Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dalam evaluasi hasil pengoperasian pada jaringan tegangan
menengah dan gardu distribusi pada studi kasus pasang baru pelanggan PLN ULP Gondang
Wetan telah dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan SOP sehingga proses tahap-tahap
dalam pekerjaan pengopersian berjalan lacar dan aman sesuai hasil evaluasi pengujian sebelum
dan sesudah pengoperasian yaitu kabel konduktor AAACS 150 mm dipasang sepanjang 100
meter dari jarak penyulang ke trafo distribusi DB459C6B1, duji dengan menggunakan
insulation tester dengan hasil 20,6 MΩ pada phasa R, 20,6 MΩ pada phasa S, 20,7 MΩ pada
phasa T selama 5 menit dan 10 menit. Hal tersebut dapat lebih dijelaskan bahwa kekuatan
solasi minimum setiap kabel pada setiap fasa adalah minimal 20 MΩ, sedangkan hasil
pengujian kekuatan isolasinya > 20 MΩ dan jaringan dalam keadaan bersih dengan right of
way 3 meter sehingga kondisi SUTM layak dioperasikan dan dalam proses pengoperasian
dilakukan oleh tim PDKB PLN untuk jumpper kabel SUTM baru ke penyulang existing yang
bertegangan, setelah pengoperasian dilakukan pengujian tegangan dengan menggunakan
voltage deterctor TM.
Pada pengoperasian gardu distribusi juga dilakukan pengujian baik sesudah dan
sebelum pengoperasian, dilakukan pengecekan fuse link dengan nominal 5 Ampere sesuai
dengan daya trafo sebesar 160 Kva , dilakukan pengecekan tahanan isolasi trafo dengan
menggunakan alat insulation tester dengan durasi 1 menit dan 5 menit dengan hasil nilai
tahanan primer – sekunder sebesar 5000 MΩ, primer-ground sebesar 5000 MΩ, sekunder-
ground sebesar 3000 MΩ, dengan data tersebut kondisi isolasi trafo layak untuk dioperasikan,
dilakukan pengukuran pembumian dengan menggunakan alat eart tester dengan hasil nilai
pentanahan grounding arester sebesar 1 Ω, nilai pentanahan ground trafo sebesar 2 Ω, nilai
pentanahan ground PHB-TR sebesar 2 Ω nilai tahanan pentanahan yang dipersyaratkan oleh
PUIL 2000 yaitu dibawah 5 Ohm jadi nilai pembumian bagus dan sesuai standart, setelah
dilakukan pengoperasian dilakukan pengecekan putaran phasa, walau terdapat sedikit kendala
dalam terbaliknya putaran phasa pada gardu distribusi, hal tersebut dapat langsung diselsaikan
oleh tim teknik dan putaran phasa kembali normal searah jarum jam dan listrik dapat segera
disalurkan kedalam Jaringan tegangan rendah dan APP pelanggan

39
5.2 Saran
1. Dalam proses pengoperasian lebih diperhatikan lagi kondisi visual jaringan
tegangan menengah dan gardu distribusi yang akan beroperasi.
2. Menjaga kehandalan alat ukur dengan kalibrasi sehingga, dapat digunakan lebih
baik dalam pengukuran sebelum pengoperasian jaringan untuk pengetahui
kelayakan jaringan tegangan menengah dan gardu distribusi tersebut.
3. Koordinasi tim yang baik dan saling mengingaktkan dalam pemakain APD dalam
proses pengoperasian.

40
DAFTAR PUSAKA

1. Keputusan General Manager PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Timur tentang


Pemberlakuan Konstruksi Jaringan Distribusi No.0131.K/GM.DISTJATIM/2013
Tanggal 11 Oktober 2013

2. PUIL, 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Badan Standarisasi


Nasional. Jakarta

3. PUIL, 2014. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. Kementrian Energi Sumber
Daya Mineral. Jakarta

4. Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral


No 245/20/DJL.1/2019 tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pembangunan dan Pemasangan Distribusi
Tenaga Listrik

41

Anda mungkin juga menyukai