Anda di halaman 1dari 2

Kooperatif Tipe Tai, Tingkatkan Prestasi Belajar IPA

Oleh :
Rini Windiyati, S.Pd.SD
Guru SDN 4 Jambu, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat
mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Akan
tetapi kondisi yang memprihatinkan terkait pembelajaran terjadi di Kelas IV SDN 4 Jambu
untuk materi pembelajaran IPA tentang konduktor dan isolator panas. Keterlibatan siswa
dalam pembelajaran kurang yang mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi yang jauh
dari kata memuaskan. Berdasarkan hasil refleksi yang penulis lakukan setelah melaksanakan
pembelajaran Dari 22 siswa hanya 8 peserta didik yang tuntas belajar dengan KKM Mupel
IPA 75. Berlatar belakang dari permasalahan tersebut, maka dipandang perlu melakukan
perubahan cara mengajar yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran dan untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, maka guru berusaha
menghadirkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pembelajaran IPA yang
diterapkan untuk lebih mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan
diajarkan kepada siswa.

Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini


dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih
banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini
adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan
oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan
saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Model pembelajaran TAI di mana
siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil (5 siswa) secara heterogen yang dipimpin
oleh seorang ketua kelompok yang mempunyai lebih dibandingkan anggotanya. Selain itu
guru mempunyai fleksibilitas untuk berpindah dari kelompok ke kelompok atau dari individu
ke individu, kemudian para siswa dapat saling memeriksa hasil kerja mereka,
mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam kelompok dapat ditangani sendiri
maupun dengan bantuan guru apabila diperlukan.
Sedangkan Miftahul (2011) mengemukakan bahwa dalam model pembelajaran TAI,
siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang beragam. Masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR. Dalam
model pembelajaran TAI, setiap kelompok diberikan serangkaian tugas tertentu untuk
dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap
anggota (misalnya, untuk materi IPA yang terdiri dari 8 soal, berarti empat anggota dalam
setiap kelompok harus saling bergantian menjawab soal-soal tersebut). Semua anggota harus
saling mengecek jawaban teman-teman satu kelompoknya dan saling memberi bantuan jika
memang dibutuhkan. Setiap kelompok harus memastikan bahwa semua anggotanya paham
dengan materi yang telah didiskusikan. Masing-masing anggota diberi tes individu tanpa
bantuan dari anggota yang lain. Selama menjalani tes individu ini, guru harus memperhatikan
setiap siswa. Skor tidak hanya dinilai oleh sejauh mana siswa mampu menjalani tes itu, tetapi
juga sejauh mana mereka mampu bekerja secara mandiri (tidak mencontek).

Dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI yang dilakukan guru, syukur
alhamdulillah terjadi perubahan terkait dengan keberhasilan tujuan pembelajaran dan secara
tidak juga langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Secara otomatis peningkatan hasil belajar dengan nilai rata-rata 86 dan
100% tuntas KKM. Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan tercapainya tujuan
pembelajaran salah satunya ditentukan oleh penerapan model pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai