Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMPIT Harapan Umat Karawang


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Pengukuran
Alokasi Waktu : 1 x 5 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti
 KI3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata..
 KI4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.1. Memahami konsep pengukuran 3.1.1. Menggunakan Satuan Internasional sesuai dengan
berbagai besaran yang ada pada diri, besaran yang diukur dalam pengukuran dengan
makhluk hidup dan lingkungan fisik Ketelitian (carefulness).
sekitar sebagai bagian dari observasi
serta pentingnya perumusan satuan 3.1.2. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu
terstandar (baku) dalam pengukuran. terhadap hasil pengukuran

4.1.Menyajikan hasil pengukuran terhadap 4.1.1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
besaran-besaran pada diri, makhluk besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan
hidup, dan lingkungan fisik dengan sehari-hari.
menggunakan satuan tak baku dan
satuan baku.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kajian LKS, siswa dapat mengidentifikasi alat-alat ukur panjang dan masssa benda
untuk percobaan pengukuran besaran dasar
2. Siswa dapat Mengembangkan keterampilan mengukur besaran dasar (panjang dan masssa
benda)
3. Siswa dapat menjelaskan melalui diskusi data hasil percobaan
4. Siswa dapat menjelaskan pemanfaatan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari melalui
diskusi kelompok
5. Mengembangkan perilaku rasa ingin tahu, teliti, jujur, tekun, tanggung jawab, saling
menghargai pendapat melalui kegiatan praktikum dan diskusi kelompok

D. Materi Pembelajaran

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran
maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika
karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah
Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2


1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu
(K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan
(tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak
macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu.
Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,
mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu kegiatan yaitu
pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis
yang ditetapkan sebagai satuan.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah
membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika
pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus
melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-
gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi dan Eksperimen
3. Model : Discovery and Cooperative Learning

F. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. LCD
3. Projector
4. Internet
Alat dan Bahan :

No Nama Alat / Bahan Jumlah

1 Mistar 5

2 Jangka sorong 5

3 Mikrometer sekrup 5

5
4 Kertas HVS

5
5 Kertas karton

5
6 Buku

7 Neraca 5

8 Stop watch 5

G. Sumber Belajar
 Buku pegangan Guru (Quadra, Sektor IV Bogor 16113, Jawa Barat).
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (3 Jam Pelajaran)

Langkah-langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan Model Discovery Waktu

Pendahuluan Menciptakan Pemusatan perhatian : 10 menit


Situasi (Stimulasi)
- Guru memperlihatkan berbagai bentuk dan ukuran
benda misalnya kertas HVS, buku dan kertas karton
kemudian guru mengajukan pertanyaan seperti :
• Di antara benda-benda berikut, manakah yang
dapat diukur ketebalannya dengan menggunakan
mistar?
• Bagaimana cara agar benda-benda yang tidak
dapat diukur menjadi terukur ?

Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari


besaran dasar

Guru Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang


akan dilakukan yaitu eksperimen pengukuran besaran
panjang (dengan alat ukur mistar, jangka sorong dan
multimeter sekrup), besaran massa (dengan neraca) dan
besaran waktu (dengan stopwatch).
Membagi siswa menjadi 5 kelompok

Kegiatan Inti Pembahasan Tugas Diskusi kelompok untuk mengkaji LKS pengukuran 15 menit
dan Identifikasi besaran pokok dan mengidentifikasi konsep yang
Masalah harus diperoleh melalui percobaan

Observasi Melakukan percobaan pengukuran besaran pokok 20 menit


Pengumpulan data Siswa mengamati percobaan dan mencatat data
pengamatan pada kolom yang tersedia pada LKS

Mengolah dan menganalisis data dari setiap


Pengolahan data
percobaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dan analisis
pada LKS Presentasi hasil percobaan

Verifikasi Membuat kesimpulan tentang besaran dasar

Penutup Generalisasi Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran


Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian
atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada
kelompok yang berkinerja baik
Siswa menjawab kuis tentang prinsip pemisahan campuran
Pemberian tugas untuk mempelajari pemanfaatan

H. PENILAIAN
1. Metode dan bentuk Instrumen

Metode Bentuk Instrumen

Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

Tes Unjuk Kerja Tes Penilaian Kinerja Besaran Dasar

Tes Tulis Tes Uraian HOTS


2. Instrument
a. Lembar Pengamatan Sikap

Apek Yang Diniai


Nama Siswa Mengajukan Menjawab Mengemukakan Menanggapi Memberikan
No Nama Siswa pertanyaan pertanyaan gagasan sesuai gagasan solusi
topik yang dengan sikap

yang santun
dibahas

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK


1
2
3
....

b. Lembar Pengamatan Perilaku llmiah

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan

1. Rasa ingin tahu (curiosity)


2. Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan percobaan

3. Ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik


secara individu maupun kelompok

4. Keterampilan berkomunikasi pada saat belajar

Rubrik Penilaian Perilaku


No Aspek yang Rubrik
dinilai
1. Menunjukkan rasa 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam kegiatan
ingin tahu kelompok 2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias, dan
baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh 1: tidak menunjukkan
antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif

2. Ketelitian dan hati- 4. m en g a mati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam melakukan
hati percobaan 2. mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati
dalam melakukan percobaan 1. mengamati hasil percobaan sesuai prosedur,
kurang hati-hati dalam melakukan percobaan
3 Ketekunan dan 3: tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bias dilakukan,
tanggungjawab dalam berupaya tepat waktu. 2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
belajar dan bekerja baik namun belum menunjukkan upaya terbaiknya 1: tidak berupaya sungguh-
secara individu sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai
maupun berkelompok

4 Berkomunikasi 3. aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau ide, menghargai
pendapat siswa lain 2. aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan
gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain 1. aktif dalam tanya jawab,
tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide, kurang menghargai pendapat siswa
lain

b. Tes Tertulis ( Soal HOTS )

Topik : Pengukuran

Indikator Kata kerja operasional :


Disajikan diagram skala pada alat ukur, peserta didik dapat menjelaskan cara membaca skala pada alat ukur

Soal 1
Perhatikan kedua alat ukur berikut!
Diagram menunjukkan skala pada alat ukur :

Bagaimana cara membaca ukuran yang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………

Soal 2
Perhatikan kedua alat ukur berikut!
Perhatikan gambar alat dan bahan serta data pengukurannya berikut!

Besaran fisika yang terukur sesuai dengan data yang diperlihatkan tersebut adalah .... gram

Soal 3
Perhatikan jangka sorong berikut!
Hasil pengukuran panjang benda
di samping adalah ………………… cm

Soal 4
Perhatikan gambar!
Dari gambar di atas pembacaan skala mikrometer sekrup yang benar adalah …..... cm

Soal 5
Perhatikan gambar dibawah ini !

Seorang anak melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong. Posisi skala pengukuran seperti pada
gambar di atas. Hasil pengukuran itu adalah …… cm

LEMBAR KERJA SISWA


Pengukuran Besaran Panjang

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai
satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3
syarat yaitu
1. dapat diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai
besaran.
Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
3. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran
maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika
karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
4. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah
Jumlah.
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2
3. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu
(K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan
(tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
4. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak
macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu.
Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,
mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah
membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran
merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran.
Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan
terjadi dapat diprediksi dengan kuat.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang
diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.
2. Secara tidak langsung
Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran
yang diukur.
Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0. Kesalahan dapat
digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Keteledoran
Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil
menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak komponen
yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.
2. Kesalahan sistmatik
Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh : kesalahan
pengukuran panjang dengan mistas 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm
3. Kesalahan acak
Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kualitatif),
Contoh :
- kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang
- pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana
- pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan hukum II
Newton.
Ketidakpastian pada Pengukuran
Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan
mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh
beberapa hal misalnya batas ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam membawa hasil
yang ditunjukkan alat ukur.
Beberapa istilah dalam pengukuran:
· Ketelitian (accuracy)
adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai
benar X0
· Kepekaan
adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen, misal galvanometer
memiliki kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter / Voltmeter
· Ketepatan (precision)
adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.
· Presisi
berkaitan dengan perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil ukuran dan jumlah
angka desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran.
· Akurasi
yaitu seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya.
Ketelitian alat ukur panjang
1. Mistar : 1 mm
Mistar berskala terkecil memiliki memiliki ketelitian sampai 0,5 mm atau 0,05 cm. Ketelitian alat
untuk satu kali adalah setengah skala terkecil.

