Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KELOMPOK

KULIAH KERJA NYATA PERIODE XXXIV


TAHUN AKADEMIK 2023

KELOMPOK
KELURAHAN : BETUNGAN
KECAMATAN : SELEBAR

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU
2023
LAPORAN KELOMPOK KULIAH KERJA NYATA PERIODE XXXIV
TAHUN AKADEMIK 2023

KELOMPOK
KELURAHAN : BETUNGAN
KECAMATAN : SELEBAR
No Nama NPM Fakultas
1 Andika hendrian a 20030016 Ekonomi
2 Duni saputra 20080019 Pertanian
3 Wiwid mareza 20090009 Pertanian
4 Diyan permana putra 20100060 Teknik
5 Rifki ma’rifat 20110004 Teknik
6 Lesta angrahenni 20040048 Ekonomi
7 Agung raid nabil 20030020P Ekonomi
8 Martinus waruwu 20060005 Fkip
9 Voni vitaloka 20060011 Fkip
10 Yoga sandy.p 20010028 Hukum
11 Bakirman.b 20050068 Fisipol
12 Rezky ramadhani 20010160 Hukum
13 Rozi febrizal 20050022P Fisipol
14 Hidayti rahma 20010011 Hukum
15 Radi supriadi 20020011 Ekonomi

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU
2023

ii
LAPORAN KELOMPOK
KULIAH KERJA NYATA PERIODE XXXIV
TAHUN AKADEMIK 2023

KELOMPOK
KELURAHAN : BETUNGAN
KECAMATAN : SELEBAR

Mengesahkan,
Bengkulu, Juli 2023

Lurah Kelurahan Dosen Pendamping


Betungan Lapangan

M. Juanda, S.Sos Winda Ade Ariani.M.Pd


NIP. 196612281990031005 NIDN. 0201019001

Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Ir. Nurseha, M.Si


NIP. 196710271991032002

i
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Individu Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Periode XXXIV.
Dalam penulisan Laporan Individu Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) ini
banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Yulfiperius, M.Si. selaku Rektor UNIHAZ
2. Ibu Ir. Nurseha, M.Si. selaku Ketua LPPM UNIHAZ
3. Lurah Kelurahan Betungan Bpk. M. Juanda, S.Sos.
4. Ibu Winda Ade Ariani.M.Pd selaku Dosen Pendamping Lapangan
5. Bapak Sayuti selaku Ketua LPM Kelurahan Betungan
6. Bapak Kuntarjo selaku Ketua Karang Taruna kelurahan Betungan
7. Bapak Thomas selaku ketua RT 28
8. Bapak RT 13,30 dan seluruh warga masyarakat Kelurahan Betungan
9. Seluruh mahasiswa Kukerta periode XXXIV Kelurahan Betungan

Dalam penulisan Laporan Individu Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) ini kami
sudah berusaha dengan semaksimal mungkin, namun kesalahan dan kekurangan
pasti akan selalu ada. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga Laporan Individu KUKERTA ini dapat bermanfaat
untuk semua kalangan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bengkulu, Juli 2023

Tim KUKERTA Betungan

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN DAFTAR NAMA KELOMPOK
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1 .1 Latar Belakang...........................................................................................1
1 .2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1 .3 Tujuan dan manfaat ..................................................................................2
BAB II PROFIL KELURAHAN...................................................................3
2.1 Sejarah/Identitas Kelurahan.......................................................................3
2.2 Letak Geografis Kelurahan........................................................................3
2.3 Kelembagaan Kelurahan............................................................................3
2.4 Infrastruktur Kelurahan.............................................................................4
2.5 Keadaan Penduduk....................................................................................5
2.6 Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal..........................................6
2.7 Sosial Budaya............................................................................................6
2.8 Kesehatan...................................................................................................7
2.9 Agama........................................................................................................7
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................8
BAB IV PROGRAM KERJA........................................................................10
4.1 Pelaksanaan Program Kerja.......................................................................10
4.2 Jadwal Pelaksanaan Program Kerja...........................................................11
BAB V HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN...................................12
5.1 Hasil Kegiatan............................................................................................12
5.2 Pembahasan................................................................................................19

