1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat
mengapa keperawatan itu sebagai profesi.
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE
Pertama, Sejak zaman manusia itu diciptakan pada dasarnya manusia diciptakan
telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada
seorang ibu. Naluri yang sederhana adalah memelihara kesehatan dalam hal ini
adalah menyusui anaknya sehingga harapan pada awal perkembangan
keperawatan, perawat harus memiliki jiwa keibuan (mother inticnt). Kemudian
bergeser pada zaman purba, pada zaman ini paham animism berkembang dimana
manusia mempercayai bahwa yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan gaib
sehingga timbul keyakinan jiwa yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan
dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Saat itu
peran sebagai ibu yang merawat keluarga yang sakit dengan memberikan
perawatan fisik serta mengobati yang sakit untuk menghilangkan pengaruh roh
jahat. Setelah itu, muncul kepercayaan mengenai dewa-dewa dimana pada saat itu
dipercaya bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, untuk
menghilangkan penyakit itu pasient harus memberikan sesajian di kuil-kuil yang
telah didirikan. Setalah itu keperawatan terus berbenah diri dimulai dari ibu-ibu
janda yang membantu para pendeta dalam merawat orang sakit. Dan mulai dari
inilah rumah-rumah perawatan dibangun untuk menampung para pasien.
Keempat, zaman permulaan abad 21, perkembangan keperawatan pada masa ini
tidak lagi kearah keagamaan melainkan tergantung pada kekuasaan karena pada
saat itu terjadi perang dunia. Rumah ibadah yang dulunya berfungsi sebagai
perawatn orang sakit sudah tidak lagi berfungsi.
Kelima, zaman sebelum perang dunia ke-2, pada masa ini berkembang prinsip
rasa cinta sesama manusia, dimana manusia harus saling membantu. Florence
Nightingale (1820-1910) menyadari pentingnya suatu sekolah untuk mendidik
para perawat. Florence menganggap bahwa keperawatan perlu disiapkan
pendidikan untuk perawat. Usaha Florence adalah menetapkan struktur dasar
dipendidikan perawat diantaranya membangun sekolah perawat, menetapkan
tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki
oleh calon perawat. Florence mendirikan sekolah perawatan dengan nama
Nightingale Nursing School.
Keenam, masa selama perang dunia ke-2, selama masa ini timbul tekanan
pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang
sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit
dan korban perang yang beraneka ragam.
Ketujuh, masa pasca perang dunia ke2, perkembangan keperawatan pada masa itu
diwali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan
penduduk yang relative tinggi sehingga menimbulkan masalah baru dalam
pelayanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah
laku individu, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
dengan diawali adanya penemuan obat-obatan dan cara-cara untuk memberikan
penyembuhan pada pasien, upaya-upaya dalam tindakan pelayanan kesehatan
seperti pelayanan kuratif, preventif, dan promitif dan juga terdapat kebijakan
Negara tentang peraturan sekolah perawat. Pada masa itu perkembangan perawat
dimulai adanya sifat pekerjaan yang semula bersifat individu bergeser kearah
pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat diakui sebagi profesi
sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian penghargaan pada
perawat atas tanggung jawabnya dalam tugas.
Kedelapan, priode tahun 1950, pada saat itu keperawatan sudah mulai menujukan
perkembangan khusunya penataan pada system pendidikan, penrapan proses
keperawatan sudah mulai dengan memberikan perawat adalah suatu proses,yang
dimulai pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelakasanaan dan
evaluasi.
Pada masa ini Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perawat berasal dari
indonesi disebut verfleger dengan dibantu oleh zieken opaser sebagai penjaga
orang sakit. Pada masa penjajahan Belanda tugas utama perawat hanya merawat
staf dan tentara Belanda. Kemudia masa penjajahan inggris yaitu rafless, mereka
memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik manusia
dan pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan,
diantaranya usaha pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara
perawatan pasien dan memperhatikan kesehatan para tawanan.
Beberapa rumah sakit dibangun khusunya di Jakarta yaitu pada tahun 1819,
didirikan salemba dan sekarang bernama RSCM.
2. Masa setelah Kemerdekaan
Pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan
dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun 1952
didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan
keperawatan setara diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka
pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana.
Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran
sebagi pemeberi asuhan keperawatan, advocate pasien, pendidik, coordinator,
kolaborator, konsultan dan peneliti.
b. Fungsi Perawat
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Fungsi Dependen
Fungsi Interpenden
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lain.
c. Tugas Perawat
1. Peran Perawat
Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.
2. Fungsi Perawat
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
b. Fungsi Dependen
3. Tugas Perawat
9. Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan. Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan
klien secara menyeluruh.