Anda di halaman 1dari 9

The Psychology of Positivity at Work

Kelompok 2
Michael Tandya 150120011
Syela Margareth W 150120038
Ardina Rachma F 150120201
Syela Hlm 11-15
Introduction
Riset menunjukkan bahwa antara 20% dan 30% performa bisnis dapat ditentukan oleh mood
dari para karyawan. Penelitian menunjukkan apabila dalam perusahaan diciptakannya hal positif
seperti sesuatu yang ‘heart-felt’ akan berpengaruh terhadap ketercapaian pertumbuhan individu dan
organisasi dan fungsi optimal dari waktu ke waktu. Konsep positivity dapat menciptakan emosi
seperti cinta, sukacita rasa syukur, minat, dan harapan yang meningkatkan pola pikir. Positivity
merupakan suatu keadaan yang muncul dari sistem limbik otak mamalia yang memberikan efek
kepada bagaimana perasaan kita serta mempengaruhi bagaimana kita bertindak.
Vacharkulksemsuk & Fredrickson (2013) mengatakan luaran dari emosi positif dapat
memberikan keuntungan dalam lingkungan pekerjaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Luaran ini dijelaskan ini apabila emosi positif diterapkan dalam tindakan kecil dan pengakuan
dalam lingkungan bekerja akan memberikan luaran seperti perilaku prososial, pengembangan
kelompok, budaya etika dalam bekerja yang baik, dan pembelajaran.

The Science of Positivity


Alice Isen dan rekan-rekan menemukan bahwa efek dari keadaan emosi positif dalam luaran
kognitif dapat memunculkan fleksibilitas kognitif yang dapat meningkatkan emosi intrinsik,
memproduksi pemikiran-pemikiran baru, meningkatkan penerimaan terhadap informasi baru dan
kreatifitas, serta meningkatkan pemecahan masalah. Isen juga menemukan bahwa pengaruh positif
berdampak pada hubungan sosial kita dengan memfasilitasi inklusi, mendorong kemurahan hati,
sikap menolong dan tanggung jawab sosial, serta mengurangi konflik.
Csikszentmihalyi (1990) menyebutkan bahwa emosi positif itu disebutkan sebagai bentuk
keadaan psikologis “flow”. Flow merupakan sebuah emosi positif mirip dengan ketertarikan. Flow
terjadi ketika seseorang memiliki tujuan yang jelas, tingkat tantangan yang sesuai dengan kekuatan
mereka dalam menjalankan tugas-tugas yang mereka lakukan, dan umpan balik yang teratur. Riset
menunjukkan bahwa pengalaman flow dapat membuat individu lebih terlibat dalam kehidupan,
menikmati aktivitas, merasa kendali dalam diri, dan memiliki rasa percaya diri yang kuat. Semua
ini meningkatkan tingkat positivitas pada individu.
Seligman & Csikszentmihalyi membentuk bidang psikologi positif, dengan tujuan
meningkatkan fokus pada studi tentang fungsi manusia yang positif dan pemahaman ilmiah tentang
"kehidupan yang baik." Dari sini penelitian menunjukkan bahwa "kebahagiaan," atau konstruk
ilmiah yang lebih dikenal sebagai "kesejahteraan subjektif," telah menunjukkan bahwa individu
yang bahagia, atau mereka yang sering mengalami emosi positif, berhasil dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk pernikahan, pertemanan, pendapatan, kinerja kerja, dan kesehatan.
Riset yang dilakukan oleh Diener hubungan antara kebahagiaan dan kesuksesan
menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak hanya terjadi karena kesuksesan membuat
orang bahagia, tetapi juga karena perasaan positif menghasilkan kesuksesan. Meta-analisis
menunjukkan bahwa kebahagiaan dapat memberikan luaran adanya kesuksesan. Perasaan positif,
atau "ciri khas kesejahteraan," juga dapat memunculkan karakteristik yang diinginkan, sumber
daya, dan kesuksesan yang berkorelasi dengan kebahagiaan.
Seligman menekankan penggunaan istilah "topic of positive well being" (kesejahteraan)
daripada "kebahagiaan" dalam kerangka psikologi positif. Seligman mendirikan adanya PERMA
model untuk kesejahteraan yang mencakup unsur-unsur seperti emosi positif, engagement,
hubungan, makna, dan pencapaian. Sejak itu terminologi “wellbeing” (kesejahteraan) digunakan
untuk merepresentasikan emosi dari manusia daripada “kebahagiaan”.