4
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................21
6.1 Kesimpulan ................................................................................................21
6.2 Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
LAMPIRAN

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mencari data warga sasaran.......................................................13


Gambar 2. Acara sialturahmi dan Lokakarya..............................................14
Gambar 3. Sosialisasi dan pemaparan program kerja..................................15
Gambar 4. Kegiatan kebersihan di wilayah kelurahan Betungan ...............16
Gambar 5. Pembagian sembako di kelurahan Betungan .............................18
Gambar 6. Kunjungan ke TPA Air Sebakul ...............................................23
Gambar 7. Pengadaan lomba volly se-kelurahan Betungan........................23
Gambar 8. Rapat Harian anggota kukerta ..................................................24
Gambar 9.Rapat bersama ketua karang taruna ............................................25
Gambar 10. Pembuatan Eco Enzym............................................................25
Gambar 11. Dokumentasi Monev ...............................................................26
Gambar 12. Dokumentasi Penarikan...........................................................27
Gambar 13 . Dokumentasi Bazar.................................................................28

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk................................................................................5


Tabel 2. Penduduk Menurut Umur...................................................................5
Tabel 3. Pendidikan..........................................................................................6
Tabel 4. Sarana Pendidikan..............................................................................6
Tabel 5. Kondisi Sosial.....................................................................................6
Tabel 6. Sarana kesehatan................................................................................7
Tabel 7. Agama penduduk................................................................................7
Tabel 8. Jadwal pelaksanaan.............................................................................11

7
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak
digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah
terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai.
Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah
bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat.
Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan
bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat.
Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai.
Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah
karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan
tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan
tanah.
Produksi sampah plastik di Indonesia sebesar 5,4 juta ton per tahun,
berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia jumlah sampah plastic
tersebut sebesar 14% merupakan total produksi sampah di Indonesia. Dari seluruh
sampah yang ada sebesar 57 % ditemukan di pantai dan sebanyak 46 ribu sampah
plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman di samudera
pasifik sudah mencapai 100 meter (Bebassari, 2014).
Kemudian dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah berupa
gangguan kesehatan masyarakat, yaitu timbulnya berbagai penyakit dan
pencemaran air tanah serta polusi udara, serta salah satu penyebab banjir.
Pengelolaan sampah masih mengalami berbagai kendala baik dari segi teknis
maupun aspek sosial budaya.
Pertambahan penduduk dan meningkatnya pola konsumsi
masyarakat merupakan faktor utama yang menyebabkan laju produksi
sampah terus meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
pada tahun 2020 menaksir timbunan sampah di Indonesia sebesar 67,8
juta ton.

8
Sepakat dengan tema yang diusung Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)
Tahun 2021 yang diperingati beberapa waktu lalu, sampah bisa menjadi
bahan baku ekonomi, terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Untuk itu
perlu dilakukan penerapan 3R (reuse, reduce dan recycle).
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilah sampah
sebelum dibuang ke tempat pembuangan.Sebagaimana diketahui,
berdasarkan sifatnya, sampah digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah
yang dapat membusuk dan terurai, seperti sisa makanan, daun kering, dan
sayuran. Sedangkan sampah anorganik yaitu sampah yang sulit
membusuk dan tidak dapat terurai seperti botol plastik, kertas bekas,
karton, dan kaleng bekas.
Pemilahan sebaiknya dilakukan oleh masing-masing rumah tangga selaku
produsen sampah dimana sampah tersebut dihasilkan. Sampah yang
sudah dipilah sejak level rumah tangga dan ditangani secara terpisah
akan sangat membantu mengurangi beban pada Tempat Pembuangan
Akhir (TPA), yang sekitar 70% sampah di dalamnya merupakan sampah
organik rumah tangga.
Pengolahan sampah organik di tempat sumber sampah, yang
dilakukan dengan konsisten dan terus-menerus diyakini dapat
menyelesaikan permasalahan sampah sejak dini. Penumpukan sampah
organik di TPA yang biasanya menimbulkan bau tidak sedap dan
berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan akibat produksi gas metana
dari proses penguraian alami, dapat dihindari dengan mengedepankan
penanganan sampah dari sumbernya.
Pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pengomposan, baik secara aerobik maupun anaerobik, dan dengan
membuat eko-enzim. Keistimewaan eko-enzim adalah tidak memerlukan
lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan
kompos.
Pembuatan eko-enzim sangat hemat dalam hal tempat pengolahan
dan dapat diterapkan di rumah.

