Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan yang berkelanjutan bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi


semata, tetapi juga mengenai integrasi dan harmonisasi antara manusia dan
lingkungan. Dalam konteks ini, Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peran
kunci sebagai penggerak utama pembangunan yang berkelanjutan. Makalah ini
mengupas berbagai dimensi SDM, termasuk pembangunan, pengetahuan,
pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), dan kebijakan lingkungan dengan fokus
khusus pada konsep Sumber Daya Manusia Hijau.
Pembangunan SDM bukan sekadar peningkatan kapasitas individu, tetapi
suatu proses yang melibatkan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan yang
berkelanjutan menekankan pentingnya menciptakan kondisi di mana setiap individu
memiliki akses dan kesempatan yang setara dalam memanfaatkan potensinya untuk
keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan bersama.
Pengetahuan adalah mata rantai utama pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan dan peningkatan kapasitas melalui pengetahuan memainkan peran krusial
dalam membentuk SDM yang sadar akan lingkungan dan mampu mengambil
keputusan berbasis keberlanjutan.
Pengelolaan Sumber Daya Alam adalah cermin dari keberlanjutan sebuah
masyarakat. Strategi pengelolaan yang bijak tidak hanya memastikan ketersediaan
SDA untuk generasi mendatang tetapi juga mengelola risiko dan dampak lingkungan
yang dapat merugikan SDM secara keseluruhan.
Kebijakan lingkungan memiliki peran sentral dalam mendorong perilaku dan
praktik SDM yang berkelanjutan. Konsep Sumber Daya Manusia Hijau mencakup
tidak hanya pemahaman akan dampak individu terhadap lingkungan tetapi juga
komitmen terhadap tindakan-tindakan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap keterkaitan antara
pembangunan, pengetahuan, pengelolaan SDA, dan kebijakan lingkungan,

1
diharapkan masyarakat dapat menciptakan sinergi positif antara keberlanjutan dan
perkembangan manusia. Pembahasan ini menjadi landasan untuk merangkul
perubahan menuju masyarakat yang tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga
bertanggung jawab terhadap ekosistem yang mendukung kehidupan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

I. SUMBER DAYA MANUSIA HIJAU


A. Definisi Sumber Daya Manusia Hijau
Sumber Daya Manusia Hijau, juga dikenal sebagai SDM Hijau, adalah
konsep yang muncul dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Pengertian
SDM Hijau meliputi praktik-praktik yang bertujuan untuk menciptakan
sebuah organisasi yang berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Hal ini mencakup praktik-praktik rekrutmen, pengembangan,
kompensasi, dan budaya kerja yang mendukung dari segi keberlanjutan.
Pertama-tama, mari kita lihat praktik rekrutmen dalam SDM Hijau.
Dalam rekrutmen SDM Hijau, organisasi mencari individu yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan minat dalam lingkungan dan keberlanjutan.
Mereka tidak hanya melihat kualifikasi akademik dan pengalaman kerja,
tetapi juga kesesuaian nilai-nilai lingkungan dengan budaya organisasi.
Tujuannya adalah untuk menciptakan tim yang terdiri dari individu yang
memiliki komitmen yang tinggi terhadap keberlanjutan dan dapat
berkontribusi terhadap upaya organisasi dalam mengurangi dampak
lingkungan.
Selanjutnya, pengembangan SDM juga menjadi aspek penting dari
SDM Hijau. Ini melibatkan penyediaan pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan dalam hal keberlanjutan dan praktik-praktik lingkungan yang
berkelanjutan. Ini mungkin melibatkan pelatihan dalam penggunaan energi
yang efisien, pengurangan limbah, atau penghematan air. Tujuan dari
pengembangan SDM Hijau adalah untuk meningkatkan kemampuan
karyawan dalam menerapkan praktik-praktik berkelanjutan di tempat kerja
dan juga kehidupan pribadi mereka.

3
Selain itu, SDM Hijau juga melibatkan kompensasi yang
berkelanjutan. Artinya, organisasi harus mempertimbangkan dampak
keberlanjutan dari sistem penggajian mereka. Mereka mungkin
mempertimbangkan memberikan insentif bagi karyawan yang mengadopsi
praktik berkelanjutan di tempat kerja, seperti mengurangi emisi karbon atau
menghemat energi. Ini bisa berupa bonus atau keuntungan lain yang sesuai
dengan upaya karyawan dalam mendukung keberlanjutan.
Terakhir, budaya kerja juga memiliki peran penting dalam SDM Hijau.
Budaya kerja yang mendukung keberlanjutan adalah suatu lingkungan di
mana nilai-nilai berkelanjutan dan praktik-praktik lainnya dihormati dan
didorong. Misalnya, budaya kerja yang mendukung SDM Hijau mungkin
mendorong karyawan untuk membagikan ide-ide inovatif tentang bagaimana
meningkatkan efisiensi energi atau mengurangi limbah. Hal ini juga
melibatkan penghargaan terhadap upaya individu dalam mendukung tujuan
keberlanjutan organisasi secara keseluruhan.
Itulah pengertian Sumber Daya Manusia Hijau dalam konteks
pembangunan berkelanjutan. Melalui praktik-praktik rekrutmen,
pengembangan, kompensasi, dan budaya kerja yang mendukung, organisasi
dapat menciptakan tim yang berkomitmen untuk keberlanjutan dan dapat
berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan. Dalam mengadopsi
SDM Hijau, organisasi juga dapat mencapai manfaat jangka panjang,
termasuk reputasi yang lebih baik, hubungan yang lebih baik dengan
pemangku kepentingan, dan efisiensi operasional yang lebih tinggi.

B. Mengapa Sumber Daya Manusia Hijau Penting


Sumber Daya Manusia Hijau (SDM Hijau) adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan tenaga kerja yang berkomitmen terhadap
keberlanjutan dan pelestarian alam. Dalam masa perubahan iklim saat ini,

4
penting bagi kita untuk mengakui dan memahami betapa pentingnya SDM
Hijau dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan planet kita.
Salah satu alasan mengapa SDM Hijau penting adalah karena mereka
mampu membangun dan menerapkan solusi yang berkelanjutan dalam
praktik sehari-hari mereka. SDM Hijau memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan menerapkan praktik
yang ramah lingkungan, baik dalam konteks pekerjaan mereka maupun
dalam kehidupan pribadi mereka. Mereka dapat menjadi pelopor dalam
mengembangkan teknologi dan metode yang berkelanjutan, yang pada
akhirnya, akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
SDM Hijau memiliki peran penting dalam educare dan mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dan pelestarian alam. Mereka
dapat mengambil inisiatif dalam mengedukasi rekan kerja, keluarga, dan
komunitas tentang dampak positif dari tindakan kecil yang dapat mereka
lakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Contohnya, SDM Hijau dapat
berperan sebagai katalisator dalam memperkenalkan kebiasaan penghematan
air, pemilahan sampah, dan penggunaan energi terbarukan. Dengan
demikian, satu individu yang menjadi SDM Hijau dapat berdampak positif
pada banyak orang di sekitarnya.

C. Manfaat Sumber Daya Manusia Hijau


Manfaat pertama dari penggunaan sumber daya manusia hijau adalah
adanya keuntungan bisnis yang dapat diperoleh. Dengan mengadopsi
praktik-praktik yang berkelanjutan, perusahaan dapat mengurangi biaya
produksi dan pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, dengan menerapkan
strategi hemat energi, perusahaan dapat mengurangi penggunaan listrik dan
bahan bakar, yang pada gilirannya akan mengurangi biaya operasional.
Selain itu, dengan mengurangi penggunaan kertas dan plastik, perusahaan
juga dapat menghemat biaya pengadaan dan pengelolaan limbah.

5
Peningkatan loyalitas karyawan juga merupakan manfaat yang penting
dari penggunaan sumber daya manusia hijau. Karyawan adalah aset berharga
bagi perusahaan, dan mereka cenderung lebih bangga dan puas bekerja di
perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan. Dalam studi yang
dilakukan, ditemukan bahwa karyawan yang bekerja di perusahaan dengan
praktik berkelanjutan memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan
cenderung bertahan lebih lama. Dengan memiliki karyawan yang loyal,
perusahaan dapat mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan, serta
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
Selain itu, sumber daya manusia hijau juga membantu perusahaan
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam era perubahan
iklim dan kebutuhan peningkatan efisiensi sumber daya, perusahaan
membutuhkan strategi untuk mengurangi jejak karbon dan dampak
lingkungan lainnya. Dengan menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan,
seperti mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengelola limbah secara
efisien, perusahaan dapat membantu menjaga kualitas lingkungan dan
berperan dalam pelestarian alam.
Dalam kesimpulannya, sumber daya manusia hijau memiliki banyak
manfaat, mulai dari keuntungan bisnis hingga peningkatan loyalitas
karyawan dan pengurangan dampak lingkungan. Dengan menerapkan
praktik-praktik yang berkelanjutan di manajemen sumber daya manusia,
perusahaan dapat menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan berkontribusi
pada masa depan yang lebih baik bagi planet kita. Mengadopsi sumber daya
manusia hijau bukan hanya keputusan yang bijaksana secara bisnis, tetapi
juga merupakan langkah yang bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan.

6
D. Pemeliharaan Budaya Hijau
Budaya hijau, atau yang sering disebut juga dengan "green culture",
merupakan konsep dalam masyarakat yang mendorong adanya kesadaran
akan pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan. Dalam era modern
ini, kita sering kali melihat dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan. Polusi udara, pencemaran air, dan penebangan liar adalah
beberapa contoh nyata yang mengancam kehidupan kita dan generasi
mendatang. Oleh karena itu, dengan mengembangkan budaya hijau, kita
dapat menciptakan perilaku yang lebih sadar dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi penggunaan
bahan-bahan kimia berbahaya, menggunakan energi terbarukan, dan
mendaur ulang sampah untuk mengurangi limbah.
Pemeliharaan Budaya Hijau adalah pendekatan yang melibatkan
penanaman berkelanjutan dan partisipasi dalam inisiatif berkelanjutan.
Pemeliharaan Budaya Hijau dimulai dengan penanaman berkelanjutan. Ini
berarti kita menanam pohon dan tanaman lain secara terus-menerus untuk
memperbaharui hutan dan lahan kita. Pohon dan tanaman memainkan peran
penting dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
Mereka juga menciptakan teduh yang diperlukan oleh tanaman dan hewan
lainnya. Dengan menanam secara berkelanjutan, kita dapat membantu
melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga kualitas udara yang baik.
Selain itu, Pemeliharaan Budaya Hijau juga melibatkan partisipasi
dalam inisiatif berkelanjutan. Inisiatif ini dapat berupa kegiatan pengelolaan
sampah yang bijaksana, penghematan energi, atau pengurangan emisi gas
rumah kaca. Dengan berpartisipasi dalam inisiatif seperti ini, kita dapat
membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
mempromosikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Hal yang menarik dari Pemeliharaan Budaya Hijau adalah bahwa
semua orang dapat berkontribusi. Kita semua dapat menanam pohon di

7
halaman rumah atau di sekitar kita. Kita dapat menggunakan energi dengan
bijak dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan dan
memasang lampu hemat energi. Kita juga dapat menggunakan kendaraan
yang ramah lingkungan atau menggunakan transportasi umum untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca.
Melalui Pemeliharaan Budaya Hijau, kita dapat menciptakan budaya
yang peduli terhadap lingkungan di masyarakat kita. Ketika kita semua
berpartisipasi dalam menjaga keberlanjutan, kita dapat mencapai lingkungan
yang lebih bersih dan lebih sehat untuk kita dan generasi mendatang. Ini juga
dapat menciptakan peluang kerja baru dalam bidang pelestarian lingkungan
dan membantu mengurangi kemiskinan.

E. Aspek Penting Sumber Daya Manusia Hijau


Sumber Daya Manusia Hijau (SDMH) adalah suatu konsep yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu
organisasi atau perusahaan dengan memperhatikan aspek-aspek
keberlanjutan dan dampak lingkungan. Konsep ini mencakup berbagai upaya
untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan ekonomi, sosial, dan
lingkungan dalam konteks manajemen sumber daya manusia. Berikut adalah
beberapa aspek penting dalam pengertian Sumber Daya Manusia Hijau:
1. Keberlanjutan Lingkungan
SDMH menekankan pentingnya mengintegrasikan prinsip-prinsip
keberlanjutan lingkungan dalam kebijakan dan praktik manajemen
sumber daya manusia. Ini melibatkan penilaian dampak aktivitas
manusia terhadap lingkungan dan upaya untuk mengurangi jejak
ekologis organisasi.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Konsep SDMH mencakup investasi dalam pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman karyawan tentang isu-

8
isu lingkungan. Ini bisa mencakup pelatihan terkait energi, pengelolaan
limbah, dan praktik kerja ramah lingkungan.
3. Kesejahteraan Karyawan
Sumber Daya Manusia Hijau juga melibatkan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, baik dari segi fisik maupun
psikologis. Ini bisa mencakup program kesehatan dan kebugaran,
dukungan keseimbangan kerja-hidup, dan promosi gaya hidup sehat.
4. Diversitas dan Kesetaraan
Konsep ini juga menekankan pentingnya promosi diversitas dan
kesetaraan di tempat kerja. Dalam konteks ini, SDMH mengakui nilai
keberagaman sebagai sumber daya yang dapat meningkatkan inovasi
dan kreativitas dalam organisasi.
5. Pengelolaan Energi dan Sumber Daya
SDMH melibatkan kebijakan dan praktik yang mendukung pengelolaan
efisien energi dan sumber daya lainnya di tempat kerja. Ini bisa
mencakup penggunaan teknologi ramah lingkungan, peningkatan
efisiensi operasional, dan pengurangan limbah.
6. Kerjasama dengan Komunitas
Organisasi yang menerapkan konsep SDMH juga diharapkan
berpartisipasi aktif dalam kerjasama dengan komunitas lokal dan
organisasi non-pemerintah untuk mendukung proyek-proyek lingkungan
dan sosial.

II. PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM


Dalam zaman yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas ini, peran
penting sumber daya alam sebagai pilar pembangunan dan kesejahteraan manusia
semakin menonjol. Pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam menjadi
fokus utama dalam upaya menjawab pertanyaan kritis mengenai bagaimana kita

9
dapat memanfaatkan kekayaan alam dengan bijaksana tanpa mengorbankan
keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan generasi mendatang.
A. Permasalahan yang Dihadapi
Sebagai salah satu sumber penting pembiayaan pembangunan, sumber
daya alam yang ada dewasa ini masih belum dirasakan manfaatnya secara
nyata oleh sebagian besar masyarakat. Pengelolaan sumber daya alam tersebut
belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan. Selain itu
lingkungan hidup juga menerima beban pencemaran yang tinggi akibat
pemanfaatan sumber daya alam dan aktivitas manusia lainnya yang tidak
memperhatikan pelestarian lingkungan.
Beberapa permasalahan pokok dihadapi dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup, pertama adalah keterbatasan data dan informasi
dalam kuantitas maupun kualitasnya. Keterbatasan data dan informasi yang
akurat berpengaruh pada kegiatan pengelolaan dan pengendalian sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang belum dapat berjalan dengan baik.
Sementara itu, sistem pengelolaan informasi yang transparan juga belum
melembaga dengan baik sehingga masyarakat belum mendapat akses terhadap
data dan informasi secara memadai.
Selanjutnya, permasalahan pokok lainnya adalah kurang efektifnya
pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan sumber daya alam yang
ada, yang menyebabkan kerusakan sumber daya alam. Kondisi ini ditandai
dengan maraknya pengambilan terumbu karang dan pemboman ikan,
perambahan hutan, kebakaran hutan dan lahan, serta pertambangan tanpa izin.
Permasalahan lain adalah belum jelasnya pengaturan pemanfaatan sumber
daya genetik (transgenik) yang mengancam keanekaragaman hayati dan
kesehatan manusia, serta permasalahan ketergantungan yang tinggi pada
sumber daya fosil.
Disamping itu, tingkat kualitas lingkungan hidup di darat, air, dan udara
secara keseluruhan masih rendah, seperti tingginya tingkat pencemaran

10
lingkungan dari limbah industri baik di perkotaan maupun di perdesaan, serta
kegiatan transportasi dan rumah tangga baik berupa bahan berbahaya dan
beracun (B3) maupun non-B3. Tingginya ketergantungan energi pada sumber
daya fosil, merupakan permasalahan penting yang mengakibatkan
peningkatan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada kenaikan permukaan
laut, perubahan iklim lokal dan pola curah hujan, serta terjadinya hujan asam;
belum tergantikannya bahan perusak lapisan ozon (BPO) seperti chloro fluoro
carbon (CFC), halon, dan metil bromida; serta kurangnya pemahaman dan
penerapan Agenda 21 di tingkat nasional dan lokal.
Selanjutnya, prinsip keberlanjutan yang mengintegrasikan tiga aspek
yaitu ekologi, ekonomi dan sosial budaya belum diterapkan di berbagai sektor
pembangunan baik di pusat maupun di daerah. Biaya lingkungan belum
dihitung secara komprehensif ke dalam biaya produksi, di lain pihak tidak
diterapkannya sistem insentif bagi pemasaran produk yang akrab lingkungan
(produk hijau). Hal ini mengakibatkan produk hijau tidak dapat bersaing,
sementara di dalam negeri konsumen Indonesia dengan tingkat kemiskinan
masih tinggi, tidak mempunyai pilihan untuk mengkonsumsi produk-produk
hijau tersebut. Program sukarela yang ditawarkan seperti ISO 14000 dan
ekolabeling juga masih belum banyak diterapkan, bahkan dirasakan oleh
industri bukan sebagai peningkatan efisiensi perusahaan.
Permasalahan-permasalahan tersebut diatas timbul antara lain karena
rendahnya kapasitas kelembagaan, belum mantapnya peraturan perundangan,
serta lemahnya penataan dan penegakan hukum dalam pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Kewenangan dan tanggung
jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, sejalan dengan otonomi daerah, masih belum sepenuhnya
jelas, karena peraturan pelaksanaan yang merinci fungsi dan kewenangan
Pemerintah Daerah belum lengkap. Selain itu, terdapat permasalahan dalam

11
hal kualitas sumber daya manusia untuk pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Sementara itu, masih rendahnya akses masyarakat terhadap data dan
informasi sumber daya alam berakibat pula pada terbatasnya peran serta
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup. Lemahnya kontrol dan keterlibatan masyarakat, serta penegakan
hukum dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup, juga merupakan masalah penting lain yang menyebabkan hak-hak
masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam menjadi terbatas dan
sering menimbulkan konflik antar pelaku. Peranan wanita sebagai salah satu
kelompok yang rentan terhadap pencemaran lingkungan belum banyak
diberdayakan. Selain itu kearifan tradisional dalam pelestarian lingkungan
hidup perlu terus dipertahankan. Demikian pula sosialisasi kepada masyarakat
mengenai prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian pencemaran
lingkungan hidup harus terus ditingkatkan.

B. Langkah-langkah Kebijakan dan Hasil-hasil yang Dicapai


Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam
dan lingkungan hidup seperti diuraikan diatas maka strategi kebijakan yang
ditempuh adalah:
1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ekonomi, ekologi dan
sosial dalam pemanfaatan sumber daya alam;
2. Menumbuhkan tanggung jawab sosial dan praktik ekoefisiensi di tingkat
perusahaan dengan mengintegrasikan biaya lingkungan dan biaya sosial
terhadap biaya produksi;
3. Menerapkan teknologi yang terbaik dan tersedia, termasuk teknologi
tradisional untuk kegiatan konservasi, rehabilitasi sumber daya alam;

12
4. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang menjamin
keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam,
yang didukung oleh kepastian hukum atas kepemilikan dan pengelolaan;
5. Menata kelembagaan, termasuk pendelegasian kewenangan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap
kepada pemerintah daerah;
6. Melakukan pembenahan terhadap sistem hukum yang ada menuju sistem
hukum yang responsif yang didasari prinsip-prinsip keterpaduan,
pengakuan hak-hak asasi manusia, serta keseimbangan ekologis,
ekonomis, dan pengarusutamaan gender;
7. Melakukan reorientasi paradigma pembangunan yang mengakui hak-hak
publik terhadap pengelolaan sumber daya alam; serta
8. Mendorong budaya yang berwawasan lingkungan melalui revitalisasi
budaya lokal dan menumbuhkan etika lingkungan dalam pendidikan dan
lingkungan masyarakat;
9. Mengembangkan pola kemitraan dalam pengelolaan sumber daya alam.

C. Tindak Lanjut yang Diperlukan


Untuk mencapai sasaran pembangunan di bidang sumber daya alam
yang telah ditetapkan dan sekaligus mengatasi permasalahan dan tantangan
yang dihadapi, maka strategi yang ditempuh diarahkan pada upaya: mengelola
sumber daya alam, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat
diperbarui; menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk menghindari
perusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan; mendelegasikan
kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap;
memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal; serta

13
memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan menetapkan kawasan
konservasi baru di wilayah tertentu.
Strategi tersebut dijabarkan kedalam langkah-langkah tindak lanjut
berupa program-program pembangunan yang berisikan kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam tahun mendatang. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain ditujukan untuk mendukung upaya pengembangan dan
peningkatan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui:
penyempurnaan data potensi sumber daya alam; pembentukan mekanisme
jaringan informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan
daerah; pengembangan sistem informasi dan data monitoring kualitas
lingkungan hidup yang sahih dan berkesinambungan; pengukuhan kawasan
hutan dan penetapan kawasan-kawasan tertentu yang dilindungi.
Kegiatan penyempurnaan data dan informasi tersebut dibutuhkan untuk
mendukung upaya peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi dan
rehabilitasi sumber daya alam. Untuk itu diperlukan: penyusunan rencana
pengelolaan sumber daya hutan dan air berdasarkan Daerah Aliran Sungai
(DAS) prioritas dan tata ruang; penyediaan insentif untuk daerah konservasi
sumber daya alam dan penyusunan peraturan disinsentif dalam bentuk tarif
dan user fee bagi penggunaan sumber daya alam yang tidak terkendali;
penyusunan mekanisme pemeliharaan kawasan konservasi yang melibatkan
masyarakat, pemerintah daerah dan swasta; pemulihan lingkungan hidup yang
kritis akibat kerusakan ekosistem.
Dalam rangka mendukung program pencegahan dan pengendalian
kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup akan dilakukan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan upaya pengembangan teknologi yang
berwawasan lingkungan; pengembangan teknologi pengelolaan limbah rumah
tangga dan komunal; pengembangan dan sosialisasi teknologi produksi bersih;
pengendalian pencemaran air, tanah, dan udara; pengawasan dan pengelolaan
keselamatan radiasi dan limbah nuklir.

14
Dalam bidang penataan kelembagaan dan penegakan hukum dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup, akan
dilakukan langkah-langkah yang bertujuan untuk mendukung upaya:
penetapan peraturan yang mengatur kewenangan dan tanggung jawab daerah
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; penyusunan
Undang-undang dan perangkat hukum di bidang pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup; pembinaan terhadap industri yang menerapkan
standar barang dan/atau jasa (ISO-14000, ekolabeling dan hutan lestari) agar
dapat bersaing di pasar global; penegakan hukum yang tegas dan konsisten
dalam kasus pelanggaran ketentuan AMDAL, eksploitasi sumber daya alam
tanpa izin, dan perusakan sumber daya alam lainnya.
Sementara itu, peningkatan peranan dan pelibatan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup harus terus
ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan diarahkan kepada
upaya: peningkatan dan pengakuan atas peran dan kepemilikan masyarakat
adat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; penyusunan
pedoman mekanisme konsultasi publik dalam penetapan kebijakan dan
peraturan dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
pengembangan pola kemitraan dengan masyarakat lokal dalam pengawasan
pengelolaan sumber daya alam dan pengendalian kualitas lingkungan hidup

D. Program-Program Pokok Dalam Melaksanakan Strategi Kebijakan


Dalam melaksanakan strategi kebijakan, langkah-langkah yang
dilakukan mengacu pada program-program pokok yang telah ditetapkan,
yaitu: program pengembangan dan peningkatan akses informasi sumber daya
alam dan lingkungan hidup; program peningkatan efektivitas pengelolaan,
konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam; program pencegahan dan
pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup; program penataan
kelembagaan dan penegakan hukum pengelolaan sumber daya alam dan

15
pelestarian lingkungan hidup; dan program peningkatan peranan masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Program-program tersebut saling terkait satu sama lain dengan tujuan
akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari generasi ke
generasi dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin baik.
1. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Tujuan program ini adalah untuk memperoleh dan
menyebarluaskan informasi yang lengkap dan handal mengenai potensi
dan produktivitas sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui
kegiatan inventarisasi, evaluasi, valuasi, dan penguatan sistem informasi
yang menjamin terbukanya akses masyarakat terhadap informasi yang ada.
Dalam pengembangan informasi lingkungan hidup diperlukan data
yang akurat, konsisten, dan terkini. Disamping itu, demi kemudahan
interpretasi dan pemahaman diperlukan standarisasi data yang dapat
digunakan secara nasional. Untuk itu dalam tahun 2000 telah
dikembangkan disain global basis data pengendalian pencemaran air, peta
dasar lingkungan se-Indonesia, dan aplikasi profil lingkungan untuk media
air. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut telah dihasilkan
antara lain penyempurnaan data dan informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup, melalui pemanfaatan teknologi penginderaan jauh yang
sangat berguna untuk pemantauan ekosistem bumi. Sejalan dengan itu,
telah dilakukan pula peningkatan akses masyarakat terhadap informasi
kegiatan dan kasus-kasus lingkungan melalui media internet yang
didukung sistem layanan kesiagaan dan tanggap darurat bencana
lingkungan.
Untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan informasi
lingkungan dilakukan penyusunan Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia
2000 (State of the Environment Report, SoER) sebagai salah satu

16
pelaksanaan Agenda 21. Kegiatan lain yang dilakukan adalah upaya untuk
mengembangkan Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah
berdasarkan basis data setahun sebelumnya; pengembangan Pusat
Layanan Informasi di kantor Bapedal, Jakarta, dan tiga kantor Bapedal
Regional I; II; dan III, masing-masing berpusat di Pekanbaru, Denpasar,
dan Makassar. Sedangkan untuk memperkaya dan mengelola berbagai
jenis informasi lingkungan, dilaksanakan kegiatan untuk mendukung
Pusat Layanan Informasi yang terdiri dari perpustakaan modern yang
dilengkapi dengan koleksi sumber informasi dan sarana audio visual.
Selanjutnya, dalam kegiatan inventarisasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup telah dilaksanakan inventarisasi seluruh hutan bakau di
Jawa, Kalimantan Timur, NTB, Bali, Sulawesi Selatan, dan sebagian Irian
Jaya; inventarisasi lahan potensi pertanian di NTB; inventarisasi areal
lahan sawah di Sumatera, Sulawesi, Bali, NTB; serta inventarisasi
terumbu karang di Sumatera Barat, Riau, dan wilayah Indonesia Timur
(Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya). Disamping itu, juga telah
dilakukan penyusunan neraca sumber daya alam daerah di 10 (sepuluh)
Kabupaten di Kalimantan Selatan, dan penyusunan tata ruang wilayah
Kabupaten Bangka.
Program Nasional Pemantauan Lingkungan Perairan Laut
(Seawatch Indonesia) telah dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-
data lingkungan kelautan yang paling mendekati akurat khususnya untuk
Teluk Jakarta, Masalembo, Batam, Belawan, dan Perairan Jepara.
Sementara itu, potensi ikan sebagai sumber daya alam laut yang bisa
pulih, potensi lestarinya diperkirakan sebesar 6,26 juta ton per tahun.
Potensi lahan untuk pengembangan budidaya laut jika dibatasi pada iso-
depth 50 meter dan daerah yang aman dari gelombang, luasnya
diperkirakan mencapai 1,9 juta ha. Sementara itu, dari jumlah tangkapan
ikan yang diperbolehkan di Zona Ekonomi Eksklusive Indonesia (ZEEI)

17
sebesar 1,5 juta ton per tahun, saat ini baru sekitar 83 persen yang telah
dimanfaatkan.
Untuk mengetahui potensi sumber daya hutan, pada tahun 2000
telah dilakukan rekalkulasi sumber daya hutan. Rekalkulasi dilakukan
pada hutan produksi seluas 46,8 juta Ha atau 70,5 persen dari seluruh
hutan produksi, serta hutan lindung dan konservasi seluas 29,8 juta Ha
atau 55,14 persen dari seluruh hutan lindung dan konservasi. Dari hasil
rekalkulasi tersebut terlihat bahwa kawasan hutan yang perlu direhabilitasi
seluas 20,1 juta Ha, sedangkan lahan kritis di luar kawasan hutan adalah
seluas 15,1 juta Ha.
Sementara itu, di bidang energi dan sumber daya mineral telah
dilakukan pengembangan pelayanan informasi data spasial energi dan
sumber daya mineral, serta membentuk sistem komunikasi data antara
pusat dan daerah. Data terbaru dari hasil penyelidikan dan penelitian
diinformasikan bahwa cadangan minyak bumi adalah 9,8 miliar barel,
yang meliputi cadangan terbukti 5,2 miliar barel dan cadangan potensial
4,6 miliar barel. Sedangkan cadangan gas bumi adalah 158,26 triliun kaki
kubik, yang meliputi cadangan terbukti 92,48 triliun kaki kubik dan
cadangan potensial 65,78 triliun kaki kubik. Cadangan panas bumi tidak
kurang dari 20 ribu Mwe. Cadangan tersebut termasuk yang berada di
perairan laut yang tidak dapat pulih.
Dalam pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
informasi, dilakukan upaya untuk mendapatkan model atau metode
pemanfaatan teknologi dirgantara untuk mendukung pelayanan teknis
kepada masyarakat. Pada tahun 2000 dan 2001, telah dilakukan beberapa
usaha antara lain adalah: peningkatan dan pengembangan kemampuan
sistem penerima dan pengolah data satelit penginderaan jauh, melalui
peningkatan kemampuan stasiun bumi satelit penginderaan jauh di
Parepare dan Biak, sehingga stasiun-stasiun bumi tersebut dapat

18
menyajikan data satelit penginderaan jauh dan informasi yang diturunkan
dari data tersebut.
2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi, dan
Rehabilitasi Sumber Daya Alam
Program ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan pemanfaatan
dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, baik yang dapat
diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui. Dalam rangka
pelaksanaan program ini, telah dilakukan kegiatan konservasi melalui
pengelolaan kawasan konservasi darat dan laut. Sampai dengan April
2001, kawasan konservasi yang telah ditunjuk sebanyak 1.077 unit dengan
luas keseluruhan sekitar 56,87 juta Ha, yang terdiri dari Taman Nasional
sebanyak 40 unit dengan luas 14,82 juta Ha; Cagar Alam sebanyak 173
unit dengan luas 2,67 juta Ha; Suaka Margasatwa sebanyak 50 unit
dengan luas 3,62 juta Ha; Taman Wisata Alam sebanyak 92 unit dengan
luas 973,89 ribu Ha; Taman Hutan Rakyat sebanyak 16 unit dengan luas
257,49 ribu Ha; Taman Buru sebanyak 14 unit dengan luas 239,39 ribu
Ha; dan Hutan Lindung sebanyak 692 unit dengan luas 34,31 juta Ha.
Dalam rangka pengamanan kawasan konservasi lahan basah,
selama tahun 2000 telah dilakukan sosialisasi penataan batas Taman
Nasional Teluk Cendrawasih yang berada pada wilayah administratif
Kabupaten Manokwari. Demikian pula upaya pelestarian keanekaragaman
hayati darat dan laut, perlindungan ekosistem yang rentan terhadap
kerusakan, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati terus
dikembangkan. Untuk mendukung strategi tersebut beberapa propinsi
telah menyusun strategi pengelolaan keanekaragaman hayati untuk
wilayahnya.
Selanjutnya, beberapa langkah strategis juga telah dilakukan dalam
rangka menanggulangi penebangan kayu ilegal dalam tahun 2000, yaitu
melakukan operasi intelijen terhadap kegiatan penebangan kayu ilegal dan

19
melaksanakan operasi represif di wilayah rawan penebangan dan
peredaran hasil hutan ilegal secara terpadu, sampai dengan bulan Agustus
2001 telah ditangani 516 kasus dengan 360 tersangka, dan ditemukannya
barang bukti yaitu sitaan 54,28 ribu meter kubik kayu olahan dan bulat
serta temuan 26,86 ribu meter kubik kayu olahan dan bulat. Selanjutnya
juga dilaksanakan Inpres Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Penebangan Kayu Ilegal dan Peredaran Hasil Hutan Ilegal di Kawasan
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Tanjung Puting
Demikian pula dalam penyelenggaraan Ministerial Conference on
Forest Law Enforcement and Governance di Bali tanggal 11–13
September 2001, pertemuan tersebut telah mengeluarkan deklarasi dan
komitmen untuk memberantas penebangan liar, perdagangan kayu liar dan
kejahatan kehutanan lainnya.
Disamping itu, juga telah dilakukan langkah preventif melalui
pendekatan sosial budaya kepada masyarakat di sekitar hutan, dengan
berbagai kegiatan seperti program hutan kemasyarakatan, padat karya,
hutan rakyat, HPH bina desa, penempatan pos-pos penjagaan di sepanjang
perbatasan Indonesia – Malaysia, dan patroli bersama secara rutin oleh
aparat keamanan dan masyarakat. Penindakan hukum terhadap para
pelaku penebangan kayu ilegal juga telah dilakukan. Dalam tahun 2000
telah dilakukan pengusutan terhadap 12 orang yang diduga kuat
melakukan tindakan penebangan kayu ilegal di berbagai propinsi.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan tahun 2000 dan 2001
yang terjadi masing-masing mencakup areal seluas 29,6 ribu Ha dan 14,6
ribu Ha. Dalam rangka menanggulangi kebakaran hutan dan lahan
tersebut, langkah-langkah yang telah dilakukan adalah: memberikan
peringatan dini terhadap para pihak di wilayah rawan kebakaran yang
sudah diaplikasikan di Kalimantan Timur; memantau dan
mensosialisasikan data titik api melalui berbagai sarana komunikasi di

20
Sumatera dan Kalimantan; meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
bahaya kebakaran hutan dan lahan serta antisipasi musim kemarau
panjang melalui kampanye dan dialog; dan pemantapan brigade kebakaran
hutan dengan dilengkapinya sarana dan prasarana penanggulangan
kebakaran hutan. Disamping itu, pada tahun 2000 juga telah dilakukan
pelatihan tenaga terampil pemadam kebakaran sebanyak 16.680 orang,
instruktur nasional sebanyak 58 orang, dan master trainers sebanyak 305
orang. Dalam rangka pemenuhan sarana dan prasarana telah disediakan
peralatan tangan, semi mekanik dan mekanik, dan dua unit fire fighting
kits; pendirian stasiun penanggulangan kebakaran hutan di 10 lokasi Dinas
Kehutanan dan di lima Taman Nasional yaitu Taman Nasional Kutai,
Taman Nasional Berbak, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional
Gunung Palung, dan di Taman Nasional Bukit 30. Selanjutnya, telah pula
dilakukan penyempurnaan prosedur tetap Fire Suppression Mobilisation
(FSM) di Kalimantan Barat, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan
Selatan.
Upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis dilakukan melalui
kegiatan pembangunan hutan tanaman industri (HTI), penghijauan, serta
pembangunan hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan. Sampai dengan
Juni 2001, kawasan hutan produksi untuk Hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri (HPHTI) telah mencapai 217 unit, dengan areal kerja
seluas 8,64 juta Ha, yang terdiri dari HTI Pulp sebanyak 27 unit (4,85 juta
Ha), HTI Kayu Perkakas sebanyak 89 unit (2,5 ribu Ha), HTI Trans
sebanyak 68 unit (820,23 Ha) dan HTI campuran/perkebunan sebanyak 33
unit (450,69 Ha).
Selanjutnya, kegiatan penghijauan yang pelaksanaannya oleh
Pemerintah Daerah Tingkat II, dalam tahun 2000 dilakukan di 25 propinsi
yang mencakup 220 Dati II. Hasil yang dilakukan meliputi penanaman
input langsung 42,43 ribu Ha, pemeliharaan pertama 12,38 ribu Ha,

21
penghijauan areal dampak 445,71 Ha, dan penghijauan swadaya 23,47
ribu Ha. Dalam rangka kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis tersebut
juga telah dilakukan rehabilitasi hutan bakau yang rusak yang mencakup
areal seluas 3,12 ribu Ha, dan bantuan bibit untuk areal dampak sebanyak
898 ribu batang; serta penyelenggaraan Kredit Usaha Tani Konservasi
(KUK DAS). Dalam rangka pembangunan hutan kemasyarakatan telah
dikeluarkan izin bagi kelompok masyarakat yang tergabung dalam wadah
koperasi, sebanyak 19 koperasi dengan areal seluas 58,87 ribu Ha.
Untuk mendukung penyediaan pangan lokal dan pemanfaatan
lahan-lahan kosong, telah dikembangkan hutan cadangan pangan di
beberapa daerah. Dalam tahun 2000 pengembangan usaha hutan cadangan
pangan dan tanaman obat dilakukan melalui penyediaan bibit siap tanam
sebanyak 6,84 juta batang di 26 propinsi; pelaksanaan kegiatan
pemanfaatan lahan dibawah tegakan hutan melalui usaha tani wanafarma
seluas 4.950 Ha di 16 propinsi; dan pelaksanaan pelatihan kepada petani
dibidang hutan cadangan pangan dan tanaman obat sebanyak 780 orang di
26 propinsi.
Selanjutnya, kegiatan yang telah dilakukan berkaitan dengan
keanekaragaman dan keamanan hayati di antaranya adalah penyiapan
berbagai perangkat kebijakan dalam hal akses dan pembagian keuntungan
yang adil dari pemanfaatan sumber daya genetik, tindak lanjut protokol
keamanan hayati (Cartagena Protocol) serta pengendalian invasi jenis
asing ke Indonesia. Sejalan dengan itu, dalam tahun 2000 telah dilakukan
penyusunan sejumlah peraturan, seperti: (1) Pedoman Teknis
Pengendalian Pemanfaatan Spesies Hasil Rekayasa Genetik; (2) Pedoman
Teknis Pengendalian dan Pemulihan Kerusakan Ekosistem Strategis; (3)
Pedoman Teknis Pengendalian Penurunan dan Pemulihan Populasi Elang
Jawa, Buaya dan Rusa; (4) Pedoman Teknis Pengendalian Penurunan dan
Pemulihan Populasi Cendana, Tengkawang dan Bambu. Selanjutnya, telah

22
pula dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomasa.
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
Lingkungan Hidup
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
hidup dalam upaya mencegah kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan,
dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber
daya alam yang berlebihan, kegiatan industri perkotaan maupun domestik,
serta transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas
lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan baku mutu
lingkungan.
Dalam upaya pengendalian pencemaran air telah dilakukan langkah-
langkah koordinasi untuk menyusun Rencana Induk PROKASIH 2005;
Pedoman Penyusunan Program Kerja Daerah PROKASIH 2005; masukan
revisi Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air; menyusun Panduan Kerja Teknis Kegiatan PROKASIH
di daerah; dan memberikan dukungan dan bimbingan teknis ke 17
propinsi, terutama untuk pengolahan data.
Pada tahun 2000 telah diadakan kegiatan pemantauan ekosistem
bumi khususnya kegiatan pemantauan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan hidup untuk mencegah perusakan dan pencemaran lingkungan
hidup. Kegiatan tersebut termasuk pemantauan kondisi terumbu karang di
Jawa, Sumatera dan sebagian Sulawesi; kondisi hutan bakau di Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan. Dalam rangka penyelamatan lingkungan dari
limbah radioaktif, telah diadakan upaya pengawasan langsung terhadap
limbah radioaktif rumah sakit, fasilitas kesehatan dan industri, serta
penyusunan data dasar pengawasan keselamatan radiasi.
Dalam rangka pengendalian pencemaran limbah domestik dan
perkotaan serta limbah pertanian dan perkebunan telah dilakukan upaya

