konseling


Bagi setiap siswa yang bermasalah di sekolah senantiasa di panggil uintuk
di berikan bimbingan oleh petugas BK dan selalu di bukukan permasalahan-
permasalahan yang ada pada siswa.

67
7. Administrasi Humas
Mempunyai buku-buku agenda yang berhubungan dengan sekolah dan
masyarakat lingkungan, Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) ataupun juga
dengan lembaga pendidikan yang lain.
8. Administrasi Perpustakaan
Sebagaimana sekolah-sekolah yang lain, di SMA Negeri 3 Samarinda
juga mempunyai perpustakaan. Dalam hal ini sekolah juga telah menetapkan
petugas yang senantiasa siap melayani bagi para siswa dan siswi yang
berhubungan dengan perpustakaan sekolah.

5. Personalia Sekolah Mitra


1. Kepala Sekolah
Nama-nama Kepala Sekolah yang pernah di SMA Negeri 3 Samarinda :

No Nama Kepala Sekolah Tanggal Masa Jabatan


1 Drs. Husinsjah 01 Juni 1981 s.d. 01 Juni 1982
2 Dra. Tien Supriatin 01 Juni 1982 s.d. 01 Juni 1987
3 Drs. Sjahbandi 01 Juni 1987 s.d. 01 Juni 1989
4 Drs. Mugni Baharuddin 01 Juni 1989 s.d. 01 Juni 1993
5 Drs. H. Zainal Abidin 01 Juni 1993 s.d. 16 Januari 1998
6 Drs. H.M. Ihsan Hasani 01 Januari 1998 s.d. 30 April 2002
7 Dra. Hj. Darmiah, MM. 01 Mei 2002 s.d. 6 Juli 2006
8 Drs.Qamaruddin D, MM 07 Juli 2006 s.d 28 Desember 2012
9 Abdul Razak F, M.Pd 28 Desember 2012 s.d sekarang

Berikut ini adalah biodata kepala sekolah yang sedang menjabat:

68
Biodata Kepala Sekolah
1. Nama Kepala Sekolah Dr. Abdul Rozak Fahrudin, M.Pd
2. Tempat / tanggal lahir Kedungtuban, 03 Juli 1969
3. Alamat Rumah Jl.Suryanata Perum Puspita, Blok PP
4. Nomor Telepon/HP 081346261225
5. Tanggal pengangkatan 28 Desember 2013
6. Jabatan sebelumnya Kepala Sekolah di SMA N 15 Samarinda

1) Pengalaman sebagai kepala sekolah (di 2 sekolah terakhir)


No. Kepala Sekolah di Dari tahun s.d tahun

1. SMA Negeri 15 Samarinda 2009 s.d. 2012

2. SMA Negeri 3 Samarinda 2012

2) Pendidikan dua jenjang terakhir


Jenjang Jurusan Tahun Institusi

S.1 Kurikulum 1994 IKIP Ujung Pandang


Tek.Pend

S.2 Manaj. 2003 UNY


Pendidika
n

3) Pelatihan yang pernah diikuti berkaitan dengan tugas pokok (tiga pelatihan
terakhir)
Lamanya
No. Tahun Nama pelatihan
(hari)

1. 2010 Penguatan Kemampuan 5 hari

69
Kepala Sekolah

2. 2011 Asesor Fasilitator Diklat


5 hari
Calon Kep Sek

3. 2012 Bintek Calon Tim Penilai


6 hari
Angka Kredit

4) Kepengurusan dan MKS (Musyawarah Kepala Sekolah) 3 jabatan terakhir.


No. Tahun Jabatan Tingkat

1. 2012 Wakil Ketua MKS SMA

2. 2014 Ketua MKS sampai sekarang SMA

2. Wakil Kepala Sekolah


Berikut ini adalah data wakil kepala sekolah di SMA Negeri 3 Samarinda:

Wakil Nama Pendidikan Masa Kerja

Kepala No. Telp. Dan Jurusan Sbg Dlm


Sekolah Rumah /HP
Guru jabatan

Bidang Suyudi, M.Pd S.2 Pendidikan 10 tahun 0 tahun


Sain
a.Akademik/ 082155211675
Kurikulum

b. Kesiswaan Dra. Warsiatun S. 1 Geografi 11 tahun

08125393434

c. Sapras Muslim, M.PdI S.2 Pendidikan 9 tahun 3 tahun

70
Agama Islam

081347527910

d. Humas Siti Lailin S.1 Pend.PPkn 18 tahun 2 bln


NH,S.Pd

085250461448

3. Guru
Keadaan guru dan tata usaha SMA Negeri 3 Samarinda:
Jumlah seluruh guru sebanyak : 62 orang

Guru Tetap : 46 orang


Guru tidak tetap : 16 orang
Guru PNS
Guru Guru Guru Jumlah
Pendidikan Dari
Tetap Honor Koalisi Guru
Sek.Lain

Pasca sarjana (S2-S3) :

a. Kependidikan 11 16
b. Non Kependidikan
2 5 2

a. Sarjana / S1 37 6 1 3 47

b. Non Kependidikan 1 1

71
Sarmud / D3 1 1

(dan lebih rendah)

Jumlah Guru 51 12 1 3 66

Jumlah guru setiap mata pelajaran (Lampiran daftar nama guru,


pendidikan, jurusan, mata pelajaran yang diajarkan, jumlah jam mengajar
masing-masing, dan daftar pelajaran).
JUMLAH GURU

Mata Pendidikan Jurusan


Selu- Rata-rata
Pelajaran S1 S2 D3 Sesuai Tdk
Ruhnya mengajar
sesuai

1. Pend. Agama 7 4 3 7 - 17

2. PKn 4 4 - 3 1 15

3. Bhs. Indonesia 4 3 1 4 - 28

4. Sejarah 4 4 - 3 1 22

5. Kesenian 3 1 2 1 2 19

6. Matematika 7 5 2 6 1 26

7. Fisika 4 3 1 3 - 22

8. Kimia 4 4 - 4 - 19

9. Biologi 4 3 1 4 - 18

10. Ekonomi 5 2 2 1 4 1 10

72
11. Geografi 2 2 - - 2 - 18

12. Sosiologi 1 1 - - - 1 30

13. Antropologi - - - - - - -

14. Tata Negara - - - - - - -

15. Bhs. Inggris 5 3 2 - 4 1 23

16. Bhs Asing


3 2 1 - 1 2 15
(Jerman)