9
Produksi eko-enzim bahkan tidak memerlukan bak komposter dengan
spesifikasi tertentu. Wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral
maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat
dimanfaatkan kembali sebagai tangki fermentasi eko-enzim. Hal ini juga
menjadi nilai tambah karena mendukung konsep reuse dalam
menyelamatkan lingkungan.
Eko-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh
siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber
karbon, serta sampah organik sayur dan buah. E ko-enzim adalah hasil
dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau
gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Pada dasarnya, eko-enzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk
menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau
sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen
sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan
yang bermanfaat.
Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim berlangsung selama 3
(tiga) bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan, yaitu berwarna coklat
gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa
dimanfaatkan. Eko-enzim dapat digunakan sebagai pupuk cair organik
tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida,
pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu melancarkan
peredaran darah. Finally, eco-enzyme is circular economy at its best.

1 .2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang kami
rangkum diantaranya:
1. Bagaimana pengelolaan limbah sampah organik dan anorganik guna
menjadikan lingkungan masyarakat yang merdeka sampah?
2. Bagaimana upaya mengatasi permasalahan sampah menjadi suatu produk
yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari dan bernilai ekonomis atau
cuan.

10
1 .3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) ini adalah
1. Mengetahui pengelolaan limbah sampah organik dan anorganik dalam
lingkungan rumah tangga.seperti sisa sampah rumah di antara lain samapah
sayur dan sampah kresek. Mengetahui cara mengatasi permasalahan sampah
menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Manfaat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) ini adalah:
1. Membantu masyarakat kelurahan Betungan dalam mengatasi permasalahan
sampah yang ada di lingkungan masyarakat sekitar khusus nya sampah rumah
tangga dan sampah plastik atau yang lebih di kenal dengan sampah organik dan
anorganik.
2.Mengajari masyarakat masyarakat bagaimana cara memanfaatkan sampah agar
menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi yang sesuai dengan
judul besar kukerta saat ini yaitu smapah cipta cuan.
3.Menanamkan rasa kesadaran kepada masyarakat akan dampak dan akibat dari
sampah apabila masyarakat kurang kesadaran tentang pengelolaan sampah,serta
menjadikan kelurahan Betungan merdeka sampah sesuai dengan program
pemerintah kota Bengkulu yaitu,” Bengkulu bebas sampah”.

11
BAB II PROFIL KELURAHAN

2 .1 Kelurahan Betungan
Kelurahan Betungan merupakan wilayah yang terletak di dataran rendah
dengan luas 39,75 Hektar. Jarak yang menghubungkan Kelurahan Betungan
dsengan Kantor Kecamatan lebih kurang 1 kilometer. Kelurahan ini termasuk
dalam wilayah Kecamatan selebar Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Pimpinan
tertinggi wilayah ini adalah Lurah Yang diangkat langsung oleh camat. Dalam
melaksanakan tugasnya, Lurah dibantu oleh perangkat kelurahan lainnya yaitu
terdiri dari Sekretaris, Kasi Pemerintahan, Kasi Pembangunan, Kasi Pelayanan
Umum, Kasi Trantib, serta di bantu oleh mitra kerja kelurahan seperti LPM
( Lembaga pemberdayaan masyarakat ) dan juga Karang taruna.Keadaan
infrastuktur di Kelurahan Betungan sendiri sudah mencukupi untuk kepentingan
masyarakat setempat.

Gambar doc.1.kantor lurah betungan

2 .2 Letak Geografis Kelurahan


Betungan adalah kelurahan di kecamatan Selebar, kota Bengkulu, provinsi
Bengkulu Indonesia. Secara geografis Betungan terletak di dalam wilayah Selebar
dengan luas wilayah 39,75 Hektar. Wilayah kelurahan Betungan terletak di
dataran rendah dan termasuk Kawasan rawa gambut. Selain itu kelurahan

3
Betungan beriklim tropis yaitu kemarau dan penghujung. Jarak yang
menghubungkan Kelurahan Betungan dengan Kantor Kecamatan lebih kurang
1 kilometer.
Batas – Batas Kelurahan Betungan adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : kelurahan Pekan Sabtu
b. Sebelah Utara : Kelurahan Air Sebakul
c. Sebelah Timur : Kelurahan Air Kemuning
d. Sebelah Selatan : Kelurahan Babatan

Gambar doc.2.peta wilayah kelurahan betungan

2 .3 Kelembagaan Kelurahan
Wilayah kelurahan Betungan di kepalai oleh seorang Lurah sebagai
pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Camat Kecamatan Selebar kota Bengkulu.
Atas nama Gubernur provinsi Bengkulu dalam menyelenggarakan pemerintah
ataupun kemasyarakatan Lurah di bantu oleh seorang Sektretaris Kelurahan dan 4
orang perangkat lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Lurah dibantu oleh
perangkat kelurahan lainnya yaitu terdiri dari Sekretaris, Kasi Pemerintahan, Kasi
Pembangunan, Kasi Pelayanan Umum, Kasi Trantib.
Seksi pembangunan masyarakat kelurahan mempunyai tugas penyusunan rencana
dan penyelenggaraan pembangunan masyarakat kelurahan di wilayah kecamatan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Seksi Pembangunan Masyarakat Kelurahan
mempunyai fungsi :

4
a. Menyusun rencana atau program seksi Pembangunan Masyarakat Kelurahan
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahannya
d. Menghimpun dan mempelajari peraturan per Undang-undang yang berkaitan
dengan bidang tugas Seksi Pembangunan Masyarakat
e. Mempersiapkan petunjuk teknis pelaksana bidang pembangunan masyarakat
kelurahan
f. Mengkoordinasikan penyelenggara lomba kelurahan di wilayah kerjanya
Seksi Pembangunan Masyarakat Kelurahan
g. Memfasilitasi kegiatan pembinaan pembangunan sarana dan prasarana fisik,
perekonomian produksi tingkat Keacamatan.
h. Memfasilitasi pelaksana pembinaan pembangunan dan pembinaan lingkungan
hidup
i. Menyipakan bahan koordinasi dengan unit/instansi terkait
j. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksana tugas lain sebagai bahan
pertanggungjawaban kepada atasan
k. Melaksanakn tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

2.4 Infrastruktur
Keadaan infrastuktur di Kelurahan Betungan sendiri sudah mencukupi
untuk kepentingan masyarakat setempat. Dimana kondisi jalan atau akses di
kelurahan ini sudah terbilang baik, kemudian untuk fasilitas masyarakat juga
memadai ,seperti telah tersedianya fasilitas kesehatan bagi masyarakat yaitu
puskesmas ,posyandu dan tenaga medis lainnya. Kemudian juga dari segi
lingkungan juga telah tersedia beberapa tempat pembuangan akhir yang ada di
kelurahan Betungan. Selanjutnya juga tersedia jembatan , kantor lurah beserta
aula kelurahan , rumah ibadah serta rata-rata rumah warga yang sudah bisa
terbilang layak huni. Hingga saat ini juga Pemerintah juga ikut serta dalam
mendukung dan membantu perkembangan pembangunan di wilayah kelurahan
Betungan.

14
2 .5 Keadaan Penduduk
Penduduk wilayah Kelurahan Betungan berjumlah sebanyak 15.953 jiwa,
dengan penduduk laki-laki sebanyak 7.94 jiwa dan perempuan 8.008 jiwa. Serta
dengan rekafitulasi jumlah Kepala keluarga (KK) sebanyak 4.490.

