Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Biografi Tokoh-Tokoh Penguasa Dinasti Bani Umayyah

DISUSUN OLEH:
Firdaus Dony Saputra

Ajril Akmal
Muhammad Shalwan Ghandi
Deva Nur Tiara Putri
Gina Salsabila
Intan Nor Aini Husaini
Julia
Nurilia
Meri Merliyana
Siti Kurniati
Qonita Nur Salsabila
Titania Amilia Putri

MAN KOTIM
TAHUN AJARAN 2019/2020
Biografi Tokoh-Tokoh Penguasa Dinasti Bani Umayyah

Bani Umayyah (bahasa Arab: ‫بنو أمية‬, Banu Umayyah, Dinasti Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah,
adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai
750 di Jazirah Arab dan sekitarnya (beribukota di Damaskus); serta dari 756 sampai 1031 di Cordoba,
Spanyol sebagai Kekhalifahan Cordoba. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams,
kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala
disebut juga dengan Muawiyah I.

Tokoh-Tokoh Penguasa Daulah Umayyah


1. Muawiyah ibn Abi Sufyan. Mulai berkuasa dari 60H/680M sampai 64H/684M. Lama berkuasa 3
th 6 bln. Umur 38 th

2. Yazid I ibn Mu’awiyah. Mulai berkuasa dari 60H/680M sampai 64H/684M. Lama berkuasa 3 th 6
bln. Umur 38 th

3. Mu’awiyah ibn Yazid. Mulai berkuasa dari 64H/684M sampai 64H/684M. Lama berkuasa 3 bln.
Umur 23 th

4. Marwan ibn al-Hakam. Mulai berkuasa dari 64H/684M sampai 65H/685M. Lama berkuasa 9 bln.
Umur 63 th

5. Abdul Malik ibn Marwan. Mulai berkuasa dari 65H/685M sampai 86H/705M. Lama berkuasa 21
th. Umur 76 th

6. Walid I ibn ‘Abdul Malik. Mulai berkuasa dari 86h/705M sampai 96H/715M. Lama berkuasa 9 th
7 bln. Umur42 th

7. Sulaiman ibn ‘Abdul Malik. Mulai berkuasa dari 96H/715M sampai 99H/717M. Lama berkuasa 2
th 8 bln. Usia 45 th.
8. Umar ibn ‘Abdul Aziz. Mulai berkuasa dari 99H/717M sampai 101H/720M. Lama berkuasa 2 th 5
bln. Usia 39 th

9. Yazid II ibn ‘Abdul Malik. Mulai berkuasa dari 101H/720M sampai 105H/724M. Lama berkuasa 4
th 1 bln. Usia 40 th

10. Hisyam ibn ‘Abdul Malik. Mulai berkuasa dari 25H/743M sampai 19 th. Lama berkuasa 9 bln.
Usia 55 th

11. Walid II ibn Yazid. Mulai berkuasa dari 125H/743M sampai 126H/744M. Lama berkuasa 1 th 2
bln. Usia 40 th

12. Yazid III ibn Walid. Mulai berkuasa dari 126H/744M sampai 126H/744M. Lama berkuasa 6 bln.
Usia 46 th

13. Ibrahim ibn Walid. Mulai berkuasa dari 126H/744M sampai 127H/744M. Lama berkuasa 4 bln.
Usia 47 th

14. Marwan II al-Himar. Mulai berkuasa dari 127H/744M sampai 132H/750M. Lama berkuasa 5 th
10 bln. Usia 62 th

Biografi Tokoh-Tokoh Bani Umayyah

1. MUAWIYAH (k. 661-680)

Muawiyah bin Abu Sufyan (602 – 680; umur 77–78 tahun; Arab: ‫ )معاوية بن أبي سفيان‬bergelar Muawiyah I
adalah khalifah pertama dari Bani Umayyah dan juru tulis Nabi Muhammad.

Muawiyah diakui oleh kalangan Sunni sebagai salah seorang Sahabat Nabi, walaupun keislamannya baru
dilakukan setelah Mekkah ditaklukkan. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Muawiyah masuk
Islam pada 7 H.

Muawiyah memiliki nama lengkap Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia berasal dari bani (klan) Umawiyah. Muawiyah memiliki kunyah
(nama panggilan atau julukan). Kunyah nya adalah Abu Abdurrahman dan Al-Quraisyi al-Umawi Al-
Makki.

Muawiyah lahir dari pasangan orang tua, ayahnya Muawiyah adalah Abu Sufyan bin Harb, seorang
pembenci Nabi Muhammad saw dan akhirnya masuk islam dengan terpaksa diikuti juga dengan istrinya
Hindun binti Utbah. Muawiyah memiliki beberapa 7 saudara.

2. YAZID I (k. 680-683)


Yazid bin Muawiyah bergelar Yazid I (± 645 - 683) ialah khalifah kedua Bani Umayyah dan pengganti
ayahandanya Muawiyah.

Nasab Yazid adalah Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdu asy-Syams bin
Abdul Manaf.

Yazid bernama lengkap Yazid bin Muawiyah, Wangsa Bani Abdu Manaf. Beliau lahir dari pasangan Orang
tua, ayahnya bernama Muawiyah bin Abu Sufyan dan ibunya bernama Maysun.

3. MUAWIYAH II (k. 683-684)

Muawiyah bin Yazid bergelar Muawiyah II (661 - 684) ialah Khalifah Bani Umayyah selama hampir 6
bulan setelah kematian ayahandanya Yazid I. Khilafah yang diwarisinya dalam keadaan kacau sebab
pernyataan Ibnu Zubair sebagai khalifah sebenarnya dan memegang daerah Hejaz seperti daerah lain.

Muawiyah II dianggap sebagai orang yang ramah yang yang tidak giat melibatkan diri dalam politik.
Umumnya dipercaya bahwa ia turun tahta dan meninggal segera setelah itu, meski beberapa sumber
menyebutkan ia diracun. Ia digantikan oleh keluarga Bani Umayyah dari cabang lainnya, yaitu Marwan
bin al-Hakam (Marwan I).

4. MARWAN I (k. 684-685)

Marwan bin al-Hakam bergelar Marwan I (623 - 685) ialah Khalifah Bani Umayyah yang mengambil alih
tampuk kekuasaan setelah Muawiyah II menyerahkan jabatannya pada 684. Naiknya Marwan
menunjukkan pada perubahan silsilah Bani Umayyah dari keturunan Abu Sufyan ke Hakam, mereka ialah
cucu Umayyah (darinya nama Bani Umayyah diambil). Hakam ialah saudara sepupu Utsman bin Affan.

Selama masa pemerintahan Utsman, Marwan mengambil keuntungan dari hubungannya pada khalifah
dan diangkat sebagai Gubernur Madinah. Bagaimanapun, ia diberhentikan dari posisi ini oleh Ali, hanya
diangkat kembali oleh Muawiyah I. Akhirnya Marwan dipindahkan dari kota ini saat Abdullah bin Zubair
memberontak terhadap Yazid I. Dari sini, Marwan pergi ke Damsaskus, di mana ia menjadi khalifah
setelah Muawiyah II turun tahta.

Masa pemerintahan singkat Marwan diwarnai perang saudara di antara keluarga Umayyah, seperti
perang terhadap Ibnu Zubair yang melanjutkan pemerintahan atas Hejaz, Irak, Mesir dan sebagian
Suriah. Marwan sanggup memenangkan perang saudara Bani Umayyah, yang berakibat naiknya
keturunan Marwan sebagai jalur penguasa baru dari Khalifah Umayyah. Ia juga sanggup merebut
kembali Mesir dan Suriah dari Ibnu Zubair, namun tak sanggup sepenuhnya mengalahkannya.

Marwan bin al-Hakam digantikan sebagai khalifah oleh anaknya Abdul Malik bin Marwan.
5. ABDUL-MALIK (k. 685-705)

Abdul Malik bin Marwan, bernama lengkap Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul Aas bin
Umayya bun Abd Shams bi Abdi Manaf bin Qussai bin Kilab, adalah seorang khalifah pertama yang
mencentak uang dinar dalam Islam. Dia lahir pada bulan Ramadhan tahun 23 H dan meninggal tahun 86
H atau 685-705 Masehi. Abdul Malik diangkat sebagai khalifah oleh kaum muslim setelah terbunuhnya
Abdullah bin Zubair. Sebelum menjabat sebagai khalifah, dia adalah seorang yang ahli ibadah dan zuhud.
Muawiyah pernah menugaskannya untuk mengurus Madinah pada waktu Abdul Malik bin Marwan
masih berusia 16 tahun. Pada masa pemerintahannya, gerakan penerjemahan buku-buku berbahasa
Persia dan Romawi ke bahasa Arab mengalami perkembangan yang pesat. Selain itu, pada masa
kepemimpinannya pula, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa resmi negara. Kemudian, Yerusalem pada
masanya dijadikan sebagai tempat yang suci bagi orang-orang Islam.[3]

Meskipun selama menjadi khalifah, Abdul Malik bin Marwan banyak mengalami kemajuan, namun di sisi
yang lain juga banyak mengalami perlawanan dari para musuhnya dan setelah meninggal,
kekhalifahannya diganti oleh anaknya yang bernama Al-Walid.

6. AL-WALID I (k. 705-715)

Al-Walid bin Abdul-Malik bergelar Al-Walid I (lahir pada tahun 668 – meninggal di Damaskus (kini
wilayah Suriah) pada 23 Februari 715 pada umur 46/47 tahun) ialah Khalifah Bani Umayyah yang
memerintah antara 705 - 715. Ia melanjutkan ekspansi Khilafah Islam yang dicetuskan ayahnya, dan
merupakan penguasa yang efektif.

Al-Walid I ialah putra sulung Abdul-Malik dan menggantikannya ke kursi kekhilafahan setelah
kematiannya. Seperti ayahnya, ia melanjutkan untuk memberikan kebebasan pada Al-Hajjaj bin Yusuf,
dan kepercayaannya Al-Hajjaj dilunasi dengan penaklukan sukses Transoxiana (706), Sindh (712),
sebagian Perancis (711), Punjab (712), Khawarizm (712), Samarkand (712), Kabul (kini di Afganistan,
pada 713), Tus (715), Spanyol (711), dan tempat-tempat lain. Hajjaj bertanggung jawab memilih jenderal
yang menunjukkan kampanye sukses, dan banyak dikenal dari kampanye suksesnya terhadap Ibn Zubair
selama masa pemerintahan ayah Al-Walid.

7. SULAIMAN (k. 715-717)

Sulaiman bin Abdul-Malik (± 674 - 717) ialah Khalifah Bani Umayyah yang memerintah dari 715 sampai
717. Ayahandanya ialah Abdul-Malik, dan merupakan adik khalifah sebelumnya al-Walid I.

Sulaiman mengambil kekuasaan, dalam, pada lawan politiknya Al-Hajjaj bin Yusuf. Bagaimanapun, al-
Hajjaj meninggal pada 714, maka Sulaiman menyiksa sekutu politiknya. Di antaranya ada 3 jenderal
terkenal Qutaibah bin Muslim, Musa bin Nusair, dan Muhammad bin Qasim. Seluruhnya ditahan dan
kemudian dibunuh.

Di bawah pemerintahannya, ekspansi berlanjut ke bagian pegunungan di Iran seperti Tabiristan.


Sulaiman juga memerintahkan serangan ke Konstantinopel, namun gagal. Di kancah domestik, dengan
baik ia telah membangun di Makkah untuk ziarah, dan mengorganisasi pelaksanaan ibadah. Sulaiman
dikenal untuk kemampuan pidatonya yang luar biasa, namun hukuman matinya pada ke-3 jenderalnya
menyuramkan reputasinya.

Ia hanya memerintah selama 2 tahun. Ia mengabaikan saudara dan putranya, dan mengangkat Umar bin
Abdul-Aziz sebagai penggantinya sebab reputasi Umar sebagai salah satu dari yang bijaksana, cakap dan
pribadi alim pada masa itu. Dia dikenal sebagai tokoh yang menghidupkan kembali kegiatan salat di awal
waktu, yang mana pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, salat selalu diulur-ulur waktunya. Dia
memecat kroni-kroni Hajjaj bin Yusuf, gubernur Irak yang kejam, dan melarang adanya nyanyian dan
musik. Pengangkatan seperti jarang terjadi pada masa itu, walau secara teknis memenuhi cara Islam
untuk mengangkat pengganti, mengingat pengangkatan berkelanjutan tidak.

8. UMAR II (k. 717-720)

Umar bin Abdul-Aziz (Arab: ‫عمر بن عبد العزيز‬, bergelar Umar II, lahir pada tahun 63 H / 682 – Februari 720;
umur 37–38 tahun) adalah khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 (umur 34–35 tahun)
sampai 720 (selama 2–3 tahun). Tidak seperti khalifah Bani Umayyah sebelumnya, ia bukan merupakan
keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk langsung, di mana ia merupakan sepupu dari
khalifah sebelumnya, Sulaiman.

Ayahnya adalah Abdul-Aziz bin Marwan, gubernur Mesir dan adik dari Khalifah Abdul-Malik. Ibunya
adalah Ummu Asim binti Asim. Umar adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua Umar bin Khattab,
dimana umat Muslim menghormatinya sebagai salah seorang Sahabat Nabi yang paling dekat.

Umar dilahirkan sekitar tahun 682. Beberapa tradisi menyatakan ia dilahirkan di Madinah, sedangkan
lainnya mengklaim ia lahir di Mesir. Umar dibesarkan di Madinah, di bawah bimbingan Ibnu Umar, salah
seorang periwayat hadis terbanyak.

9. YAZID II (k.720-724)

Yazid bin Abdul-Malik atau Yazid II (687 - 724) ialah Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa antara 720
sampai kematiannya pada 724.

Pengangkatan Yazid dihantam oleh konflik internal dan eksternal di sana-sini. Sejumlah perang saudara
mulai pecah di bagian yang berbeda dari kekhilafahan seperti Spanyol, Afrika dan di timur. Reaksi keras
oleh penguasa Bani Umayyah tak membantu persoalan, dan kelompok anti-Umayyah mulai memperoleh
kekuasaan di antara mereka yang tak puas. Ini menyebabkan kelompok seperti Bani Abbasiyah mulai
membangun dasar kekuatan yang akan digunakannya untuk merobohkan Khilafah Bani Umayyah.
Namun Khilafah Bani Umayyah belum benar-benar surut.

Yazid II meninggal pada 724 karena tuberkulosis. Ia digantikan saudaranya Hisyam.

10. HISYAM (k. 724-743)

Hisyam bin Abdul-Malik (691 – 743; umur 51–52 tahun) (Arab: ‫ )هشام بن عبد الملك‬adalah seorang Khalifah
Bani Umayyah yang berkuasa sejak 724 (umur 32–33 tahun) sampai kematiannya pada 743 (selama 18–
19 tahun).

Hisyam mewarisi kekhalifahan dari saudaranya Yazid II dengan menghadapi banyak permasalahan. Ia
berhasil menanganinya, dan menyebabkan kekhalifahan Umayyah berlanjut sebagai sebuah negara.
Masa pemerintahannya yang panjang merupakan pemerintahan yang berhasil, dan memperlihatkan
lahirnya kembali berbagai perbaikan yang pernah dirintis oleh pendahulunya Umar bin Abdul-Aziz.

11. AL-WALID II (k. 743-744)

Al-Walid bin Yazid atau al-Walid II (meninggal 16 April 744) ialah Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa
antara 743 sampai 744. Ia menggantikan pamannya, Hisyam bin Abdul-Malik.

Naiknya Walid ke tampuk kekuasaan secara keras ditantang banyak orang dalam istana karena reputasi
Walid yang gaya hidupnya tak bermoral. Walau begitu, ia telah dijadikan khalifah. Ia hampir secara cepat
mulai menargetkan yang menentangnya, menimbulkan kebencian luas terhadap Walid yang menyebar
menjadi kebencian pada Bani Umayyah. Walid terbunuh pada 16 April 744 saat memerangi beberapa
musuhnya. Ia digantikan sepupunya Yazid III.

12. YAZID III (k. 744)

Yazid bin Walid bin Abdulmalik atau Yazid III (701 - 744) ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia naik tahta hanya
selama 6 bulan sebelum meninggal.

Pengangkatannya ditandai tindakannya yang tak sempurna, membuatnya digelari "Tak Sempurna". Di
antara yang terkemuka ialah penolakannya untuk membayar kenaikan gaji pada pasukan oleh al-Walid
II. Yazid digantikan saudaranya Ibrahim bin Walid.

13. IBRAHIM (k. 744)

Ibrahim bin Al-Walid ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia hanya memerintah dalam waktu singkat pada
tahun 744 sebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan terhadap lawan-lawan politiknya.

Pada masa pemerintahan Khalifah Ibrahim bin al-Walid, telah dilakukan penerjemahan buku-buku
filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini mengakibatkan lahirnya golongan Mutakalimin, seperti
Mu'tazilah, Jabariah, Ahlus Sunnah, dsb.

14. MARWAN II (k. 744-750)

Marwan bin Muhammad bin Marwan, bergelar Marwan II (688 - 750), merupakan Khalifah Bani
Umayyah yang berkuasa dari 744 sampai 750 saat ia terbunuh. Ia merupakan khalifah terakhir Bani
Umayyah yang berkuasa dari Damaskus.

Sebelum menjadi khalifah, Marwan telah menjabat sebagai Gubernur Azerbaijan. Dalam kapasitas ini
beberapa kali ia mengadakan perang terhadap Khaganat Khazar, memenangkan kejayaan Phirrik namun
tak sanggup mengokohkan penaklukannya.

Marwan kemudian berkuasa setelah sepupunya Ibrahim bin Walid mengundurkan diri dan pergi ke
tempat persembunyian. Marwan mewarisi kekhalifahan yang sedang pecah. Perasaan anti-Umayyah
telah sangat merata khususnya di Iran dan Irak, dan Bani Abbasiyah telah memperoleh banyak pengikut.
Masa jabatan Marwan sebagai khalifah hampir secara penuh dicurahkan untuk upaya menjaga
kekuasaan Bani Umayyah.

Marwan ternyata tidak sanggup melakukannya. Walaupun memperoleh kemenangan pada awalnya, ia
akhirnya dikalahkan secara meyakinkan oleh Abul Abbas As-Saffah dari Bani Abbasiyah dalam
pertempuran di bantaran Sungai Zab. Hanya dalam pertempuran itu, lebih dari 300 anggota keluarga
Umayyah terbunuh.

Marwan kemudian pergi mencari perlindungan menyusul kekalahannya. Berharap menemukan


perlindungan di barat, ia lalu pergi ke Mesir. Namun ia tertangkap saat melintasi Sungai Nil dan
terbunuh. Kematiannya menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur, dan hampir saja
mengakhiri keberadaan Bani Umayyah. Pembunuhan massal Bani Umayyah segera saja dilakukan oleh
Bani Abbasiyah. Hampir seluruh keturunan Bani Umayyah terbunuh, kecuali Abdurrahman bin
Muawiyah yang melarikan diri ke Spanyol dan mendirikan pemerintahan Islam di Al-Andalus

Anda mungkin juga menyukai