Anda di halaman 1dari 14

Makalah manajemen keuangan

Dividen

DAFTAR ISI i

Teori kebijakan dividen 1

Stabilitas dividen 2

Stock split dan stock dividend 3

Faktor” yang mempengaruhi dividen 4

Pembayaran dividen 5

Dividen saham dan pemecahan saham 6

Jurnal 7

Kesimpulan 11

Daftar pustaka 12
i

TEORI-TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN

Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat 3 konsep tentang kebijakan dividen,
yaitu:irrelevance theory, bird in the hand theory, dan tax preference theory.
Bird in the hand theory
Teori dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979) menjelaskan bahwa
investor menyukai pendapatan dividen yang tinggi karena pendapatan dividen yang diterima
seperti burung di tangan (bird in the hand) yang mempunyai nilai yang lebih tinggi dan risiko
yang kecil daripada pendapatan modal (bird in the bush) karena dividen lebih pasti dari
pendapatan modal. Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas
di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham
perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan. Peningkatan
dividen akan meningkatkan harga saham yang akan berdampak pula pada nilai perusahaan.

Teori Dividen Residual (Residual Theory of Dividends)


Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua
investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan
merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis
dibiayai.

Teori ketidakrelevan dividen

Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan
dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari
sumber ekstern.Jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan
memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dana yang dipergunakan untuk
membiayai berasal dari dalam perusahaan (menahan laba) ataukah dari luar perusahaan
(menerbitkan saham baru).Dampak pilihan keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan
pemodal, atau keputusan dividen adalah tidak relevan . Untuk memperjelas uraian perhatikan
contoh berikut ini Misalkan suatu perusahaan mempunyai neraca (pada harga pasar) sebagai
berikut.
1

Neraca PT. Avtuti, 8110l19x1 (dalam jutaan Rp) Kas 1.050 Modal sendiri 8.050 Aktiva talo
000 8.050 Total 8.050 Apabila terdapat 1.000.000 lembar saham PT. Astuti, maka setiap
lembar saham harganya adalah Rp 8.050. Misalkan pada tanggal tersebut tersedia suatu
kesempatan investasi yang diharapkan memberikan NPv sebesar Rp.200 juta, dan
memerlukan dana sebesar Rp.1.000 juta. Apabila para pemegang saham memutuskan untuk
mengambil investasi tersebut (tidak perlu menerbitkan saham baru, karena dana yang ada
dalam perusahaan masih mencukupi), maka neraca setelah mengambil kesempatan investasi
tersebut akan nampak sebagai berikut. Tabal 18.2, Noraca PT. Astuti. setelah mengambil
investasi dengan NPV Rp.200 juta 50 Modal sendiri 8.250 1.200 Aktiva lain 7.000 Total
8.250 Total 8,250

(husnan,suad,1996,"menejemen keuangan".yogyakarta:bpfe)

Stabilitas dividen

Seperti dikemukakan pada awal bab ini, stabilitas dividen juga penting. Laba arus kas
berubah-ubah sepanjang waktu, demikian pula peluang investasi. Dengan memperhatikan hal
ini saja, perusahaan harus mengubah dividen mereka sewaktuwaktu, menaikkannya jika arus
kas besar dan kebutuhan akan dana relatif kecil, dan menurunkannya jika persediaan uang kas
menipis dalam kaitan dengan peluang investasi. Akan tetapi, banyak pemegang saham
mengandalkan dividen untuk membayar berbagai biaya, dan mereka sangat dividen
elanjutnya, tin mengurangi dividen agar dana tersedia untuk investasi modal dapat
mengirimkan isyarat yang tidak tepat, dan hal itu bisa menurunkan harga saham. Jadi,
memaksi. mumkan harga saham mengharuskan perusahaan menyeimbangkan kebutuhan
dana untuk internal dan keinginan para pemegang sahamnya. dan dapat Bagaimana
keseimbangan ini dapat tercapai? Seberapa stabil diandalkan kebijakan dividen yang harus
diupayakan oleh suatu perusahaan? Tidak mungkin memberikan jawaban yang pasti atas
pertanyaan tersebut, tetapi halhal berikut dapat relevan untuk mencapai solusinya:

1. Biasanya setiap perusahaan yang dimiliki publik membuat peramalan keuangan lima atau
sepuluh tahun untuk laba dan dividen. Ramadan tersebut tak pernah diumumkan kepada
publik-hal itu hanya digunakan untuk tujuan-perencanaan internal.
2

2. Bertahun-tahun yang silam, ketika inflasi belum merajalela, igat "kebijakan dividen yang
stabil" berarti suatu kebijakan untuk membay dividen dengan jumlah dolar yang sama dari
tahun ke tahun. AT6 merupakan contoh utama dari suatu perusahaan dengan kebijakan dhide
yang stabil mereka membayar $9 per tahun ($2,25 per triwulan) ters menerus selama 25
tahun. Namun sekarang, kebanyakan perusahan dan pemegang saham berharap laba
bertumbuh sepanjang waktu sebagi hasil dari laba ditahan dan inflasi. Dewasa ini, dividen
lazimnya dipa kirakan bertumbuh kurang lebih sejalan dengan laba.

3.Kebanyakan pengamat yakin bahwa stabilitas dividen memang diinginkan oleh investor.
Dengan asumsi keadaan ini benar, investor memilih saham yang menghasilkan jumlah
dividen yang lebih dapat diramalkan daripada saham yang tenghasikan jumlah dividen rata-
rata yang sama tetapi dengan cara yang menentu berart biaya ekuitas diminimumkan, dan
hanga saham dimaRE jika suatu perusahaan ingin berusaha sedapat mangun Benaga
kestabilan jumlah dividennya.

(brigham,eugene f dan joel f.houston .2001."manajemen keuangan".jakarta:erlangga)

Stock dividen dan stock split

"Stock Dividends" "Stock dividends adalah pembayaran tambahan saham kepada para
pemegang saham, dan menunjukkan penyusunan kembali modal perusahaan; sedangkan
proporsi kepemilihan pemegang saham, tetap tidak berubah. Misalkan suatu perusahaan
mempunyai struktur modal sebagai berikut, sebelum mengeluarkan "stock dividend Saham
biasa (nominal Rp 400.000 lembar) Rp 2.000.000 1.000.000, Capital Surplus 7.000.000,-
Laba yang ditahan Rp 10.000.000, Sekarang misalkan perusahaan membayar "stock
dividend" sebesar 5%, berjumlah 20.000 lembar saham, dan harga pasar saham adalah Rp 40,
Untuk setiap saham, pemilik saham akan mendapatkan tam- bahan satu saham. Neraca
perusahaan setelah "stock dividend' menjadi Anda ingat pepatah kita yang mengatakan
"Mengharapkan pungguk terbang di awan, punai di tangan dilepaskan" Mengherankan bukan,
betapa miripnya pepatah kita dengan pepatah asing
3

Stock split

stock dividends" adalah pembayaran tambahan saham kepada para pemegang saham, dan
menunjukkan penyusunan kembali modal sedangkan proporsi kepemilihan pemegang saham,
tetap tidak berubah. Misalkan suatu perusahaan mempunyai struktur modal sebagai berikut,
sebelum mengeluarkan "stock dividend" Saham biasa (nominal Rp 5, 400.000 lembar) Rp
2.000.000,- Capital Surplus 1.000.000 Laba yang ditahan 7.000.000 Rp 10.000.000.

(husnan,suad.1993.manajemen keuangan edisi 2.yogyakarta:bpfe yogyakarta)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN

Pembahasan sejauh ini hanya mengenai aspek-aspek teoritikkebijakan dividen. Ada sejumlah
pertimbangan saat perusahaan ingin membuat satu kebijakan dividen. Pertimbangan
pertimbangan tambahan ini harus berhubungan dengan konsep teori pembayaran dividen dan
penilaian perusahaan. Berikut ini faktor-faktor yang dianalisis perusahaan dalam memutuskan
kebijakan dividen. Peraturan-Peraturan Hukum Pembahasan peraturan hukum penting
dilakukan untuk menetapkan batasan-batasan hukum di mana dividen perusahaan dapat
digunakan, Peraturan-peraturan hukum iniberhubungan dengan penurunan modal,
ketidaksolvabilitasan dan laba ditahan yang tidak semestinya Peraturan Penurunan Modal.
Walaupun hukum negara bagian sangat penurunan modal. kebanyakan negara bagian
melarang pembayaran dividen menga Pada beberapa negara bagian, modal didefinisikan
sebagai nilai pari total saham biasa Jika Perusahaan memiliki 1 juta saham beredar dengan
pari per juta, maka tota sebesar $2 juta Jika ekuitas pemegang saham perusahaan ini adalah
$2,1 modal. Perusahaan tidak dapat kas lebih dari $100.000 tanpa menurunkan Negara-
negara bagian lain mendefinisikan modal nilai pari saham diambah tambahan tersebut, dapat
dibayarkan sampai pada batas laba ditahan Hal ini bukan berarti dividen dapat dibayarkan
hanya dan laba ditahan "Perusahaan membayar dividen dari kas, pada saat mengalami
pengurangan laba ditahan.

Peraturan Ketidakstabilan. Beberapa negara bagian melarang pembayar dividen kas


perusahaan sanggup membayar hutang. dapat didifinisikan secarn hukum maupun secara
teknis, Secara hukum berarti nilai kewajiban yang dicatat melebihi nilai aktiva yang dicatat,
sedangkan secara teknis diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan r pinjamannya pada
saat jatuh tempo.

Karena kemampuan penusahaan untuk membayar kewajibannya lebih bergantung pada


likuiditas daripada modal perusahaan, maka pembatasan bentuk perlindungan yang baik
dilarang untuk melakukan yanglebih menguntungkan bagi pemegang saham sesuatu api
merugikan kred Peraturan Laba Ditahan yang Tidak semestinya. Peraturan dinas perpajakan
melarang dari semestinya. Walaupun batasan 'semestinya tidak jelas, biasanya dapat diartikan
sebagai penahanan kelebihan kebutuhan investasi perusahaan saat ini dan di masa depan
dalam jumlah yang besar Tujuan peraturan ini untuk mencegah perusahaan menahan labanya
dengan tujuan menghindari pajak. Misalkan, perusahaan menahan seluruh aba yang
dihasilkannya dan memperkuat posisi kas dan surat berharga. Seluruh perusahaan kemudian
dapat dijual dan para pemegang saham hanya akan dikenakan pajak atas keuntungan yang
dapat ditangguhkan terhadap apa yang akan terjadi jika dividen dibayarkan. lika dinas
perpajakan dapat membuktikan adanya penahan laba yang tidak semestinya, maka erusahaan
dapat dikenakan hukuman dalam bentuk tarif pajak atas akumulasi laba. Jika perusahaan
dapat mengembangkan posisi likuid yang baik, perusahaan harus dapat menunjukkan dinas
perpajakan bahwa penahanan laba yang dilakukan masih dalam tahap semestinya. Jika tidak
perusahaan harus lebih berhati-hati untuk membayar kelebihan dana sebagai dividen bagi
pemegang saham

(Horne,james c.van dan John m.wachowicz,jr.jakarta."prinsip prinsip manajemen


keuangan".Jakrta:salemba empat).

Pembayaran dividen

Sebelum kita melihat pilihan antara dividen dan pembelian kembali saham, kita haru
meninjau bagaimana pembayaran kepada pemegang saham ini terjadi, Kita mulai dengan
dividen. Weyerhacuser bertemu untuk mendiskusikan direktur Pada bulan Januari 2005 de
membayar dividen tunai dividen dan memutuskan bahwa penasahaan harus total pembayaran
untuk secara teratur setiap kuartal 0 per saham, membuat direktur berharap untuk satu tahun
sebesar 1,60, Istilah leratur mengindikasikan bahwa mempertahankan pembayaran di masa
yang akan Jika mereka tidak ingin memberikan semacam itu, mereka dapat mendeklarasikan
dividen teratur dan khusus sekaligus. Investor menyadari bahwa dividen khusus itu tidak
akan berulang tersebut, Beberapa pemegang saham erhaeuser mungkin menyambut gembira
dalam api pemegang saham lainnya lebih suka menginvestasikan kembali dividen
perusahaan.

Untuk membantu para investor ini Weyerhauser menawarkan rencana reinvestasi dividen
otomatis. Jika pemegang saham mengikuti rencana ini, d akan digunakan untuk membeli
saham tambahan secara otomatis Tampaknya menipakan pertanyaan ya siapa dividen haeuser
catatan jelas tetapi, karena ham diperdagangkan terus menerus, perusahaan tentang siapa

Dividen saham dan pemecahan saham

Dividen Saham dan Pemecahan Saham perusahaan kadang-kadang Dividen Weyerhaeuser


berada dalam bentuk kas tetapi perusahaan dapat mendeklarasikan dividen saham Grock
dividendy. Misalnya. mendeklarasikan dividen saham sebesar 10 persen. Dalam kasus ini
perusahaan akan mengirimkan 1 lembar tambahan kepada para pemegang saham untuk setiap
10 lembar saham yang pemegang saham miliki saat ini. Dalam kedua Dividen saham sangat
mirip dengan pemecahan saham (stock splin. untuk kasus tersebut pemegang saham sejumlah
sabam baru yang ditetapkan setiap saham yang dimilikinya. Misalnya dalam pemecahan
saham dua untuk stu, masing- masing investor akan menerima satu saham tambahan untuk
setiap saham yang sudah investor dua saham dan bukan satu. Karena itu saham dua untuk
satu mirip dengan dividen saham 100 persen. Keduanya menghasilkan pelipatgandaan jumlah
saham yang beredar, tetapi mereka tidak mempengaruhi aset, laba. atau total nilai
perusahaan." Meskipun demikian, pengumuman pemecahan saham sering menghasilkan
kenaikan harga pasar dan saham tersebut, bahkan meskipun investor menyadari bahwa bisnis
perusahaa tidak terpengaruh. Alasannya: Investor melihat keputusan ini sebagai tanda
keyakinan manajemen untuk masa yang akan datang.

(Brealey,richard a.2008."dasar dasar keuangan perusahaan".jakarta:erlangga)


6

Berikut contoh beberapa jurnal keuangan yg berkaitan dengan dividend:

Dividen Dalam Bentuk Uang Tunai (Cash Dividends)


Mayoritas perusahaan membagikan dividen bagi para pemegang saham dalam bentuk uang
tuna (cash dividen). Ada 4 tanggal penting yang perlu diperhatikan dalam perlakuan
akuntansi dividen berjenis uang tunai, yaitu:
1. Tanggal Pengumuman, adalah tanggal pada saat dewan direksi mengumumkan akan
dibagikannya dividen dalam bentuk uang tunai. Pada saat ini perusahaan melakukan
pengakuan akan utang dividen dengan mendebit saldo laba ditahan.
2. Tanggal Ex-Dividen, adalah tanggal pada saat tanggal penghentian penjualan saham di
bursa untuk sementara. Penghentian penjualan saham sementara dilakukan (mungkin 1 atau 2
hari), tiada lain agar perusahaan punya waktu untuk melakukan pemutahiran (update) buku
besar “Ekuitas Pemegang Saham”.
3. Tanggal Pencatatan, adalah tanggal pada saat para pemegang saham dapat melihat nilai
dividen yang akan diterimanya melalui memorandum pencatatan dividen tunai yang dibuat
oleh perusahaan. Pada saat ini, tidak ada jurnal yang perlu dibuat. Perusahaan hanya perlu
menunjukan memo pencatatan dividennya saja, sehingga pemegang saham bisa melihat
berapa persisnya jumlah uang tunai yang akan diterima.
4. Tanggal Pembayaran, adalah tanggal pada saat dividen dibayarkan. Pada saat yang sama
perusahaan mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran dividen, sekaligus mengeliminasi
‘Utang Dividen’ yang diakui pada saat tanggal pengumuman.
Misalnya:
Pada tanggal 15 Maret 2011 PT. JAK mengumumkan bahwa persahaan akan membagikan
dividen tunai sebesar Rp 1/lembar saham kepada para pemegang sahamnya. Ada 2,000,000
lembar saham yang sudah diterbitkan sampai saat itu. Dividen rencananya akan dibagikan
pada tanggal 1 Juni 2011. Untuk itu manajemen perusahaan mengundang para pemegang
saham pada tanggal 15 April 2011 untuk memeriksa nilai dividen yang akan mereka terima.
Ex-Dividen (penghentian penjualan saham sementara) adalah 16 Maret 2011. Jurnalnya akan
menjadi sebagai berikut:

1. Pada tanggal Pengumuman (15 Maret 2011).


[Debit]. Laba Ditahan (Pengumuman Dividen Tunai) = Rp 2,000,000
[Kredit]. Utang Dividen = Rp 2,000,000
2. Pada tanggal Ex-Dividen (16 Maret 2011)
Tak ada jurnal yang perlu dibuat. Bagian Accounting hanya melakukan pemindahan data
dividend an pengurangan laba ditahan ke Buku Besar.

3. Pada tanggal pencatatan (15 April 2011)


Tidak ada pencatatan yang perlu dilakukan. Perusahaan hanya menunjukan memo pencatatan
yang dilakukan pada tanggal 15 April 2011 yang lalu, sehingga masing-masing pemegang
saham tahu berapa besarnya dividen yang akan mereka terima pada saat tanggal pembayaran
nanti.

4. Pada tanggal Pembayaran (1 Juni 2011)


[Debit]. Utang Dividen = Rp 2,000,000
[Credit]. Kas = Rp 2,000,000

7
Dividen Surat Berharga (Nonmonetary Asset Dividend)
Bisa jadi perusahaan membagikan dividen dalam bentuk surat berharga, bond misalnya.
Perusahaan memberikan bonds (investasi di perusahaan lain) yang mereka miliki kepada para
pemegang saham. Dalam hal ini, bond yang akan diberikan dinilai sebesar harga pasar
wajarnya. Jika bond yang akan diberikan masih dicatat sebesar harga perolehannya, maka
perusahaan perlu membuat penyesuaian terlebih dahulu.
Misalnya:
Pada tanggal 15 Maret 2011 PT. JAK mengumumkan akan membagikan dividen dalam
bentuk surat berharga berupa surat berharga diterbitkan oleh PT. XYZ yang akan segera jatuh
tempo. Surat berharga tersebut, dahulu diperoleh seharga Rp 500,000. Pada saat
pengumuman pembagian dividen dilakukan (15 Maret 2011) nilai pasar wajar surat berharga
yang diterbitkan oleh PT. XYZ adalah Rp 600,000. Bagaimana jurnal untuk pembagian
dividen PT. JAK?
1. Pada tanggal pengumuman (15 Maret 2011)
[Debit]. Investasi di PT. XYZ—Surat Berharga = Rp 100,000
[Kredit]. Laba Investasi (600,000 – 500,000) = Rp 100,000
(penyesuaian surat berharga ke nilai pasar wajarnya)
[Debit]. Laba Ditahan (Pengumuman Dividen Surat Berharga) = Rp 600,000
[Kredit]. Utang Dividen = Rp 600,000
2. Pada Saat Pembagian
[Debit]. Utang Dividen = Rp 600,000
[Kredit]. Investasi di PT. XYZ—Surat Berharga = Rp 600,000
Dividen Promes, Notes Payable (Scrip Dividends)
Ada keadaan dimana perusahaan memiliki akumulasi laba ditahan yang sesungguhnya sudah
memungkinkan untuk membagikan dividen bagi para pemegang sahamnya, akan tetapi
jumlah uang tunainya tidak mencukupi. Alternatif yang bisa diambil jika ingin membagi
dividen adalah dengan menerbitkan promes atau janji membayar dikemudian hari (notes
payable). Dividen semacam ini disebut dengan “Scrip Dividend”
Misalnya:
Pada Tanggal 1 Juni 2011 PT. JAK mengumumkan pembagian dividen berupa Scrip dividend
berjangka waktu 3 bulan sebesar Rp 1/lembar untuk 3,000,000 lembar saham yang beredar.
Bunga promes adalah 10% per tahun. Bagaimana pencatatannya?
1. Pada tanggal pengumuman (1 Juni 2011)
[Debit]. Laba Ditahan (Scrip Dividend) = Rp 3,000,000
[Kredit]. Utang Promes (Utang Scrip Dividend) = Rp 3,000,000
(Rp 1 x 3,000,000)
2. Pada tanggal pembayaran/jatuh tempo (1 September 2011)
[Debit]. Utang Promes kepada Pemegang Saham = Rp 3,000,000
[Debit]. Biaya Bunga [(3,000,000 x 10%) x 3/12] = Rp 75,000
[Kredit]. Kas = Rp 3,075,000
8

Dividen Saham (Stock Dividend)


Selain pembagian dividen dalam bentuk surat berharga, alternatif yang paling sering
dilakukan adalah dividen dalam bentuk saham—bila perusahaan kekurangan likuiditas (kas).
Pembagian dividen jenis stock biasanya diberikan secara merata bagi semua pemegang
saham.
Pembagian dividen saham sesungguhnya tidak menyebabkan kekayaan perusahaan
berkurang. Nilai aset bersih perusahaan, tetap seperti sebelum pembagian dividen. Demikian
halnya dengan komposisi kepemilikan. Transaksi dilakukan dengan cara mengkapitalisasi
laba ditahan. Artinya saldo laba di tahan (sebagian atau seluruhnya) dipindahkan ke akun
modal. Sehingga modal disetor bertambah, sedangkan laba ditahan berkurang atau habis.
Perlakuan akuntansi dividen saham berbeda-beda tergantung porsi dividen saham yang
dibagikan:
1. Dividen Saham Jumlah Kecil – Untuk dividen saham dalam jumlah kecil (kurang dari
25% saham beredar, maka saham yang akan diterbitkan sebagai dividen dinilai sebesar harga
pasar wajarnya. Sebagai ilustrasi, asumsikan posisi ekuitas pemilik PT. JAK, sebelum
dividen saham diumumkan, adalah sebagai berikut:
Saham biasa Rp 20 par (30,000 lembar saham beredar) = Rp 600,000
Tambahan modal disetor = Rp 300,000
Laba Ditahan = Rp 600,000
Total Ekuitas Pemilik = Rp 1,500,000
PT. JAK mengumumkan pembagian dividen dalam bentuk saham sebesar 20% dari saham
beredar (30,000 x 20% = 6000 lembar). Pada tanggal yang sama, harga pasar saham PT. JAK
adalah Rp 25/lembar. Dengan demikian, maka harga pasar wajar atas 6000 lembar saham
yang akan dibagikan sebagai dividen adalah Rp 150,000. Jurnal yang diperlukan:
Pada saat pengumuman:
[Debit]. Laba Ditahan = Rp 150,000
[Kredit]. Dividen Saham Biasa Tersedia Untuk Dibagi = Rp 120,000
[Kredit]. Tambahan Modal Disetor Dari Dividen Saham = Rp 30,000

Pada saat penerbitan saham untuk dividen:


[Debit]. Dividen Saham Biasa Tersedia Untuk Dibagi = 120,000
[Kredit]. Saham biasa, Rp 20 par = 120,000

Setelah saham untuk dividen diterbitkan, maka posisi ekuitas pemilik menjadi sebagai
berikut:
Saham biasa Rp 20 par (36,000 lembar beredar) = Rp 720,000
Tambahan modal disetor = Rp 330,000
Laba Ditahan = Rp 450,000
Total Ekuitas Pemilik = Rp 1,500,000
9
2. Dividen Saham Dalam Jumlah Besar – Untuk dividen saham dalam jumlah besar (lebih
dari 25% sisa saham belum terjual), maka saham yang akan diterbitkan sebagai dividen
dinilai sebesar nilai par-nya. Sebagai ilustrasi, anggap PT. JAK mengumumkan pembagian
dividen sebesar 50% dari total saham beredar (informasi lainnya sama seperti ilustrasi
sebelumnya). Maka jurnal yang diperlukan pada saat pengumuman:
[Debit]. Laba Ditahan (50% x 30,000 lembar x Rp 20) = Rp 300,000
[Kredit]. Dividen Saham Biasa Tersedia Untuk Dibagi = Rp 300,000

Pada saat penerbitan saham untuk dividen dijurnal:


[Debit]. Dividen Saham Biasa Tersedia Untuk Dibagi = Rp 300,000
[Kredit]. Saham Biasa, Rp 20 par = Rp 300,000

Posisi ekuitas pemipik pasca penerbitan saham untuk dividen menjadi sbb:
Saham Biasa, Rp 20 par (45,000 lembar) = Rp 900,000
Tambahan Modal Disetor = Rp 300,000
Laba Ditahan = Rp 300,000
Total Ekuitas Pemilik = Rp 1,500,000
10

Kesimpulan
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan,
pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas
return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang
ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil,
kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra
tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan
kebijakan deviden yang stabil.
11

Daftar pustaka

(husnan,suad,1996,"menejemen keuangan".yogyakarta:bpfe)

(brigham,eugene f dan joel f.houston .2001."manajemen keuangan".jakarta:erlangga)

(husnan,suad.1993.manajemen keuangan edisi 2.yogyakarta:bpfe yogyakarta)

(Horne,james c.van dan John m.wachowicz,jr.jakarta."prinsip prinsip manajemen


keuangan".Jakrta:salemba empat).

(Brealey,richard a.2008."dasar dasar keuangan perusahaan".jakarta:erlangga)


12

Anda mungkin juga menyukai