Tabel 1. Jumlah penduduk


No Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah
Penduduk
1 15.953 7.945 8.008 15.953
TOTAL 4.490 KK

Tabel 2. Penduduk Menurut Umur


NO Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0 s/d 4 tahun 349 332 681
2 5 s/d 9 tahun 407 433 840
3 10 s/d 14 tahun 419 451 870
4 15 s/d 19 Tahun 637 644 1281
5 20 s/d 24 tahun 856 868 1724
6 25 s/d 29 tahun 989 975 1964
7 30 s/d 34 tahun 873 957 1830
8 35 s/d 39 tahun 820 844 1664
9 40 s/d 44 tahun 707 665 1372
10 45 s/d 49 tahun 615 568 1183
11 50 s/d 54 tahun 466 479 945
12 55 s/d 59tahun 295 304 599
13 60 s/d 64 tahun 179 198 377
14 65 s/d 69 tahun 215 166 381
15 70 s/d 79 tahun 118 124 242
Jumlah 7.945 8.008 15.953

5
2 .6 Lembaga Pendidikan Non formal dan Formal
Untuk pendidikan di kelurahan Betungan sesuai dengan Profile kelurahan
bahwasannya tersedia pendidikan formal yaitu seperti Tingkat anak usia dini , dan
Jenjang Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan di kelurahan Betungan akan
dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3. Pendidikan
Jenis Kelamin
NO Pendidikan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 SD /Sederajat 412 425 837
2 SLTP / S ederajat 265 317 582
3 SLTA/ Sederajat 569 492 1061
4 D 1 s/d D III 75 79 154
5 S.I 299 321 620
4 S.2 26 29 55
6 S.3 63 62 125

Tabel 4. Sarana Pendidikan


NO Tingkat Pendidian Jumlah
1. PAUD 8
2 TK 4
3 SD 3
4 SLTP/ Sederajat 2
5 SLTA/ Sederajat 2

2 .7 Sosial Budaya
Kondisi sosial Budaya masyarakat wilayah Betungan ,didominasi oleh
masyarakat etnis Melayu 11.675 orang.

7
Tabel 5. Kondisi Sosial
No Etnis Jumlah
1. Melayu 11.675
2. Batak 356
3. Jawa 960
4. Sunda 75
5. Madura 10
6. Bali 3
7 Aceh 11
8. Minang 240

2.8 Kesehatan
Tabel 6. Sarana Kesehatan
No Jenis Jumlah
1 PUSKESMAS 1
2 PUSTU 1
3 POSYANDU 9

2 .9 Agama
Tabel 7. Agama penduduk
Jenis Kelamin
NO Agama Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Islam 7.687 7.875 15.562
2 Khatolik 140 153 293
3 Protestan 45 53 98
4 Budha 0 0 0
5 Hindu 0 0 0

6
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

Di Indonesia, menurut data statistik persampahan domestik Indonesia,


jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun
atau 14 persen dari total produksi sampah. Saat ini sudah tercatat 10 Negara
Penyumbang Sampah Plastik di Laut,kemudian untuk Indonesia sendiri menepati
Posisi 3 Besar dunia sebagai penghasil sampah terbanyak . Permasalahan sampah
di indonesia khususnya seperti tidak ada habisnya, berbagai upaya dan kebijakan
sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah sampah di negeri ini.
Sampah dapat diartikan sebagai ,bahan sisa atau sisa suatu produk dimana
tidak dapat lagi digunakan. Namun sampah data terbagi menjadi Organik dan
anorganik. Sampah organik sendiri merupakan sampah yang dihasilkan dari
limbah alami seperti daun, ranting , dan sebagainya. Sampah organik juga bisa
digunakan untuk didaur ulang sehingga bisa dimanfaatkan kemabli,dan selain itu
juga sampah organik juga merupakan jenis sampah yang mudah terurai.
Selanjutnya sampah anorganik merupakan sampah yang bisa dibilang jenis
sampah yang tidak bisa didaur ulang sehingga termasuk jenis sampah yang sulit
terurai ,sehingga jenis sampah anorganik sering dianggap merugikan.
Dampak membuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan,
mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai
yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat
mencemari lingkungan .kemudian juga sampah juga akan mengakibatkan
lingkungan yang tidak sehat sehingga akan berdampak pada kesehatan masyarakat
tidak terkecuali akan mengganggu kesehatan dan masa pertumbuhan anak, dimana
lingkungan yang tidak sehat akan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya
stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari
pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa
dan lanjut usia. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak
terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

8
Oleh karena itu, saat ini belum adanya inovasi tentang pengelolaan sampah
dengan baik dan bijak. Dari hal kecil masyarakat diharuskan untuk bisa memilah
dan memilih jenis-jenis sampah agar teraturnya pengelolaan sampah yang baik.
Maka dari itu salah satu inovasi pengelolaan sampah ialah dengan mengolahnya
menjadi produk seperti eco enzym

Ekoenzim atau ecoenzymes atau adalah larutan kompleks


hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran dengan gula
merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari
kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan. Hasil larutan fermentasi memiliki
warna coklat tua dan berbau asam-manis kuat khas produk fermentasi.]

Ekoenzim dikembangkan oleh seorang peneliti dari Thailand yaitu Dr. Rosukon
Poompanvong pada tahun 2006. Ekoenzim disebutkan mengandung rantai protein
(enzim), asam organik, dan garam mineral yang diperoleh dengan mudah dari
hasil fermentasi limbak organik. Ekoenzim memiliki kemiripan dengan enzim
yaitu memiliki tingkat degradasi yang tinggi dengan waktu yang singkat. Peneliti
menyarankan jika ekoenzim ini dapat difungsikan untuk 4 kategori: dekomposisi
(decompose),pembuatan (compose), perubahan garbage enzyme (transforms), dan
katalisis (catalysis).

Prinsip proses pembuatan ekoenzim adalah terjadinya oksidasi tanpa ada


udara atau fermentasi alami di mana alkohol merupakan produk utama jika
fermentasi tidak sempurna sedangkan pada fermentasi sempurna produk utamanya
adalah asam asetat. Proses fermentasi dan lingkungan asam menyediakan kondisi
ideal untuk ekstraksi ekoenzim dari limbah organik. Alkohol yang dihasilkan
adalah dalam bentuk etanol dan terdapat jenis asam lain yang dihasilkan dalam
jumlah kecil yaitu asam propionat

Larutan dari limbah organik yang diperoleh setelah fermentasi adalah larutan
ekoenzim yang mengandung enzim ekstraseluler yang berbeda. Enzim
ekstraseluler mengacu pada enzim yang disekresikan oleh mikroba yang
memasuki fase air selama proses fermentasi aerobik. Enzim ekstraseluler
seperti protease, amilase, lipase, dan kaseinase diproduksi dan diperoleh selama

6
fermentasi aerobik dari bahan organik yang dapat digunakan untuk mendegradasi
protein, karbohidrat, lipid, dan kasein.

Untuk membuat ekoenzim, disiapkan gula merah atau molase, limbah


sayur dan buah, air, dan wadah tertutup. Perbandingan antara gula merah atau
molase, limbah sayur dan buah, dan air adalah 1:3:10. Agar menghasilkan larutan
ekoenzim yang memiliki bau aromatik, maka dapat diperbanyak penggunaan
limbah dari buah-buahan.

Ekoenzim dapat dimanfaatkan untuk cairan pembersih rumah tangga


alami, pembersih lantai, deterjen, antiseptik alami, mencegah penyumbatan
saluran air, menghilangkan bau tidak sedap, mengolah limbah air, agen
antimikroba, penangkal nyamuk, insektisida, pestisida, pupuk, menangani
akumulasi logam berat. Berikut tabel perbandingan volume ekoenzim dan air
yang digunakan untuk berbagai kebutuhan.

9
6

Anda mungkin juga menyukai