Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TROLLEY EMERGENCY

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Koordinator : Musri Kamdah, S.Kp.,M.N

Disusun oleh :

Kelompok 1

Sylvia tresnawati 213120123

Septin mardiana 213120128

Putri parastika 213120140

Meira 213120154

Agniyatul A’limah 213120165

Siska Fatma Diva 213120166

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN (S-1)

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan khadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya
kita masih diberi kesempatan untuk tetap mensyukuri segala nikmat-Nya. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,
dan segenap pengikutnya.

Dengan tidak hentinya bersyukur kepada-Nya, alhamdullillah penyusun dapat


menyelesaikan Makalah “Trolley Emergency”. Makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.

Penyusunan Makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang mendalam kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya selama ini. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dedi Supriadi, S. sebKep.,Ners.,M.Kep sebagai KA Prodi Ilmu Keperawatan S1.


2. Musri Kamdah, S.Kp.,M.N sebagai Dosen koordinator Mata Kuliah Keperawatan Gawat
darurat Keperawatan S1.
Penyusun menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Masih banyak kekurangan dan hal-hal yang harus diperbaiki.

Cimahi, 13 November 2023


Hormat kami,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 2
C. Tujuan penulisan ......................................................... 3
1. Tujuan Umum .................................................................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ................................................................................................................. 3
D. Manfaat ............................................................... 3
1. Manfaat Bagi Penulis ...................................................................................................... 3
2. Manfaat Bagi Pembaca ................................................................................................... 3
E. Metode Penyusunan ...................................................... 3
BAB II ............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 4
A. Pengertian .............................................................. 4
B. Tingkatan pada Trolley Emergency .......................................... 5
C. Macam-macam alat ....................................................... 6
D. Macam-macam obat ..................................................... 20
BAB III ......................................................................................................................................... 25
PENUTUP .................................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ............................................................ 25
B. Saran ................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2021)
tentang penyelenggaraan bidang Perumahsakitan dimana Rumah Sakit adalah institusi
institusi pelayanan kesehatan ymenyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
darurat. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.

Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik
dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik (sihotang, 2020).

Gawat darurat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang secara


mana seseorang secara tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam anggota badannya dan jiwanya (akan menjadi cacat atau mati) bila tidak
mendapatkan pertolongan dengan segera. (Syamsiar, 2017).

Intensive Care Unit (ICU) adalah bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan
staf yang terlatih, perlengkapan dan peralatan khusus yang ditempatkan di trolley
emergency, ditujukan untuk menangani kondisi kegawatdaruratan yang mengancam
nyawa. Perlakuan terhadap pasien di Intensive Care Unit (ICU) agak berbeda
dengan 2 pasien di pasien dirawat inap rawat inap biasa, karena biasa, karena pasien
Intensi pasien Intensive Care Uni ve Care Unit (ICU) dapa t (ICU) dapat dikatakan t
dikatakan ada ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan dokternya. Pasien
yang sakit kritis atau kehilangan kesadaran, sehingga segala kritis atau kehilangan
kesadaran, sehingga segala sesuatu yang terjadi pada diri pasien esuatu yang terjadi pada
diri pasien hanya dapat diketahui melalui monitoring dan recording yang baik dan teratur.
Perubahan yang terjadi harus dianalisis secara cermat untuk mendapatkan Tindakan atau
pengobatan yang tepat atau pengobatan yang tepat seperti saat code blue d seperti saat
code blue diaktifkan maka segala peral iaktifkan maka segala peralatan dan atan
dan perlengkapan perlengkapan yang ada pada trolley trolley emergency emergency
yang sudah disiapkan disiapkan di ruang Intensive Care Unit (ICU) bisa digunakan

1
2

segera setelah code blue diaktifkan dalam melakukan life saving pada pasien. (Emma &
Wiwin, 2019).

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, maka


diperlukan penyediaan obat. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang mempengaruhi sistem fisiologi atau keadaan patologi bertujuan untuk
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia (Kemenkes RI, 2016).

Penyediaan obat merupakan salah satu bagian dari pelayanan kefarmasian.


Pelayanan kefarmasian menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 ialah
pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien dan berkaitan dengan
sediaan farmasi demi mencapai hasil yang pasti dalam peningkatan mutu kehidupan
pasien. Untuk tercapainya peningkatan kehidupan pasien dibuatlah standar pelayanan
kefarmasian yang dijadikan tolak ukur bagi tenaga kefarmasian sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pelayanan kefarmasian, salah satunya adalah kegiatan pengelolaan
obat.

Sebagai salah satu upaya peningkatan pelayanan mutu kesehatan di Rumah Sakit,
terutama dalam pelayanan kegawatdaruratan, maka diperlukan penyediaan emergency
trolley yang lengkap.

Emergency trolley merupakan penyediaan obat dan alat kesehatan untuk suatu
kondisi gawat darurat yang biasa digunakan diruang Intensive Care Unit (ICU), Instalasi
Gawat Darurat (IGD) ataupun Operatie Kamer (OK).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian trolley emergency ?
2. Apa saja yang ada didalam tingkatan trolley emergency?
3. Apa saja macam-macam dan fungsi alat yang terdapat dalam trolley emergency (beri
gambar)?
4. Apa saja obat-obatan yang terdapat dalam trolley emergency (beri gambar)?
3

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui, menggunakan dan mengelola
trolley emergency sesuai dengan standar di Intensive Care Unit (ICU) di Rumah
sakit.

2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian trolley emergency
2. Mahasiswa mampu mengetahui isi tingkatan pada trolley emergency
3. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam alat dan fungsinya pada trolley
emergency
4. Mahasiswa mampu mengetahui obat-obatan pada trolley emergency

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat menjadi media pembelajaran agar dapat lebih paham mengenai
Keperawatan Kritis.

2. Manfaat Bagi Pembaca


Dapat menjadi media yang dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
Keperawatan Kritis terutama dalam menggunakan dan mengelola trolley emergency,
sesuai dengan standar di Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit.

E. Metode Penyusunan
Metode penulisan yang saya lakukan adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka
Yaitu suatu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara penelusuran buku-buku
tentang tata tulis karya ilmiah untuk memperoleh ketentuan dasar terhadap materi
yang dihadapi.
2. Pencarian Dari Internet
Yaitu penelusuran dari berbagai macam alamat web yang mengenai materi tentang
tata tulis karya ilmiah yang ada di dalam internet untuk memperoleh materi yang
dihadapi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Trolley Emergency adalah trolley yang berisi peralatan medis dan obat-obatan
yang di gunakan saat memberikan bantuan “life saving” pada pasien yang mengalami
keadaan henti nafas dan / henti jantung (Siloam , 2021).

Emergency trolley adalah trolley yang berisi peralatan dan obat-obatan untuk
keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara mendadak
dan tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat segera menyebabkan kematian atau
menimbulkan kesehatan jangka panjang sehingga diperlukan intervensi segera atau
tindakan resusitasi. (Syamsiar, 2017).

Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi penyimpanan Obat emergensi


untuk kondisi kegawatdaruratan. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan
terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian. Pengelolaan Obat Emergency harus
menjamin:

a. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah ditetapkan;
b. Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain;
c. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;
d. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa;
e. Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain. (Permenkes, 2016)

Rumah sakit harus menyediakan lokasi penyimpanan obat emergency untuk


kondisi kegawatdaruratan. Obat emergensi harus tersedia pada unit-unit dan dapat
terakses segera saat diperlukan di rumah sakit. Idealnya obat-obat emergensi harus ada
pada setiap unit perawatan atau pelayanan. Jika terkendala dengan jumlahnya, maka obat-
obat tersebut bisa ditempatkan pada titik-titik lokasi yang sering atau rawan terjadi
kondisi emergensi. Apabila terjadi keadaan emergensi yang jauh dari lokasi perawatan
atau tempat sediaan emergensi, maka untuk pertolongannya dapat dilakukan dengan
cara pemanggilan tim code blue rumah sakit. (HISFARSI, 2017)

4
5

B. Tingkatan pada Trolley Emergency

Gambar 2.1 Trolley Emergency Metro Lifeline CO5-990A

Penempatan alat-lat, obat-obatn dan alkes pada trolley emergency harus


diletakan secara terpisah dan tertata sesuai tempatnya agar mempermudah petugas dalam
mencari alat yang dibutuhkan saat menggunkan trolley emergency terdapat 2 bagian pada
trolley emergency berdasarkan formulir kelengkapan alat dan alkes Trolley Emergency
(Dewasa dan Pediatrik) yang ada pada FORM-SHG-PHA-11 yaitu :

a. Bagian atas (luar)