Panjang benda melebihi 8,7 cm


Panjang kelebihan ditaksir 0,05 cm
Hasil pengukuran panjang 8,75 cm
Batas ketelitian ½ x 1 mm = 0,5 mm
2. Jangka Sorong : 0,1 mm
Jangka sorong memiliki ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,1 cm. Jangka sorong terdiri dari rahang
tetap yang berskala cm dan mm, dan rahang sorong (geser) yang dilengkapi dengan skala nonius
yang panjangnya 9 mm dan dibagi dalam 10 m skala. Panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.
Benda skala antara rahang utamadengan rahang sorong adalah 0,1mm sehingga ketidakpastian
dari jangka sorong adalah ½ x 0,1 mm = 0,005 mm

Contoh:

Sebuah benda diukur dengan jangka sorong dengan kedudukan skala seperti pada gambar, maka
panjang benda:
Skala Utama = 26 mm
Skala nonius 0,5 mm
Batas ketelitiannya ½ skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm
3. Mikrometer sekrup 0,01 mm
Mikrometer skrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer skrup juga memiliki
dua skala , yaitu skala utama yang berskala mm (0,5 mm) dan skala nonius yang terdapat pada selubung
luar. Skala nonius memiliki 50 bagian skala yang sama. Bila diselubung luar berputar berputar satu kali,
maka poros berulir (rahang geser) akan maju atau mundur 0,5 mm. Bila selubung luar berputar satu
bagian skala, maka poros berulir akan maju atau mundur sejauh 0,02 x 0,5 mm = 0,01 mm, sehingga
kepastian untuk mikrometer sekrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm untuk pengukuran tungga.
Pelaporan hasil pengukuran adalah (X ± DX).
Cara meningkatkan ketelitian antara lain:
1. Waktu membaca alat ukur posisi mata harus benar
2. Alat yang dipakai mempunyai ketelitian tinggi
3. Melakukan pengukuran berkali-kali

Pengukuran dengan jangka sorong

Cara menentukan / membaca jangka sorong:


1. Angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius adalah 2,1 cm dan 2,2 cm.
2. Garis nonius yang tepat berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-5, jadi x = 2,1 cm + 5
x 0,01 cm = 2,15 cm (dua desimal)
Karena ketidakpastian jangka sorong = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm (tiga desimal), maka
hasilpengukuran jangka sorong :

Cara menentukan / membaca Mikrometer Sekrup

1. Garis skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar 4,5 mm lebih.
2. Garis mendatar pada selubung luar yang berhimpit dengan garis skala utama.

X = 4,5 mm + 47 x 0,01 mm = 4,97 mm (dua desimal)


Ketidakpastian mikrometer sekrup ½ x 0,01 mm = 0,005 mm
Jadi hasil pengukurannya
KEGIATAN 1 :

Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong

I. Tujuan :
Menentukan nilai pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong

II. Alat dan Bahan :


1. Jangka sorong
2. Kertas HVS
3. Kertas karton
4. Buku teks

III. Cara Kerja :


1. Letakkan benda 1 pada rahang tetap.
2. Geser rahang gerak hingga ujung benda lalu kunci dengan pemutar kunci jangka sorong.
3. Bacalah skala yang ditunjukkan skala utama.
4. Bacalah skala yang ditunjukkan skala nonius yang berhimpit dengan skala utama.

IV. Pengamatan :

No Benda yang diukur Pembacaan skala

1 Kertas HVS

2 Kertas karton

3 Buku teks

V. Pertanyaan :
1. Benda manakah yang memiliki nilai terbesar?
2. Mengapa dalam pengukuran dengan jangka sorong harus dikunci ?
3. Menurutmu, apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pengukuran panjang dengan jangka
sorong?
KEGIATAN 2 :

Pengukuran Besaran Panjang dengan Mikrometer Sekrup

I. Tujuan :
Menentukan nilai pengukuran yang ditunjukkan oleh mikrometer sekrup

II. Alat dan Bahan :


1. Jangka sorong
2. Kertas HVS
3. Kertas karton
4. Buku teks

III. Cara Kerja :


1. Letakkan benda 1 pada rahang tetap.
2. Putar rahang gerak hingga ujung benda lalu kunci dengan pemutar kunci mikrometer sekrup.
3. Bacalah skala yang ditunjukkan skala utama.
4. Bacalah skala yang ditunjukkan skala nonius yang berhimpit dengan skala utama.

IV. Pengamatan :

No Benda yang diukur Pembacaan skala

1 Kertas HVS

2 Kertas karton

3 Buku teks

V. Pertanyaan :
1. Benda manakah yang memiliki nilai terbesar?
2. Mengapa dalam pengukuran dengan micrometer sekrup harus dikunci ?
3. Menurutmu, apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pengukuran panjang dengan micrometer
sekrup?
4. Menurutmu, alat manakah (jangka sorong atau micrometer sekrup) yang memiliki tingkat
ketelitiam terbesar?

Karawang, 25 Juli 2019

Mengetahui
Kepala SMPIT Harapan Umat Karawang Guru Mata Pelajaran

Dwi Liswantari, S.Pd. Saeful Anwar, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai