PENDAHULUAN
Dalam al-qur’an terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan alam semesta khusunya tentang
gaya gravitasi. Gaya gravitasi dalam fisika ini juga dinyatakan di dalam salah satu ayat Al-
Qur’an, tepatnya dalam surat Q.S.Al-Anbiyaa ayat ke 33 sebagai berikut :
َو ُهَو ٱَّلِذى َخ َلَق ٱَّلۡي َل َو ٱلَّنَہاَر َو ٱلَّشۡم َس َو ٱۡل َقَم َۖر ُكٌّ۬ل ِفى َفَلٍ۬ك َيۡس َبُحوَن
Artinya: “dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
Ayat di atas berbicara secara khsusus menyangkut empat nikmat Allah yang amat besar yaitu:
malam, siang, matahari dan bulan. Ayat ini juga menunjukan kekuasaan allah yang telah
menjadiakan malam bagi manusia agar mereka bisa beristirahat padanya, dan menjadikan siang
agar mereka bisa bekerja untuk penghidupan mereka. Allah swt juga yang menciptakan matahari
sebagai tanda siang, dan bulan sebagai tanda malam, agar dapat diketahi bilangan bulan, tahun
dan hisab. Masing-masing dari keduanya terus menerus beredar pada garis edarnya. Matahari,
bumi, bulan dan seluruh palnet serta benda-benda langit lainnya bergerak di ruang angkasa luar
dengan kecepatan dan arah tertentu. Di sisi lain, matahari dengan tata suryanya berada dalam
suatu nebula besar yang disebut dengan Bima Sakti. Kecepatan edarnya bisa mencapai sekitar
700 kilometer per detik dan peredarannya mengitari pusat membutuhkan waktu sekitar 200 juta
tahun cahaya.
Paham mengenai konsep vektor menjadi salah satu hal yang penting dan dibutuhkan di
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukannya pemahaman tentang vector yang
digunakan dalam proses pengukuran suatu besaran yang memiliki nila dan arah . Dengan
melakukan praktikum “Vektor” ini diharapkan dapat membantu proses pemahaman
mengenai vektor yang digunakan dalam proses pengukuran suatu besaran seperti
menentukan besaran yang memiliki nilai dan arah maka contohnya adalah perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya dan lain-lain.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat mempelajari cara
menentukan resultan dua vektor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika dimana matematika merupakan ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan jumlah yang banyak. Dengan demikian, matematika mampu menyediakan
kerangka logika dimana hukumhukum fisika dapat diformulasikan secara tepat. Definisi, teori
dan model fisika selalu dinyatakan menggunakan hubungan matematis. Walaupun fisika selalu
dinyatakan dengan matematika, keduanya tidaklah tampak sangat seimbang. Ketika siswa
menyelesaikan permasalahan fisika, mereka cenderung lebih berkonsentrasi dalam proses
matematika daripada konsep fisika itu sendiri. Ia juga menyatakan bahwa fisika tampak sangat
kuat jika menggunakan matematika, tetapi cindekiawan matematika sering fokus hanya dalam
struktur matematika dan mengabaikan prinsip dan pemahaman fisikanya. Matematika dalam
fisika tidak hanya dalam tingkat rumus, definisi variabel, hubungan antara angka-angka tetapi
pada tingkatan bagaimana persamaan persamaan ini terhubung dengan pengertian fisika[1] .
( Astuti, N.M.W. (2013).
Besaran fisika merupakan sifat benda atau gejala alam yang dapat diukur (Abdullah,
2016: hal 2). Contohnya yaitu panjang, lebar, suhu, kecepatan, energi pada benda yang bergerak,
daya listrik atau lampu, massa jenis air, dan masih banyak lagi. Besaran fisika ini sangat banyak
di alam. Dari besaran yang tergolong sangat banyak tersebut, ternyata diperoleh dari besaran-
besaran fisika lainnya. Contohnya yaitu massa jenis yang didapatkan dari besaran massa dengan
volume. Lalu terdapat juga volume yang didapatkan dari tiga jenis besaran, yaitu panjang, lebar,
dan tinggi. Dikarenakan adanya hubungan antar besaran tersebut, ditentukan suatu kelompok
besaran yang dinamakan besaran pokok. Terdapat tujuh besaran pokok, diantaranya yaitu
panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Kemudian
untuk besaran-besaran yang dihasilkan dari penggabungan dua besaran pokok tersebut disebut
dengan besaran turunan.