Broaden and Build Theory


Fredrickson mengembangkan sebuah alternative model dari emosi positif yang lebih baik.
Emosi negatif menunjukkan adanya kecenderungan spesifik seperti ketakutan untuk keluar atau
menghindari sesuatu kemarahan menggerakkan kita untuk menyerang atau mempertahankan suatu
tindakan; rasa jijik menggerakkan kita untuk mengusir atau menghindari stimulus. Fredrickson
(2009) mengusulkan kalau emosi positif dapat membuat seseorang untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan yang baru, bangkit kembali dari kemunduran, terhubung lebih dalam
dengan orang lain, dan mencapai potensi mereka. Berikut merupakan 10 emosi positif menurut
Fredrickson:
Emosi Positif Dampak dan Keuntungan

Joy Kegembiraan muncul ketika keadaan seseorang saat ini menghadirkan nasib
baik yang tak terduga. Hal ini menciptakan dorongan untuk bermain dan
terlibat serta memungkinkan kita memperoleh keterampilan yang diperoleh
melalui pembelajaran eksperimental.

Gratitude Rasa syukur muncul ketika seseorang mengakui orang lain sebagai sumber
rejeki yang tak terduga. Hal ini menciptakan dorongan untuk secara kreatif
mempertimbangkan cara-cara baru untuk bersikap baik dan murah hati serta
membangun keterampilan untuk menunjukkan kepedulian, kesetiaan, dan
ikatan sosial.

Serenity Ketenangan muncul ketika orang menafsirkan keadaan mereka saat ini sebagai
hal yang sangat disayangi, benar, atau memuaskan. Hal ini menciptakan
dorongan untuk menikmati keadaan saat ini dan mengintegrasikannya ke dalam
prioritas atau nilai-nilai baru.

Interest Ketertarikan muncul pada keadaan yang dinilai aman namun menawarkan hal
baru. Hal ini menciptakan dorongan untuk mengeksplorasi, belajar,
membenamkan diri dalam hal-hal baru dan dengan demikian mengembangkan
diri.

Hope Harapan muncul dalam keadaan yang mengerikan di mana orang-orang takut
akan hal terburuk namun mendambakan hal yang lebih baik. Hal ini
menciptakan dorongan untuk memanfaatkan kemampuan dan daya cipta diri
sendiri untuk membalikkan keadaan dan membangun sumber daya optimisme
dan ketahanan.

Pride Kebanggaan muncul ketika orang menerima penghargaan yang pantas atas hasil
baik yang bernilai sosial. Hal ini menciptakan dorongan untuk berkeinginan
tentang pencapaian yang lebih besar di bidang serupa dan membuat kita merasa
percaya diri

Amusement Kegembiraan terjadi ketika kita menilai keadaan kita saat ini melibatkan
semacam keganjilan sosial yang tidak serius. Hal ini menciptakan dorongan
untuk berbagi tawa dan menemukan cara kreatif untuk melanjutkan
kegembiraan yang membantu kita membangun dan memperkuat ikatan sosial
yang langgeng.

Inspiration Inspirasi muncul ketika orang menyaksikan keunggulan manusia dalam


beberapa cara. Hal ini menciptakan dorongan untuk mengungguli diri sendiri,
untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi atau yang terbaik dalam diri sendiri
dan membangun motivasi untuk pertumbuhan pribadi.

Awe Kekaguman muncul ketika manusia menjumpai kebaikan dalam skala besar.
Pengalaman rasa kagum memaksa orang untuk menyerap dan mengakomodasi
keluasan baru yang mereka temui dan menciptakan pandangan dunia baru.

Love Cinta, emosi positif yang paling sering dirasakan orang, muncul ketika emosi
positif lainnya dirasakan dalam konteks hubungan atau hubungan antarpribadi
yang aman. Ini menciptakan persepsi sesaat tentang hubungan sosial dan
pengembangan diri serta membangun ikatan sosial dan komunitas.

