Survey Lembaga Keuangan Bank BRI UNIT Tamantirto R-3
Survey Lembaga Keuangan Bank BRI UNIT Tamantirto R-3
NIM : 20210430238
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
Bank Rakyat Indonesia merupakan kelanjutan dari Bank Priyayi yang berada di
Purwokerto, Bank ini dirintis pertama kali oleh seorang Patih di Purwokerto
bernama Raden Aria Wirjaatmadja(Surat Kabar Bataviaasch Nieuwsblad, 15
Maret 1909) pada tahun 1894 tetapi disahkannya tepat pada 16 Desember 1895
(Suharto, 1988, p. 29) dengan nama “Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Bestuurs Ambtenaren” atau Bank Bantuan dan Tabungan Pegawai Pemerintahan
Bangsa Indonesia (Suharto, Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia, 1987, p. 7)
atau lebih di kenal dengan sebutan Bank Priyayi. Bank tersebut memberikan
pinjaman kepada para pegawai negeri bangsa Indonesia dan juga kepada para
tukang serta petani dengan tujuan membebaskan mereka dari jeratan rentenir dan
pelepas uang. Raden Aria Wirjaatmadja adalah sosok yang berjasa dalam
pendirian lembaga perkreditan bagi rakyat kecil, selain dikenal sebagai seorang
Patih yang baik di Kabupaten Banyumas, ia juga dikenal sebagai pegawai yang
ahli dalam keuangan. Di dalam surat kabar yang beredar berbahasa Belanda “De
Vader van het Lanbo uwcrediet” (Surat Kabar Bataviaasch Nieuwsblad, 15 Maret
1909) menyebutnya sebagai Bapak Kredit Pertanian. Jasanya dalam pendirian
lembaga keuangan ini dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat pedesaan
terutama Purwokerto, selain dibantu oleh pegawai pribumi Raden Patih juga
dibantu oleh pegawai - pegawai Pemerintah bangsa Eropa terutama dalam
bidang organisasi. Mengingat pada saat itu sulit bagi pribumi untuk
mendirikan badan atau organisasi yang resmi dan diakui. 16 Desember 1895,
Empat orang pegawai mendatangi seorang notaris untuk memulai sebuah
pekerjaan besar dalam perjalanan kaum pribumi, yaitu: mendirikan bank.
Empat orang pegawai itu adalah: Raden Aria Wirjaatmadja yang menjabat
sebagai Patih Purwokerto, Raden Atma Sapradja sebagai Ondercollecteur
(Wakil Pengumpul Pajak) di Afdeling Purwokerto, Raden Atma Soebrata
sebagai Wedana Distrik Purwokerto dan Raden Djaja Soemitra sebagai Wedana
Kelas Satu Purwokerto, Distrik dan Afdeling Purwokerto. (IIP D. Yahya, 2018, p. 3).
Kondisi kesejahteraan masyarakat pada abad XIX dan awal abad XX yang
mengalami kemunduran terutama di daerah pedesaan pulau Jawa dan Madura
membuat orang - orang Indonesia semakin melarat. Keadaan seperti ini membuat
masyarakat terdesak untuk membutuhkan kredit atau pinjaman demi bertahan
hidup. Namun, untuk memperoleh kredit tersebut pada waktu itu hanya bisa
didapat dari para rentenir/ pelepas uang dan pengijon dengan bunga yang
sangat besar, yaitu: hampir 100% setahun. (Suharto, Bank Perkreditan
Rakyat di Indonesia, 1987, p. 7) Pemerintah Kolonial sendiri telah menentukan
bunga yang harus ditanggung debitur dalam hubungan utang - piutang di
Indonesia melalui Staatsblad 1880 Nomor 83.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai
saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah,
yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI,
170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor
Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor
Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.Point,
3.075 Bri Unit Dan 357 Pos Pelayanan Desa. Dalam hal ini Pt. BRI Cabang
Makassar Somba Opu unit perintis adalah termasuk salah satu kantor cabang
pembantu yang telah ada.
Melihat perkembangan saat ini Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah meluncurkan
suatu inovasi layanan yaitu BRI API, BRIAPI merupakan layanan dari BRI (Bank
Rakyat Indonesia) yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan akan layanan dari
perbankan yang mudah dan cepat. BRIAPI merupakan salah satu bentuk
perkembangan perbankan di era digital dalam wujud Application Programming
Interface (API) atau antarmuka pemrograman aplikasi yang dapat memudahkan
integrasi pihak dari aplikasi pihak ketiga terhadap layanan dari BRI.
