Anda di halaman 1dari 34

PETUNJUK

PENYELENGGARAAN
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan ridho -Nya, Paket Modul Pelatihan Posyandu dapat disusun dan
diselesaikan dengan baik.
Penyusunan paket modul pelatihan ini dimaksudkan sebagai bagian dari
langkah strategis dalam upaya peningkatan kualitas Lembaga Kemasyarakatan Desa
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan Pembangunan desa . Modul Pelatihan
Posyandu ini dimaksudkan untuk memperkuat Posyandu sebagai Lembaga
Kemasyarakatan Desa di Desa Lokasi P3PD dan Desa lainnya. Modul ini juga
dapat digunakan untuk pelatihan LKD/LAD yang bersumber dari APBN, APBD,
APBDes dan sumber-sumber pendanaan lainnya. Meningkatkan peranan Lembaga
Kemasyarakatan Desa ( LKD ) dalam Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa menjadi keniscayaan. Dana Desa yang setiap tahun mengalami kenaikan harus
dikelola dengan baik, transparan dan akuntabel dengan sistem pengawasan dan
keseimbangan antara Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan
Lembaga Kemasyarakatan Desa ( LKD ) serta diarahkan untuk membiayai
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas desa yang direncanakan dan
dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur masyakat yang
ada di Desa. Peningkatan kualitas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan desa
akan berhasil diwujudkan apabila pengetahuan, sikap positif dan keterampilan
para penyelenggara dan pemangku kepentingan terus ditingkatkan. Dengan
begitu diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan desa
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Petunjuk Penyelenggaraan
1
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negei Republik Intlonesia
Direktorat Jenderal Bi.na Pemeimahant Desa

Paket Modul Pelatihan Posyandyu ini juga menjadi salah satu alat bantu
dalam pencapaian salah satu Indikator Kinerja utama (IKU) program
Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) pada Komponen 1 yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa. Pelatihan
Posyandu merupakan salah satu jenis pelatihan yang dilakukan di lokasi P3pD tahun
2023.
Paket Modul Pelatihan Posyandu ini terdiri dari Modul Pelatihan Posyandu
dan Modul ToT Pelatihan Posyandu yang di dalamnya berisi kurikulum, silabus
serta proses penyajian menggunakan model fasilitasi partisipatoris dengan tema
utama terkait keb'rjakan penyelenggaraan pemerintahan desa, penataan
kelembagaan desa serta fungsi dan tugas Posyandu sebagai LKD. Paket modul
pelatihan ini terdiri dari tiga buku yang tidak terpisahkan yaitu matriks kurikulum
dan silabus, panduan fasilitasi dan bahan bacaan.
Kepada tim penyusun modul pelatihan Posyandu saya sampaikan terima kasih,
Semoga paket modul ini dapat membantu Posyandu dalam melaksanakan peran dan
tugasnya serta turut membantu pemerintah daerah kabupaten dalam pelaksanaan
layanan kesehatan, pendidikan anak usia dini, pelembagaan pola hidup bersih dan
sehat serta pelembagaan norma keluarga kecil dan bahagia. Semoga Tuhan yang
Maha Esa memberkati seluruh pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan
negara.

DIREKTUR JENDERAL
BINA DESA

Dr. EKO PRASEWANTO PURNOMO PUTRO, S.SI, M.SI, MA

Petunjuk Pengelenggaraan
z^
Pelatihan Penguotan Posgandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

PETUNJUK PENYELENGGARAAN
PELATIHAN PENGUATAN POSYANDU

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penetapan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan
peraturan pelaksanaannya, menuntut penyiapan dan penguatan
kapasitas, baik aparatur pemerintah desa maupun masyarakat.
Peningkatan kapasitas aparat pemerintahan desa dan unsur-unsur
masyarakat yang terlibat secara langsung dalam tata kelola desa menjadi
syarat agar pelaksanaan UU Desa dapat berjalan secara optimal.

Kapasitas dimaksud dapat dilihat dari:


1) Pengetahuan terhadap isi UU Desa.
2) Keterampilan mengerjakan tugas-tugas teknis dalam pengelolaan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan desa, dan
3) Sikap kerja yang sesuai dan konsisten dengan ‘tuntutan’ Undang-
Undang Desa.

Dalam sikap kerja itu tercermin komitmen dan kebertanggungjawaban


untuk mewujudkan tata kelola desa yang memampukan pemerintah dan
masyarakat desa memandirikan dirinya melalui pendekatan
pembangunan partisipatif yang bertumpu pada keberdayaan
masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang


Kementerian Dalam Negeri, pada pasal 22 huruf (f) disebutkan bahwa
salah satu fungsi Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
Kementerian Dalam Negeri adalah pemberian bimbingan teknis dan
supervisi di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa,
produk hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa,
pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja
sama pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa;

Pelatihan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi pelaku dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa, baik dari unsur
aparat pemerintah desa maupun masyarakat, ditentukan oleh berbagai
faktor, baik yang terkait langsung dengan pengelolaan proses
pembelajaran (pendekatan, metode, dan media fasilitasi/pembelajaran)
maupun pengelolaan kegiatan (manajemen) dalam penyelenggaraan
pelatihan.

Petunjuk Penyelenggaraan
3
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka mendukung pelaksanaan


Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa ( P3PD )
komponen 1, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri
melaksanakan pelatihan Penguatan Posyandu.
Dalam pelatihan ini akan dibahas dan dilatihkan berbagai hal yang
terkait dengan Penguatan Posyandu seperti:
➢ Kebijakan Pemerintah dalam Penguatan Posyandu;
➢ Peranan Posyandu dalam Pencegahan Korupsi Keuangan Desa
➢ Pengembangan BUMDes dalam meningkatkan pendapatan UP2K
dan PADes
➢ Penguatan Kelembagaan Posyandu;
➢ Keterampilan menyusun Perencanaan program dan laporan;

Melalui penyelenggaraan pelatihan ini, diharapkan dapat membentuk


Posyandu yang profesional, efisien dan efektif, terbuka serta
bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

2. Dasar Pemikiran
Pengaturan tentang Desa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, antara lain mengubah beberapa
sistem yang sangat prinsipil dalam sistem pemerintahan di desa.
Perubahan tersebut meliputi kedudukan dan jenis desa, kewenangan
desa, keuangan dan aset desa dan pembangunan desa.

Dalam rangka mendukung penerapan Undang-undang Desa, pemerintah


telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 yang di
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 yang
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahn 2014
tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari APBN.

Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Dalam Negeri menerbitkan


Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait pedoman teknis pelaksanaan
Peraturan Pemerintah turunan dari Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa. Peraturan tersebut terdiri dari Permendagri Nomor
111 tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa,
Permendagri Nomor 112 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa,
Permendagri Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2018 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa ( LKD/LAD ) dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.

Petunjuk Penyelenggaraan
4
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

3. Pengertian
Pelatihan Penguatan Posyandu adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap Posyandu dan
perangkat desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
4. Paket Pelatihan
Dalam rangka pelaksanaan Pelatihan Penguatan Posyandu , disusun
paket materi pelatihan, yakni:
• Petunjuk Penyelenggaraan Pelatihan Penguatan Posyandu
• Matrik Kurikulum Pelatihan Penguatan Posyandu
• Panduan Pelatihan/Fasilitator Pelatihan Penguatan Posyandu

II. TUJUAN PELATIHAN


1. Tujuan Umum
Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Posyandu dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta pelatihan diharapkan dapat:
a. Memahami Dinamika Kelas
b. Memahami kebijakan pemerintah dalam Penguatan Posyandu
c. Memahami Peranan Posyandu dalam pencegahan korupsi Keuangan
Desa
d. Memahami Pengembanga BUMDes untuk meningkatkan pendapatan
UP2K dan PADes
e. Memahami Penguatan Posyandu
f. Terampil menyusun perencanaan program Posyandu dan laporan
g. Terampil menyusun rencana tindak lanjut pelatihan;

Petunjuk Penyelenggaraan
5
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

III. PESERTA PELATIHAN DAN PERAN PELATIH


1. Peserta
a. Peserta Pelatihan Penguatan Posyandu adalah peserta dari Desa
Lokasi P3PD Tahun 2023 dan 2024 dengan unsur sebagai berikut:
➢ Unsur aparatur Pemerintahan Desa sebanyak 2 ( dua )
orang peserta terdiri dari:
- Kepala Desa
- Sekretaris Desa

➢ Pengurus Lembaga Kemasyarakat Desa ; PKK dan


Posyandu sebanyak 2 ( dua ) orang

➢ Setiap kelas terdiri dari 30 (tiga puluh) orang peserta


Adapun persyaratan bagi aparatur Pemerintahan Desa dan
pengurus LKD/LAD Posyandu, adalah sebagai berikut:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berkelakuan baik;
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Membawa surat perintah tugas dari camat atau petugas
yang berwenang.

Adapun persyaratan bagi aparatur Pemerintahan


Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten, adalah sebagai
berikut:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berkelakuan baik;
2) Berijazah minimal SLTA/sederajat dan/atau
berkompeten dibidangnya;
3) Usia diutamakan dibawah 50 tahun dan/atau mampu
mengemban tugasnya dengan baik;
4) Sehat jasmani dan rohani;
5) Aktif dalam jabatanya;

Petunjuk Penyelenggaraan
6
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2. Peran dan Tugas Pelatih


a. Peran Pelatih, adalah sebagai berikut:
➢ Pengelola Pelatihan;
➢ Fasilitator;
➢ Narasumber;
➢ Motivator;
➢ Evaluator.

b. Tugas Pelatih, adalah sebagi berikut:


➢ Menyiapkan proses pelatihan;
➢ Menyiapkan materi, media dan sarana pelatihan;
➢ Mengadaakan koordinasi dengan Panitia Penyelenggara
pelatihan;
➢ Melaksanakan proses pelatihan dalam kelas sebagai
fasilitator;
➢ Mendorong partisipasi aktif peserta dalam pelatihan;
➢ Menyipkan dan membimbing praktek/kunjungan lapang
(bilamana ada);
➢ Melaksanakan pemantauan dan penilaian (evaluasi) proses
dan hasil pelatihan;
➢ Melakukan pembinaan tindak lanjut pasca pelatihan;
➢ Memberikan informasi mengenai materi dan proses
pelatihan kepada pihak terkait;

c. Jumlah Pelatih dalam setiap kelas/angkatan minimal 2 ( dua) orang;

d. Persyaratan Pelatih, adalah sebagai berikut:


➢ Lulus/mengikuti Training Of Trainer Sertifikasi Kompetensi
/Substansi/sederajat;
➢ Berpengalaman melatih

Petunjuk Penyelenggaraan
7
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

IV. RUJUKAN DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari APBN;

5. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam


Negeri;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2018 tentang LKD/LAD

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan


Keuangan Desa

Petunjuk Penyelenggaraan
8
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

V. MATERI PELATIHAN
Pokok-pokok materi Pelatihan Penguatan Posyandu disusun dalam bentuk
kurikulum pelatihan yang diuraikan kedalam Pokok Bahasan/PB dan Sub Pokok
Bahasan/SPB, sebagai berikut:

KURIKULUM PELATIHAN PENGUATAN POS PELAYANAN TERPADU


( POSYANDU )

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN JAMPEL


PB I BINA SUASANA
SPB
Perkenalan dan Pengorganisasian Diri Peserta 1
1.1
SPB
Tujuan Pelatihan dan Ungkapan Harapan Peserta 1
1.2
PB II KEBIAJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGUATAN LKD/LAD
SPB
Manajemen Pemerintahan Desa 2
2.1
SPB Peran Posyandu dalam Penyusunan Perencanaan Pembangunan
4
2.2 Desa
SPB
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa 1
2.3
SPB
Kebijakan Penyusunan Peraturan di Desa 1
2.4
SPB
Peran Posyandu dalam Pencegahan Korupsi Keuangan Desa 2
2.5
SPB Pengembangan BUMDes dalam Peningkatan UP2K dan Peningkatan
2
2.6 PADes
PB III Penguatan Kelembagaan Posyandu
SPB
Penguatan Tugas dan Fungsi Posyandu 2
3.1
SPB
Penguatan Peran Posyandu dalam Pembangunan Inklusi 2
3.2
SPB Penguatan Peran Posyandu dalam layanan Kesehatan dan integrasi
2
3.3 layanan social dasar
SPB
Penyusunan rencana Program Kerja Posyandu 2
3.4
SPB
Penyusunan Laporan program kerja 1
3.5
PB IV PRAKTEK
SPB
Persiapan Praktek 1
4.1
SPB
Pelaksanaan Praktek 6
4.2
SPB
Refleksi Hasil Praktek 1
4.3
PB V PEMBULATAN DAN RENCANA KEGIATAN TINDAK LANJUT
SPB
Pembulatan 1
5.1
SPB
Rencana Tindak Lanjut Pelatihan 1
5.2
JUMLAH 33

Petunjuk Penyelenggaraan
9
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Catatan : Yang diblok warna kuning adalah Materi Pelatihan Modul Dasar 20 JP
Yang diblok warna abu-abu adalah Materi Pelatihan tematik 10 JP
1 Jam Pelajaran = 45 menit

VI. PENDEKATAN, PROSES, METODE DAN MEDIA BELAJAR


1. Pendekatan Pelatihan
Pelatihan Pelatihan Penguatan Posyandu menggunakan Pendekatan
Partisipatori Andragogy atau pelatihan partisipatif bagi orang dewasa,
dengan ciri-ciri pelatihan sebagai berikut:
a. Selalu menghargai, mendayagunakan, dan memperhatikan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta pelatihan;
b. Memusatkan perhatian pada penemuan dan pemecahan masalah,
bukan penguasaan materi yang telah ditentukan terlebih dahulu;
c. Mengutamakan keikutsertaan peserta pelatihan secara aktif dan
merata dalam seluruh proses pelatihan;
d. Pelatih bukan bertindak sebagai guru, melainkan berperan sebagai
fasilitator dan melibatkan diri dalam proses belajar;
e. Persiapan pelaksanaan dan penilaian pelatihan dikerjakan bersama-
sama antara pelatih, panitia dan peserta;
f. Proses pembelajaran mengutamakan pemahaman, penghayatan,
pemecahan masalah, dan pengalaman dibandingkan pengalihan
pengetahuan;

2. Proses Pelatihan
Pelatihan ini diarahkan pada peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan para peserta pelatihan. Oleh karena itu, proses pelatihan ini
dilakukan secara partisipatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelatihan ini meliputi:
a. Memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk
berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran;
b. Pelatihan dilakukan dikelas sesuai dengan kurikulum yang telah
ditentukan;
c. Sesuai sifat pelatihan yang praktis dan terbuka, maka pelatihan ini
perlu didukung sarana kelas dan media pelatihan yang memadai,
seperti: komputer, proyektor, metaplan, papan tancap, paku
tancap/lem kertas dinding/koran, papan tulis putih /hitam, kain
warna gelap, dan penyediaan ruangan yang cukup;
d. Pada setiap penyiapan Sub Pokok Bahasan/SPB, pelatih wajib
mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi sebelumnya,
dan pada akhir pembahasan perlu ada rangkuman serta sarana-
sarana penetapan dalam pelaksanaan tugas peserta;
e. Panitia penyelenggara harus menerapkan pelatihan secara
partisipatif, agar tujuan pelatihan dapat dicapai secara efektif,
sehigga Penitia Penyelenggara perlu memahami tugas dan fungsinya;

Petunjuk Penyelenggaraan
10
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

f. Untuk mengetahui daya serap terhadap materi pelatihan yang


disampaikan, maka setiap pelatih/fasilitator melakukan evaluasi
reaksi yang dibahas pada akhir PB/SPB atau pada setiap pagi hari
sebelum pelajaran PB/SPB yang baru akan dimulai;
g. Agar dapat diketahui keberhasilan pelatihan, panitia penyelenggara
dapat melakukan evaluasi berupa pre-test pada awal kegiata
pelatihan, kemudian melakukan post-test pada akhir kegiatan
pelatihan.

3. Metode Belajar
Berdasarkan pendekatan andragogi partispatori atau pelatihan orang
dewasa yang bersifat partisipatif, maka penyajian seiap Sub Pokok
Bahasan/SPB selalu menggunakan lebih dari satu metode pelatihan, seperti
yang tertera dalam Matriks Kurikulum dan Modul Panduan Fasilitator;

Berikut ini metode-metode pelatihan yang dapat digunakan, yakni:


➢ Ceramah;
➢ Peragaan;
➢ Tanya jawab;
➢ Simulasi;
➢ Curah pendapat;
➢ Kerja perorangan;
➢ Diskusi kelompok;
➢ Kerja kelompok;
➢ Diskusi pleno;
➢ Sumbang saran;
➢ Diskusi panel;
➢ Sharing pengalaman; atau
➢ Praktek

Kombinasi penggunaan metode sangat bergantung pada tujuan, materi,


waktu dan latar belakang peserta, serta menghindari kejenuhan peserta
selama proses pelatihan.

4. Media Belajar
Pelatihan ini memerlukan sarana yang mendukung tercapainya pelatihan
secara partisipatif, baik berupa sarana kelas maupun media pelatihan;

Ruangan kelas, disamping cukup luas dan memadai untuk proses


pelatihan, juga dapat menampug berbagai kegiatan seperti diskusi,
simulasi, peragaan dan praktek simulasi;

Media pelatihan, disamping cukup jumlah dan kualitasnya, perlu


disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan. Media pelatihan yang dapat
digunakan antara lain:

Petunjuk Penyelenggaraan
11
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Sarana Kelas, antara lain:


➢ Ruang kelas dan ruang diskusi
➢ Papan tulis
➢ LCD/TV
➢ Komputer/Laptop
➢ OHP/Transparan dan spidol
➢ Meja-kursi
➢ Pine board
➢ Sound system

Sarana Pelatihan, antara lain:


➢ Kertas dinding
➢ Bahan praktek
➢ Papan tancap, metaplan, paku tancap dan lem
➢ Buku pegangan peserta/CD
➢ Kain lebar warna gelap

Media Pelatihan, antara lain:


➢ Lembar simulasi
➢ Lembar peragaan
➢ Lembar penyajian
➢ Lembar tugas
➢ Lembar arus
➢ Lembar bacaan
➢ Poster
➢ Kartu arus
➢ Bagan-bagan
➢ Formulir-formulir
➢ Bujur sangkar berantakan (broken square)
➢ Lembar cerita

VII. SITUASI RUANGAN PELATIHAN


Suasana ruangan pelatihan, suasana duduk peserta dan fasilitator, serta
penempatan alat kelengkapan pelatihan harus ditata secara baik, agar menunjang
proses penyajian materi dengan metode andragogi partisipatori.

Petunjuk Penyelenggaraan
12
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan situasi ruangan
pelatihan, antara lain:

1. Tata ruangan atau duduk untuk kegiatan-kegiatan pleno dan kelompok,


dapat menggunakan bentuk lingkaran, elips, atau huruf U, sehingga
diantara peserta pelatihan mudah tercipta komunikasi atau interaksi dalam
proses pembelajaran. Alternatif bentuk yang dipilih disesuaikan dengan
fasilitas ruangan dan perlengkapan peserta.

2. Diusahakan agar semua peserta pelatihan tidak hanya duduk terus


menerus pada suaru tempat atau dengan teman yang selama proses
pelatihan lebih dari satu subpokok bahasan, tetapi dapat diarahkan
berpindah tempat duduk, sehingga terjadi pembaruan dan komunikasi yang
lebih intensif diantara para peserta pelatihan.

3. Diusahakan agar papan tulis, kertas dinding, dan OHP/LCD dengan


layarnya diletakan ditempat yang mudah dipandang oleh peserta. Tulisan
pada papan tulis, kertas dinding, atau transparan harus jelas dan mudah
dibaca oleh para peserta pelatihan.

4. Pelatih/Fasilitator jangan selalu berada ditempatnya, tetapi berusaha


berdiri dan berkeliling mendekati para peserta, sesuai dengan saat
(momentum) yang tepat untuk kegiatan tersebut.

VIII. PENYELENGGARAAN PELATIHAN


1. Panitia Penyelenggara
a. Dasar hukum
Panitia Penyelenggara Pelatihan Penguatan Posyandu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat
Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri.

b. Tugas
Kegiatan panitia penyelenggara harus terorganisir secara baik, dalam
arti ada kejelasan pembagian tugasnya, ada kejelasan mekanisme
kerjanya, serta ada kejelasan jadwal kerjanya.
Secara garis besar, tugas panitia penyelenggara adalah sebagai
berikut:
1) Menyelenggarakan kegiatan pelatihan dengan agenda
sebagaimana tercantum pada tahap persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan
2) Mengelola penyelenggaraan pelatihan malalui proses belajar
mengajar yang partisipatif setiap hari, seperti:

Petunjuk Penyelenggaraan
13
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

➢ Menyiapkan administrasi harian, daftar hadir, dan


pengetikan dokumentasi.
➢ Menyiapkan bahan-bahan belajar/materi pelatihan;
➢ Menyediakan sarana belajar yang dibutuhkan sesuai
dinamika pelatihan, seperti penyiapan ruangan, alat-
alat dan media belajar.
3) Bekerjasama dengan pelatih dalam mengendalikan
prosespelatihan;
4) Mengatur jadwal tugas pelatih agar para pelath dapat bertugas
secara tim, dan lebih banyak bertindak sebagai fasilitator.

2. Pelatih/Fasilitator
a. Dasar Hukum
Pelatih/Fasilitator Pelatihan Penguatan Posyandu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggarn Ditjen Bina
Pemdes Kemendagri.
b. Unsur Pelatih
Unsur pelatih dan persyaratan pelatih adalah sebagaimana
tercantum di depan. Namun apabila terjadi kondisi keterbatasan
tenaga pelatih /Fasilitator dari segi kuantitas dan kualitas, maka
dapat mengundang atau meminta bantuan para pelatih/Fasilitator
dari instansi lain yangmemenuhi persyaratan.

3. Peserta Pelatihan
a. Dasar Hukum
Peserta yang mengikuti Pelatihan Penguatah Posyandu adalah yang
termasuk dalam daftar peserta dan mendapat undangan dari panitia
penyelenggara, dengan membawa Surat Tugas dari pejabat yang
berwenang.
b. Kewajiban
Dalam rangka mendukung kelancaran penyelengaraan pelatihan dan
efektifitas proses pembelajaran, maka peserta diharapkan
memperhatikan dan menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Membawa persyaratan yang tertera dalam undangan
pelatihan.
2) Mengikuti rangkaian pelatihan dengan sungguh-sungguh dan
secara aktif terlibat dalam setiap pembahasan materi.

4. Surat Keterangan Mengikuti Pelatihan


Pada akhir pelatihan, para peserta yang telah memenuhi kualifikasi
minimum yang dipersyaratkan, diberikan surat keterangan mengikuti
pelatihan. Surat Keterangan Mengikuti Pelatihan ditandatangani oleh Dirjen
Bina Pemerintahan Desa sebagai mana terlampir.

Petunjuk Penyelenggaraan
14
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

5. Tahap Penyelenggaraan Pelatihan


a. Persiapan
➢ Menetapkan persyaratan calon peserta pelatihan;
➢ Membentuk panitia penyelenggara;
➢ Mengadakan rapat tim pelatih dan panitia;
➢ Menyusun dan menyiapkan jadwal pelatihan;
➢ Mempersiapkan bahan-bahan bagi pelatih dan peserta;
➢ Menentukan dan menyiapkan tempat dan peralatan pelatihan;
➢ Mengelola anggaran/biaya;
➢ Menyiapkan dan mengirimkan surat-surat yang terkait dengan
penyelenggaraan pelatihan beserta kewajiban peserta;

b. Pelaksanaan
➢ Melaksanakan pendaftaran pelatih, panitia dan peserta.
➢ Menginformasikan jadwal pelatihan dan membagikan materi dan
peralatan/media yang diperlukan;
➢ Memeriksa kesiapan fasilitas pelatihan;
➢ Memeriksa kesiapan materi dan media yang dibutuhkan;
➢ Melaksanakan acara pembukaan;
➢ Melaksanakan kegiatan pelatihan, rapat tim pelatih dan panitia,
monitoring dan evaluasi dalam proses pelatihan;
➢ Melaksanakan evaluasi akhir pelatihan;
➢ Melaksanakan acara penutupa pelatihan dan menyerahkan
sertifikat;
➢ Melayani dan mengendalikan proses belajar-mengajar setiap hari.

6. Tempat dan waktu pelaksanaan


Pelatihan dilaksanakan di Ibu Kota Provinsi atau lokasi yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Panitia penyelenggara selama 3 ( tiga )
hari efektif.

7. Evaluasi pelatihan
Keberhasilan pelaksanaan pelatihan ini dinilai berdasarkan hasil evaluasi
terhadap aspek:
➢ Efektifitas pengelolaan pelatihan;
➢ Capaian prestasi belajar; dan
➢ Efektifitas pengelolaan kegiatan.

Fokus evaluasi dimaksud adalah:


➢ Kesesuaian modul (modul dapat diterapkan secara efektif)
➢ Penyerapan materi oleh peserta sekurang-kurangnya 95% peserta
mencapai nilai “Cukup” dan secara rata-rata mencapai nilai “Baik”
➢ Dukungan penyelenggara (Kualitas sarana prsasarana, alat dan
bahan latihan, konsumsi, serta efektifitas pelaksanaan fungsi dan
peran pelaksana)

Petunjuk Penyelenggaraan
15
Pelatihan Penguatan Posyandu
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi adalah:


➢ Tes tertulis
➢ Pengamatan oleh pelatih
➢ Pemeriksaan hasil kerja
➢ Penilaian oleh peserta

Evaluasi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan


instrumen, yaitu:
➢ Lembar soal tertulis
➢ Form/Tabel Pemeriksaan Hasil Kerja (kelompok dan perorangan)
➢ Form/Tabel Pengamatan oleh pelatih
➢ Form/Table Penilaian oleh peserta
➢ Kuisioner/Angket

IX. PEMBIAYAAN
Sumber dana Pelatihan Penguatan Posyandu dari DIPA Ditjen Bina
Pemerintahan Desa Kemendagri.

X. PENUTUP
Petunjuk penyelenggaraan ini agar dijadikan pedoman dalam
penyelengaraan kegiatan Pelatihan Penguatan Posyandu. Hal-hal yang belum
tercantum dalam petunjuk ini, dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
namun tetap mengacu pada tujuan pelatihan yang sudah ditetapkan.

Petunjuk Penyelenggaraan
16
Pelatihan Penguatan Posyandu
LAMPIRAN PETUNJUK
PENYELENGGARAAN
PENGGUNAAN MODUL
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PELATIHAN


PENGUATAN POSYANDU

1. Pendekatan Pelatihan
Pelatihan Penguatan Posyandu menggunakan pendekatan andragogi dengan
teknik partisipatif dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pelatih bertindak sebagai Fasilitator atau narasumber dalam mengelola
proses belajar.
b. Peserta disebut sebagai warga belajar
c. Fasilitator memastikan keikutsertaan warga belajar secara aktif dan merata
dalam seluruh proses pelatihan.
d. Proses pelatihan dilakukan dengan menghargai, mendayagunakan, dan
memperhatikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki warga belajar.
e. Pembahasan materi bersama warga belajar dilakukan dengan memusatkan
perhatian pada penemuan dan pemecahan masalah yang dihadapi warga
belajar.
f. Peran boleh berbeda, namun tetap dalam kebersamaan antara pelatih,
panitia dan peserta dalam proses untuk mencapai tujuan pelatihan.
g. Proses belajar-mengajar mengutamakan peningkatan pemahaman, dan
kemampuan aplikatif pelatih/fasilitator dari pada pengalihan pengetahuan.

2. Proses Pelatihan
Pelatihan ini mengarah pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan
Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu ). Oleh karena itu, proses pelatihan ini
dilakukan secara partisipatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelatihan ini
meliputi :
a. Memberikan kesempatan kepada warga belajar berpartisipasi dalam setiap
proses belajar mengajar.
b. Materi pelatihan disusun sesuai dengan kurikulum dan silabus yang telah
ditentukan.

1
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

c. Dukungan sarana dan media belajar yang memadai, seperti metaplan, papan
tancap, paku tancap/lem, kertas dinding/kertas koran, papan tulis
putih/hitam, dan penyediaan ruangan yang memadai bagi pergerakan warga
belajar dan pelatih/fasilitator dalam mengelola pelatihan.
d. Pada setiap penyajian materi, pelatih/fasilitator berkewajiban mengaitkan
materi yang akan dibahas dengan materi sebelumnya, kemudian pada akhir
pembahasan perlu ada rangkuman serta saran-saran penerapan dalam
pelaksanaan tugas peserta sebagai aparatur desa.
e. Fasilitator melakukan evaluasi belajar yang dibahas pada akhir PB/SPB dan
refleksi hasilnya pada setiap hari berikutnya sebelum pembahasan PB/SPB
dimulai.
f. Untuk melihat keberhasilan pelatihan, dilakukan evaluasi belajar
menggunakan pre-test di awal kegiatan pelatihan dan post-test pada akhir
pelatihan, dan evaluasi formatif setiap sub pokok bahasan.
a. Evaluasi keberhasilan pelatihan juga dilakukan secara partisipatif oleh
peserta melalui perubahan capaian harapan yang ditempelkan pada pohon
harapan.

3. Metode Belajar
Berdasarkan proses pembelajaran yang partisipatif, maka setiap Sub Pokok
Bahasan selalu menggunakan lebih dari satu metode, seperti yang tertera dalam
matriks kurikulum, silabus dan proses penyajian.
Berikut ini adalah metode-metode yang dipergunakan:
▪ Ceramah ▪ Peragaan
▪ Tanya Jawab ▪ Simulasi
▪ Curah Pendapat ▪ Penugasan Perorangan
▪ Diskusi Kelompok ▪ Penugasan Kelompok
▪ Diskusi Pleno ▪ Sumbang Saran
▪ Diskusi Panel ▪ Praktek
Kombinasi penggunaan metode sangat tergantung pada tujuan, materi, waktu
dan latar belakang peserta.

2
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

4. Media Belajar
Pelatihan ini memerlukan sarana untuk mendukung pelatihan dengan teknik
partisipatif berupa kelas dan media belajar yang memadai untuk menjalankan
proses belajar mengajar seperti diskusi, simulasi, peragaan, dan praktek
fasilitasi.
Media belajar harus cukup jumlah dan kualitasny. Media ini dapat berupa lembar-
lembar tugas, lembar simulasi, poster lembar kasus, atau hal lainnya yang dapat
disesuaiakan dengan kebutuhan setempat.
Media/sarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain:
1) Sarana Kelas, meliputi:
▪ Ruang kelas dan ruang diskusi
▪ Papan tulis/ white board
▪ LCD/TV Monitor
▪ Komputer/ Laptop
▪ Overhead proyektor (OHP)/ transparan dan spidolnya
▪ Meja dan kursi
▪ Pine board (papan tancap)
▪ Sound system, mikrofon dan loudspeaker.
2) Sarana Belajar, antara lain:
▪ Kertas dinding/ kertas peraga
▪ Bahan praktek
▪ Papan tancap, metaplan, paku tancap, dan lem/ perekat
▪ Buku pegangan peserta
3) Media Belajar, meliputi:
▪ Vidiografik ▪ Lembar bacaan
▪ Video ▪ Lembar tugas
▪ Lembar simulasi ▪ Bagan-bagan
▪ Lembar peragaan ▪ Formulir-formulir
▪ Lembar penyajian

3
LAMPIRAN PETUNJUK
PENYELENGGARAAN TTG MATRIK
KURIKULUM PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSI MODUL
PELATIHAN
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

MODUL PELATIHAN PENGUATAN POSYANDU


MATRIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PERKIRAAN
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI WAKTU (JP)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1 1. Perkenalan dan 1.1 Melakukan perkenalan antar 0 0 1 1
Pengorganisasian Diri peserta pelatihan
Peserta 1.2 Memilih Pengurus Kelas
1.3 Membangun komitmen selama
proses pelatihan
2 2. Tujuan Pelatihan dan 2.1 Menjelaskan tujuan belajar 1 0 0 1
Ungkapan Harapan Peserta 2.2 Mengidentifikasi harapan peserta
selama pelatihan
2.3 Mengidentifikasi kontribusi
peserta selama pelatihan
3 3. Manajemen Pemerintahan 3.1 Menjelaskan Jenis kelembagaan 2 0 0 2
Desa yang ada di Desa Kewenangan
Desa
3.2 Menjelaskan Jenis kewenangan
Desa
3.3 Menjelaskan Administrasi Desa
3.4 Menjelaskan Jenis Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
4 4. Peran Posyandu Dalam 4.1 Menjelaskan pentingnya 1 3 0 4
Penyusunan Perencanaan Posyandu terlibat dalam

1
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Pembangunan Desa penyusunan Perencanaan


Pembangunan desa
4.2 Mengetahui Kebijakan
Penyusunan RPJM Desa dan
RKPDes
4.3 Terampil menggunakan Metode
Perencanaan Partisipatif
Pembangunan Desa sebagai
metode penyusunan perencanan
Pembangunan desa
5 5. Kebijakan Pengelolaan 5.1 Menjelaskan azas-azas dalam 1 0 0 1
Keuangan Desa Pengelolaan Keuangan Desa
5.2 Menjelaskan keterkaitan
Perencanaan dan penganggaran
Keuangan Desa

5.3 Menyebutkan bidang-bidang


kegiatan dalam APB Desa

6 6. Kebijakan Penyusunan 6.1 Menjelaskan pentingnya 1 0 0 1


Peraturan di Desa Peraturan Desa dalam
penyelenggaran pemerintahan
desa
6.2 Menjelaskan kelembagaan desa
yang mempunyai kewenangan
dalam penyusunan Peraturan
Desa
6.3 Menjelaskan jenis-jenis
Peraturan yang ada di desa
7 7. Peran Posyandu Dalam 7.1 Menjelaskan pentingnya 1 0 1 2
Pencegahan Korupsi Posyandu terlibat dalam

2
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Keuangan Desa pencegahan korupsi keuangan


desa
7.2 Menjelaskan Langkah-langkah
pencegahan korupsi keuangan
desa
7.3 Menjelaskan penanaman norma
anti korupsi Pendidikan Anak
Usia Dini ( PAUD )
8 8. Pengembangan BUMDes 8.1 Menjelaskan pentingnya BUMDes 2 0 0 2
dalam Usaha Peningkatan dalam kehidupan social dan
Pendapatan Keluarga ekonomi masyarakat
( UP2K ) dan Peningkatan 8.2 Menjelaskan peran BUMDes
Pendapatan Asli Desa dalam usaha peningkatan
( PADes ) pendapatan keluarga ( UP2K )
8.3 Menjelaskan peran BUMDes
dalam peningkatan Pendapatan
Asli Desa ( PADes )
9 9. Penguatan Tugas dan 9.1 Merefleksikan tugas dan fungsi 2 0 0 2
Fungsi Kelembagaan Posyandu
Posyandu 9.2 Menjelaskan tugas dan fungsi
Posyandu
9.3 Menjelaskan kedudukan
Posyandu dengan kelembagaan
lain di Desa
9.4 Menjelaskan strategi Penguatan
kelembagaan Posyandu
10 10. Penguatan Peran Posyandu 10.1 Menjelaskan pentingnya 2 0 0 2
dalam Pembangunan Posyandu terlibat dalam
Inklusi Pembangunan inklusi di Desa

3
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

10.2 Menjelaskan konsepsi


pembangunan inklusi dalam
kegiatan Posyandu
10.3 Menjelaskan peran Posyandu
dalam implementasi
Pembangunan inklusi di Desa
11 11. Penguatan Posyandu 11.1 Menjelaskan pentingnya 2 0 0 2
Dalam Layanan Posyandu dapat membedakan
Kesehatan dan layanan kesehatan
Intergrasi Layanan Sosial 11.2 Menjelaskan prinsip dasar
Dasar layanan kesehatan
11.3 Menjelaskan integrasi layanan
social dasar
12 12. Penyusunan 12.1 Menjelaskan pentingnya 0 2 0 2
Perencanaan Program Posyandu menyusun program
Kerja Posyandu kerja
12.2 Terampil mengintegrasikan 10
program pokok PKK pada
Kegiatan Posyandu
12.3 Terampil menyusun Rencana
Anggaran Biaya ( RAB )
13 13. Penyusunan Laporan 13.1 Menjelaskan pentingnya 0 1 0 1
Program Kerja menyusun laporan program kerja
13.2 Terampil menyusun laporan
14 14. Persiapan Praktek 14.1 Menjelaskan maksud dan tujuan 0 1 0 1
Penyusunan Perencanaan persiapan praktek
Program Kerja 14.2. Menjelaskan bagan alur praktek

14.3. Menjelaskan pengorganisasian

4
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

praktek
15 15. Pelaksanaan Praktek 15.1 Menjelaskan Maksud dan tujuan 0 6 0 6
praktek
15.2 Terampil menyusun program kerja
dengan metode P3MD
16 16. Refleksi Pelaksanaan 16.1 Menjelaskan Maksud melakukan 0 1 0 1
Praktek refleksi pelaksanaan praktek
16.2 Menjelaskan kendala dan
keberhasilan pelaksanaan praktek
17 17 Pembulatan Pelatihan 17.1. Mereviw hubungan materi 1 0 0 1
dengan tujuan pelatihan
17.2. Menjelaskan tingkat keberhasilan
peserta
18 18. RKTL 18.1. Mengidentifikasi Kegiatan yang 0 1 0 1
akan dilakukan setelah mengikuti
peatihan
18.2. Terampil menyusun Rencana
Kerja Tindak lanjut ( RKTL )
JUMLAH 16 15 2 33

5
LAMPIRAN PETUNJUK
PENYELENGGARAAN LEMBAR
EVALUASI SPB
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

LEMBAR EVALUASI POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

PB / SPB :
Hari/Tanggal :
Kelas/Ruang :

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda silang ( X ) pada kolom jawaban A, B, C, dan D yang menurut
Bapak/Ibu/Saudara dianggap sesuai. Disamping itu berikan komentar/masukan
pada kolom yang tersedia untuk mendukung alasan atau uraiannya:

Nilai
No. Aspek yang Dinilai Total
A B C D
1. Pencapaian Tujuan/Hasil Pelatihan
2. Manfaat Materi Pelatihan
3. Dinamika Kelas dan Partisipasi
Peserta
4. Kemampuan Fasilitator/Pelatih
5. Dukungan Fasilitas Pelatihan

Keterangan:
A = Baik Sekali (80)
B = Baik (70)
C = Cukup (60)
D = Kurang (50)

Komentar/Masukan:

1
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2
LAMPIRAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN TTG
CONTOH SERTIFIKAT
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

LAMPIRAN III
Contoh sertifikat halaman belakang
KURIKULUM PELATIHAN PENGUATAN POSYANDU
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN JAMPEL
PB I BINA SUASANA
SPB 1.1 Perkenalan dan Pengorganisasian Diri Peserta 1
SPB 1.2 Tujuan Pelatihan dan Ungkapan Harapan Peserta 1
PB II KEBIAJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGUATAN POSYANDU
SPB 2.1 Manajemen Pemerintahan Desa 2
SPB 2.2 Peran Posyandu dalam Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa 4
SPB 2.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa 1
SPB 2.4 Kebijakan Penyusunan Peraturan di Desa 1
SPB 2.5 Peran Posyandu dalam Pencegahan Korupsi Keuangan Desa 2
SPB 2.6 Pengembangan BUMDes dalam Peningkatan PADes 2
PB III PENGUATAN POSYANDU
SPB 3.1 Penguatan Tugas dan Fungsi Posyandu 2
SPB 3.2 Peran Posyandu dalam Pembangunan Inklusi 2
SPB 3.3 Peran Posyandu dalam layanan Kesehatan dan integrasi layanan social dasar 2
SPB 3.4 Penyusunan rencana program kerja Posyandu 2
SPB 3.5 Penyusunan Laporan Program Kerja 2
PB IV PRAKTEK
SPB 4.1 Persiapan Praktek Penyusunan rencana program kerja 1
SPB 4.2 Pelaksanaan Praktek 6
SPB 4.3 Refleksi Hasil Praktek 1
PB V PEMBULATAN DAN RENCANA KEGIATAN TINDAK LANJUT
SPB 5.1 Pembulatan 1
SPB 5.2 Rencana Tindak Lanjut Pelatihan 1
JUMLAH 33

Petunjuk Penyelenggaraan
Pelatihan Penguatan LKD/LAD c
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

SURAT KETERANGAN MENGIKUTI PELATIHAN


Diberikan kepada:

Nama : Edy Suwaspodo


Tempat/ Tgl. Lahir : Ambon, 08 Februari 1961
Kabupaten/Kota : Lampung Selatan
Jabatan : Kepala Desa

Atas Partisipasi Aktif sebagai Peserta Pelatihan Penguatan Posyandu , yang diselenggarakan di ..............................
tanggal ...... s.d ....................................

............................., ...........................20.....
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa

ttd

Petunjuk Penyelenggaraan
Pelatihan Penguatan LKD/LAD d
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Petunjuk Penyelenggaraan
Pelatihan Penguatan LKD/LAD e

Anda mungkin juga menyukai