1. The broaden effects of positive emotions


Emosi positif dapat memiliki pengaruh positif dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk perasaan keterhubungan, kinerja individu, kepemimpinan, dan hubungan bisnis.
Emosi positif dianggap memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan
produktivitas. (1) Emosi positif dapat memperluas perhatian, kognisi, dan tindakan individu
dibandingkan dengan emosi negatif atau keadaan netral. Penelitian telah menunjukkan
bahwa emosi positif memungkinkan individu untuk melihat lebih banyak pilihan tindakan
dan memiliki pandangan yang lebih luas tentang situasi. (2) Emosi positif juga dapat
meningkatkan rasa keterhubungan dengan orang lain. Ketika seseorang mengalami emosi
positif, mereka cenderung merasa lebih dekat dan terhubung dengan orang-orang penting
dalam hidup mereka.
(3) Emosi positif dapat mempengaruhi kinerja. Studi menunjukkan bahwa emosi
positif dapat mempengaruhi kinerja di berbagai bidang, termasuk dalam pengambilan
keputusan medis dan produktivitas di tempat kerja. Orang yang merasa positif cenderung
membuat keputusan lebih cepat, lebih kreatif, dan bekerja lebih efisien. (4) Kepemimpinan
berbasis emosi positif juga dapat berdampak pada kinerja kelompok. Ketika pemimpin
merasa positif, anggota kelompok cenderung merasa lebih positif, dan kelompok tersebut
dapat mencapai koordinasi yang lebih baik dan memerlukan usaha yang lebih sedikit untuk
menyelesaikan tugas. (5) Emosi positif juga memiliki dampak dalam konteks hubungan
bisnis dan negosiasi. Dalam situasi negosiasi, tampilan emosi positif dapat meningkatkan
kemungkinan membangun hubungan bisnis yang lebih baik dan mencapai kesepakatan yang
sukses.

Michael Hlm 16-20


2. The build effect of positive emotion
- Efek emosi positif : punya dampak positif pada pikiran dan kognisi individu karena
bisa meningkatkan cakupan perhatian dan kreativitas mereka di lingkungan kerja
- Fungsi memperluas emosi positif : gacuma memberikan perasaan bahagia tapi juga
berperan dalam memicu pertumbuhan individu. (sosial > persahabatan, jaringan
dukungan sosial), (psikologis > ketahanan dan optimisme), (fisik > kesehatan dan
umur panjang).
- Dampak ke lingkaran positif : jadi emosi positif ini bisa membuat lingkaran
pertemanan yang positif di kantor sehingga bisa memicu pertumbuhan lebih lanjut
dan kesejahteraan
- Studi kasus : jadi ada sebuah penelitian yang mendukung berupa meditasi kasih
sayang selama 7 minggu menghasilkan 10 emosi positifnya Fredikcson (gembira,
bersyukur, ketenangan, berminat, harapan, kebanggaan, terhibur, dapat memberikan
insight ke orang lain, takjub, cinta) ke berbagai aspek kehidupan (kepuasan diri,
hubungan sosial yang lebih dalam, kesehatan fisik yang lebih baik)
- Dukungan empiris : banyak juga yang membuktikan lewat penelitiannya bahwa
emosi positif bisa berpengaruh timbal balik dengan sumber daya pribadi dan
organisasi sehingga emosi positif penting untuk ditingkatkan supaya dapat
mendatangkan keuntungan

Positivity Ratios
- Pentingnya positivitas dalam bisnis dan kehidupan pribadi : penelitiannya Marcial Losada
dan Fredrickson menyoroti pentingnya rasio positivitas terhadap negativitas dalam tim
bisnis dan kehidupan individu. Rasio positif tinggi dikaitkan dengan kinerja yang lebih baik
dan kebahagiaan individu
- Perkembangan konsep rasio positivitas : awalnya dikenal sebagai rasio lasada lalu
berkembang lagi jadi rasio positivitas. Tapi ada perdebatan disini terkait metode
perhitungannya
- Pengaruh positivitas dalam hubungan : ada penelitian yang menunjukkan bahwa rasio
positivitas dapat mempengaruhi hubungan antar pasangan. Rasio positivitas yang lebih
tinggi daripada negativitas berkaitan dengan keberhasilan pernikahan dan kepuasan
pernikahan yang lebih tinggi

