OKTOBER 2023
Oleh :
dr.Mutiara Balqis
Pembimbing :
Saya yang bertandatangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tugas
tinjauan pustaka ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan
yang berlaku di Universitas Hasanuddin. Jika di kemudian hari ternyata saya
melakukan tindakan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan
menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Hasanuddin kepada saya.
dr.Mutiara Balqis
i
Abstrak
Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dimana kanker paru
sebagai penyebab tersering kematian akibat kanker, terhitung hampir 10 juta kematian pada
tahun 2020 atau hampir satu dari enam kematian akibat kanker. Hanya sekitar 2% pasien
kanker paru yang didiagnosis dengan metastasis dapat tetap hidup lima tahun setelah
diagnosis. kanker lebih umum terjadi pada kelompok usia yang lebih tua dengan peningkatan
substansial mencapai 50% dari angka yang sekarang di negara berkembang dalam 15 tahun
kedepan. Penuaan berhubungan dengan kanker dalam beberapa hal yaitu jalur molekuler dan
penyebab dari penuaan sel, kedua jalur ini sering mengalami tumpang tindih, Faktor kunci
pada proses penuaan adalah sel senescence, sel senescence sangat langka untuk ditemukan
pada organisme muda, sel senescence utamanya adalah sebuah respon stres selular yang
dirancang untuk mengeliminasi kerusakan sel, yang mana sel senescence ini diinduksi oleh
berbagai pencetus yang memberikan kerusakan, yang didalamnya termasuk penuaan,
kerusakan DNA, reaktif oksigen spesies, aktivasi onkogen, atau inaktivasi dari gen supresor
tumor, serta sitokin inflamasi. Identifikasi dan kuantifikasi dari sel senescence pada pasien
kanker secara klinis merupakan tugas yang menantang karena belum ada penanda spesifik
dan universal untuk sel senescence. Namun penelitian pada tahun 2022 pada reseksi NSCLC
(Non Small Cell Lung Cancer) mengkombinasikan pengeluaran p16,p21, dan Ki67, dan
akumulasi dari lipofusin sebagai penanda senescence (SS) immunohistokemika,
menunjukkan adanya perbedaan hasil pada NSCLC yang memiliki SS tumoral jelas dengan
NSCLC tanpa SS tumoral yang jelas pada akumulasi lipofusin, angka ketahanan hidup, dan
angka ketahanan bebas penyakit.
Keyword : Kanker, Kanker Paru, Sel Senescence, NSCLC, Akumulasi Lipofusin, Angka
Ketahanan Hidup, Angka Ketahanan Bebas Penyakit
ii
Abstract
Cancer is one of the main leading cause of mortality all over the world, lung cancer
considered as one of the common cancer that lead to mortality. It’s been calculated that
almost 10 million or one out of six death are caused by cancer. Only 2% of cancer patients
diagnosed with metastatic lung cancer able to survive for 5 years after diagnosis. Cancer
commonly happened to older group of patients with substantial increase for 50% for next 15
years in developed country. Ageing correlate with cancer in several path, molecular path and
cause of sel ageing path. Both of these path often overlapping with each other. Key factors of
ageing is cell senescence, cell senescence rarely found in younger organism. Cell senescence
mainly is a cellular stress responds that designed to eliminate sel damage, which cell
senescence induced by different trigger including ageing, DNA damage, Reactive Oxygen
Species, oncogene activation, or inactivation of tumour suppressor gene, and inflammatory
cytokine. Identification and quantification of cell senescence in cancer patients are
challenging because there aren’t any specific and universal marker for cell senescence.
Research that have been done on NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) resection in 2022
exhibit that combination of p16,p21,Ki67 expression and lipofucin accumulation as
immunohistochemical senescence marker (SS) shown different result between NSCLC with
distinct tumoral SS with NSCLC without tumoral SS immunohistokemika, in lipofucin
accumulation, overall survival rate, and disease free rate.
Keyword : Cancer, Lung Cancer, Cell Senescence, NSCLC, Lipofucin Accumulation, Overall
survival rate, and Disease Free Survival Rate
iii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN...............................................................................................i
Abstrak..........................................................................................................................ii
Abstract........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema menunjukkan induksi sel senescence tumor lewat aktivasi dari
sinyal imun bawaan termediasi cGAS-STING-IRF3....................................................8
v
PENDAHULUAN
paru sebagai penyebab utama kematian akibat kanker, terhitung hampir 10 juta
kematian pada tahun 2020 atau hampir satu dari enam kematian akibat
dapat tetap hidup lima tahun setelah diagnosis. Tingkat kelangsungan hidup untuk
kanker paru yang didiagnosis pada stadium awal lebih tinggi, yakni sekitar 49%
dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih. Kanker paru merupakan suatu
keganasan pada paru yang disebabkan oleh perubahan genetika pada sel epitel
Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-
paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau
bagian tubuh yang lainnya. Keganasan tersebut dapat berasal dari organ paru itu
sendiri (primer) ataupun dari luar paru (metastasis). Dalam pengertian klinik yang
dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel
hingga 13 % dari semua diagnosis kanker. Berdasarkan data WHO, kanker paru
.
Kanker lebih umum terjadi pada kelompok usia yang lebih tua dengan
1
beberapa hal yaitu jalur molekuler dan penyebab dari penuaan, serta jalur dan
pengaruh yang besar terhadap respon terapi, prognosis, pilihan terapi, dan
berbagai macam faktor, yang didalamnya termasuk alterasi genetik dan epigenetik
hingga DNA, kerusakan seluler yang disebabkan oleh reaktif oksigen spesies
bergantung usia pada fungsi mitokondrial, kepayahan sel stem, dan pemendekan
telomere.
faktor keturunan dan lingkungan seperti obesitas, diet, olah raga, dan paparan
pada obat-obatan dan bahan kimia, yang terkadang membuat usia biologis dan
kronologis tidak cocok. Faktor kunci pada proses penuaan adalah sel senescence,
sel senescence sangat langka untuk ditemukan pada organisme muda, seiring usia
menjadi malignansi 3
mediasi oleh respon kerusakan DNA atau lewat onkogen utama. Beberapa
onkogen utama diantaranya adalah RAS, Cyclin E, raf, dan penanda E2F3. . Peran
2
ini dilakukan dengan melakukan inhibisi proliferasi sel malignan atau
menstimulasi imun 2,4. Identifikasi dan kuantifikasi dari sel senescence pada pasien
kanker secara klinis merupakan tugas yang menantang karena belum ada penanda
spesifik dan universal untuk sel senescence. Meskipun begitu, bukti ex vivo dan
tanda yang saling bergantung satu sama lain, yaitu penghentian siklus hidup sel yang
bertahan lama dan secara umum tidak dapat kembali seperti semula; sebuah fenotip
perbaikan jaringan dan penyembuhan luka. Sel senescence utamanya adalah sebuah
respon stres selular yang dirancang untuk mengeliminasi kerusakan sel, yang mana
sel senescence ini diinduksi oleh berbagai pencetus yang memberikan kerusakan,
aktivasi onkogen, atau inaktivasi dari gen supresor tumor, serta sitokin inflamasi.
5,7
.
pada fibroblast paru embrio manusia normal, di tahun 1961. Penemuan ini
3
menjelaskan waktu hidup terbatas dari sel manusia,dan bahwa sel tidak
secara tidak terbatas dan waktu hidup yang tidak terbatas. Hipotesis dari penemuan
ini, yaitu sel senescence merupakan sebuah evolusi mekanisme homeostatik seluler
yang diciptakan untuk membatasi permanen kemampuan proliferasi dari sel rusak,
secara luas. 3
dari supresi tumor, yang di mediasi oleh respon kerusakan DNA atau lewat onkogen
utama. Beberapa onkogen utama diantaranya adalah RAS, Cyclin E, raf, dan
penanda E2F3. Onkogen utama ini dihubungkan dengan induksi senescence dan
memiliki sebuah peran supresi tumor. Peran ini dilakukan dengan melakukan
lesi premalignan dan penyakit invasif tingkat rendah, memberikan kesan bahwa
8–10
peran dari sel senescence adalah untuk menghentikan progresi malignan. . Mutasi
senescence dicetuskan oleh RAS onkogen pada saat tumorgenesis paru dan
4
Pernah diusulkan bahwa hilangnya salah satu dari efektor senescence
sebuah respon anti tumor yang disebut sebagai “senescence surveillance” yang
dimediasi oleh sitokin pada SASP, respon ini mensupresi progresi malignan dari
Dari berbagai tipe selular senescence kita dapat membedakan replikatif, yaitu
senescence prematur yang diinduksi oleh stress, yang pada prosesnya tidak
selular senescence sebelum sel mengalami penuaan, yang sering disebut sebagai
response (DDR) dianggap sebagai salah satu penyebab paling umum dari induksi dan
kromosom dan menyebabkan siklus fusi breakage-bridge selama progresi siklus sel
8
selanjutnya, menyebabkan instabilitas genom dan selular senescence . Pada
senescence yang diinduksi oleh terapi, hal ini terjadi ketika sel kanker mengalami
senescence setelah dilakukan terapi dengan beberapa agen kemoterapi, dan radiasi
ion, melalui induksi DNA yang tidak dapat diperbaiki memperantarai sinyal DDR
13–15
yang persisten dan respon imun bawaan. . Respon imun bawaan dicetuskan oleh
5
kerusakan DNA yang disebabkan oleh agen perusak DNA kanker melalui sensor
sistosolik DNA, yang mengenali DNA double-strand di sitosol. Sebagai salah satu
sensor DNA yang paling penting, siklik GMP-AMP synthase (cGAS) mendeteksi
Telah ditemukan bahwa DNA yang berasal dari tumor, seperti DNA dari sel
tumor yang mati dan DNA telomerik bebas bersamaan dengan penurunan respon
stimulus dari sitoplasmik DNAses seperti DNAse 2 dan TREX1 dapat mencetuskan
aktivitas dari jalur cGAS 16, selain itu, ketika siklus sel melewati mitosis, agen anti
kanker menginduksi DNA DSBs (double-strand breaks) yang tidak dapat diperbaiki,
genomic DNA rusak yang terbungkus oleh lapisan nucleus yang cacat.
sebuah messenger kedua dari siklik dinukleotida yang bernama 2'-3'-cGAMP yang
sebuah rangkaian dari peristiwa terjadi pada sel ini, termasuk didalamnya pengerahan
activation, gen respon imun bawaan seperti transaktivasi type I interferon cytokines
17
(IFN-I) . Selular senescence dan produksi dari faktor fenotip sekretorik yang
berhubungan dengan senescence (SASP) oleh sel senescence ini, ditambah dengan
sinyal imun bawaan dan autofagi, adalah beberapa keluaran yang dihubungkan
6
Mekanisme seluler senescence
Gambar 1 Skema menunjukkan induksi sel senescence tumor lewat aktivasi dari sinyal imun
bawaan termediasi cGAS-STING-IRF3 akibat paparan tumor terhadap terapi anti kanker yang
merusak DNA sel kanker. Sekretom SASP dikeluarkan olehsel tumor senescence dapat beraksi pada
tumor yang letaknya agak jauh, menyebabkan induksi terhadap respon imun anti tumor tambahan,
senescence sel tumor, dan fibroblast stroma. Pemberian senolitik (agen yang mengalami sel
senescence) dan senomorfik (inhibitor sekretom SASP) dapat menekan akibat negatif dari sel tumor
senescence terinduksi terapi terhadap kontrol tumor. DDR, DNA damage response; DSB, double-
strand break; dsDNA, double-stranded DNA; SASP, senescence-associated secretory phenotype;
cGAS, cyclic GMP-AMP synthase; STING, stimulator of interferon genes; TBK1, TANK binding
kinase 1; IRF3, interferon regulatory factor 3; IFN, interferon.
senescence, proses dari senescence sendiri bersifat dinamis dan melewati berbagai
7
tahapan, dengan sel senescence secara konstan berkembang dan beragam. hal ini juga
diikuti dengan alterasi seluler dan molekular multiple dan juga perubahan fenotip
yang jelas, termasuk didalamnya penghentian proliferasi yang ireversibel yang tidak
responsif terhadap mitogen. Sel senescence mengalami alterasi pengeluaran gen yang
panjang bersamaan dengan remodeling kromatin dan aktivasi DDR persisten 18,19 Sel
pada sel ini. seperti penghentian pertumbuhan dan pengeluaran dari komponen SASP
factors, lemak bioktif dan vesikel ketika sel senescence mengubah aktivitas
metaboliknya, sel masih dapat hidup dan tahan dari kematian sel. Namun, sekretom
yang dihasilkan oleh sel senescence sangat imunogenik dan mampu untuk menarik
sel imun menuju lokasinya serta mendorong respon imun bawaan dan adaptif untuk
melawan tumor. Sebagai hasilnya, sel senescence dibersihkan oleh leukosit yang
berasal dari sistem imun bawaan, secara paradox, sekretom SASP secara tdak
Identifikasi dan kuantifikasi dari sel senescence pada pasien kanker secara
klinis merupakan tugas yang menantang karena belum ada penanda spesifik dan
8
5,6
universal untuk sel senescence . Meskipun begitu, bukti ex vivo dan in vivo untuk
beberapa dekade terakhir. Penelitian yang dilakukan oleh Domen pada tahun 2022
mengenai selular senescence pada reseksi NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) dan
informasi mengenai hasil akhir dari kanker (rekuren dari penyakit, progresi dari
penyakit, dan kematian). Akibat kurangnya biomarker yang universal dan bagus,
identifikasi sel senescence dengan sensitifitas dan spesifitas yang tinggi sangatlah
sulit. Karena senescence bersifat heterogen dan dinamis, kombinasi dari biomarker
multiple di rekomendasikan agar mendapatkan senescence yang valid dan tepat pada
p16,p21, dan Ki67, dan akumulasi dari lipofusin sebagai penanda senescence
Sampel ini dikumpulkan dari pasien NSCLC dengan stage I-IV postsurgical
kriteria berbeda yaitu lipofusin level tinggi dan pengeluaran Ki67 rendah
pengeluaran p21WAF1/Cip1 pada 48 sampel dari 155 sampel pasien yang dianalisis,
9
SS tumoral terdeteksi pada sisa 107 pasien lainnya sehingga tidak semua NSCLC
Yang kedua, peneliti juga menemukan bahwa SS tumor tidak ada perbedaan
baik berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat merokok, maupun grading, ukuran
tumor, dan pTNM (parameter patologis) ataupun EGFR (epidermal growth factor
receptor) serta status mutasi KRAS (kirsten rat sarcoma viral oncogene homolog) 23.
tumoral di tumor p53 wild- type (50% dari tumor dengan SS memiliki p53 wild-type).
Meskipun tumoral SS tidak berkolerasi dengan status terapi neoadjuvant, tetapi nilai
signifikan pada sampel yang diambil dari pasien yang menerima terapi neoadjuvan.
dibandingkan subtipe histologis yang lain diantara pasien lain yang menerima terapi
neoadjuvan, secara kolektif lebih banyak tumor p53 wild-type memiliki SS dan terapi
neoadjuvan dapat mencetuskan SS tumor baru pada NSCLC. Yang ketiga, peneliti
keseluruhan dari 139 kelompok histologis heterogen dari pasien yang dioperasi
bertujuan kuratif, dengan mengeksklusi pasien yang memiliki pTNM stage I. Setelah
Diantara 100 pasien dengan pTNM stage I–III tanpa terapi adjuvant sistemik
atau radioterapi dan dengan follow up selama 57 bulan (sekitar 5 tahun), pasien
10
dengan SS memiliki median ketahanan hidup yang secara signifikan lebih pendek
dibandingkan dengan pasien tanpa SS. Sebagai hasilnya angka ketahanan hidup
dalam 5 tahun antara pasien kanker paru dengan SS tumoral dan tanpa SS tumoral
adalah 45% dibandingkan 67%. Analisis KM untuk ketahanan bebas penyakit (DFS)
juga menunjukkan pasien dengan SS tumoral memiliki nilai median yang lebih
ketahanan hidup berdasarkan lipofusin kadar tinggi dan pengeluaran Ki67 kadar
rendah dengan p16 tinggi, p21 tinggi, atau kedua p16 dan p21 tinggi, menunjukan
bahwa p16 yang tinggi, p21 yang tinggi, dan p16 ditambah p21 tinggi menujukkan
Namun, pada penelitian ini dijelaskan adanya limitasi yang tinggi yaitu
berdasarkan analisis retrospektif kohort dari pasien yang di evaluasi pada sebuah
23
rumah sakit universitas selama 14 tahun. Implikasi translasional selular senescence
pada sel kanker, adalah untuk mengembangkan informasi mengenai induksi selular
senescence dengan pengobatan spesifik,, masa hidup tumor, dan onkogenotip tumor.
Sekretom yang dihasilkan oleh sel senescence tumor sebagai respon terhadap terapi
anti kanker yang merusak DNA sel kanker dapat memiliki dua dampak besar yang
Selain secara langsung mempengaruhi sel tumor dan stromal fibroblast yang
berada disekitar, sekretom yang dihasilkan oleh sel senescence tumor juga dapat
11
eliminasi sel kanker melalui penarikan sel imun 24, bertentangan dengan hal ini, sel
inflamasi, yang mana dapat mestimulasisel tumor terdekat untuk tumbuh dan
kronis, lebih lagi, setelah selesainya kemoterapi atau terapi yang ditargetkan, tumor
dapat lolos dari senescence dan mendapatkan karakteristik stem sel yang dapat
membuat sel memperlihatkan potensi inisiasi tumor yang lebih besar secara in vivo 24.
KESIMPULAN
Sel senescence sebagai mekanisme kunci dari supresi tumor, dimediasi oleh
adalahRAS,Cyclin E, raf, dan penanda E2F3, peran dari respon kerusakan dan
onkogen ini dilakukan dengan melakukan inhibisi proliferasi sel malignan atau
memberikan stimulus kepada imun sebelum sel tumor berkembang menajdi invasif.
Selular senescence dapat dibagi menjadi replikatif, yaitu tipe selular senescence yang
sinyal DNA (deoxyribonucleic acid) damage response (DDR) dianggap sebagai salah
satu penyebab paling umum dari induksi dan mempertahankan fenotip selular
fusi kromosom dan menyebabkan siklus fusi breakage-bridge selama progresi siklus
12
sel selanjutnya, menyebabkan instabilitas genom dan selular senescence. Mengingat
penelitian pada tahun 2022 akan peran sel senescence sebagai biomarker pada reseksi
NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) dan implikasinya terhadap prognosis.
sel senescence dengan sensitifitas dan spesifitas yang tinggi sangatlah sulit. Karena
senescence bersifat heterogen dan dinamis, kombinasi dari berbagai biomarker agar
mendapatkan hasil senescence yang valid dan tepat baik pada kultur sel maupun in
vivo.pada penelitian tahun 2022 ini menunjukkan adanya perbedaan hasil pada
NSCLC yang memiliki SS tumoral jelas dengan NSCLC tanpa SS tumoral yang jelas
pada akumulasi lipofusin, angka ketahanan hidup, dan angka ketahanan bebas
penyakit.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Schabath MB, Cote ML. Cancer Progress and Priorities Cancer Progress and
Priorities : Lung Cancer. Cancer Epidemiol Biomark. 2019;28(10):1563–79.
2. Wyld L, Bellantuono I, Tchkonia T, Morgan J, Turner O, Foss F, et al.
Senescence and cancer: A review of clinical implications of senescence and
senotherapies. Cancers (Basel). 2020;12(8):1–20.
3. Domen A, Deben C, Verswyvel J, Flieswasser T, Prenen H, Peeters M, et al.
Cellular senescence in cancer: clinical detection and prognostic implications. J
Exp Clin Cancer Res [Internet]. 2022;41(1):1–35. Available from:
https://doi.org/10.1186/s13046-022-02555-3
4. Althubiti M, Lezina L, Carrera S, Jukes-Jones R, Giblett SM, Antonov A, et al.
Characterization of novel markers of senescence and their prognostic potential
in cancer. Cell Death Dis [Internet]. 2014;5(11):e1528-10. Available from:
http://dx.doi.org/10.1038/cddis.2014.489
5. Gorgoulis V, Adams PD, Alimonti A, Bennett DC, Bischof O, Bishop C, et al.
Cellular Senescence: Defining a Path Forward. Cell. 2019;179(4):813–27.
6. Kohli J, Wang B, Brandenburg SM, Basisty N, Evangelou K, Campisi J, et al.
Algorithmic assessment of cellular senescence in experimental and clinical
specimens. Vol. 16. 2021. 2471–2498 p.
7. Paez‐Ribes M, González‐Gualda E, Doherty GJ, Muñoz‐Espín D. Targeting
senescent cells in translational medicine. EMBO Mol Med. 2019;11(12):1–19.
8. Collado M, Gil J, Efeyan A, Guerra C, Schuhmacher AJ, Barradas M, et al.
Tumour biology: Senescence in premalignant tumours. Nature.
2005;436(7051):642.
9. Zhenbang Chen, Lloyd C. Trotman, David Shaffer, Hui-Kuan Lin, Zohar A.
Dotan, Masaru Niki, Jason A. Koutcher, Howard I. Scher, Thomas Ludwig,
14
William Gerald, Carlos Cordon-Cardo and PPP. Crucial role of p53-dependent
cellular senescence in suppression of Pten-deficient tumorigenesis.
2010;46(2):220–31.
10. Michaloglou C, Vredeveld LCW, Soengas MS, Denoyelle C, Kuilman T, Van
Der Horst CMAM, et al. BRAFE600-associated senescence-like cell cycle
arrest of human naevi. Nature. 2005;436(7051):720–4.
11. Kang TW, Yevsa T, Woller N, Hoenicke L, Wuestefeld T, Dauch D, et al.
Senescence surveillance of pre-malignant hepatocytes limits liver cancer
development. Nature [Internet]. 2011;479(7374):547–51. Available from:
http://dx.doi.org/10.1038/nature10599
12. Oeppen J VJW. Broken Limits to Life Expectancy. Science (80- ).
2002;296(5570):1029–31.
13. Crimmins EM. Lifespan and healthspan: Past, present, and promise.
Gerontologist. 2015;55(6):901–11.
14. Pilleron S, Sarfati D, Janssen-Heijnen M, Vignat J, Ferlay J, Bray F, et al.
Global cancer incidence in older adults, 2012 and 2035: A population-based
study. Int J Cancer. 2019;144(1):49–58.
15. Partridge L, Deelen J, Slagboom PE. Facing up to the global challenges of
ageing. Nature [Internet]. 2018;561(7721):45–56. Available from:
http://dx.doi.org/10.1038/s41586-018-0457-8
16. López-Otín C, Blasco MA, Partridge L, Serrano M, Kroemer G. The
Hallmarks of Aging Europe PMC Funders Group. Cell [Internet].
2013;153(6):1194–217. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3836174/pdf/emss-55354.pdf
17. Deelen J, Evans DS, Arking DE, Tesi N, Nygaard M, Liu X, et al. A meta-
analysis of genome-wide association studies identifies multiple longevity
genes. Nat Commun. 2019;10(1).
18. Tchkonia T, Morbeck DE, Von Zglinicki T, Van Deursen J, Lustgarten J,
Scrable H, et al. Fat tissue, aging, and cellular senescence. Aging Cell.
2010;9(5):667–84.
15
19. Salama R, Sadaie M, Hoare M, Narita M. Cellular senescence and its effector
programs. Genes Dev. 2014;28(2):99–114.
20. Calcinotto A, Kohli J, Zagato E, Pellegrini L, Demaria M, Alimonti A.
INJURY SENESCENCE OF THE IMMUNE SYSTEM. PhysiolRev.
2019;99:1047–78.
21. Freund A, Orjalo A V., Desprez PY, Campisi J. Inflammatory networks during
cellular senescence: causes and consequences. Trends Mol Med.
2010;16(5):238–46.
22. Coppe JP, Kauser K, Campisi J, Beauséjour CM. Secretion of vascular
endothelial growth factor by primary human fibroblasts at senescence. J Biol
Chem. 2006;281(40):29568–74.
23. Domen A, Deben C, De Pauw I, Hermans C, Lambrechts H, Verswyvel J, et
al. Prognostic implications of cellular senescence in resected non-small cell
lung cancer. Transl Lung Cancer Res. 2022;11(8):1526–39.
24. Roger L, Tomas F, Gire V. Mechanisms and regulation of cellular senescence.
Int J Mol Sci. 2021;22(23):1–42.
16