Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“RANGKUMAN MATERI SEMESTER 1”

Nama : Amanda Gracia Gabriella

D3 KEPERAWATAN TINGKAT 1A

POLTEKKES KEMENKES RIAU

TP.2018/2019
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yan merupakan bagian


integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
biopsikososial dan spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu,keluarga, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Perkembangan keperawatan di luar Indonesia

1. ZAMAN PURBAKALA (Primitive Culture)

Animisme : kepercayaan pada kekuatan gaib/mistik yang dapat mempengaruhi


kehidupan manusia.

Sakit à karena kekuatan alam/gaib: batu besar, gunung, pohon besar

Peran perawat belum berkembang

Fenomea ini terlihat pada sejarah Mesir dan Cina

2. ZAMAN KEAGAMAAN

Kuil menjadi pusat perawatan medis, orang percaya bahwa penyakit disebabkan oleh
dosa dan kutukan Tuhan

Pimpinan agama dijunjung tinggi sebagai tabib.

Perawat dianggap sebagai budak dan mendapat penghargaan yang rendah

Pekerjaan didasarkan perintah dari pimpinan agama yang berperan sebagai tabib

3.PERMULAAN MASEHI

Agama Kristen mulai berkembang.

Keperawatan mengalami kemajuan, seiring dengan kepesatan perkembangan agama


Kristen.

Kemajuan keperawatan terlihat dengan berdirinya RS Monastic Hospital(Roma)


dengan fasilitas keperawatan.

Keperawatan berkembang di benua Asia(abad VI)àTimur Tengah.


4. SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM

Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat


muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan
apakah kliennya kaya atau miskin. Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah
dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi
Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang
membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. 

5.PERMULAAN ABAD XVII

Orientasi masyarakat berubah : orientasi keagamaan à kekuasaan.

Orientasi kekuasaan à perang, eksplorasi kekayaan alam, perkembangan pengetahuan.

Gereja dan tempat ibadah ditutup sehingga berpengaruh terhadap perkembangan


keperawatan.

Untuk memenuhi kebutuhan perawat, wanita yang pernah melakukan kejahatan dan
telah bertobat diterima sebagai perawat.

Reputasi keperawatan menurun, perawat menerima gaji rendah dengan jam kerja lama
dan kondisi yang buruk.

6. MASA PASCA PERANG DUNIA II

Perkembangan dalam bidang perawatan secara pesat terjadi di Amerika.


Perkembangan dipengaruhi oleh:

1. Kesadaran masyarakat yang meningkat di bidang kesehatan.

2. Jumlah penduduk meningkatàmasalah baru dalam bidang kesehatan.

3. Perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang menyangkut ilmu kesehatan.

4. Upaya menjadi lebih aktif dan kreatifà kuratif, preventif, promotif.

5. Perkembangan pendidikan keperawatan

6. TAHUN 1950
Perkembangan profesionalisme à pendidikan keperawatan berkembang
(bacheloràMaster)
1967 à proses keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi.
1973 à International council of Nurses (ICN) à pengertian keperawatan à fungsi yang
unik dari perawat adalah menolong seseorang yang sakit atau sehat dalam usaha
mejaga kesehatan atau penyembuhan, menghadapi sakaratul maut dengan tenang
yaitu usaha yang dapat dilakukan oleh pasien apabila dia cukup kuat, berkemauan
atau sadar dan melakukan sedemikian ruPa sehingga dalam waktu singkat pasien
mandiri.

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN INDONESIA

1.SEBELUM KEMERDEKAAN

Pemerintahan kolonial Belanda, perawat dari penduduk pribumi yang disebut


Verpleger, dibantu Zieken oppaser (penjaga orang sakit)

Berkembang à Dinas Kesehatan Tentara, Dinas Kesehatan Rakyat. Tetapi tidak


diikuti perkembangan

Pada masa Rafless à memperhatikan kesehatan rakyat sehingga keperawatan


berkembang.

Sekutu kalah digantikan Jepang àkeperawatan mundur karena tenaga terdidik diganti
tidak terdidik

2.SETELAH KEMERDEKAAN

Periode tahun 1945 – 1962:

o Keperawatan tidak mengalami perkembangan.

o Bentuk kegiatan berorientasi pada ketrampilan prosedur.

o Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) mulai thn 1965. AKPER thn 1962 (RSUP
Cipto Mangun kusumo).

Periode tahun 1963 – 1982 àperkembangan bidang keperawatan


Periode tahun 1983 – sekarang:

o Keperawatan sebagai profesi

o Berkembangnya pendidikan tinggi keperawatan

3. KEPERAWATAN MASA KINI

Perawat profesional à memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang, perhatian,


rasa hormat terhadap harga diri klien.

Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kriteria dalam standar prakti dan mengikuti
kode etik (ANA, 2004)

Praktik profesional à pengetahuan sosial, tingkah laku, ilmu biologi dan fisiologi,
teori keperawatan dengan menyertakan nilai sosial, kewenangan profesional,
komitmen, masyarakat dan kode etik

Jadi Keperawatan adalah perlindungan, promosi, optimalisasi kesehatan dan kemampuan,


pencegahan penyakit, cidera, meringankan penderita melalui diagnosa keperawatan dan
penangganan respon manusia dan advokasi dalam pelayanan individu, keluarga, masyakarat
dan populasi (ANA, 2003)

B.FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Falsafah keperawatan adalah Model konsep atau kerangka yang memberikan batasan
yang ditujukan sebagai dasar bagi perawat dalam berpikir, mengobservasi,
menginterpretasikan dan bertindak.

Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena
yang ada dalam keperawatan

Komponen teori

1.Konsep adalah formulasi tentang objek atau kejadian yang dapat dirasakan atau diamati

2.Definisi adalah menjelaskan atau menggambarkan teori,konsep atau komponen yang


menyusun teori tersebut.
3.Asumsi adalah pernyataan yang menjelaskan konsep-konsep atau menggabungkan
konsep-konsep

4.Fenomena adalah kejadian yang ada di alam, praktik, aspek yang dirasakan atau
dialami.

Komponen teori keperawatan

1. Manusia

2. Sehat

3. Lingkungan

4. keperawatan

B. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi menurut Schein EH


(1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat
khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat. Hughes (1963) mengungkapkan bahwa
profesi merupakan mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta
mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky
(1964) berpendapat bahwa profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu
pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi
perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu
membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi
utamanya adalah melayani (alturism)

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang bermakna
Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen.
Ciri-ciri profesi
1. Memiliki spesialisasi ilmu
2. Memiliki kode etik dalam menjalankan profesi
3. Memiliki organisasi profesi
4. Diakui masyarakat
5. Sebagai panggilan hidup
6. Dilengkapi kecakapan diagnostik
Keperawatan sebagai profesi
merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasar pada ilmu
pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya. 

Etika Profesi
Tanggung jawab
  Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.
Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan
dalam menjalankan profesinya.

kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam kategori norma hukum yang didasari
kesusilaan.

Kode Etik dalam Keperawatan dalam ilmu keperawatan terdapat suatu standar yang akan
menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan atau praktik keperawatan
profesional. Standar tersebut adalah kode etik keperawatan. Dengan kode etik tersebut,
perawat dapat bertindak sesuai hukum atau aspek legal perawat. Selain itu, kode etik juga
dapat membantu perawat ketika mengalami masalah yang tidak adil. Karena kode etik  adalah
pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi
kerangka kerja dalam  membuat keputusan. 

D.PERAN, FUNGSI, dan TUGAS PERAWAT DALAM PELAYANAN


KESEHATAN

Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat
menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :

a. Pemberi Asuhan Keperawatan


Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
b. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
d. Koordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
e. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
g. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
 Fungsi Perawat
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
a. Fungsi Independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan
keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang
di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
Tugas Perawat
Tugas perawat dalam menjalankan peran nya sebagai pemberi asuhan keperawatan
ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas
perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan adalah:
a. Mengumpulkan Data
b. Menganalisis dan mengintrepetasi data
c. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
d. Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu
perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dalam rangka memenuhi KDM.
e. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan
f. Menilai tingkat pencapaian tujuan.
g. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan
h. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
i. Mencatat data dalam proses keperawatan
j. Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan
k. mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan
l. membuat usulan rencana penelitian keperawatan
m. menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan.
n. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan
o. Membuat rencana penyuluhan kesehatan
p. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
q. Mengevaluasi penyuluhan kesehatan
r. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
s. Menciptakan komunikasi yang efektis baik dengan tim keperawatan maupun
tim kesehatan lain.

E. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PERAWAT

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat yang bekerja memiliki kewenangan antara lain :
a. Wewenang sebagai pemberi asuhan keperawatan
Tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan untuk pencapaian
derajat kesehatan klien yang optimal.

Dalam melaksanakan tugas pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan


perorangan, perawat berwenang:

1) Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik

2) Menetapkan diagnosis keperawatan

3) Merencanakan tindakan keperawatan

4) Melaksanakan tindakan keperawatan

5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan

6) Melakukan rujukan

7) Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat

8) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling

9) Penatalaksanaan pemberian obat kepada klien (sesuai resep tenaga/ obat bebas/ obat bebas
terbatas)

Dalam melaksanakan tugas pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan


masyarakat, perawat berwenang:

1) Melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan


kelompok masyarakat;

2) Menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat;

3) Membantu penemuan kasus penyakit;

4) Merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;

5) Melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;


6) Melakukan rujukan kasus;

7) Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;

8) Melakukan pemberdayaan masyarakat;

9) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;

10) Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;

11) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;

12) Mengelola kasus; dan

13) Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif

b. Wewenang sebagai penyuluh dan konselor


Tugas perawat dalam membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan klien, menanamkan kebiasaan
perilaku hidup sehat, membantu mengatasi masalah psikososial klien, serta memberikan
dukungan emosional dan intelektual sesuai kondisi klien.

Dalam melaksanakan tugas penyuluh dan konselor, perawat berwenang:

1) Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik pada individu dan keluarga serta di
tingkat kelompok masyarakat;

2) Melakukan pemberdayaan masyarakat;

3) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;

4) Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan

5) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

c. Wewenang sebagai pengelola pelayanan keperawatan


Tugas perawat dalam pengelolaan pelayanan keperawatan terdiri dari pengelolaan langsung
klien individu dan atau kelompok, unit ruang rawat dan pengelolaan di tingkat institusi
pelayanan kesehatan. Adapun perawat sebagai pengelola pelayanan keperawatan berwenang
(rincian daftar wewenang terlampir):
1) Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan pengelolaan pelayanan keperawatan

2) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan

3) Mengelola kasus

d. Wewenang sebagai peneliti keperawatan


Tugas Perawat dalam penelitian keperawatan bertujuan mencari fakta/ bukti baru secara
empiris, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan untuk
diaplikasikan dalam praktik keperawatan sehingga pelayanan keperawatan dapat
dilaksanakan secara efektif – efisien sesuai pengetahuan dan teknologi terkini.

Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat berwenang


(rincian daftar wewenang terlampir):

1) Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika

2) Menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin pimpinan

3) Menggunakan klien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan ketentuan
peraturan perundang-undangan

e. Wewenang sebagai pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang


Tugas berdasarkan pelimpahan wewenang hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga
medis kepada perawat dengan cara :

1) Tenaga medis menulis tugas pelimpahan wewenang pada setiap saat diperlukan
(situasional)

2) Tenaga medis (komite medik) bersama perawat (komite keperawatan) menyusun daftar
tugas pelimpahan wewenang disetujui oleh pimpinan institusi pelayanan kesehatan.