17.Pend.
4 3 1 - 4 - 22
Jasmani,Kesehatan

18. Muatan Lokal

1. Bhs. Arab 1
14
2. Conversation 1

3. Kewirausahaan 1

19.Gr.
Pembimbing/ 5 5 - 3 2 192 Siswa

Konselor

Jumlah Guru 67 50 16 1 53 13

4. Staf Tata Usaha


Keadaan staf tata usaha SMA Negeri 3 Samarinda:

73
1) Jumlah pegawai tata usaha sebanyak : 19 orang
2) TU tetap :7 orang
3) TU tidak tetap :12 orang
5. Staf Lain
Berikut ini adalah daftar staf di SMA Negeri 3 Samarinda:

Pegawai Pegawai Pegawai Jumlah


Pendidikan
Tetap Honor DPK Pegawai
Terakhir

1. Pasca 1 - - 1
Sarjana

2. Sarjana 1 3 - 4

3. - - - -
Sarmud/D3

4. D2/D1 - - - -

5. SLTA/ 5 9 - 14
KPAA

6. SLTP & - 3 - 3
SD

Jumlah 7 15 22
Pegawai

Jenis tugas staf di SMA Negeri 3 Samarinda:

No. Jenis Tugas Jumlah

74
1 Pegawai Administrasi /Negeri 7

2 Pegawai Administrasi/ Honorer 5

2 Petugas Perpustakaan 2

3 Petugas Laboratorium/Ruang Media -

4 Petugas Keamanan (Satpam) 2

5 Petugas Kebersihan/Pembantu pelaksana 4

Jumlah semua pegawai 22

6. Komite Sekolah
Susunan Pengurus Komite Sekolah

No Nama Pengurus Jabatan Pengurus


1 H. Tejo Sutarnoto, SH., M.Si Ketua
2 H. Abdul Muis, S.Pd., M.Si Wakil Ketua
3 Dr. Legowo Kamaarubayana, M.Pd Sekretaris
4 H. Hasbullah Hasbi, SE, MM Wakil Sekretaris
5 Dra. Leli Zuwirta Bendahara
6 Ir. Soenarsih Wakil Bendahara
Seksi-seksi Bidang
7 Tarmadi, S.Ag Penggalian sumber daya
Sekolah
Seksi-seksi Bidang
8 Fery Haryanta, SH Pengelolaan Sumber daya
Sekolah
9 Kundimah Syayuni Rasyid, SE Seksi-seksi Bidang
Pengendalian Kualitas

75
Pelayanan Sekolah
Seksi-seksi Bidang Jaringan
10 Nurjaninah, SH
Kerjasama Sistem Informasi
Seksi-seksi Bidang Sarana
11 Irwan Ardiansyah, SE
prasarana sekolah
12 Erwina Heny Kesumawati Seksi-seksi Bidang Usaha

6. Keadaan Siswa
1. Data Keadaan Siswaadalah sebagai berikut :
a) Masukan tahun 2018/2019
NUN SMP (3 mapel) yang
Jumlah Persentase
terima
Diterima
Pendaftar Diterima Tertinggi Terendah Rata-rata

953 orang 324 62% 370,5 200,5 297,53

b) Jumlah Rombongan Belajar


Kelas IPA IPS Bhs Jumlah

X 7 2 - 9

XI 6 3 - 9

XII 8 2 - 10

c) Jumlah Siswa
Kelas IPA IPS Bhs Jumlah

X 252 72 - 324

76
XI 216 108 - 324

XII 286 72 - 358

d) Tamatan /keluaran th. 2018/2019


Jumlah peserta ujian Peserta yang lulus ujian

Semua (XII) (XII (XII Semua (XII) (XII (XII


IA) IS) IA) IS)
Kelas Bhs kelas Bhs

406 - 360 46 406 ...org 360 46

(..... (100 (100


%) %)

e) Perolehan Nilai Ujian Nasional


III IPA (XII IA) III IPS (XII IS)

Tertinggi Terendah Rata Tertinggi Terenda Rata


h

366,5 155,5 280.5 314,0 168,5 263,0

f) Siswa yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi


Tamatan th 2018-2019 yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Semua kelas III (XII) III IPA (XII III IPS (XII IS)
Bahasa IA)

238 orang - 202 orang 36 orang

77
50,73 % 61,62 % 37,82 %

2. Daya Serap Siswa untuk Mata Pelajaran


Daya Serap (%)
Daya Serap /
No Kelas Kelas Rata-rata Ket
Spesialisasi
X XI

1 Agama 6 6 7,51

2 PKn 6 6 7,4

3 Bhs Indonesia 6 6 7,45

4 Penjaskes 6 6 7,5

5 Matematika 6 6 6,75

6 Bhs Inggris 6 6 6,91

10 Bhs Jerman 6 6 7,00

11 Kewirausahaan 6 6 7,00

12 Ekonomi 6 6 7,25

13 IPA 6 6 7,49

14 Kimia 1 1 8,50

15 Fisika 1 1 8,50

16 Geografi 1 1 8,50

78
17 Sejarah 1 1 8,50

B. Paparan Data Sebelum Tindakan

1. Rencana Pre Tes

Sebelum tindakan dimulai, terlebih dahulu peneliti mengadakan pre tes

dengan menerapkan strategi konvensional. Mengunakan metode ceramah dan

tanya jawab seperti yang dilakukan pengajar sebelumnya. Adapun beberapa

tahapan persiapan dalam melaksanakan pre tes, antara lain :

a. Membuat perencanaan pembelajaran

b. Menyiapkan instrument bantu berupa lembar observasi keterampilan

komunikasi, keaktifan dan kreativitas siswa.

c. Membuat rencana pembelajaran, sebagai berikut :

1) Membuka pelajaran (10 Menit)

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

b) Guru mengabsen dan sikap siswa siap untuk mulai pelajaran.

c) Memberikan motivasi dan pengarahan atau gambaran tentang materi

yang akan disampaikan.

d) Menerapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses

belajar mengajar/tujuan yang akan dicapai.

79
e) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang haji dan umrah.

2) Inti pembelajaran (50 Menit)

a) Guru menjelaskan materi tentang haji dan umrah.

b) Guru menerangkan syarat wajib, rukun, wajib, sunnah dan tata cara

melaksanakan haji, rukun umrah dan persamaan haji dan umrah.

c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertannyak tentang

materi yang belum dimengerti.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk

menjawab soal yang ditanyakan oleh temannya tadi sebelum dijawab

oleh guru.

3) Penutup pelajaran (30 Menit)

a) Guru memberikan tugas kepada siswa berupa latihan soal untuk

dikerjakan dalam kelas.

b) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

c) Salam.

2. Pelaksanaan Pre Tes

Pre tes dilaksanakan dengan menggunakan strategi pembelajaran

konvensional yaitu metode ceramah dan tanya jawab seperti yang dilakukan

pengajar sebelumnya. Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru

mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do’a dan salah satu surat

80
pendek. Guru memberikan motivasi dan pengarahan atau gambaran tentang

materi yang akan disampaikan dan menerapkan langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam proses belajar mengajar/tujuan yang akan dicapai.

Pembelajaran dengan mengunakan metode ceramah dan tanya jawab

dilaksanakan tanpa mengunakan media pembelajaran sebagai bahan belajar.

Guru menjelaskan materi tentang meniti hidup dalam kemuliaan yang

berkaitan dengan Kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzan) dan persaudaraan (ukhuwah).

Guru mencoba melempar pertanyaan kepada siswa yang lain sebelum

dijawab oleh guru, tetapi respon siswa dalam menjawab pertanyaan siswa

kurang responsif dan cenderung bermain sendiri bahkan di tempat duduk

yang lain ada siswa yang sedang asyik bermain HP sehingga kelas terkesan

tidak hidup karena tidak ada interaksi edukatif antara guru dengan siswa.

Pada saat akhir pembelajaran guru membagikan soal pre tes kepada

siswa dan dikerjakan dalam kelas, untuk mengetahui keterampilan,

keaktifan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran konvesional. Dalam

mengerjakan soal siswa kelihatan kurang bersemangat, masih ada yang

bermain sendiri dan jawabannya masih melihat milik temannya. Kemudian

pembelajaran ditutup dengan salam.

3. Observasi dan Hasil Pre Tes

81
Berdasarkan hasil pre tes yang telah dilaksanakan, siswa tampak

kurang antusias terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, mereka

terlihat kurang antusias untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan

baik.

Selain itu, siswa kurang cekatan dalam menulis apa yang menjadi

kebutuhannya, masih menunggu didekte guru, dan saat mengerjakan tugas

pre tes siswa kurang bersemangat, maka dari itu strategi ini tidak cocok

untuk diterapkan dalam belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi pada pre tes menunjukkan rendahnya

keterampilan komunikasi siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, indikator rendahnya keterampilan komunikasi siswa ditandai dengan

ada siswa untuk berpikir kreatif, siswa dalam menggunakan proses

berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide baru masih kurang, berdasarkan

konsep-konsep, prinsip-prinsip yang rasional, maupun persepsi dan intuisi

kelihatan masih rendah, sedangkan untuk mengambil keputusan siswa

menggunakan proses berpikirnya untuk memilah sesuatu keputusan yang

terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi

masih rendah dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alas an

yang rasional masih kurang, sedangkan siswa dalam memecahkan masalah

masih menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah

82
melalui pengumpulan fakta dan memiliki pemecahan masalah yang paling

efektif masih rendah.

Pada lembar observasi keaktifan nilai rata-rata 2 menyatakan bahwa

kemampuan untuk berkembang dalam menciptakan situasi yang permisif

melalui ekspresi bebas, pengungkapan siswa mengemukakan perasaan,

pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya, memperoleh

pemahaman lebih luas dan mengembangkan kegiatan positif nampaknya

masih rendah, sedangkan dalam kemandirian belajar siswa kurang berani

mengungkapkan ide/gagasan, merasa tidak tertekan dalam melaksanakan

KBM, mampu melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh guru ini masih

kelihatan rendah disuruh untuk menjawab pertanyaan seperti ini “Jelaskan

apa yang dimaksud dengan isthitho’ah?” meskipun dalam buku sudah

dijelaskan tetapi sikap semangat siswa masih kurang antusias dalam

melaksanakan pembelajaran berlangsung serta kurangnya semangat dalam

melaksanakan tugas.

Sedangkan pada pengamatan lembar observasi kreativitas nilai rata-

rata 1,45. Pada kepribadian siswa kurang mempunyai daya imajinasi yang

kuat, mempunyai inisiatif dan kurang mempunyai minat yang luas. Dalam

karakteristik siswa mengindikasikan masih rendahnya untuk memiliki

disiplin yang tinggi, kemandirian yang tinggi, dalam menjawab pertanyaan

seperti “Sebutkan lima larangan bagi orang yang melaksanakan haji?”

83
tetapi kemampuan siswa masih kurang mencerminkan kelancaran,

keluwesan dan berpikir serta kemampuan untuk mengkolaborasi suatu

gagasan.

Hasil pre test menunjukkan, bahwa siswa cenderung pasif kurang

berani untuk bertanya dan mengungkapkan ide, siswa lebih suka

mendengarkan guru memberikan informasi.

Kebanyakan dari siswa kelihatanya jenuh terhadap pelajaran. Karena

keterampilan komunikasi, keaktifan dan kreativitas siswa terhadap pelajaran

PAI masih kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pre tes siswa, dapat

diketahui bahwa siswa masih dibawah standar ketuntasan minimum, dimana

pada saat pre test didapatkan rata-rata nilai 56.

4. Refleksi Pre Tes

Dari hasil pre tes dapat diambil kesimpulan bahwa dengan strategi

pembelajaran konvensional dengan ceramah dan tanya jawab tidak cocok

diterapkan dalam belajar, siswa masih kelihatan pasif dalam mengikuti

pelajaran Pendidikan Agama Islam, masih rendahnya dalam keterampilan

komunikasi, kreatifitas dan keaktivan yang dimiliki siswa. Permasalahan

yang ditemukan pada saat pembelajaran berlangsung, antara lain :

a. Pembelajaran kurang bermakna karena strategi konvensional kurang

mengaitkan dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari.

84
b. Sebagian siswa mengandalkan kemampuan menjawab pertanyaan guru

bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan,

sehingga keterampilan komunikasi, keaktifan dan kreativitas belajar

siswa masih rendah.

c. Pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada beberapa siswa yang

bermain sendiri.

Berdasarkan hasil pre test yang telah dilaksanakan, maka perlu

dipersiapkan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :

a. Menerapkan model pembelajaran media-media.

b. Memotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya.

c. Memberi pengertian akan pentingnya suatu pembelajaran.

C. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Rencana Kegiatan Belajar Mengajar

Pada perencanaan tindakan , peneliti menerapkan strategi pembelajaran

Discovery learning dengan strategi pembelajaran seperti ini peneliti berusaha

membantu siswa dalam melihat makna bahan pelajaran yang mereka pelajari

dalam menghubungkannya dengan konteks kehidupan dan lingkungan mereka

sehari-hari. Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Sebelum

siklus I dilaksanakan peneliti melakukan tahap-tahap persiapan untuk strategi

85
pembelajaran Discovery learning. Adapun beberapa tahap persiapan sebagai

berikut :

a. Menyiapkan modul pembelajaran siswa.

b. Membuat perencanaan pembelajaran.

c. Membagi materi menjadi tiga bagian :

(1) Kontrol diri (Mujahadah an-nafs)

(2) Prasangka Baik (husnuzzan)

(3) Persaudaraan (ukhuwwah)

d. Membagi siswa menjadi enam kelompok dengan memperhatikan kriteria

nilai.

e. Menyiapkan instrument penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan keterampilan, keaktifan dan kreativitas siswa.

f. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi :

1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

a. Orientasi

1) Memberi salam, meminta ketua kelas memimpin doa dan dilanjutkan

dengan mengabsen kehadiran peserta didik.

2) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali pembelajaran

dengan

a) Menanyakan kondisi dan keadaan peserta didik

b) Membaca surah pendek

86
c) Memberikan motivasi

d) Meminta peserta didik merapikan meja dan kursi, membersihkan

sampah/botol sisa minuman disekitar tempat duduknya

e) Meminta peserta didik menyiapkan buku tulis, buku paket dan

kelengkapan lainnya untuk mengikuti pelajaran

b. Apersepsi

1) Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali pemahaman awal peserta

didik dengan memberikan pertanyaan :

a) Siapa yang suka marah-marah di kelas?

b) Siapa yang suka menggosip?

c. Acuan

1) Menyampaikan cakupan materi Control Diri (mujahadah an-nafs) dan

Husnuzzhan (bersangka baik) melalui kompetensi/tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2) Peserta didik menjawab pertanyaan guru.

3) Guru menyampaikan desain pembelajaran dan teknik penilaian.

4) Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok diskusi

sebanyak 6 Kelompok

5) Peserta didik membentuk kelompok dan duduk sesuai kelompoknya

2. Kegiatan Inti (105 menit)


Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran waktu
Stimulus 1) Guru menyajikan bahan kajian yaitu Q.S. 10

87
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran waktu
Al-Hujurat/49 : 12 dan fakta berupa video menit
terkait control diri (mujahadah an-nafs) dan
husnuzzhan (bersangka baik)

2) Peserta didik mengamati ayat dan tayangan


video dan mencatat hal-hal penting dari ayat
dan video tersebut.
Mengidentifikasi 1) Guru meminta peserta didik mengajukan 5
Masalah ide/pertanyaan terkait ayat dan tayangan menit
video
2) Peserta didik mengemukakan persepsinya
dan mengajukan ide/gagasan dan/atau
pertanyaan terhadap ayat dan video yang
ditayangkan
3) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) tentang materi control diri
(mujahadah an-nafs) dan husnuzzhan
(bersangka baik) ke setiap kelompok dan
meminta peserta didik bekerja sama
menjawab pertanyaan dalam LKPD.
4) Peserta didik secara berkelompok
mencermati pertanyaan yang ada di LKPD
tentang materi control diri (mujahadah an-
nafs) dan husnuzzhan (bersangka baik) dan
saling berbagi tugas dalam kelompok untuk
dapat menjawab pertanyaan dengan cepat
dan tepat.
5) Untuk menfokuskan kegitan pembelajaran,
guru memberikan pertanyaan sesuai dengan
materi yaitu Q.S Al-Hujurat/49 : 12 dan
tayangan video tentang control diri
(mujahadah an-nafs) dan husnuzzhan
(bersangka baik) :
a) Tuliskan kembali Q.S Al-Hujurat/49 :
12 beserta terjemahnya!

88
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran waktu
b) Tuliskan 5 hukum tajwid yang ada
dalam ayat tersebut!
c) Tuliskan isi kandungan dari Q.S Al-
Hujurat/49 : 12
d) Apa pelajaran yang bisa diambil dari
video tersebut?
e) Apa hubungan antara isi video tersebut
dengan control diri (mujahadah an-nafs)
dan husnuzzhan (bersangka baik) dan
Q.S. Al-Hujurat :12?
f) Apakah video tersebut mencerminkan
prilaku control diri (mujahadah an-nafs)
dan husnuzzhan (bersangka baik)?
Mengapa?
6) Peserta didik memberikan
tanggapan/jawaban sementara terhadap
pertanyaan guru
Mengumpulkan 1) Peserta didik berdiskusi mencari informasi 35
Informasi/data dengan membuka buku paket atau browsing menit
internet, untuk menjawab LKPD
2) Guru memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk berdiskusi mengerjakan
LKPD.
Mengolah 1) Peserta didik dalam kelompoknya 10
informasi/data berkerjasama menelaah jawaban masing- menit
masing anggota untuk disimpulkan menjadi
jawaban kelompok.
2) Masing-masing kelompok menyusun
laporan hasil diskusi kelompok yang berisi
tentang control diri (mujahadah an-nafs) dan
husnuzzhan (bersangka baik)
3) Guru berkeliling disetiap kelompok untuk
memberikan bimbingan
Memverifikasi 1) Guru meminta peserta didik 30
informasi/data mempresentasikan hasil diskusinya di depan menit
kelas, sekaligus meminta masing-masing
kelompok saling memberi masukan.
2) Masing-masing peserta didik dalam
kelompok membaca Q.S. Al-Hujurat/49 :12
dan mempresentasikan hasil diskusi dan

89
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran waktu
kelompok lainnya menanggapi, hasil
kelompok lainnya, guna mencari kesamaan,
kelebihan dan kekurangannya;
Merumuskan Peserta didik melalui bimbingan/bersama-sama 5
kesimpulan guru, merumuskan kesimpulan terkait control menit
diri (mujahadah an-nafs) dan husnuzzhan
(bersangka baik)
Catatan : Selama pembelajaran hormat dan patuh kepada orang tua berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: religius,
nasionalisme, literasi, jujur, disiplin, santun, peduli lingkungan, rasa ingin tahu,
kerjasama, toleran, bertanggung jawab.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)


a. Peserta didik membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point

penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi control

diri (mujahadah an-nafs) dan husnuzzhan (bersangka baik) yang baru

dilakukan.

b. Guru memberi kesempatan peserta didik menanyakan hal-hal yang belum

dipahami, dilanjutkan dengan memberikan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilakukan

c. Peserta didik mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.

d. Guru memberikan tugas secara berkelompok untuk mengetahui pemahaman

peserta didik pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

e. Peserta didik mengerjakan tugas kelompok.

f. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya

g. Menyanyikan lagu kebangsaan/lagu wajib

h. Guru menutup pertemuan dengan mengajak berdoa dan mengucapkan salam.

90
2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Pada pelaksanaan pembelajaran Meniti Hidup Dengan Kemuliaan

dilaksanakan tiga kali pertemuan. Pembelajaran berlangsung selama 3 X 45

menit untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang

telah direncanakan adalah sebagai berikut : pertemuan pertama peneliti

menerapkan strategi pembelajaan Discovery Learning. Adapun indicator

pencapaian yang harus dicapai pada Mengnalisis makna control diri

(mujahadah an-nafs) dan prasangka baik (husnuzzhan),Menganalisis Q.S. al-

Hujurat/49 : 12 dan Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs) dan

prasangka baik (husnuzzhan),Menganalisis makna isi Q.S. al-Hujurat / 49 :12

dengan menggunakan IT.

Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru mengucapkan

salam dilanjutkan dengan membaca do'a dan salah satu surat pendek siswa

bersama-sama dengan guru. Kemudian guru mengabsen dan sikap siswa

siap untuk mulai pelajaran. Kemudian guru memberitahukan kepada siswa

metode yang akan diterapkan selanjutnya guru memberikan motivasi dan

pengarahan atau gambaran tentang materi yang akan disampaikan.

Kemudian dilanjutkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

menerapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses belajar

mengajar/tujuan yang akan dicapai.

91
Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang haji. Saat pembelajaran

Discovery Learning berlangsung guru bertindak sebagai fasilitator. Guru

membagi kelompok dalam berdiskusi, pembelajaran dimulai ketika siswa

sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing membentuk ruang

kerja yang sudah siap untuk menerima pelajaran untuk membantu siswa

dalam mempermudah proses belajar mengajar di kelas. Guru membagikan

tugas tentang hukum Islam tentang ketentuan haji dan umrah kepada setiap

kelompok.

Agar pembelajaran lebih efektif, setiap kelompok dianjurkan untuk

berusaha memahami teks yang ada pada modul dan siswa diperbolehkan

membawa referensi lain seperti buku panduan atau paket yang terkait

dengan pembahasan. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan

guru, yaitu mengilustrasikan gambar-gambar yang berkaitan dengan haji

yang telah dibagikan kepada setiap kelompok, bekerjasama dengan seluruh

anggota kelompok masing-masing (yang tahu memberi tahu pada yang

belum tahu, yang pandai mengajari yang lemah), semua anggota kelompok

bertanggungjawab atas kelompoknya masing-masing, masing-masing

kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelas, memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi) dan melakukan sharing

92
antar kelompok. Dalam hal ini, siswa dituntut aktif mengemukakan

pendapat tanpa harus takut oleh siapapun.

Menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorentasikan pada proses pengalaman secara

langsung. Mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan anatara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan mendorong siswa

agar dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Guru bertugas mengontrol secara keseluruhan kelompok dan

membantu apabila ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi dan maksud pembahasan. Selanjutnya guru mengajak

siswa untuk belajar terampil dalam berpikir kreatif menggunakan proses

berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide baru dengan membagikan kertas

kosong, tugas mereka adalah carilah dengan tepat dan benar kata-kata yang

ada di bawah kemudian masukkan kedalam tabel sesuai dengan control diri

dan menata secara urut pada tempat yang telah disediakan. Dalam hal ini

peran aktif kelompok sangat diperlukan untuk menjawab tugas yang

diberikan.

Kemudian guru bersama siswa membahas urutan yang benar dan

diberikan bonus nilai kepada kelompok yang menjawab dengan tepat.

Sebagai penutup guru mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar

hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah

93
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali kepada siswa hikmah

yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberi kesempatan

kepada beberapa siswa untuk menyimpulkan pertemuan hari ini,

mengungkapkan pengalaman spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari,

yang berkaitan dengan haji dan guru memberi kesempatan siswa untuk

merencanakan tindakan yang akan mereka lakukan terkait dengan materi

yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, seperti menerapkan haji secara

benar.

Kemudian ditutup dengan membaca do’a dan dilanjutkan dengan

salam. Penilaian dilakukan dengan menilai keseriusan dan partisipasi siswa

dalam bekerja kelompok, inisiatif individu dalam menguraikan topic

pembahasan, antusias siswa dalam KBM, keaktifan dan kontribusi siswa

dalam diskusi, kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

dan identifikasi siswa saat merefleksi terhadap proses dan hasil belajar hari

itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Pada pertemuan kedua, peneliti masih menerapkan strategi

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) diupayakan agar

siswa lebih terampil, aktif dan kreatif dalam mengungkapkan ide-ide yang

94
dimiliki dan dapat bersaing dengan kelompok lain sehingga menimbulkan

keberanian dalam belajar.

Adapun indikator pencapaian yang harus dicapai pada pertemuan

kedua adalah siswa dapat menjelaskan pengertian umrah, dapat

menyebutkan rukun umrah dan dapat menjelaskan hikmah haji dan umrah.

Pembelajaran dilakukan seperti biasanya yaitu pada jam pertama didahului

dengan memberi salam dilanjutkan dengan membaca do’a bersama-sama,

dilanjutkan dengan mengabsen, sikap siswa siap untuk mulai pelajaran,

menyampaikan indikator pencapaian dan mengungkapkan metode

pembelajaran. Menberikan motivasi dan pengarahan atau gambaran tentang

materi yang akan disampaikan. Menerapkan langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam proses belajar mengajar/tujuan yang akan dicapai. Guru

menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu mengkaji

bersama topik pembahasan tentang umrah.

Pembelajaran siap dimulai dengan mempersiapkan kelompok pada

ruang kerja siswa. Setiap kelompok akan mendapatkan tugas masing-

masing. Hal ini dilakukan untuk mempermudah setiap kelompok mengenali

kelompok yang lain sehingga persaingan sehat antar kelompok akan benar-

benar terjadi. Pembelajaran berjalan seperti sebelumnya, setiap siswa

berusaha memahami modul pembelajaran dan tiap kelompok melaksanakan

tugas yang diberikan guru, yaitu mengilustrasikan materi yang berkaitan

95
dengan umrah, yang telah dibagikan kepada setiap kelompok, bekerjasama

dengan seluruh anggota kelompok masing-masing (yang tahu memberi tahu

pada yang belum tahu, yang pandai mengajari yang lemah), semua anggota

kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya masing-masing. Masing-

masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil kerja kelompok di

depan kelas, memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak

maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi) dan melakukan

sharing antar kelompok.

Guru menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorentasikan pada proses pengalaman secara

langsung, selanjutnya guru mendorong agar siswa dapat menemukan

hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan

mendorong siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan. Sehingga

pembelajaran berjalan efektif, dimana guru tetap mengontrol setiap

kelompok kerja.

Untuk membiasakan siswa aktif dalam belajar maka guru memberi

kesempatan kepada kelompok yang lain untuk bertanya sambil

mengacungkan tangan sebagai tanda keberanian untuk bertanya. Disini guru

sebagai fasilitator membantu siswa aktif berpendapat dan sewaktu-waktu

guru bisa meluruskan pendapat mereka, begitu seterusnya. Setelah diskusi

96
diakhiri, hasil diskusi dikumpulkan kepada guru untuk membuktikan bahwa

sudah selesai diskusi.

Pada tahap penutup guru mengadakan refleksi terhadap proses dan

hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian

dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari.

Selanjutnya guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan

pengalaman spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan

dengan umrah dan memberi kesempatan siswa untuk merencanakan

tindakan yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari, seperti menerapkan umrah secara benar.

Kemudian dilanjutkan dengan memberi salam kepada siswa bertanda bahwa

pembelajaran telah selesai.

Penilaian dilakukan dengan menilai keseriusan dan partisipasi siswa

dalam bekerja kelompok, inisiatif individu dalam menguraikan topic

pembahasan, antusias siswa dalam KBM, keaktifan dan kontribusi siswa

dalam diskusi, kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

dan identifikasi siswa saat merefleksi refleksi terhadap proses dan hasil

belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari

sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-

hari.

97
Pada pertemuan ketiga, peneliti tetap mengunakan strategi

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk melatih

siswa agar dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, keaktifan dan

kreativitas siswa dalam belajar berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Adapun indikator yang harus dicapai pada pertemuan ketiga adalah

siswa dapat menjelaskan pengertian haji dan umrah, dapat menyebutkan

rukun haji dan umrah dan dapat menjelaskan hikmah haji dan umrah. Pada

pembelajaran jam pertama guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan

do’a dan salah satu surat pendek. Guru mengabsen siswa dan sikap siswa

siap untuk mulai pelajaran, menberikan motivasi dan pengarahan atau

gambaran tentang materi yang akan disampaikan, menerapkan langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar/tujuan yang

akan dicapai, guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu,

yaitu mengkaji bersama topik pembahasan tentang haji dan umrah.

Selanjutnya guru menindaklanjuti materi tentang haji dan umrah yang

sudah dipelajari kemarin. Guru membagikan tugas tentang hukum Islam

tentang ketentuan haji dan umrah kepada setiap kelompok. Tiap kelompok

melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu mengilustrasikan materi

yang berkaitan dengan haji dan umrah, yang telah dibagikan kepada setiap

kelompok, bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai mengajari

98
yang kurang pandai) dan semua anggota kelompok bertanggungjawab atas

kelompoknya masing-masing. Masing-masing kelompok secara bergilir

mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, memberikan

kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke depan untuk bertanya

(forum tanya jawab/diskusi) dan melakukan sharing antar kelompok.

Guru mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan mendorong siswa

dapat menerapkannya dalam kehidupan. Sebelum pembelajaran ditutup guru

melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali kepada siswa tentang

ketentuan haji dan umrah yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari.

Dan memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyimpulkan

pertemuan hari ini. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil kelompoknya

untuk dinilai.

Pada tahap penutup guru mengadakan refleksi terhadap proses dan

hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian

dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari.

Selanjutnya guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan

pengalaman spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan

dengan haji dan umrah dan guru memberi kesempatan siswa untuk

merencanakan tindakan yang akan mereka lakukan terkait dengan materi

99
yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, seperti menerapkan haji dan

umrah secara benar, untuk membangkitkan semangat di dalam kelas, siswa

dan guru membaca salah satu dari surat pendek bersama-sama dengan suara

yang lantang. Kemudian pembelajaran ditutup dengan salam. Guru memberi

penilaian dengan cara melihat keseriusan dan partisipasi siswa dalam

bekerja kelompok, inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan,

antusias siswa dalam KBM, keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi,

kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan

identifikasi siswa saat merefleksi refleksi terhadap proses dan hasil belajar

hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah

rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

3. Observasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Dari hasil pre test yang telah dilaksanakan, siswa tampak masih

kurang antusias dalam pembelajaran. Dapat diamati bahwa siswa pada saat

pre test mereka masil malu-malu dan kurang bersemangat. Pada siklus I ini

mereka sudah mulai bertanya meskipun baru satu sampai tiga orang.

Peningkatan keterampilan komunikasi, keaktifan dan kreativitas siswa yang

terlihat dalam pembelajaran pada siklus I, dapat diamati dengan usaha

belajar Pendidikan Agama Islam dan merasa timbul yang saran penting

dalam belajar Pendidikan Agama Islam hal ini ditunjukkan pada saat

pembelajaran berlangsung.

100
Dari raut wajah mereka juga dapat dilihat bahwa siswa merasa cukup

senang dan tampak semangat serta antusias dalam belajar meskipun masih

ada beberapa siswa yang masih ramai sendiri dan bermain dalam kelas,

meskipun dalam kelas itu sudah diterapkan oleh guru PAI pembelajaran

seperti itu sebelumnya tapi masih belum terbiasa dengan kehadiran peneliti.

Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai

guru dan sekaligus sebagai observer untuk mencatat lembar instrument pada

pedoman observasi.

Dari hasil pengamatan terhadap siswa pada tahap pendahuluan ini

terdapat peningkatan dalam keterampilan, keaktifan dan kreativitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Karena siswa merasa mendapat tambahan dalam

kegiatan belajar dalam kelas sehingan siswa antusias untuk memperhatikan

selama pembelajaran berlangsung dan mendengarkan hal- hal baru yang

belum pernah mereka ketahui. Bertanggung jawab, disiplin dalam

mengerjakan tugas-tugas, ramah dan lebih muda dalam bersosialisasi

dengan teman saat berkelompok.

Pada tahap kegiatan inti, peneliti membagi siswa menjadi tujuh

kelompok setiap kelompok terdiri dari lima orang. Kemudian peneliti

membagi tugas kepada tiap-tiap kelompok tentang materi yang akan dibahas

pada hari itu, yaitu ketentuan haji dan umrah. Dalam mengerjakan tugas

kelompok ini siswa diberi pengalaman untuk bekerja sama dengan

101
kelompok atau teman-teman disampingnya. Berdasarkan hasil penelitian

ternyata masih ada siswa yang belum dapat meningkatkan keterampilan

dalam berpikir kreatif untuk menggunakan proses berpikirnya agar

menghasilkan ide yang baru dan berdasarkan konsep-konsep prinsip-prinsip

yang rasional maupun persepsi dan intuisinya masih rendah, ada siswa yang

bertanya “Apakah hikmah utama dari ibadah haji?” kemudian ada teman

lain yang mau menjawab, yaitu “hikma utama dari ibadah haji adalah

sebagai bentuk kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah. Keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendahnya sikap semangat

untuk antusias dalam melaksanakan pembelajaran berlangsung dan antusias

dalam melaksanakan tugas. Sedangkan dalam kemandirian belajar masih

belum berani mengungkapkan ide/gagasan seperti diberi kesempatan untuk

bertanya masih malu-malu, seperti bertanya apa berbedaan ifrad, tamattu

dan qiran? Pertanyaan dilempar kepada siswa sebelum dijawab oleh guru

ada salah satu siswa yang menjawab “Ifrad yaitu haji saja, sedangkan

Tamattu’ yaitu melakukan umrah terlebih dahulu pada musim haji,

kemudian melaksanakan ibadah haji, Qiran yaitu mengerjakan haji dan

umrah dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus”. Kreativitas dalam

kemampuan yang dimiliki siswa masih rendah untuk menemukan bayak

kemungkinan, guru bertanya kepada siswa seperti “Apakah kegiatan

jama’ah haji ditingalkan itu tetap sah? kemudian menjawab “kegiatan

102
jama’ah haji dan apabila ditinggalkan hajinya tetap sah tetapi harus

diganti dengan membayar dam”. Jawaban terhadap suatu masalah dan untuk

mencerminkan kelancaran, keluwesan dan berpikir serta kemampuan untuk

mengolaborasi suatu gagasan masih rendah dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam bertanyak siswa masih ragu-ragu karena takut salah, kebayakan

siswa masih ramai sendiri pada waktu dimulai pelajaran. Karena itu peneliti

menggasi materi sekiranya siswa itu dapat menerima pelajaran yang dapat

meningkatkan keterampilan komunikasi, keaktifan dan kreatifitas siswa,

yaitu mengilustrasikan gambar-gambar tentang ketentuan haji dan umrah.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa dengan memberi tugas siswa

seperti itu dapat meningkatkan keterampilan, keaktifan dan kreativitas siswa

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti. Pada akhir pelajaran

peneliti memberi permainan kuis agar siswa tidak jenuh dan bosan dalam

melak sakan pelajaran, dan dari pengamatan permainan itu tidak terlihat dari

raut muka siswa yang merasa jenuh dan bosan. Malah mereka sangat

menikmati dalam permainan yang diberikan oleh peneliti.

4. Refleksi Kegiatan Belajar Mengajar

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan, keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar

dengan mengunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada materi Pendidikan Agama Islam. Pada waktu pertama

103
diterapkan oleh peneliti siswa masih banyak yang berbicara dan ramai

sendiri meskipun sebelumnya dikelas itu sudah diterapkan oleh guru

Pendidikan Agama Islam. Apalagi pada awal guru memberikan tugas

tentang materi ketentuan haji dan umrah untuk mengaitkan dengan

kehidupan dan penggalam mereka sehari-hari siswa tampak kelihatan

bingung tapi dengan penjelasan dari guru akhirnya siswa dapat menerima

tentang tugas yang diberikan oleh peneliti. Meskipun yang mengerjakan

tugas kelompok tidak ikut semuanya karena masih ada satu atau dua siswa

yang masih ramai sendiri.

Hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I masih banyak kendala

yang ditemukan ketika dilaksanakan strategi pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL). Permasalah yang ditemukan pada saat

pelajaran berlangsung, antara lain :

a. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa siswa untuk terampil,

aktif dan kreatif dalam berbicara, bertanya dan mengemukakan pendapat.

b. Siswa masih banyak mengandalkan kemampuan untuk menjawab

pertanyaan guru bukan pada kemampuan untuk memecahkan persoalan.

c. Kerja sama dalam kelompok untuk memecahkan suatu gagasan dimiliki

sebagian besar siswa yang berprestasi dikelas sehinga siswa yang pasif

tidak mendapat kesempatan untuk aktif menggungkapkan pendapat.

104
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang sudah dilaksanakan, maka

perlu dipersiapkan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :

a. Guru lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi

pelajaran yang dipelajari, terutama pada kelompok yang pasif dan kurang

bersemangat dalam proses pembelajaran.

b. Pada pembelajaran tindakan sebaiknya dominasi guru agak dikurangi

sehingga proses belajar mengajar lebih tampak proses belajar yang

berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan keterampilan,

keaktifan dan kreativitas belajar siswa pada bidang studi mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

c. Memberi pengertian akan pentingnya kerja sama dalam kelompok.

D. Penerapan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Samboja

Fokus dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan,

keaktifan dan kreativitas siswa dalam menerapkan strategi pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam kelas IX SMP Negeri 5 Samboja. Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga

kali pertemuan.

Sebelum diterapkan strategi Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) direncanakan peneliti terlebih dahulu mengadakan pre tes dengan

strategi pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan tanya jawab.

105
Dimana guru menjelaskan didepan kelas sedangkan siswa mendengarkan dan

menulis apa yang diperintahkan guru, serta diselingi dengan tanya jawab.

Melalui pre tse, dapat diketahui bahwa dengan metode ceramah dan tanyak

jawab siswa kurang berminat dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Siswa cenderung pasif, suka mendengarkan dari pada mengungkapkan

pendapat selain itu siswa kurang bersemangat dan antusias dalam mengerjakan

tugas.

Pembelajaran konvensional berupa ceramah merupakan salah satu bentuk

lain pengajaran ekspositori yang cenderung membuat siswa pasif atau tidak aktif.

Salah satu kesulitan dalam penggunaan metode ceramah adalah banyaknya siswa

yang sulit mengikuti tema yang diajarkan, bahwa ada yang berpendapat bahwa

harus ada latiha untk mendengarkan dalam metode ceramah, oleh sebab itu adalah

bijaksana jika hal itu dianjurkan penggunaannya.

Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa pada kegiatan belajar mengajar

akan menimbulkan rasa terpaksa, tertekan, bosan dan malas. Karena dapat

menjadikan siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran di kelas.

Berdasarkan data empiris dan hasil pre test, bahwa untuk meningkatkan

keterampilan komunikasi, keaktifan dan kreativitas belajar siswa dibutuhkan

lingkungan belajar yang kondusif, menjadikan siswa lebih berperan aktif tanpa ada

rasa takut untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat, tanpa takut ditertawakan

dan disepelehkan, mampu memunculkan kreatifitas, mampu memberi pengalaman

106
baru mengantarkan siswa pada kompetensi yang dicapai serta menjadikan

pembelajaran tetap menyenangkan.

Menyikapi hasil pre test, pada pertemuan selanjutnya peneliti menerapkan

strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan strategi

pembelajaran ini diharapkan siswa mampu berperan aktif untuk mengekspresikan

gagasannya, memecahkan masalah dan memusatkan perhatiannya pada kelompok.

Salah satu cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif adalah

dengan menerapkan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL). Dimana pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai

salah satu strategi pembelajaran diharapkan mampu menggugah keterampilan

komunikasi, keaktifan dan kreativitas belajar siswa melalui aktif dalam

berpendapat, mempertanyakan gagasan, memusatkan perhatian pada saat

pembelajaran, mendorong siswa menemukan caranya sendiri, memecahkan

masalah, dan memproses informasi belajar dengan lebih efektif.

Pembelajaran kontekstual merupakan strategi yang melibatkan siswa secara

penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari

materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam

konteks Contextual Teaching and Learning (CTL) bukan hanya sekedar

mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara

langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa

terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi

107
juga aspek afektif dan juga psikomotor. Belajar melalui Contextual Teaching and

Learning (CTL) diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang

dipelajarinya.

Strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan

konsepsi belajar yang membantu guru mengaitkan pelajaran dengan dunia nyata

dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapanya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan warga Negara.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu reaksi

terhadap pandangan behaviorostik yang telah mendominasi pemikiran pendidikan

selama ini.

Ada perbedaan pokok antara pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan pembelajaran konvensional seperti banyak diterapkan di

sekolah sekarang ini, dijelaskan secara singkat perbedaan kedua model tersebut

dilihat dari konteks tertentu.

1. Contextual Teaching and Learning (CTL) menempatkan siswa sebagai subjek

belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan

cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan dalam

pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek yang berperan

sebagai penerima informasi secara pasif.

2. Dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), siswa belajar

melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling

108
menerima dan memberi. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa

lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan

menghafal materi pelajaran.

3. Dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), pembelajaran

dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan dalam bembelajaran

konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.

4. Peneliti menerapkan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL). Strategi pembelajaran tersebut diterapkan agar siswa lebih bertanggung

jawab berperan lebih aktif mencari informasi dari kelompok terkecil dengan

berpasangan dilanjutkan dengan pembelajaran untuk memperbanyak pendapat

dan ide pada kelompok.

Adapun ciri pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) antara

lain :

1. Adanya kerja sama antar semua pihak.

2. Menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem.

3. Menyenangkan tidak membosankan.

4. Menggunakan berbagai sumber.

5. Siswa kritis dan guru kreatif.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses

pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam

memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan

109
nyata, baik berkaitan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan

lingkunga pribadi, agama dan sosial. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan.

Dengan data-data hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

terbukti bahwa penerapan strategi pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, keaktifan dan

kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IX

SMP Negeri 5 Samboja.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, keaktifan

dan kreativitas belajar siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam dengan

indikator keberhasilan:

a. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih semangat, senang dan

tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung.

b. Siswa terlatih bekerja sama dalam kelompok, siswa semakin aktif dan berani

mengungkapkan pendapat atau ide serta mempertanyakan kembali gagasan

teman yang lain.

c. Siswa tidak lagi takut dalam mengungkapkan pendapat, tidak takut

ditertawakan, bahkan takut disepelehkan.

110
d. Selama pembelajaran berlangsung siswa tampak senang dan gembira, hal ini

dapat dilihat dari raut muka mereka yang selalu tampak berseri-seri dalam

mengerjakan tugas.

e. Adanya peningkatan keterampilan komunikasi, keaktifan dan kreativitas siswa

dapat dilihat dari kenaikan setiap siklusnya.

111

Anda mungkin juga menyukai