Positive Emotions, Well Being, and Health


- Pentingnya emosi positif dalam kesejahteraan : emosi positif seperti kebahagiaan berperan
penting dalam kesejahteraan individu karena itu merupakan komponen kunci
berkembangnya kesejahteraan psikologis
- Kegunaan emosi positif dalam menghadapi tantangan : menurut beberapa penelitian yang
pernah dilakukan menunjukkan bahwa emosi positif bermanfaat untuk menghadapi
tantangan atau ketidakpastian dalam hidup. Individu yang tangguh dapat menggunakan
emosi positif untuk menemukan makna positif dalam peristiwa sehari hari atau dalam situasi
sulit
- Pengaruh emosi positif terhadap kesehatan fisik : dapat membantu mengatasi efek negatif
dari stres pada kesehatan fisik. Lewat beberapa penelitian, emosi positif dapat mempercepat
pemulihan kardiovaskular setelah pengalaman emosi negatif intens
- Siklus positif kesejahteraan emosional : berbeda dengan emosi negatif hanya akan
menghasilkan mood depresi yang akhirnya memperkecil pemikiran dan spiral kesejahteraan
negatif. Emosi positif dapat membuat pikiran lebih luas dan menciptakan siklus
kesehaterahan yang positif dari waktu ke waktu
- Hubungan emosi positif dan umur panjang : beberapa penelitian menunjukan bahwa
ekspresi emosi positif yang lebih banyak dapat berpengaruh terhadap umur yang lebih
panjang karena individu merasa hidupnya lebih baik dan positif
- Potensi peran aktivitas fisik : aktivitas fisik yang teratur dan sesuai dapat meningkatkan
pengalaman emosi positif yang berkontribusi pada tingkat kesejahteraan individu

The Downside of Positivity


- Keseimbangan Emosi : penting untuk menjaga keseimbangan antara emosi negatif dan
positif. Terlalu fokus pada emosi positif dapat berdampak negatif dan malah menghilangkan
manfaat dari emosi negatif itu sendiri
- Peran emosi negatif : meskipun sering dibilang buruk tapi ada manfaatnya juga seperti
membangun toleransi individu terhadap kesulitan dan memberikan kesempatan untuk
bertumbuh secara pribadi
- Terapi penerimaan dan komitmen (ACT / Acceptance Commitment Therapy) : pendekatan
ini menekankan penerimaan emosi dan pengamatan bukan upaya untuk menghilangkan
emosi negatif tapi lebih ke menyeimbangkan semua emosi negatif dan positif karena sama
sama bermanfaat
- Pentingnya keseimbangan dalam diskusi sosial : penting untuk menghindari idealisasi emosi
positif dalam percakapan sosial. Terlalu sering mencari solusi cepat untuk menghilangkan
emosi negatif itu tidak selalu sehat
- Konsekuensi penghindaran emosi negatif : strategi atau upaya menghindari emosi negatif
yang tidak sehat seperti alkohol dan obat obatan dapat berdampak jangka panjang pada
kesehatan tubuh dan mental individu

Positivity at Work
- Efek “hal buruk lebih kuat daripada hal baik” : adanya penemuan terkait kecenderungan
manusia yang lebih memperhatikan atau berfokus pada hal hal negatif daripada positif. Hal
ini tentunya dapat berdampak pada suasana kerja dan kinerja organisasi
- Kebutuhan akan penekanan pada praktik sosial : para peneliti mencatat bahwa dalam
lingkungan kerja sering diperlukan penekanan ekstra pada praktik praktik positif untuk
mencapai efek positif. Tapi fakta lapangan, masih banyak perusahaan atau organisasi yang
masih terlalu berfokus pada masalah dan aspek negatif
- Sejarah penelitian emosi di tempat kerja : penelitian ini sudah ada sejak tahun 1930 an dan
memang benar apabila emosi positif dapat meningkatkan efisiensi kerja
- Manfaat emosi positif di tempat kerja : emosi positif di tempat kerja punya banyak manfaat
seperti meningkatkan kreativitas, perhatian, kerjasama dan kinerja keseluruhan. Emosi
positif juga dapat memediasi hubungan antara lingkungan kerja dan sumber daya pribadi
- Pendekatan berdasarkan budaya, karyawan dan kepemimpinan : penting untuk memahami
dan menerapkan pendekatan positif dalam 3 jalur utama yaitu budaya organisasi,
keterlibatan praktik karyawan dan kepemimpinan

Culture and Engagement


- Fokus pada kesejahteraan dan kebahagiaan di tempat kerja : organisasi semakin sadar bahwa
kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan di tempat kerja itu penting. Berbagai faktor positif
seperti, afek positif, perilaku warga organisasi, identitas positif, keterlibatan, modal
psikologis dan kepuasan menjadi fokusnya
- Hubungan antara emosi positif dan kinerja : fokusnya pada emosi negatif dan berbagai
aspek kinerja karyawan seperti perilaku warga organisasi (OCB / Organizational Citizen
Behavior) yang dapat meningkatkan kinerja tugas dan organisasi. Emosi positif dan rasa
syukur berperan penting dalam mendorong perilaku positif di tempat kerja
- Pendekatan penghargaan (Appreciative Inquiry / AI) : pendekatan perubahan organisasi
yang fokus pada aspek positif yang ada di dalam organisasi dan menggunakan kekuatan dan
aspirasi positif karyawan sebagai dasar untuk menciptakan perubahan budaya organisasi
yang positif.
- Keterlibatan karyawan : keterlibatan karyawan memiliki hubungan positif sebagai hasil dari
organisasi termasuk kinerja, kepuasan kerja dan retensi karyawan
- Pentingnya emosi positif di tempat kerja : berbagai penelitian menunjukkan bahwa emosi
positif seperti, kebahagiaan dapat mempengaruhi kinerja dan perilaku karyawan.
Meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan di tempat kerja dapat bermanfaat
bagi organisasi

Ardina Hlm 21-25


Employee Practices
Dalam menerapkan praktik positif dalam organisasi dinyatakan memiliki dampak signifikan
pada berbagai hasil organisasi, menurut POS. Praktik positif dapat berupa hubungan pertemanan
yang saling peduli, saling mendukung antar teman kerja, saling menghormati, integritas, dan saling
menginspirasi di tempat kerja, serta meyakini terdapat makna dari pekerjaannya. Praktik positif
yang diterapkan organisasi sendiri memiliki dampak yang baik, seperti menurunnya tingkat
turnover, meningkatnya efektivitas organisasi, lingkungan kerja dan hubungan kerja yang baik.
Selain itu, dalam menerapkan employee practices juga berkaitan dengan sumber daya
kognitif dan emosional yang lebih luas. Menurut studi tentang psychology capital, keadaan
psikologis positif dari perkembangan individu terdiri dari self-efficacy, optimisme, harapan, dan
ketahanan, memberikan praktik-praktik yang dapat diterapkan oleh karyawan untuk mempengaruhi
fleksibilitas berpikir dan meningkatkan positivitas karyawan. Contohnya, eksplorasi hubungan
psychological capital dan kreatifitas yang telah dilakukan dalam studi lintas-organisasi yang
mengukur hubungan antar budaya, psychological capital, dan perilaku inovatif. Studi menemukan
bahwa tingkat psychological capital individu memiliki dampak yang lebih besar dalam mendorong
perilaku kreatif dengan modal psikologis bertindak sebagai mediator untuk inovasi. Tingkat
optimisme, harapan, ketahanan, dan efikasi diri kreatif beroperasi sebagai penyangga perlindungan
terhadap kegagalan kreatif, dan menyediakan sumber daya pribadi yang dapat diperbaharui untuk
pemikiran inovatif.
Manfaat dari perilaku positif karyawan dapat diamati melalui perspektif sistem. Melakukan
pandangan sistem melalui Social Network Analysis (SNA) yang merupakan metodologi yang
sedang berkembang saat ini, memberikan dukungan bahwa perilaku positif pada karyawan dapat
menciptakan dampak emosional yang menular. Contohnya, terbukti bahwa keadaan emosional
seseorang dapat ditransfer langsung dari satu individu ke individu lain melalui peniruan dan
“penularan emosional” (ripple effect), kemungkinan hal ini terjadi dengan adanya meniru tindakan
tubuh yang emosional, terutama ekspresi wajah yang terlihat. Selain itu, penelitian tentang
penggunaan pelatihan pengembangan dalam organisasi yang menggunakan SNA menemukan
peningkatan signifikan dalam kesejahteraan psikologis sebagai hasil dari pelatihan, yang
sebelumnya telah terbukti meningkatkan pencapaian tujuan dan kesejahteraan.
Kemudian terdapat salah satu praktik karyawan positif yang dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan, yaitu penelitian terkini tentang kognisi terwujud. Penelitian ini merupakan gagasan
bahwa pengolahan informasi melibatkan pengalaman motorik individu seperti gerakan motorik
seseorang yang terjadi selama berlangsungnya pengalaman afektif dan psikologis suatu situasi.
Contohnya, ekspresi tubuh atau gerak-gerik individu yang sedang dipengaruhi oleh perasaan
gembira akan lebih banyak menunjukkan adanya gerakan bahu, siku, panggul dan batang tubuh,
berbeda ketika individu merasakan sedih. Dengan adanya pertemuan teori broaden-and-build
(perluasan-dan-pembangunan) dengan bukti tentang kognisi terwujud dapat memperjelas
peran-peran penting dari gerakan tubuh yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang mengalami
emosi.

Leadership
Kemampuan seorang pemimpin juga tak kalah pentingnya dalam menghasilkan atau
memanfaatkan emosi positif karyawan/anggota organisasi untuk keefektifan organisasi. Keberadaan
pemimpin sendiri dapat mempengaruhi perasaan karyawan di tempat kerja, dimana emosi yang
diekspresikan pemimpin atau atasan dapat mempengaruhi suasana dalam organisasi, yang
berkontribusi pada efektivitas organisasi.
Pemimpin sendiri sangat berperan dalam membentuk perilaku positif anggota tim ataupun
organisasi. Dengan adanya perubahan yang signifikan dalam agenda di banyak organisasi, sangat
berharga untuk merefleksikan bagaimana pemimpin mempengaruhi perilaku perubahan yang positif
dari anggota organisasi, dan mempertimbangkan apakah perilaku positif mampu mendorong
keterbukaan karyawan yang lebih besar terhadap perubahan. Terdapat dua perilaku khusus yang
berorientasi pada perubahan: kinerja kreatif & mengambil inisiatif. Pada penelitian sebelumnya,
ditemukan adanya hubungan pemimpin dan karyawan yang positif dipromosikan melalui tingkat
modal psikologis yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya personal internal
meningkatkan kapasitas seseorang untuk menghasilkan dan melaksanakan ide-ide baru dan inovatif,
namun juga menyebabkan peningkatan sumber daya diskresioner dalam perubahan.
Pemanfaatan strengths (kekuatan) di tempat kerja menjadi salah satu pendekatan yang
paling menjanjikan untuk meningkatkan kepositifan di tempat kerja. Manager atau atasan dapat
berdampak positif dengan berfokus pada kekuatan karyawan. Sedangkan karyawan yang merasa
diabaikan oleh atasan cenderung tidak terlibat dalam pekerjaan. Ketika atasan berfokus pada
kelemahan seorang karyawan maka kinerja rata-rata mereka menurun, sedangkan ketika atasan
berfokus pada kekuatan karyawan maka kinerja rata-rata meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
atasan memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu, energi, dan usaha untuk membangun
kekuatan.
Tampaknya banyak manfaat yang ditimbulkan dari kepositifan individu menggunakan
kekuatan mereka di tempat kerja, penting juga bagi karyawan dan atasan untuk menyadari situasi
orang lain yang terkadang dapat merasa kecewa, tidak terlibat, atau merasa tertekan sebagai hasil
penggunaan kekuatan. Karena memanfaatkan kekuatan di tempat kerja cenderung memberikan rasa
lebih percaya diri dan optimis pada individu, maka ketika terjadi kegagalan akan merasa lebih
kecewa. Individu dapat mencegah terjadinya resiko tersebut, dengan menciptakan harapan yang
realistis dan menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran. Organisasi dan atasan juga harus sadar
bahwa pengembangan kekuatan tidak selalu tepat dilakukan bergantung pada situasi karyawan.