Bagian ini diisi dengan alat yang harus tersedia saat itu juga saat diperlukan dan
harus di cek fungsinya setiap hari seperti senter, defibrillator, kertas EKG, dll.
b. Bagian dalam
Bagian dalam dari trolley emergency terdiri dari beberapa drawer (laci). Dalam
penempatan obta, peralatan dan comsumables di susun dari atas ke bawah.
1. Laci I
Laci untuk obat-obatan.
2. Laci II
Laci untuk alat penanganan jalan napas.
3. Laci III
Laci untuk alat-alat bantu pernapasan.
4. Laci IV
Laci untuk alat-alat dukungan sirkulasi.
5. Laci bawah dan samping
6

Laci untuk alat-alat yang ukurannya besar atau di luar DABC (drug, airway,
breathing, circulation).

C. Macam-macam alat
a. Bagian atas (luar )

Gambar 2.2 Bagian atas Trolley Emergency

Nama alat Keterangan Jumlah Fungsi Gambar


Oxygen supply - 1 pcs Untuk mengalirkan
tubing oksigen dari tabung
oksigen ke masker.

Electrode jelly - 1 buah Konduktor untuk


meningkatkan konduksi
listrik antara kulit dan
elektrode.

Electrode - 3 pcs Monitoring


infant and adult Aktivitas
EMS/ED,ICU/CCU,telem
etry/
hotter/event,OR,Cath
Lab,Echo-Cardio.
7

Oropharyngeal No 0, 1, 2, 3, 1 pcs Untuk mempertahankan


airway 4, 5 saluran napas tetap paten
(terbuka).

Resuscitator - 1 pcs Untuk memberikan napas


fase mask penyelamatan dengan
adult, infant & aman selama serangan
adult jantung atau serangan
pernapasan.
Handle - 1 pcs Untuk menggeser lidah
laryngoscope agar tidak menghalangi
infant & adult jalannya selang ketika
akan dimasukkan ke
tenggorokan.
Blade No 0, 1, 2, 3, 1 pcs Dapat menyinari bagian
laryngoscope 4, 5 dalam mulut karena
terdapat lampu kecil,
untuk melihat pita glotis
dan pita vocal ketika akan
dilakukan intubasi.
Back up blade No 3, 4 1 pcs Menjamin ventilasi,
laryngoscope/d oksigenasi, dan pemberian
isposable gas anestesi.

Baterai AA dan - 2 pcs Untuk perangkat


medium elektronik berdaya lebih
besar.

Resuscitator - 1 pcs Untuk memberikan


bag : infant, ventilasi penyelamatan
paed, adult secara cepat kepada orang
yang tidak dapat bernapas
secara normal atau kepada
pasien dengan apnea atau
8

kegagalan ventilasi yang


parah.
O2 tabung - 1 unit Menyediakan oksigen
tambahan untuk
mempertahankan
metabolisme aerobik
pasien.
Unit Min 450 liter 1 unit Untuk mengatasi irama
defibrilator jantung abnormal yang
berpotensi fatal (aritmia).
Alat ini juga umum
digunakan pada pengidap
henti jantung atau
ventrikel agar detak
jantung kembali ke ritme
normal.
Kertas EKG - 1 unit Untuk mendeteksi kinerja
serta kelainan yang terjadi
pada jantung.

Tabel 2.1 Daftar Alat Bagian Luar

b. Laci II

Gambar 2.3 Laci II Trolley Emergency (Airway)


9

Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi Gambar


Instilagel 11 ml - 1 pcs Untuk
perawatan Luka
kulit, Infeksi
mikroba pada
permukaan
hidup dan
kondisi lainnya.
ETT No 1 pcs Untuk menjamin
2.5,3.0,3.5,4.0, saluran napas
4.5,5.0,5.5,6.0, tetap bebas, ETT
6.5,7.0,7.5,8.0 banyak
digunakan oleh
dokter dengan
spesialisasi
anestesi dalam
pembiusan dan
operasi.
Intubating style - 1 buah Mengurangi
portex S/M/L risiko trauma
pada pasien,
serta lapisan anti
gesek yang
memudahkan
pengeluarannya
dari tabung
endotrakeal.
Magil Forceps - 1 buah Untuk
Child/Adult memasang
intubasi atau alat
bantu saluran
nafas atau
mengambil
10

benda asing dari


saluran napas
bagian atas
korban / pasien.
Syringe Terumo 20 - 1 buah Pompa piston
ml sederhana untuk
menyuntikkan
atau menghisap
cairan atau gas.
Penlight - 1 buah Untuk
pemeriksaan
pasien berbentuk
pulpen. Alat ini
biasanya
digunakan untuk
memeriksa mata,
telinga dan
hidung.
Lidocaine 2% spray 1 buah Obat untuk
menghilangkan
rasa sakit atau
memberi efek
mati rasa pada
bagian tubuh
tertentu (obat
bius lokal).
Suction catheter No 1 buah Untuk
6,8,10,12,14 mengeluarkan
cairan berlebih
khususnya pada
daerah
oropharyngeal
11

dan
Nasopharyngeal.
Tabel 2.2 Daftar Alat Bagian Laci II
c. Laci III

Gambar 2.4 Laci III Trolley Emergency (Breathing)

Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi Gambar


Mask Rebreathing - 1 buah Memberikan
child/adult terapi oksigen
bagi pasien yang
membutuhkan
oksigen
konsentrasi tinggi
namun tidak
membutuhkan
bantuan dalam
proses
pernapasan.
Mask Non Rebreathing - 1 buah Untuk
child/adult mengalirkan
oksigen
kecepatan rendah
pada pasien yang
bisa bernapas
spontan.
12

Nasal Oxygen - 1 buah Digunakan untuk


child/adult memudahkan dan
meningkatkan
efisiensi dalam
menyalurkan
oksigen.
Oxygen Flowmeter - 1 buah Alat yang
digunakan untuk
mengatur jumlah
aliran oksigen
dari sumbernya
yaitu oksigen
cental maupun
tabung oksigen
(outlet).
Suction Connection - 1 buah Alat/selang
Funnel penghubung
antara suction
catheter atau
yankauer sucker
dengan mesin
penyedot.
Tabel 2.3 Daftar Alat Laci II

d. Laci IV

Gambar 2.5 Laci IV Trolley Emergency (Circulation)


13

Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi Gambar


Syringe Terumo 3,5,10,20,50 5 pcs Pompa piston
ml (3,5,10 sederhana untuk
ml) menyuntikkan
atau menghisap
2 pcs
cairan atau gas dan
(20 ml)
dapat digunakan
1 pcs
untuk syringe
(50 ml)
pump ataupun
pemberian
makanan lewat
NGT.
Infusion set - 2 pcs Untuk
memberikan obat-
obatan esensial
atau zat lain
langsung ke dalam
aliran darah
pasien.
Vasofix safety 18,20,22,24 1 pcs Sebuah merek
dagang yang
merupakan alat
dalam bagian
infus, yang
merupakan jarum
yang ditusukkan
dan kemudian
bagian dari jarum
tersebut akan
mengalirkan
cairan dari
infus/obat.
14

Abbocath No 14,16,24 2 pcs Jarum yang


dan 26 G digunakan untuk
pemasangan infus
dan mengambil
cairan udema.
Mircopore 0.5 dan 1 1 pcs Fiksasi kasa
penutup luka,
fiksasi kantong
ostomy (luka
tracheostomy dan
colostomy),
perawatan luka,
fiksasi
pemasangan infus,
NGT, dan lain-
lain.
Hypafix/fixomul - 1 Mengencangkan
pembalut luka
untuk area yang
lebar.

Torniquet - 1 Alat untuk


mengerutkan dan
menekan aliran
darah.

Alas plastik - 1 Agar tidak tekena -


percikan cairan
atau darah saat
melakukan
aktivitas kegiatan
medis.
15

Needle No 23, 18 G 1 dan 2 Untuk menembus


kulit agar sampai
ke pembuluh
darah untuk
memasukkan obat
cair.
Extension tube - 1 Berfungsi sebagai
ET-1 selang
infus/selang
makan dan selang
penghubung.
3 way stopcook - 1 Mengatur laju
tube cairan kedalam
tubuh pasien.

3 way stopcock - 1 Konektor infus


khusus yang
diperuntukkan
bagi pasien yang
memerlukan lebih
dari satu cairan
infus dalam waktu
bersamaan.
Tegaderm 1623/1633 2 Menutup luka
tusuk infus atau
lokasi kateter.
16

Alcohol swab - 10 Membersihkan


luka dan
pembersih alat-
alat medis.

First Aid - 2 Meringankan luka -


penderita,
menjaga korban
agar tidak menjadi
lebih parah, dan
mendukung
penyembuhannya.
Gunting - 1 Memotong
jaringan dalam
proses operasi,
pembedahan
maupun tindakan
medis lainnya.
NaCl 0,9% 500 ml 2 fl Mengembalikan
keseimbangan
elektrolit pada
dehidrasi.

Tabel 2.4 Daftar Alat Laci IV


17

e. Laci Bawah dan Samping

Gambar 2.6 Laci Bawah dan Samping diluar DABC

Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi Gambar


Feeding tube No 6,8,10 1 pcs Memberi makan
pada orang yang
tidak dapat makan
melalui mulut
dengan aman.
Stomach tube No 12,14,16 1 pcs Membilas atau
mencuci perut dan
biasanya
diguankan untuk
proses
pengambilan
getah lambung.
Urine bag 2000 ml 1 pcs Untuk
menampung urine
pasien yang
sedang dirawat
dalam kondisi
berbaring di
ranjang.
18

Syringe bag 50 ml Cath 1 pcs Memasukkan obat


tip dan cairan ke
dalam tubuh
pasien dengan
ketepatan yang
tinggi.
Glove Non Steril - 1 box Digunakan oleh
tenaga medis saat
melakukan
pemeriksaan fisik
kepada pasien.
Dan untuk
memegang alat
Kesehatan, atau
bisa juga
digunakan Ketika
membersihkan
alat kesehatan
yang digunakan.
Electrode gel - 1 pcs Membantu
tube menghantarkan
listrik lebih
merata antara
elektroda dengan
kulit pasien.
Google - 1 pcs Memberikan
perlindungan
yang lebih
maksimal pada
area mata dan
sekitarnya.
19

Face mask KN/N 95 5 buah Mencegah virus


dan bakteri
menyebar melalui
lendir atau cairan
yang keluar saat
bersin atau batuk.
Suction bottle - 1 pcs Menampung
cairan, menghisap
cairan yang tidak
dibutuhkan oleh
tubuh pada proses
operasi, seperti
darah, isi
lambung, dan
sebagainya.
Regulator - 1 pcs Untuk mengontrol
suction vakum yang
dihasilkan oleh
alat penghisap
atau suction yang
digunakan selama
prosedur medis
seperti operasi,
perawatan luka,
atau penghisapan
lendir pada pasien
yang mengalami
kesulitan
bernafas.
Tabel 2.5 Daftar Alat Bagian bawah dan samping
20

D. Macam-macam obat
a. Laci I

Gambar 2.7 Laci I Trolley Emergency (Drug)

Keteranga Jumlah Fungsi Efek Indikasi Kontraindika Gambar


Nama Obat n samping si
Amiodaron 150 mg/ 3ml 4 amp obat untuk Pemberia Kegawatd Tidak boleh
(amp) mengatasi n IV aruratan diberikan pada
beberapa cepat aritmia pasien dengan
jenis dapat dan henti hipotensi.
gangguan menyeba jantung.
irama bkan
jantung hipotensi
yang serius,
seperti
takikardia
supraventrik
ular atau
fibrilasi
atrial.
21

Adrenalin/e 0,1%-1 15 amp Sering ansietas, Cardiac Kontraindikasi


pineprine mg/ml digunakan tremor, arrest, relatif adalah
(amp) untuk takikardi, Bradikardi kasus syok
menangani sakit simptomat selain syok
anafilaksis, kepala, ic sepsis dan
bradikardi, ekstremit anafilaksis,
cardiac as glaukoma
arrest, dingin; sudut tertutup,
hipotensi pada persalinan, dan
akibat syok dosis tirotoksikosis.
sepsis, dan berlebih
untuk aritmia,
menginduks dll.
i serta
menjaga
midriasis
selama
operasi
ocular.
NaCl 0.9% 25 ml 5 fl - - - -

Sulfas 0,25 ml 12 amp Obat untuk Dosis Bradycard Tidak efektif


atropin menangani atropine ia diberikan
denyut kurang symptoma untuk AV block
jantung dari 0.5 tic, derajat 2 tipe 2
lambat mg dapat Keracunan dan total AV
(bradikardia menyeba organipho block.
) dan bkan spate.
keracunan perlamba
insektisida. tan irama
jantung.
22

Dextrose 25 ml 2 fl - - - -
40%

Dobutamine 250mg/10 1 amp Meningkatk Menyeba CHF, Memiliki


ml (amp) an bkan Cardiogen riwayat alergi
kemampuan perburuk ic Shock atau
kontraksi an pada hipersensitivita
otot jantung. hipotensi s terhadap
,dapat dobutamin,
menyeba serangan
kan jantung,
tachyarit penderita
mia hipertensi.
Dopamine 200mg/10m 1 amp Obat untuk Denyut Disfungsi Kontraindikasi
l (amp) menangani jantung Ventrikel, dopamin pada
syok, baik tidak Cardiogen pasien
yang teratur ic Shock, pheochromocy
disebabkan atau Distributiv toma, fibrilasi
oleh gagal jantung e Shock ventrikel dan
jantung, berdebar, takiaritmia
sepsis, gagal pusing yang belum
ginjal, yang terkoreksi.
maupun berat
kehilangan seperti
darah. akan
pingsan,
sesak
napas,
tangan
atau kaki
terasa
dingin,
23

mati rasa,
atau
tampak
kebiruan,
nyeri
dada.
Midazolam 5 mg (amp) 3 amp Obat Nyeri, Sedative, Pasien yang
penenang kemerah anastethic memiliki
yang biasa an, atau Agent hipersensitivita
digunakan bengkak, s terhadap
sebelum di area midazolam
tindakan bekas serta glaukoma
operasi, suntikan, sudut sempit
meredakan sakit akut.
kejang pada kepala,
status mual
epileptikus. atau
muntah,
kantuk,
cegukan,
mudah
lupa
setelah
prosedur
operasi
selesai,
penglihat
an kabur.
D5% 100 ml 1 fl - - - -

Norepineph 4mg/4ml 2 amp Obat untuk Dapat Hypotensi Pada pasien


rine (amp) mengatasi menyeba ve shock hipertensi,
24

tekanan bkan (yang wanita hamil,


darah hipertens disebabka pasien dengan
rendah i,iskemia n trombosis
(hipotensi) organ, penurunan vaskular
akut yang dan SVR dan perifer atau
mengancam aritmia tidak mesenterika.
nyawa. respon
Selain itu, dengan
norepinephr pemberian
ine juga bisa cairan
digunakan bolus
dalam Cardiogen
pengobatan ic shock
henti berat (SBP
jantung. <70
mmHg)
Tabel 2.6 Daftar Obat Laci I
25

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut bila tidak
mendapatkan pertolongan dengan segera. Maka Emergency trolley sangat dibutuhkan
yang berisi peralatan dan obat-obatan untuk keadaan gawat darurat, dimana terjadi
perburukan keadaan klinis pasien secara mendadak dan tidak diperkirakan sebelumnya
yang dapat segera menyebabkan kematian atau menimbulkan kesehatan jangka panjang
sehingga diperlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi. Obat emergensi harus
tersedia pada unit-unit dan dapat terakses segera saat diperlukan di rumah sakit. Idealnya
obat-obat emergensi harus ada pada setiap unit perawatan atau pelayanan. Jika terkendala
dengan jumlahnya, maka obat-obat tersebut bisa ditempatkan pada titik-titik lokasi yang
sering atau rawan terjadi kondisi emergensi, maka untuk pertolongannya dapat dilakukan
dengan cara pemanggilan tim code blue rumah sakit.

B. Saran
Dalam pengelolaan trolley emergency harus dilakukan pengecekan, monitoring
secara berkala menggunakan formulir-formulir pengecekan (checklist) yang sudah
tersedia di ruangan yang mempunyai trolley emergency. Alat-alat yang membutuhkan
kalibrasi harus dilakukan secara berkala, jika alat tersebut di butuhkan maka bisa di
gunakan saat itu juga.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4389/KTI%20Yuliana%
20Pebty%20N%20NPM%20191FF02045%20yang%20dibenerin%20-
%20yuliana%20ana-1-20.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/1403/4/BAB%20I.pdf

https://id.scribd.com/document/651435759/Makalah-Trolley-Emergency-Anita

26

Anda mungkin juga menyukai