A.PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Perkembangan keperawatan diawali pada:
1.Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu).
Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan
(Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih
percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya
seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar
dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan
sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu
perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu
kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu
mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2.Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat
disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah
sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat
dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3.Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak
terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit
sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang
meninggal.
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan
perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak
lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia,
Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan
kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh
keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu
perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup,
padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya
perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga
perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat
bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk
menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari
orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang
bertugas rangkap sebagai perawat.
Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu pada
saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda,
perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser
sebagai penjaga orang sakit.
Pada 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan
tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas
Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta,
Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena
tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan kesehatan
rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain, pencacaran
umum, cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa, kesehatan para tahanan.
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada
1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu
RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pada 1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir
bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di
Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah
perawat.
4.Zaman Kemerdekaan
Pada 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Pada 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP.
Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan 1962 yaitu Akper milik Departemen
Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu
Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, pada 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu
Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Pada 1995
PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di
Undip, UGM, UNHAS dan lain-lain.
B.KONSEP KEPERAWATAN
A.Pengertian Keperawatan
B.Sejarah
Proses keperawatan pertama kali dijelaskan oleh hall pada tahun 1955. Selanjutnya
proses ini mengalami perkembangan sebagai berikut:
• Untuk memperoleh suatu metode yang baku, sistematis, rasional, serta ilmiah dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam segala situasi sepanjang
kehidupan.
Definisi sehat
Difinisi sehat : Keadaan utuh secara fisik, jasmani,mental,dan sosial dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.( who 1974). Keadaan
sejahtra dari badan, jiwa,dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktive secara
sosial dan ekonomis. ( UU No 23 /92 ttg Kesehatan)
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
• Difinisi sehat :
• Suatu keadaan kesehimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat
mengadakan penyusuian sehigga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.(Pepkin,s.)
• Suatu kondisi sehimbang antara status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual
yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktive. (Zaidiali
1999)
• Sehat sosial : prikehidupan dalam masyarakat dimana prikehidupan ini harus sedemikian
rupa sehingga setiap warga negara mempunyaicukup kemampuan untuk memelihara
memajukan kehidupan sendiri dan keluarganya dalam masyarakat yang
memungkinkannya bekerja, beristirahat serta menikmati hiburan pada waktunya.
• Sehat fisik : Suatu keadaan bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan sehingga
memungkinkan berkembangnya mental dan sosial untuk dapat melaksanakan kegiatan
sehari – hari dengan optimal.
Konsep sakit
• Sakit : Suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari baik fisik, mental, maupun social
• ( perkin,s)
• Sakit : Gangguan fungsi atau adaftasi dari prose biologi dan psikologi dari seseorang.
• ( Klienman)
• Sakit : suatu keadaan yang menganggu kesehimbangan status kesehatan biologis, psikologis
sosial dan spiritual yang menakibatkan gangguan fungsi tubuh.
– Reaksi personal, interpersonal, kultural atau perasaan kurang nyaman akibat dari
adanya penyakit. ( Salan 1988).
a) Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara
memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
b) Invervensi keperawatan yaitu membantu klien mengubah perilaku tertentu yang
mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan.
c) Berhasil pada perawatan lansia, kep. Keluarga, komunitas.
Sehat dan sakit individua tau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara
Agen, Pejamu, dan Lingkungan.
• Prilaku Kesehatan
• Ada Dua Aspek utama;
1. Aspek Fisik
Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit, tidak selalu bersifat
obyektif
Perilaku Kesehatan
Psikomotor (tindakan/Gerakan)
Sikap selain bersifat positif dan negatif sikap memiliki kedalaman yang berbeda-
beda ( sangat benci, agak benci dsb) sikap itu tidak sama dengan prilaku. Prilaku
tidak selalu mencerminkan sikap seseorang.
Prubahan Prilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam maupun dari
luar individu.
Dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah; Persepsi, Motivasi dan Emosi.
Keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental, dan sosial dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. ( who 1974)
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (
UU No 36 /2009 ttg Kesehatan)
Sehat fisik : Suatu keadaan bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan
sehingga memungkinkan berkembangnya mental dan sosial untuk dapat
melaksanakan kegiatan sehari – hari dengan optimal.
PERILAKU SAKIT
Perilaku sakit segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang
sedang sakit agar memperoleh kesembuhan
Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit & perilaku
sehat jika mereka menganggap sehat
Mobilitas
Perilaku sakit adalah reaksi optimal dari invidu jika dia terkena suatu penyakit. Reaksi
sangat ditentukan oleh sistem sosialnya
Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri, penghayatan situasi yang
dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, & pengaruh birokrasi
Dampak gejala terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja & kegiatan sosial
yang lain
Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang tampak dan persistensinya
Orang-orang disekitar individu yang sakit mengenali gejala sakit pada diri individu
dan mengatakan bahwa dia sakit dan perlu mendapat pengobatan. Biasanya terjadi
pada anak-anak & dewasa yang menolak bahwa dirinya sakit
Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan menentukan apakah dia akan
mencari pengobatan atau tidak. Analisa orang lain bisa bertentangan dengan analisa
individu.
Shopping proses mencari alternatif sumber pengobatan untuk menemukan
seseorang yang dapat memberikan diagnosa & pengobatan sesuai dengan harapan
si sakit
HAK
- Dibebaskannya dari tanggung jawab sosial & pekerjaan sehari-hari. Pemenuhan hak
ini tergantung dari tingkat/persepsi keparahan penyakitnya
- Hak untuk menuntut bantuan atau perawatan dari orang lain
KEWAJIBAN
Kewajiban untuk mencapai kesembuhan. Kewajiban ini dapat dipenuhi sendiri atau
dengan pertolongan orang lain (petugas kesehatan)
Keperawatan sebagai suatu profesi
A. Definisi Profesi
1. Definisi
Profesi adalah pekerjaan atau bidang pekerjaan yang menuntut pendidikan keahlian
intelektual tingkat tinggi dan tanggung jawab etis yang mandiri dalam prakteknya.
Dalam pandangan Vollmer -seorang ahli sosiologi- melihat makna profesi dari tinjauan
sosiologis. Ia mengemukakan bahwa profesi menunjuk kepada suatu kelompok pekerjaan
dari jenis yang ideal, yang sebenarnya tidak ada dalam kenyataan, tetapi menyeiakan suatu
model status pekerjaan yang bisa diperoleh bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi
dengan penuh.
2. Penjelasan
Secara termenologis, definisi profesi banyak diungkap secara berbeda-beda, tetapi
untuk melengkapi definisi tersebut, berikut ini tulisan Muchtar Luthfi, yang dikutip dan
disempurnakan Ahmad Tafsir, bahwa seseorang disebut profesi bila ia memenuhi 10
kreteria.
Adapun kreteria itu antara lain:
1. Profesi harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain.
Artinya, profesi itu mesti ditandai oleh adanya suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan mempelajarinya secara khusus; dan
profesi itu bukan diwarisi.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi dipilih
karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu maksudnya bukan part-time.
Sebagai panggilan hidup, maksudnya profesi itu dipilih karena dirasakan itulah
panggilan hidupnya, artinya itulah lapangan pengabdiannya.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi ini dijalani
menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka. Secara universal
pegangannya diakui.
4. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. Profesi merupakan alat
dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk kepentingan diri sendiri,
seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar kedudukan. Jadi profesi
merupakan panggilan hidup.
5. Profesi harus dilengkapi kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Kecakapan
dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap
kliennya.
6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya. Otonomi
ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh semua
orang bicara dalam semua bidang. Profesi hendaknya mempunyai kode etik, ini
disebut kode etik profesi. Gunanya ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas profesi. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui
oleh pemegang profesi dan juga masyarakat.
7. Profesi harus mempunyai klien yang jelas yaitu orang yang dilayani.
8. Profesi memerlukan organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas profesi itu.
9. Mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain. Sebenarnya tidak ada
aspek kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi. Hal ini mendorong
seseorang memiliki spesialisasi.
B. Karakteristik Profesi
Karakteristik suatu profesi, seperti yang dirumuskan oleh Abraham Flexner (1915)
adalah Aktivitas intelektual, Berdasarkan ilmu dan belajar, Untuk tujuan praktik dan
pelayanan, Dapat diajarkan, Terorganisasi secara internal, Altruistik. Sedangkan disebutkan
oleh Greenwood, E (1957) lima karakteristik suatu profesi, yaitu: Teori yang spesifik
(systematic theory), Otoritas (authority), Wibawa/martabat (prestige), Kode etik (code
ofethics), Budaya profesional (professional culture).
Menurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah:
1. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber penghasilan
utama.
2. Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap
kariernya.
3. Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.
4. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan
teori-teori.
5. Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus
klien
6. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif klien.
7. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri.
Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya.
8. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,
standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan
batasan peraturan untuk profesi.
9. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.
10. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan mengadakan
advertensi atau mencari klien.
Karateristik profesi secara umum:
- Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis
Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan
memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktik
- Asosiasi professional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut biasanya
memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
- Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang
pendidikan tinggi
- Ujian kompetensi
Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
- Pelatihan institusional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana
calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
- Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
- Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar
terhindar adanya intervensi dari luar.
- Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK
KEPEGAWAIAN), Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Kode etik :
- Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
- Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
- Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
- Untuk meningkatkan mutu profesi.
- Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
- Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri
- Mengatur Diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati,
atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi
- Layanan publik dan altruisme
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan
dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat
- Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang
layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap
layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
Ciri-ciri Profesi :
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesimendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Nilai Moral Profesi (Frans Magnis Suseno, 1975) :
> Berani berbuat memenuhi tuntutan progesi
> Menyadar kewajiban yang harus depenuhi selama menjalankan profesi
> Idealisme sebagai perwujudan makna organisasi profesi
Prinsip Etika Profesi :
- Tanggung jawab
> Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
> Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
- Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
- Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya
C. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.Kode etik profesi sebetulnya tidak
merupakan hal yang baru. n Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia,
Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang
Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan
untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok
itu. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai
kode etik pertama untuk profesi dokter.Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang
digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN.
Profesi adalah suatu Moral Community (Masyarakat Moral) yang memiliki citacita dan
nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative dari
suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu
profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik
ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi
sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan
semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri.
Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau
instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh citacita dan nilai-nilai yang hidup dalam
kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan
barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri
harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode
etik itu sendiri harus menjadi hasil Self Regulation (pengaturan diri) dari profesi.
Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada
pelanggar kode etik
SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah
terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan
profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.
Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi.
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara
jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa
yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
profesional
Tujuan Kode Etik Keperawatan :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai Bidang.
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi.
Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional,
misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.
D. Kode Etik Menurut PPNI
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan di
Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia
(DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29 November 1989.
Keputusan Munas VI PPNI Nomor: 09/MUNAS VI/PPNI/2000. Sebagai profesi yang
turut mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material dan mental spiritual umtuk
makhluk insani dalam wilayah Republik Indonesia, maka kehidupan profesi keperawatan di
Indonesia akan pelayanan keperawatan. Warga negara di indonesia menyadari bahwa
kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi klien (individu,keluarga, kelompok dan
masyarakat), sehingga pelayanan yang di berikan oleh perawat selalu berdasarkan pada cita-
cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tampa
membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin dan agama yang di
anut serta kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para
perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan
meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan ketrampilan yang memenuhi
standart serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari
upaya kesehatan seecara menyeluruh.
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa, dalam melaksanakan tugas pengabdian
untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air, PPNI menyadari bahwa perawat
Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan UUD 1945 merasa terpanggil untuk
menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab,
berpedoman kepada dasar seperti tertera dibawah ini:
a. Perawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan
agama yang dianut serta kedudukan social.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkanasuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. perawat dan praktek
1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan
melalui belajar terus menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku professional
c. Perawat dan Masyarakat
1) Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat
d. Perawat dan Teman Sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten,tidak etis dan illegal.
e. Perawat dan Profesi
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.
E. Konsep Profesi Keperawatan
- Wilensky (1964) Profesi berasal dari profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan badan ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk
pengembangan yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama
pada pelayanan (altruism).
- Schein E.H (1962) Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma tertentu dan berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
- Hughes Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih
baik dibanding orang lain (klien).
“Organisasi Profesi”.
Pengertian Organisasi Profesi, berdasarkan website yang telah ditelusuri salah satunya
website “bkulpenprofil” yang dipublish pada jumat, 18 Oktober 2013. Membahas tentang
pengertian dari Organisasi Profesi itu sendiri dan menurut para ahli, bahwa definisi dari
Organisasi Profesi itu sendiri adalah organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu
Ciri-ciri dari Organisasi Profesi dapat dilihat dari definisi Organisasi Profesi itu sendiri.
ciri-ciri organisasi Profesi yaitu pertama, umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu
organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan
pendidikan dengan dasar ilmu yang sama. Kedua, misi utama organisasi profesi adalah untuk
merumuskan kode etik dan kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi. Dan
ketiga, kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi.
Peran dan Fungsi Organisasi Profesi. Peran Organisasi itu sendiri yakni Sebagai pembina,
pengembang, dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan. Sebagai pembina,
pengembang, dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan. Sebagai pembina serta
pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Sebagai pembina, pengembang, dan
pengawas kehidupan profesi. Dan untuk fungsi Organisasi Profesi yaitu pada Bidang
kependidikan keperawatan adalah menetapkan standar pendidikan, pada bidang kepelayanan
keperawatan adalah menetapkan standar profesi keperawatan, pada bidang IPTEK adalah
merencanakan, melaksanakan dan mengawasi riset keperawatan. Dan pada bidang kehidupan
profesi adalah membina,mengawasi organisasi profesi
Manfaat Organisasi Profesi, manfaat dari Organisasi Profesi yang telah kami baca
menurut Menurut Breckon (1989) mencakup 4 hal yaitu : Mengembangkan dan mememajukan
profesi, menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi, menghimpun dan menyatukan
pendapat warga profesi dan memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
Organisasi Keperawatan di Indonesia. Berdasarkan website yang telah kami baca, yaitu
website “cpd-nakes” kami dapat menarik kesimpulan bahwa Organisasi keperawatan tingkat
nasional merupakan wadah bagi perawat di Indonesia dan disebut PPNI yang didirikan pada
tanggal 17 maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan saat itu.
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan
diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang belajar dapat
disebut calon anggota
Tujuan dari PPNI yakni, Membina dan mengembangkan organisasi profesi keperawatan
antara lain : persatuan dan kesatuan, kerjasama dengan pihak lain, dan pembinaan manajemen
organisasi. Membina, mengembangkan, dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan dan
pelayanan keperawatan di Indonesia. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di
Indonesia. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota.
PERAN PERAWAT
Definisi :
Peran Perawat ialah tingkah laku yg diharapkan oleh orang lain pada seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam system, di mana bisa dipengaruhi oleh kondisi sosial baik dari profesi perawat
ataupun dari luar profesi keperawatan yg bersifat konstan.
◾Advokat pasien / klien menginterprestasikan berbagai info dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yg
diberikan pada pasien- mempertahankan & melindungi hak-hak pasien.
◾Pendidik / Edukator
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yg diberikan, maka terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan
◾Koordinator
◾Kolaborator
Peran ini dilakukan lantaran perawat bekerja melalui tim kesehatan yg terdiri dari dokter,
fisioterapis, ahli gizi & lain-lain berusaha mengidentifikasi pelayanan keperawatan yg diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya
◾Konsultan
tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yg sesuai untuk diberikan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi mengenai tujuan pelayanan keperawatan
yg diberikan
◾Peneliti
mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yg sistematis & terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan
FUNGSI PERAWAT
Definisi :
Fungsi yaitu sebuah pekerjaan yg dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut akan
berubah disesuaikan dengan kondisi yg ada.
Fungsi Perawat :
◾Fungsi Independen
◾Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan & tindakan khusus yg menjadi
wewenang dokter & seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, &
melaksanakan suntikan.
Oleh sebab itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter
◾Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan.
Contoh : untuk menangani ibu hamil yg menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi
berkolaborasi membuat rencana buat menentukan kebutuhan makanan yg diperlukan bagi ibu &
perkembangan janin.
TUGAS PERAWAT
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan tepat tahapan dalam proses keperawatan. Pekerjaan perawat ini disepakati dalam
Lokakarya tahun 1983 yg berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
ialah sebagai berikut :
Definisi :
Peran Perawat ialah tingkah laku yg diharapkan oleh orang lain pada seseorang sesuai paperwrite
dengan kedudukan dalam system, di mana bisa dipengaruhi oleh kondisi sosial baik dari profesi
perawat ataupun dari luar profesi keperawatan yg bersifat konstan.
◾Advokat pasien / klien menginterprestasikan berbagai info dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yg
diberikan pada pasien- mempertahankan & melindungi hak-hak pasien.
◾Pendidik / Edukator
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yg diberikan, maka terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan
◾Koordinator
◾Kolaborator
Peran ini dilakukan lantaran perawat bekerja melalui tim kesehatan yg terdiri dari dokter,
fisioterapis, ahli gizi & lain-lain berusaha mengidentifikasi pelayanan keperawatan yg diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya
◾Konsultan
tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yg sesuai untuk diberikan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi mengenai tujuan pelayanan keperawatan
yg diberikan
◾Peneliti
mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yg sistematis & terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan
FUNGSI PERAWAT
Definisi :
Fungsi yaitu sebuah pekerjaan yg dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut akan
berubah disesuaikan dengan kondisi yg ada.
Fungsi Perawat :
◾Fungsi Independen
◾Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan & tindakan khusus yg menjadi
wewenang dokter & seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, &
melaksanakan suntikan.
Oleh sebab itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter
◾Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan.
Contoh : untuk menangani ibu hamil yg menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi
berkolaborasi membuat rencana buat menentukan kebutuhan makanan yg diperlukan bagi ibu &
perkembangan janin.
Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa, kewenangan no 1-8 bisa dilakukan oleh perawat profesi
(Ners & Ners Spesialis), sementara untuk perawat vokasi memiliki kewenangan pada no 1, 4, 5,
7, dan 9 (kecuali konseling).
Perawat profesi memiliki wewenang dari no 1-5, sementara perawat vokasi hanya memiliki
kewenangan pada no 1 (terbatas pada tingkat individu), no 4, dan no 5 (kecuali konseling).
Peneliti keperawatan
Perawat memiliki wewenang:
Kewenangan diatas hanya dapat dilakukan oleh perawat profesi, sementara perawat vokasi
memiliki wewenang membantu peneliti keperawatan sebagai anggota tim penelitian.
Pelimpahan wewenang
Perawat memiliki kewenangan
1. pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis dari dokter dan evaluasi
pelaksanaannya
2. dalam rangka pelaksanaan program pemerintah
Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatas tertentu
Penugasan pemerintah yang dilaksanakn pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan atau
tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat perawat bertugas dengan memperhatikan
kompetensi perawat dan telah mengikuti orientasi/pelatihan.
1. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalm hal tidak terdapat tenaga medis
2. merujuk klien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan
3. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga
kefarmasian.
TANGGUNG JAWAB
CONTINUE
Tanggung jawab
Tanggung gugat
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan kepada pasien dan klien dengan penuh rasa
tanggung jawabsesuai kebutuhannya
Melindungi pasien terhadap hal-hal yang dapat membahayakan dan merugikan dirinya
denganmengutamakan keselamatan pasien dan klien
Membantu pasien dan klien untuk dapat menolong dirinya sendiri dalam memnuhi
kebutuhan hidup sehari-hari serta memelihara kesehatannya.
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinyasehubungan tugas yang dipercayakan
kepadanya.
TANGGUNG GUGAT
Perawat berulang kali dihadapkan dengan konflik tanggung jawab. Disatu pihak, perawat
sebagai karyawan seringkali bertanggung jawab terhadap instansi kesehatan. Dilain
pihak, perawat sebagai seseorang yang profesional bertanggung jawab terhadap etika
profesional dari asosiasinya dan standar praktik keperawatan. Sebagai tambahan, perawat
bertanggung jawab kepada klien dan diajarkan untuk bereaksi terhadap kebutuhannya
dalam tata cara terapeutik.
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
pendekatan antara lain :
1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai
aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi
para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara
banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan anya
untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan
Perawat senantiasa berperan serta dalam peningkatkan ilmu pengetahuan dan penyesuaian tatalaksana
kebutuhan dasar pasien di masa pandemi. Perawat Indonesia berusaha dengan keras untuk meningkatkan
profesionalisme dalam memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat, sehingga sudah semestinya
pemerintah dan masyarakat memberikan apresiasi tertinggi bagi perawat. Perjuangan petugas kesehatan
tidaklah bermakna tanpa didukung peran serta aktif masyarakat dalam mengatasi pandemi ini. Kepedulian
dan dukungan masyarakat sangat diperlukan dalam percepatan penanganan Covid-19 yaitu dengan selalu
mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan edukasi yang dikeluarkan oleh organisasi profesi
tenaga kesehatan.
Individu yang menjadi sasaran pelayanan keperawatan adalah individu yang dianggap,
sebagai mahluk bio-psiko-sosial-spiritual.
Biologis bersal dari bahasa yunani yang terdiri dari bios dan logos. Bios artinya hidu
Sehingga dapat diartikan individu adalah mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Sebagi
mahluk hidup individu mempunyai ciri ciri sebagai berikut Terdiri dari susunan sel sel hidup
yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan pertumbuhannya sangat di pengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
Yang di maksud dengan Mahluk Psikologis yaitu, dari asal kata Psiko = psiche=jiwa roh,
sukma, semangat. Individu sebagai mahluk psiko mempunyai ciri - ciri sebagai berikut
a.Mempunyai struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan super ego
b.Mempunyai daya pikir dan kecerdasan
c. Mempunyai kebutuhan psikologis agar kepribadian dapat berkembang
d. Mempunyai pribadi yang unik karena tidak ada dua individu di dunia ini yang sama.
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusia tunduk pada aturan dan norma
sosial seperti :
Cooley memberi nama looking glass-self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi
oleh orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking glass-self terbentuk melalui 3 tahap. Pada
tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada
tahapan berikutnya seseorang mempunya persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap
penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu. Menurut George Herbert Mead, pada
tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang
yang berada di sekitarnya. Peranan orang dewasa lain dengan siapa ia sering berinteraksi. Game
stage, seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah
pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Contoh dari Mead, ialah keadaan sebuah pertandingan: seseorang anak yang bermain dalam
suatu pertandingan tidak hanya mengetahui apa yang diharapakan orang lain darinya, tetapi juga
apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain. Pada tahap ketiga Sosialisasi, seseorang
dianggap telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan orang lain dalam
masyarakat mampu mengambil peranan generalized others.
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devide artinya terbagi. Menurut pendapat Dr. A Lysen
individu berasal dari bahasa latin individum, yang artinya tak terbagi. Manusia lahir merupakan
mahkluk individual yang makna tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga.
Bahkan sebagai bagian dari garda terdepan dalam menangani kasus Covid-19, tidak sedikit yang
mengalami kelelahan baik secara fisik dan mental serta rentan tertular Covid-19. tenaga kesehatan dituntut
untuk memiliki kemampuan mengatur alur kerja dalam pelaksanaan penanganan COVID-19. Tenaga
kesehatan pada aspek ini juga berperan sebagai advokator bagi manajemen rumah sakit agar efektifitas dan
efisiensi dalam proses pelayanan dan penyembuhan pasien dapat berjalan dengan baik. Dalam aspek personal,
Seorang tenaga kesehatan dituntut untuk mampu beradaptasi dan mengelola emosi untuk menghindari
burnout dalam penanganan pasien COVID-19.
Sasaran pelayanan keperawatan yaitu individu, keluarga dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat.
Individu yang menjadi sasaran pelayanan keperawatan adalah individu yang dianggap,
sebagai mahluk bio-psiko-sosial-spiritual.
Biologis bersal dari bahasa yunani yang terdiri dari bios dan logos. Bios artinya hidu
Sehingga dapat diartikan individu adalah mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Sebagi
mahluk hidup individu mempunyai ciri ciri sebagai berikut Terdiri dari susunan sel sel hidup
yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan pertumbuhannya sangat di pengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
Yang di maksud dengan Mahluk Psikologis yaitu, dari asal kata Psiko = psiche=jiwa roh,
sukma, semangat. Individu sebagai mahluk psiko mempunyai ciri - ciri sebagai berikut
a.Mempunyai struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan super ego
b.Mempunyai daya pikir dan kecerdasan
c. Mempunyai kebutuhan psikologis agar kepribadian dapat berkembang
d. Mempunyai pribadi yang unik karena tidak ada dua individu di dunia ini yang sama.
Di dalam pengertian Individu Sebagai Mahluk Sosial memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
genotype dan fenotipe. Faktor genotype adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia
merupakan faktor keturunan dibawa individu sejak lahir. Kepribadian adalah keseluruhan
perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan. Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu:
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusia tunduk pada aturan dan norma
sosial seperti :
Cooley memberi nama looking glass-self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi
oleh orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking glass-self terbentuk melalui 3 tahap. Pada
tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada
tahapan berikutnya seseorang mempunya persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap
penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu. Menurut George Herbert Mead, pada
tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang
yang berada di sekitarnya. Peranan orang dewasa lain dengan siapa ia sering berinteraksi. Game
stage, seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah
pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Contoh dari Mead, ialah keadaan sebuah pertandingan: seseorang anak yang bermain dalam
suatu pertandingan tidak hanya mengetahui apa yang diharapakan orang lain darinya, tetapi juga
apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain. Pada tahap ketiga Sosialisasi, seseorang
dianggap telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan orang lain dalam
masyarakat mampu mengambil peranan generalized others.
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devide artinya terbagi. Menurut pendapat Dr. A Lysen
individu berasal dari bahasa latin individum, yang artinya tak terbagi. Manusia lahir merupakan
mahkluk individual yang makna tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga.
Pelayanan keperawatan
2. Prinsip phc
a. Pemerataan upaya kesehatan
b. Penekanan pada upaya preventif
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
4. Tujuan PHC
a. Tujuan umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat yang
menerima pelayanan.
b. Tujuan khusus
1) pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2) pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dialami
3) pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4) pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya
lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Adapun sasaran umum dan saran khusus yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut :
1. Sasaran Umum :
Terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan petugas Perkesmas melalui
pelaksanaan pelatihan petugas Perkesmas.
2. Sasaran Khusus :
Terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan petugas Perawatan
Kesehatan Masyarakat (bidan dan perawat) melalui pelaksanaan pelatihan petugas
Perkesmas
Konsep caring
1. Pengertian Caring
Caring merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya
memberi perhatian dan mempelajari kesukaan – kesukaan seseorang dan
bagaimana seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara
sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana,
karena caring merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih baik,
perilaku caring bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan
hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu tempat.
Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar.
Caring adalah jantung dan jiwa keperawatan, caring adalah kekuatan, caring
adalah ciri-ciri istimewa dari keperawatan sebagai suatu profesi atau disiplin.
Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah sebuah perilaku perawat yang
didasari dari beberapa aspek diantaranya:
Humanistic altruistic (mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan) meliputi:
- menanamkan kepercayaan dan harapan
- mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
- pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya
- meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan
negative
- sistematis dalam metode pemecahan masalah
- pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal
- meningkatkan dukungan
- perlindungan mental dan fisik
- sosial budaya dan lingkungan spiritual
- senang membantu kebutuhan manusia
- menghargai kekuatan eksistensial-phenomenogikal
2. Karakteristik Caring
Karakteristik caring meliputi:
- Mendengar dengan perhatian
- Memberi rasa nyaman
- Berkata Jujur
- Memiliki kesabaran
- Bertanggung jawab
- Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
- Memberi sentuhan
- Memajukan sensitifitas
- Menunjukan rasa hormat pada klien
- Memanggil klien dengan Namanya
Menurut Wolf & Barnum karakteristik caring antara lain:
- Pengetahuan
- Kesabaran
- Kejujuran
- Kepercayaan
- Kerendahan Hati
- Memberi harapan
- Keberanian
3. Tujuan Caring
Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan
membantu klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh.
TEORI CARING
5. Pengertian Ekstensi
Ekstensi adalah penanda yang menunjukkan suatu tindakan, biasanya
digunakan untuk menentukan tindakan apa saja yang boleh dilakukan dalam sebuah
operasi.
C. Kebijaksanaan Praktik
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor
HK.02.02/MENKES/1484/I/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan praktik perawat,
terdiri dari 6 Bab 17 pasal dan 2 lampiran.
Bab 1 mengenai Ketentuan umum,(2) perizinan ,(3) penyelenggaran
praktik, (4) pembinaan dan pengawasan, (5) ketentuan peralihan dan
(6) mengenai ketentuan penutup. Lampiran 1 berisi formulir
permohonan surat ijin praktik perawatan dan lampiran 2 Surat ijin
praktik Perawat.
2. Tujuan Kebijaksanaan
Mengatur perizinan dan penyelenggaraan praktik perawat, baik mandiri
maupun diluar praktik mandiri .
3. Sifat Kebijakan
Kebijakan ini bersifat proaktif karena memiliki suatu kemampuan prediktif
terhadap hal-hal yang kemungkinan dapat terjadi terkait dengan prakyik perawat
sehingga perlu di berlakukan suatu aturan agar hal tersebut tidak terjadi.
4. Karakteristik
Bersifat Protektif
Kebijakan ini dibuat dalam rangka untuk melindungi perawat (pemberi
pelayanan keperawatan) dan penerima layanan keperawatan dalam hal ini
masyarakat.
5. Level kebijakan
Kebijakan ini pada level makro karena berlaku di seluruh wilayah Indonesia
dan ditetapkan oleh Mentri Kesehatan.
E. Good Nurses
1. Definisi Perawat
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain
berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan
yang dimilikinya. (PPNI, 1999; Chitty, 1997).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat 1).
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan
yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang bertanggung jawab untuk
meninkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.
(ICN (International Council of Nursing), 1965).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun
diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Permenkes,
2010).
Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan. (UU Kesehatan No 23 tahun 1992).
2. Definisi Keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif.
(Lokakarya keperawatan nasional, 1983).
Keperawatan juga di artikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang
menerima pelayanan, profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh seseorang, keluarga atau kelompok di komunitas. (Committe on
Education American Nurses Association).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif
serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat secara berkualitas (Kozier, 1995).
Di dalam literatur yang lain dikatakan bahwa ingin menjadi perawat yang baik harus
memiliki :
Murah senyum
Sabar
Penampilan menarik dan sopan
Sesuai dengan keahliannya / bekerja sesuai dengan SOP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat ideal atau baik menurut
subjek terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
Kognitif (pengetahuan)
Emosi (psikologis)
Psikomotor (skill)
Fisik
Spritualitas
Kreatif dan inovatif
Disiplin
Ramah
Sabar
Baik
Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada
klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian
bertindak sesuai dengan asas keadilan.
Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk
rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga
ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan
tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.
3. Kepedulian Dalam Praktik
Noddings membatasi interpretasinya paada kepedulian pada sisi subjektif pertemuan
dengan orang lain.Saya peduli pada orang lain ketika saya terserap kedalam situasi mereka
sehingga perhatian saya bergeser dari kesejahtraan dirisendiri menjadi kesejahtraan orang
lain.Pergeseran ini mendorong saya mengambil tindakan.Saya harus mengambil tindakan
demi memerangi mereka yang tidak bertoleransi,demi meredakan nyeri,memenuhi
kebutuhan dan mewujudkan impian”. Apabila etika dalam keperawatan berfokus pada
nilai moral keperawatan maka,ketika perawat bertindak untuk memenuhi nilai
tersebut,dapat dikatakan ia bermoral,baik ia bertindak karena kepedulian yang alami
ataupun karena keinginan untuk menjadi pribadi yang peduli.Kepedulian yang alami lebih
disukaiketimbang kepedulian yang etis karena kepedulian yang alami secara langsung
meningkatkan kesejahteraan mereka yang sakit dan dalam keadaan yanglemah,dan tidak
memerlukan fokus ulang dari untuk menjadi perawat yang peduli atau keinginan untuk
menghargai kepedulian itu sendiri menjadi kepedulian terhadap kesehjahteraan pasien.
Kepedulian yang etis tampaknya merupakantambahan bagi kepedulian yang alami,dalam
arti bahwa kepedulian yang etis diperlukan hanya bila kepeduliaan yang alami tidak
adekuat.*isi baiknya,perawatyang bermoral baik akan meningkatkan kesejahtraan pasien
sebagai tindakan kepedulian yang alami kapanpun memungkinkan,tetapi jika seorang
perawat tidak memiliki kepedulian yang alami, ia akan tetap menujukkan kepedulian
kerena kepedulian yang etis.
Maka penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut Crandall (1991) Bahwa aspek
kepedulian sosial itu antara lain Motivation (dorongan berjuang), Cognitive (pemahaman,
identifikasi), Emotion (empati, simpati), Behavior (kerjasama, kontribusi terhadap
kesejahteraan umum) berpengaruh pada diri setiap individu manusia
4. Refleksi Diri
Adalah suatu perilaku yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, termasuk yang
memiliki latar belakang kesehatan, dalam artian lebih jelas adalah dokter Dikarenakan,
refleksi diri adalah proses untuk menjadikan pengalaman-pengalaman yang telah
didapatkan, diubah menjadi sebuah pengetahuan (kemampuan cognitive), skill, dan
perilaku (attitude). Hal yang termasuk dalam cakupan refleksi diri adalah ketika seseorang
mengalami suatu masalah dalam hidupnya atau likaliku dalam hidup, maka ia
memikirkannya setelah menyelesaikan masalah itu.Tidak hanya berhenti dengan
memikirkan dengan kritis, tetapi juga ia menjadikan suatu penyelesaian atau bahkan
masalah yang telah ia hadapi tersebut dengan mengubahnya menjadi sebuah pengetahuan
dan wawasan untuk menghadapi rintangan hidup ke depannya Saat itulah refleksi diri
dibutuhkan Karena refleksi adalah bentuk pembelajaran dari pengalaman yang telah
dilalu .Kemudian, refleksi memerlukan analitis kritis dan konstruktif terhadap pengalaman
tersebut termasuk pembentukan hungan individu dengan situasi tersebut ataupun
membentuk struktur baru yang mendasari skema pengetahuan.
Manfaat Refleksi Diri
Ada beragam manfaat refleksi diri yang bisa Anda peroleh, antara lain:
Refleksi diri bisa membuat Anda lebih paham mengenai konsekuensi dari kata-kata dan
tindakan Anda. Dengan begitu, ke depannya Anda bisa mempertimbangkan tindakan
terbaik yang bisa Anda lakukan pada situasi-situasi tertentu.
Sebelum melakukan refleksi diri, Anda perlu menyiapkan beberapa pertanyaan penting
untuk Anda jawab sendiri. Beberapa contoh pertanyaan tersebut antara lain:Apa ketakutan
terbesar saya? Bagaimana ketakutan tersebut mempengaruhi kehidupan saya?Apa
penyesalan terbesar saya? Bagaimana cara saya bisa lepas dari penyesalan tersebut?
Adakah cara yang bisa membuat saya menjadi teman, rekan kerja, atau pasangan yang
lebih baik?Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda juga bisa menyiapkan berbagai
pertanyaan lainnya, misalnya pertanyaan yang mungkin ada di pikiran Anda selama ini,
tetapi belum mampu Anda jawab.
2. Pilih metode yang sesuai
Setelah menentukan pertanyaan untuk proses refleksi diri, pilihlah metode refleksi diri yang
nyaman untuk Anda lakukan.Berbagai metode refleksi diri yang bisa Anda pilih antara lain
bermeditasi, berjalan, berlari, atau menulis. Sambil melakukan metode yang Anda pilih,
jawablah pertanyaan-pertanyaan refleksi diri yang telah Anda siapkan sebelumnya.Ingat, saat
menjawab pertanyaan refleksi diri, Anda harus jujur kepada diri sendiri terkait apa yang
Anda pikirkan dan rasakan Jika pertanyaan tersebut sudah mampu Anda jawab, kemudian
cobalah pikirkan apakah ada hal-hal yang mungkin bisa Anda pelajari dari sana. Bila ada,
Anda bisa menerapkan pelajaran itu pada kehidupan sekarang.
5. Panggilan Profesi
Penekanan yang diberikan Pallegrino pada nilai moral profesi ditunjukkan pada perawat
dan dokter walaupun dalam ilustrasinya tentang nilai moral,ia mengambil contoh dari
hubungan dokter dan pasien. Pallegrino menyatakan bahwa hubungan atara dokter dan
pasien bermula dari permintaan konkret yang disampaikan seseorang yang sakit dan
mencari pertolongan untuk mendapatkan perawatan.Dokter menerima permintaan tersebut
dengan bertindak dalam kerangka profesi yang memungkinkannya mengklaim membantu
pasiendan menggunakan pengetahuan dan keterampilan demi kesehjahteraan
pasienmerupakan hakikat sebuah profesi. Dengan demikian,suatu profesi memiliki
landasan moral yang memungkinkan seorang pfofesional mengklaim akan terwujudkan
kesejahteraan mereka yang meminta bantuan darinya. Dengan mengesampingkan
perbedaan antara asuhan keperawatan dan perawatan medis, hubungan kepedulian
memanggil perawat dan dokter kedalamhubungan hubungan bersama pasien yang
melibatkan belas kasihan,asuhanlangsung, pengetahuan dan keahlian,serta keterampilan
.Asuhan keperawatan berkenan dengan asuhan yang berkesinambungan dengan
jaringaninteraksi antara perawat dan pasien. Di Indonesia,belum terbiasanya Perawat
dipanggil dengan gelar profesinya. Baik oleh masyarakat, oleh sejawatnya, maupun dari
insan kesehatan, karena belum serangamnya julukan atau panggilan yang tepat untuk
profesi Perawat. Kecendrungan, Perawat dipanggil namanya saja atau kalau Perawat senior
akan dipanggil Pak atau Ibuk. Bahkan, didaerah tertentu Perawat dipanggil sebagai mantri
dan bruder (laki-laki) dan suster untuk Perawat perempuan.Padahal, Perawat merupakan
suatu profesi, pengakuan tersebut dikukuhkan saat Lokakarya Nasional di Jakarta Januari
1983 dan secara konstitusi diakui pula dengan lahirnya Undang-Undang Keperawatan
Nomor 38 Tahun 2014. Jadi tidak ada yang bisa membantah bahwa Perawat adalah
profesi. Pada Bab IV Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 tentang STR
(Surat Tanda Registrasi) menjelaskan Perawat adalah profesi yakni memiliki ijazah
pendidikan tinggi Keperawatan. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat
Profesi.Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi. Membuat
pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Ciri-ciri profesi adalah memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang unik dan
spesifik, serta memiliki sumpah profesi dan pengabdian pada masyarakat. Yang namanya
profesi wajib dihargai, sebagai contoh profesi dokter. Dokter akan dipanggil dokter
sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan, ada juga ahli agama misalnya, akan
dipanggil Ustad (islam) atau Pendeta ( kristen). Termasuk ahli hukum disebut pengacara.
Ia menuliskan, "Mari biasakan dengan panggilan Ners. Saya salut dengan teman-teman
Ners di Makassar, baik senior dan junior selalu memanggil Ners." Dan, Ns.Yeni
Ariani,M.Kep menambahkan, " Karena semua teman saya di Makassar lulusan S1, yang
lulusan D3 Keperawatan nggak tau ya, apa dipanggil Ners juga di Makassar." Jelasnya.
Maknanya, belum ada kepastian keseragaman panggilan Ners untuk Perawat. Padahal
dalam grup diskusi tersebut, Makassar digadang-gadang sebagai daerah yang telah
memulai menerapkan selalu memanggil Ners pada sesama Perawat, tapi belum universal
( menyeluruh) baik lulusan D3 Keperawatan maupun Sarjana Keperawan Senada dengan
pendapat di atas diungkapkan oleh "urang awak" yang berasal dari Kabupaten Pesisir
Selatan, Sumbar, saat ini ia calon Doktoral ilmu Keperawatan dari Universitas Indonesia,
bergelar Ns.Budi Mulyadi, Sp.Kom.Ia menyatakan, "Tanggapan saya tentang panggilan
Ners. Benar harus dibiasakan. Bagi teman-teman yang telah lulus Ners. Karena gelar
profesi adalah panggilan. Saya senang dan bangga teman-teman di Sulawesi Selatan sudah
lama memulainya. Bagi teman teman perawat yg tidak lulus Ners tidak berhak di panggil
Ners."
6. Panggilan Konkert
Seperti hanya pellegrino, william Fames yakin bahwa kita terpanggil untuk bermoral
melalui interaksi kita dengan orang lain nurutnya,kita terpanggil untuk melakukan
tindakan moral ketika oranglain membuat tuntutan konkret kepada kita.Ia berpendapat
bahwa tanpa suatuklaim nyata yang dibuat oleh beberapa orang yang konkret,tidak
mungkin adakewajiban tetapi selalu ada kewajiban ketika ada suatu klaim (Famen).
Kualitas hubungan tersebut memberi visi baru ketika beverly tentang makna menjadi
perawat yang baik,sebuah visi yang menjanjikan inspirasi dan arahan untuk asuhan
keperawatan yang diberikannya dimasa mendatang interpretasi terhadap panggilan yang
kokret ini cocok untuk etika keperawatan. Terpanggil Oleh Penderitaan Sesama Manusia
Perawat memberikan asuhan kepada pasien yang mau tak mau harus menghadapi
kematiannya sendiri dengan cara tertentu, yang membuat mereka terbuka dengan
kebutuhan mereka untuk merasakan hubungan belas kasihandengan orang lain.Perawat
sering merespons pasien dengan membangunhubungan dengan pasien dalam kerangka
konfesional profesi. Ketika memperlakukan individu sebagai pasien dalam kerangka
professional ini, perawatsering kali terkejut menemukan diri mereka mengonfrontasi
kematian merekasendiri melalui kematia pasien .Dalam menghadapi kematian secara
mutual, perawat dan pasien sereng terpanggil untuk keluar dari tempurung
konfensionalistas mereka dan masuk kedalam kepedulian yang otenik dan berbelas kasihan
satu sama lain.
Suatu contoh kelasik asuhan keperawatan yang diberikankan karena keinginan untuk
membantu orang lain tertentu pada situasi yang konkret adalah kisah tentang orang
Samaria yang baik hati.Seorang cedekia hukum mendatangi seorang guru dan bertanya
tentang arti sesamamanusia dalam konteks akademi. Seorang ahli filsafat akan
mengharapkan sang guru memberidefinisi sesama manusia seelah menyampaikan contoh
yang luar biasa tentangmakna sesama manusia. Namun ternyata, pertanyaan siapakan
diantara ketiga orang ini, menurut padamu, adalah sesama manusia dari orang jatuh ke
tangan penyamun itu. Dengan pertanyaan ini, sang guru mencoba mengarahkan perhatian
cendekia tersebut dari sudut pandang akademik tentangsesama manusia menjadi hubungan
konkret tentang menjadi sesama yang baik.kepada sesama seperti yang diteladankan oleh
orang samariayang baik hati itu menunjukan suatu asuhan keperawatan. Orang samaria
itutanggap terhadap luka-luka yang diderita korban perampokan itu denganmengguyurkan
minyak dan anggur pada luka, membebatnya, merawatnya sepanjang sisa hari itu, lalu
mengupayakan perawatan orang tersebut sampai pulih.
8. Panggilan Kesejatian
Panggilan kepeduliaan yang tersirat dalam etikan kesejatiaan sering terabaikan karena,
seperti dijelaskan Taylor,para pendukung maupun pengkritik menempatkan kesejatiaan
dalam dalam relati"isme etika yangmembuat pilihan itu sendiri menjadi pusat perhatiaan.
Taylor menjelaskan bahwa pilihan tidak bermakna tanpa menentukan bahwa pilihan lebih
baik dari pada yanglain.Ia berpendapat bahwa kesejatiaan secara moral bermakna ketika
hal itumembuat seseorang berkomitmen untuk memilih mengejar kualitas terbaik dengan
potensi dan situasi yang ada didunia. Perawat yang telah melakukan praktik keperawatan
dalam jangka waktulama akan mengenali bahwa sebagian besar asuhan yang diberikan
sejak awal abad ini merupakan asuhan yang bergantung. Panggilan perawat untuk
menjalankan hal-hal yang teknis harus diletakkan dalam kerangka etika
kepedulian.Panggilan terbesar bagi seorang perawat adalah panggilan kepedulia.Panggilan
untuk peduli ini, tidak seperti panggilan kompetensi teknis, sebenarnya adalah
panggilanmoaral itu sendiri. Ini berati bahwa etika keperawatan terutam berkenandengan
seberapa jauh nilai keperawatan dipenuhi oleh setiap perawat dan profesi keperawatan.
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, morlaitas, dan legalitas.
2. Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang memang
harus dilakukan agar dapar dipertanggung jawabkan sesuai dengan haknya.
3. Peranan Hak
1. Mengekspresikan perasaan dalam konflik
2. Pembenaran pada suatu tindakan
3. Menyelesaikan perselisihan
4. Jenis-Jenis Hak
1. Hak kebebasan
2. Hak kesejahteraan
3. Hak legislative
Hak : Kekuasaan /kewanangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum
untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban : Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang
atau suatu badan hukum.
Pasien : Penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
a. Hak Pasien :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku dirumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
4. Paien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi
keperawatan.
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan
keinginnyadan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis
dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak atas “ privacy” dan kerahasian penyakita yang diderita termasuk
data-data medisnya.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakinya.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan keagamaan / kepercayaan yang
dianut selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
dirumah sakit
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan-perlakuan rumash
sakit terhadap dirinya
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
b. Kewajiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiaban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujue dan
selengkapnyatentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat
4. Pasien dan atau pennggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit / dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
7. Memperhatikan sikap menghormati atau tenggang rasa
2. Hak Dan Kewajiban Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari praktik
keperawatn tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Dua hal dasar yang harus
dipenuhi, dimana ada keseimbanagn antara tuntutan profesi dengan apa yang semestinya yang
didapatkan dari pengemban tugas secara maksimal. Memperoleh perlindungan hukum dan
profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan Standar Oprasional
Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak perawat yang mempertahan kredibilitasnya dibidang
hukum serta menyakut aspek legas ats dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun
daerah. Hal ini seperti dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh
berbagai pihak, baik dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislative serta
elemen pemerintahan lain yang berkepentingan.
a. Hak-Hak Perawat :
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
6.Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien pasien dan atau keluarganya.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan
ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
b. Kewajiban Perawat
Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau
pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien yang beradadalam
asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien danatau
pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.Perawat wajib
melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakinada orang lain
yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika dalam konteks ini memang agakmembingungkan,
saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan gawat darurat yangsangat membutuhkan
pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakityang tercipta kerja sama
antara perawat serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung,sedangkan untuk daerah
yang jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawatkebanyakan menggunakan seluruh
kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan, demikeselamatan jiwa klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalsme.Beberapa
faktor-faktor yang membuat kita malas mengembangkan ilmukeperawata banyak sekali.
a. Surat ijin Perawat (SIP) ;sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
b.Surat ijin Kerja (SIK);sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan.
c. Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP); sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk menjalankan praktek perawat perorangan kelompok.
Hak dan kewajiban merupakan dua istilah yang tak bisa terpisahkan. Hak dan kewajiban
terkait satu sama lain. Hak dan kewajiban adalah ibarat dua sisi dari koin yang sama.
Keduanya adalah kondisi yang sama dilihat dari sudut yang berbeda.
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak
lahir bahkan sebelum lahir. Sementara kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan
seseorang. Orang yang menjalankan kewajibannya berhak mendapatkan haknya. Dengan
tidak adanya kewajiban, hak menjadi tidak signifikan dan kewajiban menjadi sia-sia jika
tidak ada hak.