Explanations for Positive Effects


Menurut para ahli organisasi positif, terdapat 3 sumber yang menjelaskan bagaimana dan
mengapa kepositifan (khususnya praktik positif) dapat meningkatkan kinerja organisasi: amplifying
effects (efek penguatan), buffering effects (efek penyaringan), dan heliotropic effects.
1. Amplifying Effects
Penguatan terkait dengan dampak praktik positif terhadap emosi positif yang dapat
menghasilkan peningkatan kinerja karyawan di organisasi. Efek ini juga terdokumentasi
dengan baik dalam literatur jaringan sosial yang membahas efek dari penularan emosional.
Penelitian yang memeriksa social capital dalam organisasi lebih memperhatikan manfaat
dari hubungan yang ditingkatkan. Praktik kerja positif seperti membangun komitmen,
kepercayaan, dan kolaborasi, semua berfungsi untuk menciptakan hubungan positif dan
meningkatkan social capital.
2. Buffering Effects
Praktik kerja positif melindungi organisasi dari efek negatif berupa trauma dan kesulitan
dengan melakukan peningkatan ketangguhan individu. Selain itu, penanaman emosi positif
seperti belas kasih, keberanian, pengampunan, integritas, dan optimisme mencegah
terjadinya kesulitan atau masalah psikologis, kecanduan, dan perilaku disfungsional.
3. Heliotropic Effects
Penelitian menunjukkan bahwa sikap positif merespons “heliotropic effects” dimana semua
sistem kehidupan bergerak menuju energi positif dan menjauhi energi negatif. Begitu juga
yang diterapkan dalam berorganisasi karena mereka menjalankan fungsi utama dalam
organisasi dan dimaksudkan untuk memfasilitasi manfaat positif bagi masing-masing
anggota. Proses sosial positif lebih cenderung bertahan daripada proses sosial negatif karena
lebih fungsional dan bermanfaat bagi setiap anggota organisasi. Penelitian telah menemukan
bahwa organisasi yang ditandai dengan praktik-praktik positif menumpuk energi positif di
antara anggota organisasi, yang pada waktunya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

Future Research
Meskipun pada chapter ini telah memberikan landasan yang kuat dari
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai manfaat sikap positif di tempat kerja, tentu saja
masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk terus
membangun “business case” untuk sikap positif di tempat kerja dengan hubungan yang
lebih kuat terhadap efektivitas organisasi secara keseluruhan menggunakan pengukuran
objektif.
Namun, perlu diingat bahwa penelitian dalam psikologi organisasi industri telah
memberikan bukti substansial mengenai hubungan antara perilaku individu positif dan hasil
organisasi (seperti profitabilitas, penurunan turnover). Oleh karena itu, diperlukan penelitian
lebih lanjut sehingga dapat membantu kita dalam memahami hubungan langsung antara
afek positif dan kinerja organisasi. Khususnya, bagaimana kepositifan mempengaruhi
keberhasilan yang objektif dan eksternal. Saat ini berfokus pada penelitian yang membahas
perilaku positif terukur meningkatkan keterlibatan karyawannya. Untuk itu, pemimpin dan
praktisi psikologi organisasi yang bekerja sama perlu berkomitmen pada intervensi jangka
panjang dan mengukur dampak terhadap kinerja karyawan dan keuangan.
Terdapat peluang untuk mengeksplorasi lebih lanjut mengenai manfaat sikap positif
di tempat kerja. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, SNA mengeksplorasi cara anggota
saling berhubungan. Praktik ini juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang lainnya,
seperti manajemen, psikologi, ilmu politik, dsb. Dengan memanfaatkan SNA dalam
mengeksplorasi keterhubungan jaringan interaksi dapat memberi pemahaman yang kuat
mengenai emosi dan kesejahteraan anggota organisasi dan dampak selanjutnya terhadap
efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Untuk mendukung penelitian di masa depan, menghubungkan studi tentang afek
positif dan analitik karyawan menjadi hal yang menarik. Analitik membantu memacu
pengambilan keputusan yang lebih efektif. Mengukur dampak emosi positif pada human
capital seperti perekrutan bakat, keberagaman, kesuksesan pekerjaan, dan retensi dapat
menyebabkan komitmen organisasi terhadap praktik peningkatan afek positif.

Kesimpulan
Dengan adanya sejumlah penelitian yang signifikan menunjukkan: dukungan
manfaat dari emosi positif dan sikap positif secara lebih luas, manfaat individu yang terlibat
dalam interaksi psikologi positif, maka disarankan bahwa pola kepositifan &
ketidaknyamanan yang menjadi ciri komunikasi suatu organisasi dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap faktor individual (kesejahteraan, keterlibatan, dan kepuasan).
Dapat disimpulkan, penemuan dari penelitian terdahulu perlu dipertimbangkan untuk
menjadi alat yang berguna untuk para pemimpin, anggota organisasi dalam memupuk emosi
positif, hubungan positif, dan kinerja positif dalam diri individu. Sehingga pada suatu waktu
kepositifan ini dapat menciptakan spiral positif ke seluruh organisasi dan menghasilkan
peningkatan efektivitas organisasi.

Anda mungkin juga menyukai