23
memperbaiki konsep Pedoman Umum dan Pedoman Pelaksanaan Sistem
Evaluasi Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan, menyusun Pedoman
Umum, Pedoman Pelaksanaan, Kriteria Kebersihan dan Kesehatan
Lingkungan di kawasan perkotaan; dan melakukan uji-coba sistem self-
assesment untuk kota-kota Surabaya, Bukittinggi, Denpasar, Bogor,
Balikpapan dan Samarinda terutama untuk Kebersihan dan Kesehatan
Lingkungan dalam program Adipura.
Selanjutnya, pengendalian pencemaran udara telah dilakukan
peningkatan Program Langit Biru dari sumber bergerak (transportasi) dan
tidak bergerak (industri). Pengurangan pencemaran timbal dari kendaraan
bermotor terus diupayakan dan untuk wilayah DKI Jakarta pemasokan
bensin tanpa timbal diberlakukan pada 1 Juli 2001 sedangkan untuk
wilayah lainnya pada tahun 2003. Dalam upaya pengendalian pencemaran
udara dari sumber tidak bergerak telah dilakukan pemantauan terhadap
persyaratan teknis alat pengendalian pencemaran udara bagi industri,
pengukuran mutu emisi cerobong industri dan pemantauan kualitas udara
ambien di 10 kota besar. Selain itu juga memberi masukan teknis untuk
rancangan baku mutu emisi untuk industri baru (minyak dan gas, pabrik
pupuk fosfat, urea, amonium sulfat, asam fosfat serta majemuk-NPK), dan
memberi masukan teknis untuk rancangan peraturan pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
Dalam kaitan dengan emisi gas rumah kaca, terdapat dokumen
strategi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Gas Rumah Kaca terhadap
lingkungan di Indonesia dan saat ini sedang dilakukan studi strategi
nasional Clean Development Mechanism (CDM) serta alternatif-alternatif
penggunaan bahan bakar selain fosil. Khusus deposisi asam telah
dilakukan persiapan Jaringan Kerjasama Pemantauan Deposisi Asam Asia
Timur (EANET=East Asia Network on Acid Deposition Monitoring).

24
Untuk mengganti bahan perusak lapisan ozon (BPO) telah dimanfaatkan
dana hibah dari Multilateral Fund (MF), dan terus dilakukan pengawasan
penggunaan CFC tanpa izin. Sebagai bagian dari penerapan pembangunan
berkelanjutan, Agenda 21 sektoral untuk bidang pertambangan, energi,
permukiman dan pariwisata di tingkat nasional telah diluncurkan dan pada
saat ini dalam proses sosialisasi. Beberapa daerah telah memiliki Agenda
21 lokal dan pemerintah terus melakukan bimbingan teknis penyusunan
Agenda 21 ini.
Untuk mendukung upaya minimasi limbah telah dilakukan
penggunaan prinsip-prinsip pencegahan melalui teknologi produksi bersih
dan daur ulang. Penerapan produksi bersih telah dilakukan terutama untuk
agroindustri melalui penyelenggaraan proyek percontohan di beberapa
industri gula sebagai demo proyek, serta penyusunan buku panduan
pelaksanaannya. Dalam rangka mendorong pemanfaatan limbah melalui
daur ulang telah dilakukan pendekatan kepada kelompok-kelompok
masyarakat dalam kegiatan swakelola yang menerapkan prinsip 4R (reuse,
recovery, reduce dan recycle).
Dalam hal pengintegrasian biaya lingkungan terhadap biaya
produksi telah dilakukan kegiatan sosialisasi internalisasi aspek
lingkungan dalam perdagangan terutama mengantisipasi diberlakukannya
AFTA tahun 2003, penggunaan pendekatan instrumen ekonomi, berupa
retribusi, pajak atau denda bagi penghasil limbah yang didasarkan pada
prinsip pencemar bayar (poluter pays principle). Selain itu, juga sedang
dilakukan kajian penerapan mekanisme instrumen pasar untuk mendukung
penggunaan produk hijau.

4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum Pengelolaan


Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan

25
Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan,
menata sistem hukum, perangkat hukum dan kebijakan, mengembangkan
kelembagaan serta menegakkan hukum untuk mewujudkan pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup yang efektif dan
berkeadilan.
Dalam aspek kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup tersebut,
telah dilakukan pembentukan dan penguatan kelembagaan lingkungan
daerah serta pengembangan mekanisme kelembagaan lingkungan hidup
lintas sektoral. Hingga Agustus 2000 telah terbentuk 26 Bapedalda
propinsi dan 163 Bapedalda kabupaten/kota. Kelembagaan Bapedalda
propinsi telah diperkuat dengan laboratorium lingkungan yang telah
diadakan di 26 propinsi. Selain itu telah dilakukan peningkatan kapasitas
kelembagaan melalui pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia
aparatur pemerintah pengelola lingkungan hidup.
Penyusunan rancangan undang-undang (RUU) pengelolaan sumber
daya alam berikut perangkat peraturannya, pada saat ini telah sampai pada
tahap penyelesaian Naskah Akademis. Untuk mendorong peran serta
masyarakat dalam penyusunan RUU tersebut, sejak awal tahap inisiasi
telah dikembangkan forum konsultasi publik baik secara nasional maupun
lokal yang keseluruhannya akan diselesaikan dalam tahun 2001. Demikian
pula dalam penyusunan rancangan RUU Pengelolaan Kawasan Pesisir,
pada saat ini sedang dalam proses konsultasi publik, dan untuk putaran
pertama telah dilakukan di Balikpapan, Manado, dan Jakarta. Disamping
itu, untuk melengkapi peraturan yang lebih operasional terhadap
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL, telah dikeluarkan Keputusan Meneg LH Nomor 40, 41, dan 42
Tahun 2000 sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
Selain itu, berkaitan dengan penebangan kayu ilegal maka telah
diterbitkan Inpres Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

26
Penebangan Kayu Ilegal dan Peredaran Hasil Hutan Ilegal di Kawasan
Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Tanjung Puting. Untuk melindungi
kepunahan kayu ramin (gonystylus spp), telah dihentikan sementara
kegiatan penebangan dan perdagangan kayu ramin, hal itu telah
dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 127/Kpts-
V/2001 tanggal 11 April 2001. Pedoman Umum Pengembangan Daerah
Penyangga Taman Nasional yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
daerah untuk membangun masyarakat yang berada di daerah penyangga,
juga telah selesai disusun.
Selanjutnya, dalam rangka mewujudkan prinsip-prinsip keadilan
dan penerapan disinsentif bagi penggunaan sumber daya hutan, telah
dikembangkan tarif Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH) Progresif
untuk areal HPH dengan luas lebih dari 100 ribu Ha.
Dalam rangka pelaksanaan program-program sukarela, seperti
sistem manajemen dan kinerja lingkungan (ISO-14000 dan ekolabeling)
bagi perusahaan industri dan jasa agar dapat bersaing di tingkat
internasional, telah dilakukan penyusunan rancangan Pedoman Sertifikasi
Ekolabel bagi lembaga sertifikasi, serta rancangan Pembentukan Komite
Ekolabel Indonesia yang telah sampai pada tahap revisi di tingkat Badan
Standardisasi Nasional. Dalam pengembangan system manajemen
lingkungan telah dihimpun data dasar terhadap 71 perusahaan yang telah
mendapat sertifikat ISO 14001, 12 lembaga sertifikasi ISO 14001 yang
beroperasi di Indonesia, 30 personel auditor lingkungan baik yang
bersertifikat maupun yang hanya mengikuti kursus terakreditasi.
Disamping itu, telah dihimpun 116 SNI (Standar Nasional Indonesia) yang
berkaitan dengan lingkungan hidup, yakni SNI Udara, pengujian kualitas
air sumber dan limbah cair, kesehatan dan keselamatan kerja, kecelakaan,
alat kebakaran, perlindungan diri dan sampah, sistem manajemen
lingkungan dan audit.

27
Berkaitan dengan penanganan kasus lingkungan hidup, pada saat
ini telah dikelola dan diproses 500 pengaduan atau pelaporan kasus
lingkungan dari masyarakat. Dari kasus-kasus tersebut telah ditindak-
lanjuti sebanyak 80 persen diteruskan kepada daerah bersangkutan, dan
sisanya ditangani oleh pusat. Di samping itu telah dilakukan penyusunan
dan pembahasan berbagai pedoman penyelesaian sengketa lingkungan di
luar pengadilan meliputi pembentukan lembaga penyedia jasa pelayanan
penyelesaian sengketa lingkungan; pembentukan sekretariat lembaga
penyedia jasa penyelesaian sengketa lingkungan; pengangkatan dan
pemberhentian arbiter dan mediator/pihak ketiga lainnya; serta pedoman
tata cara permohonan pengaduan penyelesaian sengketa lingkungan di luar
pengadilan.
Sementara itu, untuk menekan kerugian negara yang disebabkan
oleh pelanggaran kapal penangkap ikan asing yang berbendera Indonesia,
maka telah dibentuk Tim Terpadu Penanggulangan Penyalahgunaan
Perizinan Usaha Perikanan, yang keanggotaannya terdiri dari berbagai
instansi. Selanjutnya, untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian
kapal-kapal ikan juga telah direncanakan pengembangan Vessel
Monitoring System/Monitoring Controlling and Surveillance (VMS/MCS).
Dalam rangka kerjasama regional untuk pencegahan penangkapan ikan
secara ilegal serta menegakkan ketaatan terhadap ketentuan pengelolaan
perikanan serta sistem pelaporan, pada tanggal 1 Maret 2001, Indonesia
telah ikut menyepakati International Plan of Action on Illegal, Unreported
and Unreglated (IUU) Fishing.

28
5. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan
kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan dalam pelaksanaan program ini pada tahun 2000 adalah:
peningkatan jumlah dan kualitas anggota masyarakat yang peduli dan
mampu terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan; serta
pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pemeliharaan lingkungan hidup melalui pendekatan keagamaan, adat, dan
budaya. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal telah
diselenggarakan dan difasilitasi berbagai pelatihan untuk meningkatkan
kepedulian lingkungan di kalangan masyarakat, seperti pelatihan
pengendalian kerusakan hutan bakau bagi LSM dari 8 propinsi di
Sumatera; serta pelatihan lingkungan hidup untuk para guru, mubaligh dan
mubalighah di Riau dan Sulawesi. Disamping itu, juga telah disiapkan
modul-modul pendidikan dan rencana pendidikan lingkungan hidup untuk
1.200 sekolah kejuruan negeri beserta kegiatan monitoring, evaluasi
pelaksanaan, serta penyuluhan bagi guru-guru Sekolah Menengah
Kejuruan.
Sejalan dengan upaya peningkatan peranan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya alam, dalam bidang kehutanan telah
dikembangkan kredit usaha hutan rakyat (KUHR) kepada masyarakat.
Sampai tahun 2000 jumlah dana kredit yang telah disalurkan dalam rangka
pengembangan hutan rakyat pola kemitraan sebesar Rp 107,6 milyar
untuk areal seluas 46,7 ribu Ha dengan jumlah petani peserta sebanyak 45
ribu orang. Disamping itu, di beberapa daerah penyangga taman nasional
telah dikembangkan program-program pemberdayaan masyarakat agar

29
mereka mempunyai alternatif pendapatan yang diselaraskan dengan
kelestarian kawasan konservasi yang ada.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kawasan konservasi, dilakukan kegiatan pengembangan
bina cinta alam bagi para pemuda kader konservasi dengan tujuan agar
mereka dapat menyampaikan pentingnya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya kepada masyarakat. Pada tahun 2000 telah
dilaksanakan pembentukan kader konservasi sebanyak 92 orang di Jawa
Tengah dan Jawa Barat; kader konservasi tingkat pemula sebanyak 115
orang di Kepulauan Seribu dan Nusa Tenggara Barat; kader konservasi
tingkat madya sebanyak 60 orang di Sulawesi Selatan; kader konservasi
dan kelompok pecinta alam sebanyak 145 orang di Taman Nasional Ujung
Kulon dan Nusa Tenggara Barat; pembinaan generasi muda Saka Wana
Bakti sebanyak 40 orang di Sulawesi Selatan; pendidikan pembentukan
kelompok Bina Wisata Alam di Pulau Datok sebanyak 30 orang di Taman
Nasional Gunung Palung-Kalimantan Barat; pendidikan lingkungan bagi
guru dan siswa SLTP dan SMU sebanyak 126 orang di Taman Nasional
Gunung Palung-Kalimantan Barat.
Dalam pengembangan pola kemitraan dengan lembaga masyarakat
dilakukan perintisan pola kemitraan usaha kecil dan menengah untuk
memanfaatkan bahan baku dan produk ramah lingkungan, pengembangan
kewirausahaan masyarakat rentan melalui introduksi kegiatan usaha ramah
lingkungan dan pemanfaatan limbah pertanian dan hasil hutan non kayu,
serta perumusan bahan-bahan kebijakan untuk perlindungan dan
pemberdayaan masyarakat rentan khususnya Komunitas Adat Terpencil
(KAT). Untuk mempertahankan kearifan tradisional dalam melestarikan
lingkungan telah dilakukan inventarisasi dan dokumentasi dalam wujud
buku "Bunga Rampai Kearifan Lingkungan" dari berbagai kategori
masyarakat yaitu pesisir, pedalaman dan pertanian menetap. Untuk

30
meningkatkan peran perempuan dan kesetaraan gender, upaya yang
dilakukan adalah penyebarluasan informasi peran, hak, dan kesempatan
perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan kepada
masyarakat lokal.

III. PENGETAHUAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM


Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya
alamnya. Perlu pemahaman yang kuat bagi warga agara warga Negara Indonesia
mampu megendalikan emosi atau keinginan untuk mengeruk sebagian harta yang
sangat berlimpah agar tidak merugikan nantinya terutama bagi generasi
kedepannya.
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih makmur dan
sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa
terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan
lain sebagainya. Kita juga bias mengelola sumber daya alam dengan catatan
pengelolaan harus dengan baik dan tidak merusak ekosistem di sekitarnya.

A. Pengetahuan Sumber Daya Alam


Ada beberapa pengelompokan sumber daya alam yang bertujuan untuk
memudahkan kita dalam mengingatnya diantaranya adalah sumber daya alam
berdasarkan jenisnya, sumber daya alam berdasarkan perubahannya,
sumberdaya alam berdasarkan kegunaannya.
1. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya
a. Sumber daya alam hayati/biotik
Sumber daya alam yang berasal dari makhuk hidup
Contohnya: tumbuhan, hewan, dll
b. Sumber daya alam non hayati/abiotic
Sumber daya alam yang berasal dari benda mati

31
Comtohnya: bahan tambang, udara, air, batuan, dll.
2. Sumber daya alam berdasarkan sifat perubahannya
a. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang dapat dipergunakan berulang-ulang kali dan
dapat dilestarikan
Contohnya: tumbuh-tumbuhan, hewan, hutan, dll
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang tidak adapat didaur ulang yang hanya bias
digunakan hanya sekali saja dan tidak dapat dilestarikan dan dapat
punah atau habis.
Contoh: minyak bumi, batu bara, timah, gas alam, dll
c. Sumberdaya alam yang tidak terbatas jumlahnya
Sumber daya alam yang tidak akan pernah habis meskipun digunakan
setiap hari
Contohnya: cahaya mata hari, udara, dll
3. Sumber daya alam berdasarkan kegunaanya
a. Sumber daya alam penghasil bahan baku
Sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda
atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi
Contohnya: hasil pertanian, hasil hutan, bahan tambang, dll
b. Sumber daya alam penghasil eneagi
Sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi
demi kepentingan umat manusia di muka bumi
Contoknya: ombak, panas bumi, minyak bumi, dll
Dari ketiga pengelompokan tersebut bisa disimpulkan mana sumber
daya alam yang paling rawan habis dan harus kita pelihara dengan baik demi
kelangsungan hidup manusia dan generasi yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa sumber daya alam yang sangat pokok dalam
kehidupan manusia diantaranya adalah air, tanah, udara, hutan, tumbuhan,

32
hewan, minyak bumi, batu bara, tanah, gas alam, matahari, pertanian, panas
bumi. Berikut adalah penjelasannya.
1. Air
Air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui, terdapat di
bawah dan di atas permukaan bumi. Kita menggunakan air untuk
keperluan sehari-hari sepeti mandi, minum, mencuci dan kegiatan rumah
tangga lainnya bahkan pertanian dan industri juga banyak membutuhkan
sekali air. Air sangat diperlukan oleh makhluk hidup bahkan bumi sendiri
menjadi planet yang lengkap dbandingkan dengan pelanet lain disebabkan
karensa adanya air di bumi. Akan tetapi sebagian besar air di bumi ini
merupakan air laut dan air yang dapat dipergunakan sehari-hari hanyalah
sedikit saja yaitu yang keluar dari permukaan bumi. Berdasarkan jenisnya
air termasuk kedalam sumber daya alam abiotik.
Beberapa manfaat air bagi kehidupan diantaranya:
 Penghilang dahaga
 Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, masak,mencuci
 Untuk keperluan pertanian, perikanan, perindustrian
 Sebagai zat pelarut pada makanan dan tumbuhan
 Sebagai pengangkut zat makanan yang masuk ke dalam tubuh kita
Ada juga pencemaran air yang tiakibatkan oleh masuknya zat-zat baik
yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya ke dalam air sehingga
terjadi perubahan warna, rasa dan bau. Beberapa bentuk pencemaran air
diantaranya:
 Air yang mengandung zat kimia berbahaya dan beracun berupa logam
berat dan zat kimia lain seperti zat mercury, dll. Air seperti ini adalah
air yang dihasilkan oleh limbah industry, air limbah pabrik tekstil, dll.
 Air yang mengandung limbah rumah tangga yang dibuang begitu saja
tanpa dijernihkan.

33
 Di kota-kota besar, sebagian besar air sudah tercemar, air bersih
merupakan barang yang langka dan mahal, oleh karena itu jalan satu-
satunya agar terpenuhinya kebutuhan air bersih yang layak dipakai
sehari-hari adalah dengan menjaga kebersihannya.
Selain untuk minum,mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya ternyata
air juga bermanfaat sebagai:
 Sebagai sarana transfortasi
 Sebagai sarana wisata/rekreasi
 Sebagai sarana irigasi/pengairan
 Sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
2. Tanah
Tanah adalah benda alam tiga dimensi (lebar, panjang, dalam)
terletak dibagian paling atas kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang
dan bahan di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim, kegiatan
organisme, bahan induk dan relief pada waktu tertentu.
Tanah juga merupakan suatu tempat manusia tinggal dan
melakukan segala aktivitas untuk melangsungkan hidupnya. Tanah yang
subur sangat baik untuk produktivitas tanaman. Tanah yang tercemar
biasanya kandungan kimianya sangat berlebihan, bias sangat asam atau
sangat basa bahkan bisa menjadi racun bagi tanaman sehingga tanaman
tidak akan tumbuh. Tanah yang sehat dan subur akan tumbuh berbagai
tanaman apapun. Agar tanah produktif maka kita harus menjaga jangan
sampai tercemar. Berdasarkan jenisnya tanah termasuk kedalam sumber
daya alam abiotic
Upaya untuk menjaga pencemaran tanah:
 Tidak membuang sampah atau limbah sembarangan ke tanah
 Tidak mengubur sampah atau limbah di tanah
 Menutupi tanah dengan tanaman dan tidak membiarkan tanah terbuka
begitu saja.

34
3. Udara
Udara adalah sumber daya alam berupa gas yang terdiri dari
bermacam-macam zat gas seperti nitrogen, oksigen, karbondioksida dan
gas-gas yang lain dalam jumlah yang kecil. Udara sangat diperlukan oleh
semua makhluk hidup di bumi untuk hidup dengan cara bernafas. Tanpa
udara semua makhluk tidak akan hidup, akan tetapi udara yang
diperlukan adalah udara bersih yaitu udara yang terbebas dari berbagai
zat-zat pengotor. Udara yang mengandung zat-zat pengotor disebut udara
tercemar. Berdasarkan jenisnya udara termasuk sumber daya alam
abiotik.
Beberapa upaya yang harus dilakukan agar udara tidak kotor diantaranya:
 Menanam banyak pohon-pohon besar yang dapat hidup lama dan
rindang terutama di pusat kota dan di pinggir jalan raya.
 Kurangi kendaraan bermotor terutama kendaraan yang asapnya
berlebihan.
 Adanya ruangan khusus bagi para maniak rokok agar tidak merokok
sembarangan dipinggir jalan raya karena semakin banyak orang
merokok maka semakin kotor pula udara yang kita hisap.
4. Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan. Hutan berfungsi sebagai penampung gas
karbondioksida, habitat hewan, pelestarian tanah, dan merupakan salah
satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Maka kita harus benar-benar
menjaga hutan dengan baik. Berdasarkan jenisnya hutan termasuk
kedalam sumber daya alam biotik dan berdasarkan berdasarkan sifat
perubahannya hutan termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Berdasarkan letak geografisnya hutan dibagi menjadi 3 yaitu:
 Hutan tropika yaitu hutan-hutan didaerah khatulistiwa
 Hutan temperate yaitu hutan-hutan di daerah empat musim

35
 Hutan boreal yaitu hutan-hutan di daerah lingkar kutub
Berdasarkan tujuan pengelolaannya hutan dibagi menjadi 4 yaitu:
 Hutan produksi yaitu hutan yang dikelola untuk menghasilkan kayu
ataupun hasil hutan yang bukan kayu
 Hutan lindung yaitu hutan yang dikelola untuk melindungi tanah dan
air
 Hutan suaka alam yaitu hutan yang dikelola untuk melindungi keaneka
ragaman hayati atau keindahan alam
 Hutan konservasi yaitu hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain
dapat dikonservasi untuk pengelolaan non-kehutanan
Berdasarkan sifat tanahnya jenis hutan di Indonesia mencakup hutan
pantai, hutan mangrove, dan hutan rawa.
 Hutan pantai terdapat di sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan
tidak landai.
 Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai dan di
daerah pasang surut atau tepi laut
 Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan
tumbuhan nipah tumbuh di hutan rawa.
5. Tumbuhan
Tumbuhan adalah organism benda hidup yang terkandung dalam
alam semesta yang tumbuh secara alami.
Berdasarkan jenisnya tumbuhan termasuk kedalam sumber daya
alam biotic dan dapat diperbaharui atau diperbanyak jumblahnya.
6. Hewan
Hewan adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam
kerajaan hewan (animalia) dan salah satu dari berbagai makhluk hidup
yang terdapat di alam semesta.
Hewan di Indonesia dapat digolongkan menjadi hewan liar dan
hewan peliharaan. Hewan liar adalah hewan yang hidup di alam bebas

36
dan bisa mencari makan sendiri. Hewaan peliharaan adalah hewan yang
dipelihara atas dasar hobi atau kesenangan semata. Dan beda lagi dengan
hewan ternak adalah hewan yang dikembang biakan dan kemudian
dimanfaatkan atau diperjual belikan.
Berdasarkan jenisnya hewan termasu kedalam sumber daya alam
biotik dan dapat diperbaharui dan diperbanyak jumblah populasinya.
7. Minyak bumi
Minyak bumi adalah cairan kental yang mudah terbakar yang
berada di atas kerak bumi dan jika dikelola dengan baik minyak bumi
akan sangat banilai tinggi harganya dan jika terlalu banyak diambil
minyak bumi akan habis oleh karena itu kita sebagai manusia harus bias
membatasi pertambangan minyak yang ada di Indonesia bahkan di dunia
agar tidak kehabisan minyak nantinya dan sekarang perlahan-lahan
minyak sudah menjadi barang yang sangat langka dan banyak dicari demi
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bedasarkan jenisnya minyak bumi
termasuk kedalam sumber daya alam abiotik dan tidak dapat
diperbaharui.
8. Batu bara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar yang terbuat dari hasil-
hasil fosil dan juga batu bara bias diartikan sebagai batuan sedimen yang
dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.Berdasarkan
jenisnya batu bara termasuk kedalam sumber daya alam abiotik dan tidak
dapat diperbaharui karena terbentuk dari fosil.

B. Pemanfaatan Sumber Daya Alam


Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan
pelestarian. Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam namun serasi dan

37
seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus
dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan itu.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harusdilakukan
dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-
hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta
pendaurulangan (recycling).
4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai
dengan alam.

C. Cara Memelihara Dan Melestarikan Sumber Daya Alam


Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin bertambah.
Jumlah penduduk yang semakin banyak itu mengakibatkan kebutuhan hidup
manusia bertambah besar. Misalnya, kebutuhan makan, pakaian, perumahan,
dan kendaraan. Usaha pemenuhan kebutuhan manusia menuntut
perkembangan teknologi yang semakin maju. Teknologi pun menjadi maju
karena manusia mengembangkan ilmu pengetahuan.
Jika tidak dikendalikan penggunaannya maka sumber daya alam akan
habis nantinya. Oleh karena itu perlu ada tindakan pelestarian sumber daya
alam, adapun usaha-usaha untuk melestarikan alam diantaranya sebagai
berikut:
1. Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul
2. Menjaga kebersihan lingkungan
3. Membuat terasering pada pertanian di pegunungan.
4. Membatasi pengambilan sumber daya alam yang berlebihan..

38
D. Pengelolaan Sumber Daya Alam
Masalah utama dalam pembangunan nasional adalah terbatasnya jumal
sumber daya alam. Sementra itu, kebutuhan manusia semakin bertambah
sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi ini menuntut adanya
kebijakan yang tepat memnfaatkan lingkungan agar tidak cepat habis, seperti:
1. Memperhatikan Factor Kelestarian Lingkungan
Pembangunan tidak semata-mata hanya akan menghabiskan sumber daya
alam yang ada. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang terampil
dan cerdas yang akan mengarahkan jalannya roda pembangunan.
2. Meningkatkan Nilai Sumber Daya Alam yang Tersedia
Sumber daya alam yang berhasil di eksploitasi tidak serta merta langsung
dijual ke luar negeri, melainkan harus melalui pengolahan terlebih
dahulu. Hal ini akan menambah nilai jual sehingga harganya lebih mahal.
Untuk itu, diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan yang memadai untuk
megolahnya.
3. Membangun Masa Sekarang dan Masa yang Akan Datang
Pembangunan hendaknya bukan hanya untuk saat ini saja. Sudah
seharusnya kita tidak membebani kepada anak cucu kita nanti. Oleh
karena itu, pembangunan harus berkesinambungan dengan generasi
berikutnya.
4. Menerapkan Etika Lingkungan
Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam
pergaulannya dengan lingkungannya, termasuk manusia dengan makhluk
hidup lainnya, manusia dengan alam, serta manusia dengan tuhannya.
Untuk membuat lingkungan menjadi seimbang dan harmonis, berarti
harus memperlakukannya dengan bijaksana.
5. Menjamin Pemerataan dan Keadailan
Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh
pemerataan distribusi lahan dan factor produksi, lebih meratanya

39
kesempatan kerja perempuan, dan pemerataan ekonomi dan
kesejahteraan.
6. Menghargai Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan.
Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber
daya alam selalu tersedia secara berkesinambungan untuk masa yang akan
datang.
7. Menggunakan Pendekatan Integrative.
Dengan menggunakan pendekatan integrative maka keterkaitan yang
kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk
masa kini dan masa yang akan datang.
8. Menggunakan Pendekatan AMDAL Dalam Merencanakan Pembangunan
Lingkungan
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah studi
mengenai suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Selain beberapa kebijakan tersebut di atas, beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk melestarikan ketersediaan sumber daya alam adalah sebagai berikut:
1. Reboisasi
Reboisasi adalah upaya untuk menanam kembali pepohonan yang telah
rusak. Reboisasi sangat diperlukan untuk mengembalikan kondisi
lingkungan seperti sediakala. Beberapa keuntungan dari reboisasi, yaitu:
a. Dapat mencegah banjir, karena hutan secara ekologis dapat menyerap
air hujan dan menyimpannya dalam lapisan-lapisan tanah menjadi air
tanah.
b. Udara menjadi segar, karena secara klimatologis tumbuhan dapat
menyerap gas karbondioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2)
c. Kesuburan tanah selalu terjaga, karena dedaunan yang rontok akan
mengalami pembusukan dan dapat menambah unsure hara dalam tanah

40
2. Sengkedan
Pada daerah yang miring akan terjadi kerusakan yang sangat cepat. Untuk
itu pada daerah seperti ini, harus di buat tanggul-tanggul yang berbentuk
terasering. Tujuannya adalah untuk menghambat air pada waktu turun
hujan sehingga dapat mesap ke dalam tanah.
3. Pengembangan daerah aliran sungai (DAS)
Daerah aliran sungai adalah wilayah yang dilalui oleh aliran sungai beserta
anak-anak sungainya. Disekitar wilayah sungai ini, merupakan daerah yang
rentan pengikisan oleh air sungai. Untuk itu, diperlukan berbagai upaya
untuk mengendalikan daerah aliran sungainya, seperti:
a. Mengatur aliran air dengan cara membuat bendungan-bendungan
b. Mengadakan reboisasi di kanan dan kiri sungai, tujuannya adalah
untuk mengatur dan menyimpan air serta mencegah terjadinya
pendangkalan.
c. Dijalankannya Undang-undang No. 4 Tahun 1982 mengenai
ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
4. Pengolahan air limbah
Air limbah dapat merusak lingkungan di sekitar kita. Limbah bias berasal
dari rumah tangga dan industry.
Beberapa gangguan yang disebabkan oleh limbah, antara lain:
a. Menjalarnya berbagai macam penyakit, seperti types, kolera, disentri,
kanker, dan berbagai penyakit dalam lainnya.
b. Baunya yang kurang sedap dapat mengganggu keindahan
c. Terganggunya berbagai kehidupan binatang air, seperti ikan, dan
berbagai jenis burung pemangsa ikan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani limbah, antar lain:
a. Setiap industry yang menghasilkan limbah diwajibkan mempunyai
sarana pengolah limbah sehingga tidak berbahaya.

