• Kapal Penjelajah :
Kapal ini dirancang untuk menjelajahi perairan yang
sulit dijangkau dan daerah terpencil, seperti kapal
penjelajah kutub atau kapal penjelajah samudra.
• Kapal Kayu : Kapal kayu adalah jenis kapal tradisional yang dibangun dengan
menggunakan kayu sebagai bahan utama. Mereka memiliki keindahan estetika
dan sering digunakan dalam kapal nelayan tradisional atau kapal penjelajah.
• Kapal Logam : Kapal logam menggunakan berbagai jenis logam, seperti baja, besi
cor, atau aluminium, sebagai bahan utama. Kapal logam memiliki kekuatan yang
baik dan umumnya digunakan dalam kapal komersial, kapal perang, dan kapal
penumpang.
• Kapal Komposit : Kapal komposit terbuat dari kombinasi dua atau lebih jenis
bahan, seperti serat kaca atau serat karbon yang diperkuat dengan bahan
perekat. Kapal komposit memiliki bobot yang lebih ringan dan tahan korosi,
sering digunakan dalam kapal penjelajah laut dan kapal kecil.
• Kapal Beton : Kapal beton menggunakan beton sebagai bahan utama untuk
struktur kapal. Mereka biasanya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan
stabilitas dan daya tahan, seperti kapal penyelamat atau instalasi lepas pantai.
• Kapal Plastik Reinforced : Kapal plastik diperkuat menggunakan serat plastik yang
diperkuat dengan bahan seperti serat kaca atau serat karbon. Mereka biasanya
digunakan dalam kapal kecil atau kapal olahraga.
• Kapal Kayu Tua dan Modern : Kapal kayu tradisional dan modern memanfaatkan
teknologi kayu yang ditingkatkan. Kapal kayu modern sering menggunakan teknik
laminasi dan perlakuan khusus untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan
kayu.
• Kapal Kayu Berlapis : Kapal kayu berlapis menggabungkan lapisan kayu yang
berbeda dengan perekat kuat untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
Mereka merupakan kombinasi antara kapal kayu dan kapal komposit.
• Kapal Bambu : Kapal bambu adalah jenis kapal tradisional yang dibangun
menggunakan bambu sebagai bahan utama. Mereka masih digunakan di
beberapa wilayah sebagai sarana transportasi.
➢ d. Klasifikasi kapal berdasarkan mesinnya merujuk pada jenis sistem mesin atau tenaga
yang digunakan untuk menggerakkan kapal. Berikut adalah beberapa klasifikasi kapal
umum berdasarkan mesinnya:
• Lebar Kapal ( B )
Lebar kapal diukur dari sisi kapal yang satu ke sisi kapal yang lain. Lebar kapal yang lebih
lebar akan memberikan stabilitas yang lebih baik, namun juga memerlukan biaya yang lebih
besar untuk pembuatan dan operasional kapal.
• Sarat Air ( T )
Sarat air adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan maksimum, atau
jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (desigtted load water line) dengan titik
terendah kapal.
Tinggi kapal merupakan jarak vertikal dari garis dasar ( base line ) sampai
dengan garis geladak utama ( free board deck line) yang diukur pada bidang midship atau
pertengahan panjang garis tegak kapal.
➢ Koefisien Kapal :
Cb adalah rasio antara volume kapal yang sebenarnya dengan volume kapal yang
terdapat dalam sebuah kotak dengan dimensi yang sama dengan kapal. Cb digunakan untuk
mengukur efisiensi kapal dalam memindahkan air.
Cm adalah rasio antara lebar kapal di bagian tengah dengan tinggi kapal. Cm digunakan
untuk mengukur stabilitas kapal.
• Koefisien Air (CW)
Cw adalah rasio antara luas permukaan air yang terkena kapal dengan luas permukaan
kapal. Cw digunakan untuk mengukur hambatan kapal terhadap air.
Cp adalah rasio antara volume kapal yang sebenarnya dengan volume kapal yang
terdapat dalam sebuah kotak dengan dimensi yang sama dengan kapal, namun hanya pada
bagian yang terisi oleh air saat kapal berlayar. Cp digunakan untuk mengukur efisiensi kapal
dalam memindahkan air.
• Tahap Pra-rancangan : Tahap ini dilakukan untuk menentukan konsep dasar kapal
yang akan dirancang. Pada tahap ini, dilakukan analisis kebutuhan kapal,
pemilihan tipe kapal, dan penentuan ukuran pokok kapal seperti panjang, lebar,
sarat air, dan tinggi kapal.
• Tahap Rancangan : Tahap ini dilakukan untuk merancang kapal secara detail.
Pada tahap ini, dilakukan perhitungan dan analisis terhadap karakteristik kapal
seperti koefisien bentuk (Cb), koefisien midship (Cm), koefisien air (Cw), dan
koefisien pemenuhan (Cp). Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan perancangan
garis-garis kapal, struktur kapal, sistem propulsi, dan sistem kelistrikan kapal.
• Tahap Pengujian : Tahap ini dilakukan untuk menguji kapal yang telah dibangun.
Pada tahap ini, dilakukan pengujian terhadap sistem propulsi, sistem kelistrikan,
dan sistem navigasi kapal.
• Tahap Operasional : Tahap ini dilakukan ketika kapal sudah siap digunakan. Pada
tahap ini, kapal dapat digunakan untuk melakukan kegiatan pelayaran seperti
pengangkutan barang atau penumpang.
➢ Biro klasifikasi dalam perancangan kapal memiliki fungsi penting dalam memastikan
bahwa kapal memenuhi standar keselamatan dan kelayakan laut sebelum dapat
beroperasi. Berikut adalah beberapa fungsi dari biro klasifikasi:
1. Verifikasi Desain : Biro klasifikasi memeriksa desain kapal untuk memastikan bahwa
kapal memenuhi standar keamanan, struktural, dan operasional yang berlaku.
Mereka menilai kekuatan struktur, stabilitas, peralatan keselamatan, dan komponen
lainnya dalam desain.
5. Uji Laut Pertama : Sebelum kapal dapat beroperasi secara komersial, biro klasifikasi
sering melakukan uji laut pertama. Mereka menguji performa kapal dalam kondisi
operasional nyata untuk memastikan bahwa semua sistem berfungsi dengan baik
dan sesuai dengan persyaratan.
6. Pemeliharaan dan Inspeksi : Biro klasifikasi dapat melakukan inspeksi berkala pada
kapal yang sudah beroperasi untuk memastikan bahwa kapal tetap memenuhi
standar keselamatan dan operasional.
7. Konsultasi Teknis : Biro klasifikasi juga dapat memberikan saran teknis kepada
perancang dan pembuat kapal untuk membantu mengoptimalkan desain kapal dari
segi keamanan, efisiensi, dan kinerja.
➢ Dalam proses perancangan kapal, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
agar kapal dapat dirancang dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah
faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses perancangan kapal:
• Aspek Umum : Faktor yang erat hubungannya dengan tipe, keselamatan, dan
artistik kapal yang akan dirancang. Faktor-faktor yang termasuk dalam aspek
umum antara lain faktor ekonomis, faktor keselamatan, dan faktor artistic
• Aspek Khusus : Faktor yang menyangkut kebutuhan khusus kapal yang akan
dirancang. Faktor-faktor yang termasuk dalam aspek khusus antara lain faktor
lingkungan laut, faktor sarat, dan faktor beban rancangan