Anda di halaman 1dari 4

SOP HIPERTENSI

No Dokumen : 100/092/SBG/IV/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 25-04-2023
Halaman : 1/4

UPTD
H. Yosep Sartono
PUSKESMAS NIP 196812201989011001
SOBANG
1. Pengertian Kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥140
mmHg dan atau diastolik ≥90 mmhg
2. Tujuan Sebagai pedoman menegakan diagnosa dan memberikan pertolongan
pasien Hipertensi Esensial di puskesmas.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sobang Nomor: 440/ /SBG/
/2023 tentang Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor
Risikonya.
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
5. Prosedur 1. Petugas menerima pasien.
2. Petugas melakukan anamnesis pada pasien yaitu:
Didapat keluhan:
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala.
Keluhan Hipertensi antara lain :
● Sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, leher
kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada.
● Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah
dan impotensi.
Adanya faktor risiko :
1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
2. Konsumsi alkohol berlebihan
3. Aktivitas fisik kurang
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
6. Dislipidemia
7. Diabetes melitus
8. Psikososial dan stres
3. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksan.
4. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi,
suhu dan frekuensi pernafasan.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien yaitu terdapat
tanda :
● Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat.
● Tekanan darah meningkat (sesuai kriteria JNC VII)
● Nadi tidak normal
● Status neurologis
● Akral
● Pemeriksaan fisik jantung (JVP, batas jantung dan Rochi)
6. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
7. Bila diperlukan petugas membuat permintaan penunjang yaitu :
● Urinalis (protein urine atau albuminuria)
● Tes gula darah
● Tes kolesterol
● Ureum kreatinin
● Funduskopi
● EKG
● Fhoto Thoraks
8. Petugas menegakan diagnosa Hipertensi yang didapatkan dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang.
9. Petugas menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien.
10. Petugas melengkapi informed consent
11. Petugas memberikan terapi untuk hipertensi, yaitu:
● Penatalaksanaan :
Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan
untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
1. Hipertensi tanpa compelling indication
● Hipertensi stage 1: dapat diberikan diuretik(HCT 12,5-50 mg/hari,
furosemid 2x20-80 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE
(captopril 2x25-100 mg/hari) atau enalapril 1-2x2,5-40 mg/hari,
penyekat reseptor beta(atenolol25-100 mg/hari dosis tunggal0,
penghambat kalsium (diltiazem extenced release 1x80-420 mg/hari,
amlodipine 1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipine long acting 30-60
mg/hari) atau kombinasi.
● Hipertensi stage 2 : Bila target terapi tidak tercapai setelah
observasi selama 2 minggu dapat diberikan kombinasi 2 obat,
biasanya golongan diuretik tiazid dan penghambat ACE atau
antagonis reseptor All (losartan 1-2x25-100 mg/hari) atau penyekat
reseptor beta atau penghambat kalsium.
● Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontra indikasi
dari masing-masing antihipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat
hipertensi yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
2. Hipertensi compelling indication
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai
(kondisi untuk merujuk ke spesialis).
3. Kondisi khusus lainnya
Obesitas dan dan syndrom metabolik
Terapi utama ACE pilihn lain reseptor all dan penghambat kalsium
● Hipertrofi ventrikel kiri
Tatalaksana tekanan darah agresif termasuk penurunan berat badan,
restriksi asupan natrium dan terapi dengan semua kelas anti hipertensi
kecuali vasodilator langsung yaitu hidralazin dan minoksidil.
● Penyakit arteri perifer
Semua kelas anti hipertensi, tatalaksana faktor resiko dan pemberian
aspirin
● Lanjut usia
Diuretik (tiazis) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari
Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
● Kehamilan
Golongan metildopa penyekat reseptor β, antagonis kalsium,
vasodilator.
Penghambat ACE dan antagonis reseptor All tidak boleh diberikan
selama kehamilan
 Konseling dan edukasi
Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk
mencegah dan mengontrol hipertensi seperti;
● Gizi seimbang, pembatasan garam dan lemak
● Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
● Gaya hidup aktif/olah raga teratur
● Stop merokok
● Membatasi konsumsi alkohol
Kriteria rujukan :
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi komplikasi
3. Krisis hipertensi (hipertensi emergenci dan urgensi)

12. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam
medis.
13. Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait a. Pelayanan umum
b. KIA/KB
8. Rekaman No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal
Histori Berlaku
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai