Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YANU PANDU TILAWA

NIM : 1820211345
KELAS : SMX
PRODI : S1 MANAJEMEN
TUGAS : PERILAKU ORGANISASI PERTEMUAN KE 6
TANGGAL : 08-04-2021

1. Pengrtian perilaku organisasi positif


Dasar dari perilaku organisasi positif atau yang biasa disingkat POS adalah
perwakilan dari cara berfikir, orientasi nilai, dan bentuk penelitian organisasi. POS
berfokus pada dinamika organisasi yang memimpin kepada perkembangan kekuatan
manusia, memacu vitalitas perkembangan dan kemajuan pekerja/karyawan
perusahaan yang memungkinkan resiliensi dan restorasi, dan mengelola kinerja
individu dan organisasi secara luar biasa. Perilaku organisasi positif merujuk pada
penelitian dan penerapan yang berorientasi positif kekuatan sumber daya
manusia dan kapasitas psikologis yang dapat diukur, dikembangkan, dan efektif
untuk peningkatan kinerja. Sebagai contoh, harapan, optimisme, dan ketahanan
telah dikaitkan dengan kepuasan kerja yang lebih tinggi, kebahagiaan kerja, dan
komitmen organisasi. Selain itu, karakteristik karyawan positif seperti optimisme,
kebaikan, humor, dan kemurahan hati diharapkan untuk berhubungan dengan prestasi
kerja yang lebih tinggi.

2. Psikologi positif
Psikologi positif dimulai dengan mengubah penekanan dari hal yang tidak
berharga dalam hidup menjadi studi dan pemahaman terbaik dalam hidup. Tujuan
psikologi positif adalah menggunakan metodologi ilmiah untuk menemukan dan
mempromosikan faktor - faktor yang memungkinkan individu, kelompok, organisasi
dan komunitas berkembang. Hal ini berhubungan dengan memfungsikan manusia
secara optimal, bukannya menfungsikan manusia patologis. Ada tiga tingkat psikologi
positif diantaranya :
a. Pengalaman subyektif yang berharga. Perlakuan yang baik, kesenangan
hati, kepuasan (di masa lalu), harapandan optimisme (untuk masa depan), dan
kelancaran serta kebahagiaan (sekarang).
b. Karakter individu yang positif. Kapasitas untuk mencintai dan
bekerja, keberanian, keahlian interpersonal, sensitifitas, sensibilitas estetika
dan daya tahan memaafkan orisinalitas, pemikiran kedepan spiritualitas,
talenta tinggi, dan kebijaksanaan.
c. Kepentingan dan institusi umum yang membuat individu menjadi warga
negara yang lebih baik. Tanggung jawab, pemeliharaan, altruisme,
kewarganegaraan, moderat, toleransi dan etika kerja.
3. Kriteria perilaku organisasi positif
 Optimisme : Psikologi memperlakukan optimisme sebagai karakteristik
yang berkenaan dengan harapan atas hasil akhir positif. Dampak positif
dari optimisme terhadap kesehatan fisik dan psikologis, karakteristik
ketekunan, prestasi, dan motivasi yang menyebabkan keberhasilan
akademis, olahraga, politik, dan pekerjaan. Di sisi lain, optimisme juga
dapat mengalami kemunduran, disfungsi, dan kerugian.
 Harapan : Dalam psikologi positif, harapan memiliki arti spesifik. Dalam
psikologi klinis harapan digambarkan sebagai konstruksi dimensi tunggal
yang mencakup keseluruhan persepsi bahwa seseorang dapat mencapai
tujuannya meskipun belum menjadi bagian utama. Harapan dipelajari dan
dapat berubah, harapan dapat ditingkatkan dengan pelatihan dan
pengembangan untuk meningkatkan kinerja dan retensi karyawan yang
berharga bagi perusahaan.
 Kebahagiaan : Didefinisikan sebagai sisi afektif seseorang (suasana hati
dan emosi) dan evaluasi kehidupan mereka. Kebahagiaan juga banyak
dikenal dalam psikologi positif. Komponen - komponen kebahagiaan dapat
diidentifikasi melalui ; kepuasan hidup, penilaian global mengenai
kehidupan seseorang, kepuasan dengan domain yang penting, pengaruh
positif, pengalaman emosi dan suasana hati yang menyenangkan, level
pengaruh negatif yang rendah, pengalaman emosi dan suasana hati yang
negatif sangat sedikit. Dalam teori dan penelitian psikologi lebih
menggunakan penggunaan istilah yang lebih tepat dan didefinisikan secara
operasional, yakni subjective well-being atau SWB, yang dimana
penggunaan SWB lebih ilmiah untuk mengistilahkan kebahagiaan.
 Resiliensi : Dalam organisasi merupakan kemampuan organisasi merespon
sercara positif untuk beradaptasi terhadap perubahan yang mengganggu.
Dalam hal ini resiliensi tidak hanya menunjukkan kemampuan untuk
bertahan dari hambatan eksternal, tetapi juga menunjukkan kemampuan
dalam beradaptasi dan belajar.
 Kecerdasan emosi : Meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan
POS seperti optimisme, harapan, SWB, dan reseliensi, kecerdasan emosi
semakin popular dan memenuhi kriteria untuk POS. Dimana kecerdasan
emosi merupakan dua komponen yanki kecerdasan dan emosi. Kombinasi
sinergi dua komponen ini menjadi konstruksi yang kuat dan positif untuk
pemahaman dan aplikasi dalam perilaku organisasi. Emosi memiiliki
peranan penting dalam psikologi, dimana emosi selama bertahun-tahun
menjadi variabel utama dalam studi psikologi. Emosi adalah bagaimana
orang merasakan sesuatu. Sedangkan kecerdasan memainkan peranan
utama dalam psikolog, tetapi peranannya kecil dan hampir tidak ada dalam
perilaku organisasi. Namun subset kecerdasan sosial yang mencakup
kemampuan untuk memonitor perasaan dan emosi diri sendiri dan orang
lain, membedakan emosi dan perasaan, dan menggunakan informasi
tersebut untuk menuntun pemikiran dan tindakan.
 Efikasi diri : Merupakan bersifat karakter, karena ditunjukan untuk tugas
spesifik dan dapat dilatih dan dikembangkan. Proses efikasi diri
mempengaruhi fungsi manusia bukan hanya secara langsung, tetapi juga
mempunya pengaruh tidak langsung terhadap faktor lain. Yang pertama,
orang cenderung mempertimbangkan, mengevaluasi, dan
mengintegrasikan informasi mengenai kapabilitas yang dirasakan.
Selanjutnya, evaluasi atau presepsi menghasilkan harapan atas efikasi
personal yang pada gilirannya menentukan keputusan dan keinginan yang
selanjutnya efikasi diri secara langsung mempengaruhi perilaku, motivasi
dan daya tahan diri.

Anda mungkin juga menyukai