41
b. Lokasi industry harus dijauhkan dari lokasi sumber air minum bagi
penduduk.
c. Tempat pembuangan limbah harus dijauhkan dari lokasi sumber air
minum bagi penduduk
d. Selalu mengontrol saluran pembuangan limbah agar tidak mengalami
kebocoran
e. Limbah yang mengandung racun harus dinetralisir secara kimiawi
f. Beberaapa unsure limbah yang tidak dapat dinetralisir ahrus di tanam
atau di buang denga drum ke tengah lautan
5. Penertiban pembuangan sampah
Sampah merupakan salah satu permasalahan di lingkunga kota yang masih
menimbulkan berbagai masalah. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan
yang tepat agar tidak membawa dampak negative bagi masyarakat di
sekitarnya.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memusnahkan sampah, antara
lain:
a. Sampah organic dapat ditimbun dan dijadikan kompos
b. Sampah anorgaik dapat di daur ulang untuk berbagai keperluan
c. Sampah juga dapat dikelola dengan baik menjadi biogas yang dapat
digunakan untuk penerangan dan memasak
d. Dibakar
e. Beberapa sampah organic yang masih segar dapat dijadikan sebagai
makanan ternak.
IV. KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA HIJAU
Lingkungan hidup sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang No. 4
tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup

42
lain. Masalah lingkungan di indoneesia mendapat perhatian yang cukup dari
pemerintah. Kebijaksanaan lingkungan sangat erat sekali hubungannya dengan
kegiatan pembangunan.
Pancasila sebagai dasar negara daan falsafah negara memberikan
keyakinan bagi bangsa indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai apabila
didasarkan atas keselarasan, keserasian dan keseimbangan baik keseimbangan
dalam hubungannya dengan tuhan, hubungannya dengan sesama manusia
maupun hubungannya dengan alam. Sedangkan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional mewajibkan agar sumber daya alam dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat sebagaimana tertuang dalam pasal 33 UUD
1945 yakni bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnyauntuk kemakmuran
rakyat.
Kebijakan lingkungan merupakan jiwa dari Manajemen Lingungan karena
berisi pernyataan komitmen atau niat manajemen puncak. Tanpa ada niat tentu
saja tidak ada alasan atau penggerak bagi diterapkannya pengelolaan lingkungan
yang baik di Indonesia. Kebijakan lingkungan merupakan salah satu perwujudan
misi dan visi pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang merupakan alasan
utama kenapa suatu suatu kegiatan berdiri dan dijalankan. Komitmen-komitmen
di dalam kebijakan diperlukan sebagai arahan dan panduan bagi para karyawan
perusahaan.
Kebijakan lingkungan suatu perusahaan di suatu lokasi harus sejalan
dengan kebijakan lingkungan yang ditetapkan pemerintah karena sulit untuk
membayangkan suatu sinergi di dalam satu kebijakan jika berbeda kebijakan dan
arah pengembangan. Selain itu, tujuan/sasaran lingkungan dan PML(Program
Manajemen Lingkungan) harus memiliki hubungan erat dengan kebijakan-
kebijakan perusahaan lainnya seperti sasaran produksi tahunan, sasaran mutu
atau kecelakaan kerja. Hal ini penting sebagai bukti bahwa masalah-masalah

43
lingkungan sudah diintegrasikan dengan keseluruhan misi perusahaan dan bukan
semata-mata sebagai pelengkap.
Ada beberapa hal yang menjadi dasar dalam menentukan kebijakan
lingkungan suatu kebijakan yaitu:
1. Kebijakan lingkungan menjadi manajemen puncak suatu organisasi
2. Sesuai dengan sifat, skala, dan dampak lingkungan kegiatan produk atau
jasa.
3. Komitemen terhadap peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan,
pencegahan pencemaran, kepatuhan terhadap peraturan lingkungan, dan
persyaratan lain yang relevan.
4. Memberikan kerangka kerja untuk membuat dan mengakaji tujuan dan
sasaran lingkungan.
5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara dan dikomunikasikan kepada
semua karyawan.
6. Tersedia kepada masyarakat.
Kebijakan lingkungan tidak memiliki arti jika tidak dapat diwujudkan
dalam praktek kerja sehari-hari melalui elemen-elemen lain dalam standar. Tidak
ada gunanya karyawan dapat menghafal kata demi kata dalam kebijakan
lingkungan tetapi mereka tidak mengenali bahaya dari asam sulfat sehingga
bekerja tanpa sarung tangan atau tidak mengetahui tujuan dari pemilahan limbah
menurut jenisnya sehingga semua jenis sampah dibuang dilokasi yang sama.
Persepsi salah yang berkembang adalah Klausa Kebijakan lingkungan
cukup dipenuhi dengan menyodorkan kepada auditor eksternal berupa bukti-
bukti pelatihan, tanda absensi, poster-poster, dll. Semua itu merupakan alat untuk
mensosialisasikan kebijakan lingkungan semata.
Dalam kaitannya dengan energi, kebijakan lingkungan merupakan hal yang
penting demi menjaga kestabilan energi nasional. Terdapat beberapa konsep
kebijakan pengelolaan energi yang dapat diaplikasikan demi mencegah
terjadinya krisis energi nasional. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu

44
peningkatan efisiensi pemanfaatan energi di segala bidang. Energi harus
digunakan sebaik-baiknya demi pemenuhan kebutuhan yang benar-benar
penting. Penghematan energi masih relevan untuk dilakukan karena fenomena
yang ada sekarang yaitu masyarakat menganggap energi sebagai barang yang
murah dan mudah didapat sehingga sering dihambur-hamburkan. Untuk itu, perlu
dilakukan berbagai penerangan dan penyuluhan publik terkait pentingnya
menjaga ketersediaan energi dengan cara menghemat pemakaian energi dan
peningkatan efisiensi pemanfaaatan energi.
Pengembangan kebijakan dan pengelolaan teknologi di bidang energi dan
lingkungan perlu dilakukan dengan bijaksana demi mencegah terjadinya krisis
energi serta degradasi lingkungan global. Konsep kebijakan pengelolaan energi
yang dapat dilakukan yaitu peningkatan efisiensi pemanfaatan energi serta
pengembangan diversifikasi energi dan sumber energi terbarukan. Selain
mengelola kebijakan energi, sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan
pemanfaatan energi juga perlu diatur agar pengelolaan energi dapat dilakukan
secara komprehensif. Beberapa sektor yang mendapat perhatian khusu terkait tata
kelola energi yaitu sektor transportasi, tata ruang dan bangunan.Pada akhirnya
diharapkan sumber daya energi dapat dimanfaatkan dengan berwawasan
lingkungan. Kombinasi kebijakan tentang konservasi, diversifikasi dan efisiensi
energi perlu dirancang demi penyediaan energi yang berkelanjutan.

45
BAB III
KESIMPULAN

Sumber Daya Manusia Hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan.


Melalui praktik-praktik rekrutmen, pengembangan, kompensasi, dan budaya kerja
yang mendukung, organisasi dapat menciptakan tim yang berkomitmen untuk
keberlanjutan dan dapat berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan. Dalam
mengadopsi SDM Hijau, organisasi juga dapat mencapai manfaat jangka panjang,
termasuk reputasi yang lebih baik, hubungan yang lebih baik dengan pemangku
kepentingan, dan efisiensi operasional yang lebih tinggi
Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan hidup maka memerlukan strategi kebijakan yang harus ditempuh. Dalam
melaksanakan strategi kebijakan, langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada
program-program pokok yang telah ditetapkan.
Kebijakan lingkungan tidak memiliki arti jika tidak dapat diwujudkan dalam
praktek kerja sehari-hari melalui elemen-elemen lain dalam standar. Tidak ada
gunanya karyawan dapat menghafal kata demi kata dalam kebijakan lingkungan
tetapi mereka tidak mengenali bahaya dari asam sulfat sehingga bekerja tanpa sarung
tangan atau tidak mengetahui tujuan dari pemilahan limbah menurut jenisnya
sehingga semua jenis sampah dibuang dilokasi yang sama.

46
DAFTAR PUSTAKA

Warda Murti, Sri Maya. 2021. Pengelolaan Sumber Daya Alam. Penerbit : Widina
Bhakti Persada Bandung
Purnaweni, Hartuti. “Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Di Kawasan Kendeng Utara
Provinsi Jawa Tengah”. JURNAL ILMU LINGKUNGAN, Volume 12 Issue 1 :
53-56 (2014)
Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi. M.Sc. Peran Sumber Daya Alam Dalam Pembangunan.
Pustaka UT.ac.id
Pemanfaatan dan Pelestarian Sumber Daya Alam di Indonesia
https://an-nur.ac.id/blog/pemanfaatan-dan-pelestarian-sumber-daya-alam-di-
indonesia.html
Pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia
https://www.academia.edu/34995693/
PENGELOLAAN_SUMBER_DAYA_ALAM_DI_INDONESIA
Pengelolaan Sumber Daya
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/67943/mod_resource/
content/1/04_5960_TKT111_092018_pdf.pdf
Pengelolaan Sumber Daya Alam
https://www.bphn.go.id/data/documents/ae_tentang_pengelolaan_sda.pdf

47

Anda mungkin juga menyukai