Terdapat 2 (dua) cara pelimpahan wewenang yaitu delegatif dan mandat.


1) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis diberikan
oleh tenaga medis kepada perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab. Pelimpahan
wewenang secara delegatif hanya diberikan kepada perawat profesi atau vokasi terlatih yang
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tugas limpah.
2) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada perawat untuk
melakukan sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan.

Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, perawat berwenang (rincian


daftar wewenang terlampir) :

1) Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan wewenang
delegatif tenaga medis

2) Melakukan tindakan medis di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat

3) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program Pemerintah

f. Wewenang sebagai Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu


Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu merupakan penugasan Pemerintah
yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di
suatu wilayah tempat Perawat bertugas.

Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu, Perawat berwenang:

1) Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga medis;

2) Merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan

3) Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga
kefarmasian.

F.PENGENALAN TEORI KEPERAWATAN

Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-
fakta tetapi kurang bukti secara langsung

Konsep keperawatan adalah ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan
Teori keperawatan (Barnum,1990) adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan

Tujuan Teori Keperawatan

Sebagai salah satu bagian penting perkembangan ilmu keperawatan dan


pengembangan profesi keperawatan, 7an sbb :

◦ Dapat memberikan alasan2 ttg kenyataan2 yg dihadapi dlm pelayanan


keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan
shg berbagai permasalahan dpt teratasi
◦ Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan dlm pemberian askep kemudian dpt memberikan dasar dlm
penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

A.  Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang
melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.  Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate, dengan
dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya
teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.

B.Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers


Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep
manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha berasumsi
bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses
kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan
manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh
serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :
a. Integritas  :  Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak  dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan        yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung
dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c. Helicy       :  terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan
terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

C.   Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine


Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan
adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi
pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi
energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di antaranya energi klien,
struktur integritas, integritas personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan
keperawatan ditunjukkan pada pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.

D.  Virginia Henderson (Teori Henderson)


Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan).
Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah
defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia
memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untk itu. Di samping itu,
Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The
Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu
individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan
tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.
1)    Bernapas secara normal
2)    Makan dan minum dengan cukup
3)    Membuang kotoran tubuh
4)    Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5)    Tidur dan istirahat
6)    Memilih pakaian yang sesuai
7)    Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan  pakaian dan
mengubah lingkungan
8)    Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9)    Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10)  Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat
11)    Beribadah sesuai dengan keyakinan
12)    Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13)    Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14)    Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit)
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien.
Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1.    Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2.    Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3.    Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien
yang berkurang.Disini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah kondisi gawat
berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk
menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini
sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan
pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan
bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak
boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi
yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.

E.  Imogene King (Teori King)


King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King
mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan
satu dengan yang lain.
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan
lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat
dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan
pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar
sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni
bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi
terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang
akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan
berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1.    Informasi kesehatan
2.    Pencegah penyakit
3.    Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit

F.  Dorothe E. Orem (Teori Orem)


Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care
diantaranya :
1.  Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care  itu
sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu
itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan
kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan
diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan
lain-lain.
ketiga,  adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan
tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ;  keempat, kebutuhan self care 
merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang
bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh,  self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-
hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2.  Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak
yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan  kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik
secara kualitas maupun kuantitas.
3.  Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien
terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan
tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri.

G.  Jean Watson (Teori Watson)


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi
dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and
humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar
poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic
dan system nilai serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi
yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
menbgembangkan vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir
kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,
bukan pengobatan penyakit.
Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1.   Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2.  Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan  kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4.  Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5.    Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.

H.  Sister Calista Roy (Teori Roy)


Model Adaptasi Roy
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan,
yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1.  Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan  praktik
berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga
sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus
internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat
menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga
adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
2.  Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling
berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986).
Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara
spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan)
untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri,
fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka,
adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan
internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan
kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.
3.  Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4.  Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada mahluk
hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu
dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan ini
merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat
dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa
disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.
2.  Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau tidak
efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian
tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.
G.SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan


pelayanan kesehatan. Keberhasilan system pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai
komponen  yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantara perawat, dokter, atau tim
kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang. Sistem ini akan memberikan
kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada dimasyarakat.
Dalam pelayanan keperawatan yang merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan,
para perawat diharapkan juga dapat mamberikan pelayanan secara berkualitas.
TEORI SISTEM
Dalam mempelajari system, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang
system akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada da;lam system. Sistem
tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang antara yang satu dengan
yang lainnya harus saling mempengaruhi.
            Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output,
dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.

Input
Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah
sistam, seperti system pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi masyarakat,
tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.

Proses
Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah
hasil yang diharapkan  dari system tersebut, sebahaimana contoh dalam system pelayanan
kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kasehatan.

Output
Hasil yang diperoleh dari sebuah proses , dalam system pelayanan kesehatan hasilnya dapat
berupa pelayanan kesehatan berkualitas, efektif, dan efisien serta dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyaraka sehingga pasien cepat sembuh dan sehat optimal.

Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil bari system, yang terjadi relative lama
waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan , maka
dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan
kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah system
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam system pelayanan
kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatanyang juga dapat menjadikan input yang
selalu meningkat.

Lingkungan
Lingkungan disini adalah semus keadaan diluar system tetati dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat
berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi social yang ada di masyarakat seperti
institusi di luar pelayanan masyarakat

TINGKAT  PELAYANAN KESEHATAN
Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari system pelatanan kesehatan yang
diberikan pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat diketahui
kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan. Diantara pelayanan kesehatan dalam system
pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

 Health  promotion
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.

Specific protection (Perlindungan khusus)


Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang akan
menyebabkan penurunan sttus kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-
penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini
adalah pemberian imunisasi yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu
seperti imunisasi BCG, DPT, Hepatirtis, campak, dan lain-lain.

Early diagnosis and promt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau ditimbulnya
gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam mencegah meluasnya
penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit shingga tidak terjadi
penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan ini dapat berupa kegiatan dalam rangka
survey pencarian kasus baik secara individu maupun masyarakat, survey penyaringan kasus
serta pencegahan terhadap meluasnya kasus.

 Disability limitation (pembatasan cacat)


Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan
pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat di
lakukan dapat berupa perawatam untuk menghentikan  penyakit, mencegah komplikasi lebih
lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.

Rehabilitation (rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini di laksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering pada tahap ini
dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana program latihan-latihan yang
diberikan pada pasien., kemudian memberikan fasilitas agar pasien memiliki keyakinan
kembali atau gairah hidup kembali ke masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan
senang hati karina kesadaran yang dimilikinya.

LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN


Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan
pada masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan
ini sangat bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan. Tempat pelayanan
kesehatan dapat berupa rawat jalan, institusi kesehatan, community based agency, dan
hospice.

Rawat Jalan
Lembaga pelayana kesehatan ini bertujuan memberikan elayanan kesehatan pada tingkat
pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut atau mendadak dan kronis
yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini dapat dilaksanakan pada klinik-
klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis, klinik petawatan spesialis dan lain-lain.

Institusi
Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam
memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.

Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayan kesehatan yang difokuskan kepada klien yang
sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnya dengan tenang.
Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.
Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawatai keluarga
dan lain-lain.
LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Dalam system pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan
keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari
pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-
masing dengan tadak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu, primary health care, (pelayanan
kesehatan tingkat pertama),secondary care (pelayanan kesehatan tingkat kedua), dan tertiary
health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
1 .Primary health care ( pelayanan kesehatan tingkat pertama )
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki
masalah ringan atau  masyarakat  sehat inin mendapatkan peningkatan kesehatan agar
menjadi optimal dan sejahtera sehimga sifat pelayanan kesehatan adalah layanan kesehatan
dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan
masyarakat dll.
2. Secondary health care ( pelayanan kesehatan tingkat kedua )
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan
dirumah sakit dan tersedia tenaga spesialis atau sejenisya.
3.Tritiary healt service ( pelayanan kesehatan tingkat ketiga )
Tingkat pelayanan keehatan ini diguakan apabila tingkat pertama dan kedua tidak lagi
digunakan. Pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai
rujukan utama seperti rumah sakit A atau B.
Faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan
1. Ilmu pengetahuan & teknologi; pelayanan kesehatan utk mengatasi penyakit yang
sulit mis: laser.
2. Pergeseran nilai masyarakat
3. Aspek legal dan etik. Tuntutan hukum dan etik, pelayanan kesehatan è
profesionalisme.
4. Ekonomi.
5. Politik. Kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap sistem pemberian pelayanan
kesehatan.
Sistem rujukan
PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM PELAYAN KESEHATAN
           Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelyanan rujukan.Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat dalam
pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga, komunitas
dalam elayanan kesehatan dasar dan akan memberikanasuhan keperawatn secara umum pada
pelayanan rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada
ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak,maka perawat memberikan asuhan
keperwatan elalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa,
perawat akan memberikan asuhan eperawatn pada pasien gangguan jiwa dll.
FAKTOR YANG MEMPENAGARUHI PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru


Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas
lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi peruahan gen dll.Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang
cukup besar dan butuh tenaga yang professional di bidang tertentu.         
2.Pergeseran nilai masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran
yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga
sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran
yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3 .Aspel legal dan etik
Dengan tingginya kesadarn masyarakat tehadap penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan
kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hokum dan etik dalam pelayanan
kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan secra profeffional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada
dalam masyarakat
4.Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan di jangkau
dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan ekonomi ini
akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.
5.Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola
dalam system pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang paradigma sehat,
srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,dan desentralisai.
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di
jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :
a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
b.  Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat dan
lingkungan
c.  Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata  dan terjangkau
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat
Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada paradigma
sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah
pembangunan kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan
kesehatan difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih meninggkatkan dan
memelihara baghat ag segar lebih produktif dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga
akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sahat pada semua lapisan masyarakat Indonesia.
sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu, atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Pembagian rujukan
1. Rujukan medik. Rujukan pengetahuan (konsultasi medis) atau bahan pemeriksaan.
2. Rujukan kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan penyakit (preventif) & promotif,
mencakup: teknologi, sarana dan operasional.
H.CRITICAL THINKING
Potter & Perry (2005)
“ Suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk mengintervensikan atau
mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan
kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman “
• Bandman, (1988)
“ Pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,
masalah, kepercayaan, dan tindakan “
• Strader (1992)
“ Suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutakhir dan
mengintervensikan serta mengevaluasikan pendapat tersebut untuk mendapatkan sutu
kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan
FUNGSI CRITICAL THINKING
• Penerapan profesionalisme
• Penting dalam membuat keputusan
• Argumentasi dalam keperawatan
• Penerapan dalam proses keperawatan
MANFAAT CRITICAL THINKING
• Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
• Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
• Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
• Menganalisis hubungan masing-masing indikasi, penyebab, dan tujuan serta tingkat
hubungan
ELEMEN CRITICAL THINKING
• Kreativitas è komponen utama dalam berpikir kritis
• Dengan kreativitas diharapkan perawat mampu membuat keputusan yang cepat dan
tepat
• Dengan menggunakan kreativitasnya perawat akan menghasilkan banyak gagasan,
dapat memecahkan masalah lebih baik, meningkatkan kemandirian dan percaya diri
perawat walaupun sering menghadapi tekanan oleh situai pekerjaan
• Elemen yang terdapat pada berpikir kritis adalah sebagai berikut:
a) Menentukan tujuan
b) Menyusun pertanyaan
c) Menunjukkan bukti
Ketrampilan dalam berpikir kritis
• Perawat memerlukan analisis kritis è kemampuan untuk menggunakan serangkaian
pertanyaan terhadap situasi tertentu atau gagasan untuk menentukan informasi dan
gagasan penting, serta membuang informasi dan gagasan yang tidak berguna.
• Ketrampilan perawat dalam berpikir kritis yang harus dimiliki :
a) Ketrampilan berpikir secara induktif
b) Ketrampilan berpikir secara deduktif
c) Berpikir secara induktif
è cara berpikir secara umum à terbentuk dari serangkaian bukti atau fakta dan data hasil
pengamatan yang selanjutnya dibuat interpretasi kasus atau dibuat suatu kesimpulan. Cara
berpikir dari khusus à umum.
b) Berpikir secara deduktif
è cara berpikir dari umum ke khusus. Perawat harus membedakan pernyataan, bukti, dan
kesimpulan.
Cara Meningkatkan Critical Thinking
• Komunikasi
 penyampaian ide, pikiran, dan keahlian kepada pihak lain.
 Komunikasi efektif antara perawat & klien
 Semakin sering perawat berkomunikasi dg klien à semakin terlatih & baik
kemampuan berpikir
• Refleksi diri
 Melihat keadaan diri kita ttg apa yg sudah kita lakukan dan apa yang ada didalam diri
kita
 2 cara refleksi diri : introspeksi dan retrospeksi
 Introspeksi : melihat ke dalam diri kita, apa yang ada di dalam diri kita
 Retrospeksi : melihat ke dalam diri kita, apa yang sudah kita lakukan
• Penghayatan Proses
 Menelusuri proses terjadinya sesuatu
 Munculkan pertanyaan “apa, mengapa, bagaimana, dan untuk apa sesuatu itu terjadi
atau ada?”
Model Critical Thinking
• Total recall
• Habits (kebiasaan)
• Inquiry (penyelidikan)
• New ideas & creativity
• Knowing how you think
Pemecahan Masalah dalam Keperawatan
• Trial and error
 metode pemecahan masalah dengan mencoba beberapa pendekatan sampai ditemukan
solusi
 Dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa
 Perawat menggunakan metode ini saat sarana dan prasarana kurang memadai
• Intuisi
 Metode yang digunakan dengan cara memahami atau mempelajari mengenai suatu hal
tanpa memakai penalaran yang disadari.
 Intuisi muncul seiring dengan lamanya pengalaman sebagai perawat
 Cara pendekatan ini tidak tepat untuk digunakan sebagai landasan dalam pengambilan
keputusan
• Proses penelitian atau metode ilmiah
 Metode dengan pendekatan yang sistematis, logis, dan resmi untuk memecahkan
masalah
 Sangat cocok diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga
memberikan rasa kepuasan pada klien.

I.MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN


Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang
nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teorikeperawatan.
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan 
dalam menerapkan etika dan moral, pengetahuan tentang hukum disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan  secara etis profesional. Sikap etis
profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut
akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Masalah Legal Dalam Keperawatan


Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga negara. Setiap
orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk menanggung denda atau
hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindari seorang perawat :
a.   Kelalaian
          Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara tidak
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan
hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
b.   Pencurian
          Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena mencuri.
Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang  tidak berharga sekalipun
dapat dianggap sebagai pencurian.
c.   Fitnah
          Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang tersebut,
anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan secara verbal
atau tertulis.
d.   False imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran hukum atau
false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancam akan melakukannya
agar pasien mau bekerja sama bisa juga termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan
restrein harus digunakan sesuai dengan perintah dokter.
e.   Penyerangan dan pemukulan
Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh orang lain atau
bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata menyentuh orang
lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini
berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan.
f.    Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya. Pelanggaran terhadap
kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah tindakan yang melawan hukum.
g.   Penganiayaan
           Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat secara
hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk tidak
melakukan sesuatu yang membahayakan pasien.
           Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling
rentan. Biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap
penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang
lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi.
           Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua
penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu
menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.

Anda mungkin juga menyukai