Hadirnya BRIAPI bertujuan agar segala transaksi perbankan dari perusahaan dan
institusi pada zaman digital ini bisa menjadi lebih mudah diakses dan lancar.
Beberapa produknya antara lain BRI Direct Debit, BRIZZI, transfer antar BRI, tarik
tunai tanpa kartu, BRIVA, transfer ke bank lain, serta QRIS.
Visi bank Bri sendiri ialah Menjadi The Most Valuable Banking Group di Asia
Tenggara dan Champion of Financial Inclusion, Misi bank BRI sendiri sebagai
berikut:
1. Memberikan Yang Terbaik
Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan
kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan
ekonomi masyarakat
2. Menyediakan Pelayanan Yang Prima
Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber
daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja
(performance-driven culture), teknologi informasi yang handal dan future ready,
dan jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan
menerapkan prinsip operational dan risk management excellence
3. Bekerja dengan Optimal dan Baik
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan
berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik
BAB II
BAGIAN ISI
BRI unit adalah Bank yang melaksanakan fungsinya yaitu menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak. Dalam menjalankan usahanya, unit kerja Bank BRI berada
dibawah Kantor Cabang.
Kegiatan yang dilakukan Bank BRI Unit antara lain sebagai berikut :
1. Melayani produk simpanan dan jasa seperti Giro, Deposito, Tabungan, Transfer
dan jasa lainnya.
2. Melayani peminjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Melayani permohonan dan memutus pinjaman sesuai wewenang yang
diberikan.
4. Melakukan kegiatan administrasi lainnya termasuk pembukuan,
5. nota pembukuan, bukti pembukuan dan pelaporan unit kerja.
6. Melakukan transaksi tunai, pemindah bukuan, dan kliring.
7. Melakukan kegiatan pengimputan data nasabah secara on-line melalui sistem
BRINETS, agar data nasabah dapat diakses secara langsung dan ditransit ke
host (kantor pusat BRI).
Produk dan jasa Bank BRI merupakan sumber dana Bank BRI. Sumber dana bank
dalam menghimpun dana dan untuk membiayai operasinya, dan hal tersebut sesuai
dengan fungsi bank. Produk dan jasa Bank BRI adalah giro, deposito, tabungan,
transfer, pinjaman.
Nilai jual utama suatu perusahaan adalah produknya, dengan produk yang baik maka
pembeli akan lebih tertarik untuk mengambil keputusan pembelian atas produk tersebut.
Produk yang baik semestinya sesuai dengan harapan pengguna, maka dari itu sebelum
perusahaan meluncurkan produknya perlu dilakukan riset yang lebih mendalam terlebih
dahulu. Menurut Kotler dan Amstrong (2017: 31) menjelaskan bahwa “... product is only a
tool to solve a consumer problem”. Jadi, produk merupakan alat atau sesuatu hal yang
merupakan jawaban atau solusi atas masalah kebutuhan dari konsumen, maka dalam
penciptaan produk haruslah melihat permasalahan atau kebutuhan konsumen (Oscar &
Megantara, 2020)
Menurut Norman (2002), jasa terdiri dari tindakan dan interaksi yang merupakan
kontak sosial. Jasa lebih dan sekadar hasil sesuatu yang terhalang , dan jasa
merupakan interaksi sosial antara produsen dan konsumen (Kelly, 2020).
Mekanisme kerja bank BRI sangat bergantung pada prinsip kerja bank konvensional
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1999 tentang perubahan
atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalambentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 menyebutkan
bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada
pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat
“dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Sebagaimana disebutkan di dalam UU Nomor. 7 1992, Di Indonesia bank dibedakan
menjadi 2 jenis bank dengan masing-masing usahanya (Yusriadi, 2022) yaitu:
Bank Umum Dalam Menurut ketentuan pasal usaha bank umum meliputi :
a. Mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, sertifikat
deposito, simpanan giro, deposito berjangka, dan atau bentuk lainnya yang
disamakan dengan itu.
b. Menyalurkan kredit.
c. Membuat surat pengakuan hutang.
d. Menjual, membeli, dan menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nesabahnya yaitu :
1. Surat-surat wesel diantaranya wesel yang diakseptasi oleh bank yang
waktu berlakunya tidak lebih lama dan pada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
2. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah
4. Sertifikat bank Indonesia (SBI)
5. Obligasi
6. Surat dagang jangka waktu sampai dengan 1 tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Meminjam dana dari, menempatkan dana pada, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi,
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam
bentuk berharga yang tidak tercatat di bursa efek (Neldawaty, 2018).
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam
bal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan
agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
l. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip madin
keuntungan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah.
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
B. Produk yang ditawarkan oleh BRI
Sebagai Lembaga Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan bank
konvensional menawarkan beberapa produk jasa keuangan mulai dari simpanan, pinjaman,
sampai dengan investasi. Produk yang ditawarkan di bagi menjadi 2 yaitu untuk individu
dan UMKM berikut Produk yang ditawarkan oleh Bank BRI:
A. Individu
1. Simpanan
a. Tabungan
b. Deposito
c. Giro
2. Pinjaman
a. KPR
b. Briguna
3. Layanan Perbankan
a. Pembayaran Bill
b. Jasa Penerimaan Setoran
c. Transaksi Online
d. Brifast Remittance
e. Transfer & LLG
4. Investasi
a. DPLK
b. Reksadana SBN Ritel
c. Rekening Dana Nasabah
B. UMKM
1. Simpanan
a. Tabungan
b. Deposito
c. Giro
2. Pinjaman
a. Micro
b. Kecil & Menengah
c. Pinjaman Program
3. Trade Finance & Service
a. Import & Export
b. Standby (L/C)
c. Bros
d. SKBDN
e. Money Changer
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tantangan dan Solusi yang di hadapi BRI pada era saat ini
Era digital ditandai dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat baik di tingkat
global maupun nasional di berbagai sektor, diantaranya yaitu sektor keuangan dan
Fintech (Rungkat et al., 2019). Hal tersebut sejalan dengan tuntutan pengguna jasa
keuangan yang menginginkan pelayanan cepat, mudah, nyaman dan aman.
Perkembangan teknologi menjadi peluang sekaligus tantangan di industri keuangan
dengan berbagai inovasi terbaru (Muqorobin et al., 2021). Peluang untuk
menciptakan pembaharuan pelayanan yang lebih efektif dan efisien serta tantangan
terkait keamanan sistem operasional. Sistem keamanan data merupakan salah satu
hal yang cukup penting untuk memastikan bahwa data yang tertera atau digunakan
terintegrasi dan atas persetujuan pihak terkait. (Wang et al., 2020) menyebutkan
bahwa Open Banking memiliki peluang sekaligus tantangan bagi perbankan di
seluruh dunia terutama yang berkaitan dengan pengelolaan data.
Era digital banking 4.0 menjadi peluang bagi perbankan di tanah air untuk lebih
berinovasi memberikan layanan kepada nasabah. Inovasi tersebut dibutuhkan untuk
menyikapi persaingan seiring pesatnya pertumbuhan financial technology (fintech).
Namun, di sisi lain era digital banking 4.0 juga menghadirkan sejumlah tantangan,
oleh karena itu perbankan dituntut untuk lebih adaptif terhadap perkembangan era
digital banking 4.0.
Di Indonesia, badan pengatur seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) telah mengumumkan pembangunan Sistem Gerbang Pembayaran
Indonesia atau Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) dengan juga meluncurkan
regulatory sandbox untuk fintech pada tahun 2016 dan pada tahun 2019, blue print
SPI 2025 resmi diluncurkan ke publik (Panggabean, 2021). OJK juga memberikan
izin kepada 152 platform P2P atau fintech lending Indonesia per Desember 2020
(Panggabean, 2021).
Sebagai salah satu sektor ekonomi dalam roda peredaran uang negara, perbankan
wajib meningkat dan menaati kebutuhan pasar. Bank wajib selalu menjadi pilihan
pertama bagi individu untuk melaksanakan pembayaran dan aktivitas ekonomi
lainnya. Untuk memperoleh maksud dan tujuan tersebut, bank harus terus
melangsungkan perubahan sesuai dengan kebutuhannya dan memberikan keringanan
bagi nasabahnya untuk melaksanakan segala aktivitas perekonomian. Teknologi
aplikasi dalam perbankan disebut digital banking, yaitu layanan perbankan yang
menggunakan teknologi digital untuk melengkapi keperluan nasabah dan
melaksanakan ekonomi digital yang diinginkan. Perbankan digital yang
dikembangkan selama ini meliputi ATM, internet banking, mobile banking, video
banking, telephone banking dan SMS banking. Sebagian bank juga pernah
memperkenalkan layanan perbankan tanpa cabang, terutama diarahkan untuk
masyarakat yang tidak memiliki akses perbankan (Tambunan & Padli Nasution,
2022).
Sebagai gambaran mengenai layanan digital banking di Indonesia, saat ini bisa
melihat dua contoh produk yang telah diluncurkan oleh Bank BRI Indonesia. BRI
mengembangkan sebuah sistem yang disebut BRIAPI (BRI Application
Programming Interface). Sistem ini memungkinkan pihak ketiga (E-commerce,
fintech, startup digital, dll) untuk dapat berkolaborasi dan mengintegrasikan layanan
dan produk perbankan dari Bank BRI, dengan mudah dan cepat, sehingga dapat
menciptakan layanan baru yang lebih customer centric(Mutiasari, 2020).
Selain itu Bank BRI juga secara resmi meluncurkan layanan virtual assistant chat
yang diberi nama SABRINA (Smart BRI New Assistant). SABRINA dihadirkan
sebagai sebuah terobosan baru untuk memenuhi kebutuhan nasabah melalui layanan
yang cepat, akurat, aman, dan nyaman. Jika dulu nasabah perlu menunggu antrian
untuk mendapatkan layanan, nasabah kini dimudahkan, cukup dengan chatting
bersama SABRINA. Nasabah tidak perlu mendatangi kantor BRI ataupun menelepon
CallBRI, SABRINA siap memberikan pelayanan secara langsung (Mutiasari, 2020).
Pernyataan diatas sesuai dengan apa yang diluncurkan oleh BRIAPI pada webnya,
BRIAPI pada websitenya menuliskan tentang ada 9 tantangan yang dihadapi oleh
industri perbankan pada saat ini yaitu :
3. Keamanan Terjamin
Segala data yang dipertukarkan antara BRI dengan pihak ketiga melalui
BRIAPI dijamin keamanannya menggunakan berbagai jenis enkripsi. Data tidak akan
bocor apalagi disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. BRIAPI juga
terus memperbarui sistem keamanan dengan mengacu kepada best practice dan standar
keamanan internasional.
4. Kepatuhan terhadap regulasi
BRIAPI telah mematuhi keamanan sistem informasi sesuai dengan ketentuan Standar
Nasional API Pembayaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).
5. Manajemen Risiko
BRIAPI mengikuti alur operasional dari BRI terkait manajemen risiko perbankan guna
mengantisipasi risiko dan ancaman cybersecurity. BRI bahkan menggunakan AI untuk
memahami pola fraud dan threats sehingga mampu melakukan tindakan preventif dan
responsif secara cepat dan tepat terhadap berbagai upaya pencurian data.
6. Reputasi
Sebagai lembaga mikro terbesar di Asia, BRI menjadikan keamanan nasabah
dan reputasi sebagai prioritas. Berbagai upaya dilakukan untuk menjamin
keamanan nasabah, baik dari segi people, process, dan technology.
Berdasarkan hasil survey penulis dengan pimpinan BRI Unit Trimurti diketahui bahwa
jika untuk produk tentu permasalahan yang muncul itu terkait dari pilihan nasabah,
apakah nasabah berminat atau tidak menggunakan produk tersebut, jika untuk dari BRI
Unit sendiri yang ditemukan adalah bagaimana caranya BRI meningkatkan pelayanan
dan bertransformasi dengan kondisi perbankan di era digital dimana saat ini nasabah
mulai ingin sesuatu yang serba digital atau digitalisasi, untuk itu BRI melakukan
Transformasi besar di perkembangan sekarang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas diketahui bahwa saat ini bank-bank baik konvensional
maupun syairah sedang mengalami permasalahan yang sama dimana perkembangan
pada era digitalisasi memaksa setiap bank untuk bertransformasi dan beradaptasi
dengan cepat pada era perkembangan saat ini, seperti hal nya bank BRI yang
langsung meluncurkan BRI API (BRI Application Programming Interface) dan
SABRINA (Smart BRI New Assistant) dimana kedua hal ini merupakan jawaban atas
tantangan perubahan yang ada, selanjutnya BRI API juga telah menjawab 9
tantangan yang berdasar dari Otoritas Jasa Keuangan dimana untuk perkembangan
saat ini di era digitalisasi industri perbankan memiliki sembilan tantangan yang harus
segera dijawab karena sangat berhubungan dengan kepuasan nasabah. BRI juga
merupakan bank BUMN yang terus memberikan pelayanan dan pengembangan
produk yang sangat dekat dengan masyarakat sehingga jika tidak cepat beradaptasi
dan berinovasi BRI bisa akan dikalahkan oleh Bank-Bank Konvensional lain.
B. Saran
1. Bank BRI harus mengembangkan terus aplikasi Mobile Banking karena untuk
saat ini masyarakat lebih suka transaksi melalui Mbanking
2. Mulai mendigitalisasi segala pelayanan yang bisa dilakukan secara digital.
3. Merancang strategi baru untuk memasarkan dan mengenalkan kepada
masyarakat bahwa BRI memiliki sistem yang dapat menjamin data nasabah,
karena pada era digitalisasi ini kebocoran data privasi sangat di khawatirkan oleh
masyarakat.
Daftar Pustaka.
Fadilla, Choiriyah, & Aravik, H. (2021). Islamic Marketing: Konsep, Filosofi dan
Implementasi. Yogyakarta: Deepublish
Hutauruk, D. M. (2020). Manfaatkan fitur API, transaksi open banking terus meningkat.
Keuangan Kontan. https://keuangan.kontan.co.id/news/manfaatkan-fitur-api-
transaksi-open-banking-terus-meningkat
Kelly, T. P. M. F. (2020). Pemasaran Jasa. In Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952.
Lupita, V., & Ayuning Lestari, W. (2020). “Strategi Bank BRI
DalamMenjagaLikuiditas di Masa Pandemi COVID-19” “BRI’s Strategy in
Maintaining Liquidity in the Pandemic COVID-19.” Jurnal Kompetitif Bisnis Edisi
COVID-19, 1(1), 35–43.
Muqorobin, M. M., Anggraini, A., Rahmawati, A. D., Yohanes, D., & Ifkarina, F. D.
(2021). Pengaruh Open Banking berbasis Open API terhadap Eksistensi
Perbankan. Maksimum, 11(2), 75. https://doi.org/10.26714/mki.11.2.2021.75-84
Mutiasari, A. I. (2020). Perkembangan Industri Perbankan Di Era Digital. Jurnal
Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 9(2), 32–41.
https://doi.org/10.47942/iab.v9i2.541
Neldawaty, R. (2018). Perbandingan Kinerja Bank Syariah Dan Bank Konvensional.
Journal Development, 6(1), 61–69. https://doi.org/10.53978/jd.v6i1.92
Nugraha, R., & Bayunitri, B. I. (2020). The influence of internal control on fraud
prevention (Case study at Bank BRI of Cimahi City). International Journal of
Financial, Accounting, and Management, 2(3), 199-211.
Oscar, B., & Megantara, H. C. (2020). Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan
Pembelian Produk Muslim Army. Jurnal Bisnis Dan Pemasaran, 10(1), 1–12.
https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/promark/article/view/717
Putri, A. M., & Iradianty, A. (2020). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional 2015-2019. Jurnal Mitra
Manajemen, 4(8), 1103-1117.
Rindiyawati, A., & Arifin, J. (2019). Determinan pengungkapan corporate social
responsibility pada industri perbankan. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 19(1), 1.
Rungkat, S., Subianto, Wake, D., & Smith, J. (2019). Indonesia’s Fintech Lending:
Driving Economic Growth Through Financial Inclusion. Fintech Series, June, 24.
https://www.pwc.com/id/en/fintech/PwC_FintechLendingThoughtLeadership_Exe
cutiveSummary.pdf
Rusydiana, A. S., Laila, N., & Sudana, S. (2019). Efisiensi dan produktivitas industri
perbankan pada sistem moneter ganda di Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 50-66.
Shabri, H. (2022). Transformasi Digital Industri Perbankan Syariah Indonesia. El-Kahfi|
Journal of Islamic Economics, 3(02), 1-7.
Sintha, L. (2020). Kinerja Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Bank Pembangunan
Daerah. Jurnal Mitra Manajemen, 6(1), 1–10.
https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jmm/article/download/
538/504
Suot, L. Y., Koleangan, R. A. M., & Palandeng, I. D. (2020). Analisis Rasio Keuangan
dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Industri Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(1), 501–510.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/emba/article/view/27800
Tambunan, R. T., & Padli Nasution, M. I. (2022). Tantangan dan Strategi Perbankan
Dalam Menghadapi Perkembangan Transformasi Digitalisasi di Era 4.0. Sci-Tech
Journal, 2(2), 148–156. https://doi.org/10.56709/stj.v2i2.75
Ulya, N., & Musyarri, F. (2020). Reformulasi Pengaturan Mengenai Financial
Technology Dalam Hukum Positif Di Indonesia. Arena Hukum, 13(3), 479–500.
https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2020.01303.5
Winasis, S., & Riyanto, S. (2020). Transformasi digital di industri perbankan indonesia:
impak pada stress kerja karyawan. IQTISHADIA Jurnal Ekonomi & Perbankan
Syariah, 7(1), 55-64.
Yusriadi. (2022). Bank syariah dan konvensional ( Suatu Analisis Perbedaan dan
Prinsip-prinsipnya ). Syarah Jurnal Hukum Islam Dan Ekonomi, 11(1), 1–15.
https://journal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/syarah/article/view/293/274
LAMPIRAN