Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Cerminan Perawat Profesional


Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan
dikelompokkan dalam nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal,
sebagai berikut :

1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral


Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan
kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan
professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan
tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu
yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu
berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen
moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

A. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat
mengapa keperawatan itu sebagai profesi.
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing


science ) yang mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu
biomedik,ilmu kesehatan masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan
klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
2. PENDIDIKAN BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN
TINGGI.

Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan


mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan
sampai dengan S3 akan dikembangkan.
3. MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI
PRAKTIK DALAM BIDANG PROFESI.

Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan


Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian
integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.

Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan


pada kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika
keperawatan
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI.

Keperawatan harus memiliki organisasi profesi,organisasi profesi ini sangat


menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai
profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan
profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.
Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI,
dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi
keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse (ICN)
5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEPERAWATAN.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional selalu menunjukkan


sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. OTONOMI

Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk


mengatur kehidupan profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan
menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses
keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset keperawatan dan praktik
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan( KepMenKes No.1239 Tahun
2001 )
7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK

Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan


mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam
pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan
sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

B. Perkembangan Keperawatan Sebagai Profesi

Sejarah perkembangan keperawatan sebagai profesi dapat dilihat dari dua


tinjauan. Pertamaditinjau dari perkembangan keperawatan di dunia, dan kedua,
perkemabangan keperawatan di Indonesia.

Sejarah Perkembangan Kerperawatan di Dunia


Perkembangan keperawatan di duinia dapat diawali

Pertama, Sejak zaman manusia itu diciptakan pada dasarnya manusia diciptakan
telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada
seorang ibu. Naluri yang sederhana adalah memelihara kesehatan dalam hal ini
adalah menyusui anaknya sehingga harapan pada awal perkembangan
keperawatan, perawat harus memiliki jiwa keibuan (mother inticnt). Kemudian
bergeser pada zaman purba, pada zaman ini paham animism berkembang dimana
manusia mempercayai bahwa yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan gaib
sehingga timbul keyakinan jiwa yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan
dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Saat itu
peran sebagai ibu yang merawat keluarga yang sakit dengan memberikan
perawatan fisik serta mengobati yang sakit untuk menghilangkan pengaruh roh
jahat. Setelah itu, muncul kepercayaan mengenai dewa-dewa dimana pada saat itu
dipercaya bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, untuk
menghilangkan penyakit itu pasient harus memberikan sesajian di kuil-kuil yang
telah didirikan. Setalah itu keperawatan terus berbenah diri dimulai dari ibu-ibu
janda yang membantu para pendeta dalam merawat orang sakit. Dan mulai dari
inilah rumah-rumah perawatan dibangun untuk menampung para pasien.

Kedua, zaman keagamaan, perkembangan keperawatan mulai bergeser kearaha


spiritual dimana seseorang yang sakit diakibatkan oleh adanya dosa atau kutukan
Tuhan. Pusat pengobatan adalah rumah-rumah ibadah, sehingga para pemimpin
agama disebut sebagai tabib yang mengobati orang sakit.

Ketiga, zaman masehi, keperawatan dimulai pada masa perkembangan agama


Nasrani, pada masa itu banyak membentuk diakones, suatu organisasi wanita yang
bertujuan mengunjungi orang sakit, sedangkan laki-laki diberikan tugas untuk
mengubur orang yang meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah rumah sakit di
Roma, seperti Monastic Hospital. Rumah sakit pada saat itu berfungsi sebagai
perawatan orang sakit, cacat, dan miskin serta yatim piatu. Pada saat itu pula
didaratan Asia, khusunya di timur tengah, perkembangan keperawtan mulai maju
seiring berkembangnya Agama islam yang disebarkan oleh Mumaham SAW.
Keberhasilan Nabi untuk menyebarkan Islam membawa dampak yang positif
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ilmu pasti, kimia,
kesehatan dan obat-obatan. Sebagaimana tercantum dalam Quran pentingnya
untuk menjaga kebersihan lingkungan, makanan, dan diri sendiri.

Keempat, zaman permulaan abad 21, perkembangan keperawatan pada masa ini
tidak lagi kearah keagamaan melainkan tergantung pada kekuasaan karena pada
saat itu terjadi perang dunia. Rumah ibadah yang dulunya berfungsi sebagai
perawatn orang sakit sudah tidak lagi berfungsi.

Kelima, zaman sebelum perang dunia ke-2, pada masa ini berkembang prinsip
rasa cinta sesama manusia, dimana manusia harus saling membantu. Florence
Nightingale (1820-1910) menyadari pentingnya suatu sekolah untuk mendidik
para perawat. Florence menganggap bahwa keperawatan perlu disiapkan
pendidikan untuk perawat. Usaha Florence adalah menetapkan struktur dasar
dipendidikan perawat diantaranya membangun sekolah perawat, menetapkan
tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki
oleh calon perawat. Florence mendirikan sekolah perawatan dengan nama
Nightingale Nursing School.

Keenam, masa selama perang dunia ke-2, selama masa ini timbul tekanan
pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang
sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit
dan korban perang yang beraneka ragam.

Ketujuh, masa pasca perang dunia ke2, perkembangan keperawatan pada masa itu
diwali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan
penduduk yang relative tinggi sehingga menimbulkan masalah baru dalam
pelayanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah
laku individu, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
dengan diawali adanya penemuan obat-obatan dan cara-cara untuk memberikan
penyembuhan pada pasien, upaya-upaya dalam tindakan pelayanan kesehatan
seperti pelayanan kuratif, preventif, dan promitif dan juga terdapat kebijakan
Negara tentang peraturan sekolah perawat. Pada masa itu perkembangan perawat
dimulai adanya sifat pekerjaan yang semula bersifat individu bergeser kearah
pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat diakui sebagi profesi
sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian penghargaan pada
perawat atas tanggung jawabnya dalam tugas.

Kedelapan, priode tahun 1950, pada saat itu keperawatan sudah mulai menujukan
perkembangan khusunya penataan pada system pendidikan, penrapan proses
keperawatan sudah mulai dengan memberikan perawat adalah suatu proses,yang
dimulai pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelakasanaan dan
evaluasi.

Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia

Perkembangan keperawatan di Indonesia dibagi menjadi dua masa yaitu:


1. Masa Sebelum Kemerdekaan

Pada masa ini Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perawat berasal dari
indonesi disebut verfleger dengan dibantu oleh zieken opaser sebagai penjaga
orang sakit. Pada masa penjajahan Belanda tugas utama perawat hanya merawat
staf dan tentara Belanda. Kemudia masa penjajahan inggris yaitu rafless, mereka
memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik manusia
dan pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan,
diantaranya usaha pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara
perawatan pasien dan memperhatikan kesehatan para tawanan.
Beberapa rumah sakit dibangun khusunya di Jakarta yaitu pada tahun 1819,
didirikan salemba dan sekarang bernama RSCM.
2. Masa setelah Kemerdekaan

Pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan
dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun 1952
didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan
keperawatan setara diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka
pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana.

C. Kode Etik Keperawatan Indonesia

Dalam Musyawarah Nasional IV PPNI telah diputuskan bahwa Kode Etik


Keperawatan Indonesia adalah
Mukadimah
Tanggung Jawab Perawat dan Klien
Tanggung Jawab Perawat dan Prkatik
Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat
Tanggung Jawab Perawat dan Teman Sejawat
Tanggung Jawab Perawat dan Profesi.
D. Standar Asuhan Keperawatan

Adapun standar-standar asuhan keperawatan sebagai berikut:


Standar 1: Falsafah Keperawatan
Standar 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
3. Standar 3: Pengkajian Keperawatan
4. Standar 4: Diagnosis Keperawatan
5. Standar 5: Perencanaan keperawatan
6. Standar 6: Intervensi Keperawatan
7. Standar 7: Evaluasi Keperawatan
8. Standar 8: Catatan Asuhan Keperawatan

D. Peran, Fungsi dan Tugas Perwat


a. Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.

Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran
sebagi pemeberi asuhan keperawatan, advocate pasien, pendidik, coordinator,
kolaborator, konsultan dan peneliti.
b. Fungsi Perawat

Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuang dengan perannya.


Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanankan berbagai fungsi
diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.
Fungsi independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau


intruksi dari perawat lain.

Fungsi Interpenden

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lain.
c. Tugas Perawat

Tugas perawat dalam menjalankan peranya sebagi pemberi asuhan keperawatan


ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam prsoes keperawatan. Tugas
perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:No
Fungsi Perawat Tugas Perawat
1 Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber
yagn tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tsb. Mengumpul data
Menganilisis dan menginterpetasikan data
2 Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan Mengmbangkan rencana tindakan
keperawata
3 Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal Menggunakan dan
menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, sosial budaya, ilmu
biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia
4 Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan Menentukan criteria yang dapat diukur
dalam menilai rencana keperawatan
Menilai tingkat pencapaian tujuan
Mengidentifikasi perubahamn-perubahan yang diperlukan
5 Mengdokumnetasi prosses keperawatan Mengevaluasi data permasalahan
keperawatan
Mencatat data dalam proses keperawatan
Menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.
6 Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merncanakan
studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangakan keterampilan
dalam praktek keperawatan Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam
bidang keperawatan
Membuat ususlan rencana penelitian keperawatan
Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
7 Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien
keluarga kelompok serta masyarakat Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan
kesehatan
Membuat rencana penyuluhan kesehatan
Melaksanakan penyuluhan kesehatan
Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan
8 Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkai dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat Berperan serta
dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim
kesehatan lain
9 Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan Menerapkan kereampilan manajemen dalam keperawatan
klien secara menyeluruh.

Peran, Fungsi dan Tugas Perawat

1. Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.

Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik,
koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.

2. Fungsi Perawat

Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai


fungsi diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi
interdependen.

a. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau


instruksi dari perawat lain.
c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling


ketergantungan di antara tim satu dengan lain.

3. Tugas Perawat

Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan


keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses
keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:

1. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber


yang tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mengumpul data,
menganilisis dan menginterpretasikan data.

2. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan Mengembangkan rencana
tindakan keperawatan.

3. Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan,


pencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan
termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal. Menggunakan dan menerapkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia.

4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. Menentukan kriteria yang dapat diukur


dalam menilai rencana keperawatan. Menilai tingkat pencapaian tujuan.
Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.

5. Mendokumentasi proses keperawatan. Mengevaluasi data permasalahan


keperawatan. Mencatat data dalam proses keperawatan. Menggunakan catatan
klien untuk memonitor asuhan keperawatan.

6. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merencanakan


studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan
dalam praktik keperawatan. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam
bidang keperawatan.

Membuat usulan rencana penelitian keperawatan. Menerapkan hasil penelitian


dalam praktik keperawatan.

7. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga


kelompok serta masyarakat. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan.
Membuat rencana penyuluhan kesehatan. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan.
8. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berperan serta
dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat. Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan
maupun tim kesehatan lain.

9. Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan. Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan
klien secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai