Anda di halaman 1dari 5

JUDUL

JUAL BELI VALUTA ASING DALAM ISLAM

GURU MAPEL
TriSiwi Nursiamah, S.Ag

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Blitar


Mapel Al-Qur’An Hadist

Anggota :
Rahmat Sukaton 9B/29

Rama Wijaya Putra D 9B/30

Razan Aqila Rivqi Auva 9B/31

Rifat Maulana Zain 9B/32

Soma Bhakti Prayoga 9B/33

Umar Wisam Nugraha 9B/34


Kata Pengantar

Dengan rasa syukur dan hormat, penulis ingin menyampaikan kata pengantar ini
sebagai pembuka dalam makalah yang membahas topik yang sangat penting dalam konteks
keuangan Islam, yaitu "Jual Beli Valuta Asing dalam Islam." Keberadaan valuta asing atau
mata uang asing memainkan peran yang penting dalam perekonomian global. Namun,
dalam kerangka nilai-nilai Islam, penting bagi kita untuk memahami apakah transaksi jual
beli valuta asing sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, makalah ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mudah dipahami mengenai konsep jual beli
valuta asing dalam Islam. Dalam perjalanannya, makalah ini akan mengulas prinsip-prinsip
dasar ekonomi Islam, termasuk hukum-hukum yang mengatur transaksi keuangan. Penulis
juga akan membahas bagaimana transaksi jual beli valuta asing dapat dijalankan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan syariah, sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan dan
keberlanjutan ekonomi. Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan
mendalam mengenai relevansi jual beli valuta asing dalam Islam. Selain itu, diharapkan
dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi para pembaca untuk mengambil
keputusan finansial yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman. Penulis menyadari bahwa
pembahasan ini masih dalam ranah kompleks, namun upaya telah dilakukan untuk
menyajikan materi ini dengan bahasa yang mudah dipahami. Akhirnya, penulis berharap
makalah ini dapat menjadi tambahan pemahaman dan bahan referensi yang berguna bagi
para pembaca yang tertarik dengan isu-isu keuangan Islam, khususnya dalam konteks jual
beli valuta asing.
A. Pengertian
Valuta Asing (Al-Sharf) adalah transaksi internasional yang menggunakan mata uang asing
yang lumrah terjadi pada era globalisasi sekarang ini. Sebagai seorang yang beragama Islam yang
segala sesuatunya telah ditentukan dalam al-Qur’an dan al-Hadits maka sistem perdagangan
tersebut haruslah sesuai dengan dasar petunjuk umat Islam. Perdagangan mata uang atau dalam
istilah perekonomian disebut dengan istilah Valas (valuta asing) ataupun forex Trading. Mulai
berkembang saat ini dan dianggap sebagian orang sebagai salah satu bisnis alternatif karena dapat
memudahkan transaksi jual beli internasional dan mendatangkan keuntungan bagi pelakunya.
Walaupun transaksi valuta asing (Al-Sharf) dalam era globalisasi saat ini sudah lumrah terjadi
terutama dalam bidang keuangan telah merambah ke seluruh sendi perekonomian termasuk
lembaga keuangan bank.

B. Hukum Praktek Jual Beli Valas (Valuta Asing)


Pada prinsip syariah transaksi valuta asing disamakan dengan alterasi pada logam mulia yang
dalam konsep fiqih dikenal dengan al-sharf. Keberadaan al-sharf diperbolehkan menurut Islam
dengan dasar adanya kerelaan dan kepercayaan antara pihak yang terkait, pelaksanaannya dilakukan
secara tunai dan tidak dapat ditangguhkan. Selain itu tidak boleh ada penambahan nilai atau barang
karena dengan adanya penambahan nilai maka akan memunculkan kelebihan yang dilarang dalam
agama. “...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (Qs. Al Baqarah ayat
275). Transaksi valuta asing pada prinsipnya diperbolehkan apabila memenuhi ketentuan-ketentuan
yang ada pada Fatwa Dewan Syariah Nasional 28/DSN-MUI/III/2002, diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Tidak dilakukan untuk mencari keuntungan.


2. Dilakukan untuk keperluan transaksi jual beli atau untuk berjaga-jaga.
3. Pada saat transaksi besaran nilainya harus sama apabila prosesnya dilakukan langsung dan
terjadi pada mata uang asing.
4. Transaksi yang tidak sejenis, harus sesuai dengan besaran nilai tukar (kurs) yang berlaku saat
transaksi terjadi.

Sehingga jual beli Valas (Valuta Asing) diperbolehkan oleh agama islam dan para dewan syariah
nasional jika memenuhi ketentuan-ketentuan di atas.

C. Kesimpulan

Transaksi valuta asing pada dasarnya muncul akibat adanya kebutuhan untuk membiayai
transaksi keuangan internasional serta adanya kegiatan tukar menukar barang dan jasa dengan
negara lain. Valuta asing merupakan mata uang yang mudah digunakan serta dapat dengan mudah
diterima dalam dunia perdagangan internasional, maka tidak heran apabila valuta asing ini kerap
dijadikan alat bayar utama dalam perdagangan ekspor-impor barang. Dengan adanya kegiatan
perdagangan ekspor-impor antar satu negara dengan negara lain, valuta asing berperan penting
dalam perdagangan internasional yang memiliki nilai kurs resmi dan tercatat di bank sentral, artinya
valuta asing ini tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran perdagangan dalam negeri. Pada
aturan syariah berdasarkan pada aturan hukum islam, bahwa transaksi valuta asing diperbolehkan
apabila asal usul pendapatannya jelas, adanya keterangan secara pasti dan adanya kepercayaan
antar kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional 28/DSN-MUI/III/2002.

ra
DAFTAR PUSTAKA
Rifma Devita Sari, Sabrina Ramadhanti, Shella Almaida, Syeira Aprillia Purwitasari, Thoriq Muhammad Aziz,
Wirdatu Jamilah. 2022. “TRANSAKSI VALUTA ASING DALAM PERSPEKTIF ISLAM”. Dalam PROSIDING NATIONAL
SEMINAR ON ACCOUNTING, FINANCE, AND ECONOMICS (NSAFE).

Yusriadi Ibrahim. 2022. “Jual Beli Valuta Asing dalam Perspektif Fiqh Muamalah”. Dalam SYARAH: Jurnal
Hukum Islam.

Ahmad Syaifudin Anwar. 2012. “TRANSAKSI JUAL BELI VALUTA ASING DITINJAU DARI PRESPEKTIF HUKUM
ISLAM”. Yogyakarta.

Muhammad Sulhan. “TRANSAKSI VALUTA ASING (AL-SHARF) DALAM PERSPEKTIF ISLAM”. Universitas Islam
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai