Nim:857087825
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran kelas rangkap (PKR)
adalah model yang memungkinkan seorang guru untuk mengajar beberapa tingkat
kelas sekaligus dalam satu ruangan dan waktu . Model ini biasanya diterapkan di
daerah-daerah yang terisolasi dengan jumlah siswa yang minim, kekurangan tenaga
pengajar, atau keterbatasan fasilitas ruang belajar . PKR juga bisa menjadi alternatif
bagi guru yang tidak bisa hadir atau mengalami hambatan transportasi. PKR memiliki
beberapa manfaat, seperti meningkatkan interaksi sosial antara siswa dari berbagai
tingkat kelas, mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab siswa, serta
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal .
Akan tetapi, PKR juga menimbulkan beberapa masalah, seperti kesulitan guru
dalam mengelola kelas, menyiapkan materi, dan mengevaluasi hasil belajar siswa .
Guru juga harus bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam dalam hal
kemampuan, minat, dan gaya belajar . Karena itu, guru memerlukan strategi
pembelajaran yang efektif, fleksibel, dan kooperatif untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut . Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah cooperative learning
(CL), yaitu pembelajaran yang melibatkan kerjasama antara siswa dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. CL bisa meningkatkan kualitas
pembelajaran, partisipasi siswa, kompetensi sosial siswa, dan hasil belajar siswa .
Para ahli berpendapat, PKR memiliki hakikat atau esensi yang harus dipahami
oleh guru yang melaksanakannya. PKR bukanlah suatu masalah yang sulit diatasi,
melainkan suatu tantangan yang bisa dijadikan peluang untuk meningkatkan
profesionalisme guru. PKR juga bukanlah suatu kenyataan yang harus diterima begitu
saja, melainkan suatu realita yang harus diubah menjadi lebih baik dengan kreativitas
dan inovasi guru. PKR juga bukanlah suatu bentuk pengabdian yang harus
dikorbankan, melainkan suatu kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk
memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PKR merupakan model
pembelajaran yang memiliki urgensi dan relevansi bagi siswa sekolah dasar, terutama
di daerah-daerah terpencil. PKR juga membutuhkan dukungan dan bimbingan dari
pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, dinas pendidikan, kepala sekolah, dan orang
tua siswa . Selain itu, PKR juga memerlukan pengembangan dan penelitian lebih
lanjut untuk menemukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan
karakteristik siswa sekolah dasar . Dengan demikian, PKR dapat menjadi model
pembelajaran yang efisien, efektif, dan bermutu bagi siswa sekolah dasar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah ‘’Bagaimana kondisi
dan karakteristik pembelajaran kelas rangkap di sekolah- dasar dan mengapa penting
dilakukan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi dan karakteristik pembelajaran kelas rangkap di sekolah- dasar dan pentignya
pembelajaran kelas rangkap dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
Hal ini juga diperkuat dengan berita yang ditulis oleh Rudi Sopiana, seorang
bloger di Kompasiana, pada tanggal 8 Januari 2014.
Berita ini menjelaskan bahwa Ciamis merupakan salah satu kabupaten di
Indonesia yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap sebagai solusi untuk
mengatasi ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah-sekolah kecil, terutama
di daerah terpencil. Berita ini juga menyebutkan beberapa manfaat dari pembelajaran
kelas rangkap, seperti meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, mengembangkan
kompetensi dan karakter siswa, serta menghemat biaya dan sumber daya Pendidikan,
Dari berita tersebut, hasilnya adalah bahwa pembelajaran kelas rangkap di Ciamis
berhasil meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi siswa di sekolah-sekolah
kecil, terutama di daerah terpencil.
Selain itu berita lain yang juga dituls oleh David W. Chapman, Deon Filmer,
dan Samer Al-Samarrai, pada tahun 2010.
Berita ini menguraikan beberapa tantangan dan rekomendasi dalam
pengembangan pengajaran kelas rangkap di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di 12 kabupaten di 6 provinsi. Berita ini juga menyoroti beberapa
keunggulan dari pengajaran kelas rangkap, seperti meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penggunaan guru, ruang kelas, dan fasilitas, serta meningkatkan hasil
belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran kelas rangkap adalah suatu model pembelajaran yang memungkinkan
seorang guru mengajar siswa yang berbeda tingkat kelas dalam satu ruang kelas
secara bersamaan, dengan menggunakan metode-metode yang sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, dan minat siswa yang beragam. Pembelajaran kelas rangkap
memiliki beberapa urgensi, yaitu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi
siswa di daerah terpencil yang sulit mendapatkan guru atau sekolah; mengembangkan
kompetensi dan karakter siswa, seperti kemandirian, kerjasama, toleransi, kreativitas,
dan kritis; menghemat biaya dan sumber daya pendidikan, seperti guru, ruang kelas,
atau fasilitas.
B. SARAN
Dari permasalahan tersebut, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah :
1) Guru harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran kelas rangkap,
dengan mengikuti pelatihan, bimbingan, atau studi banding yang berkaitan
dengan model pembelajaran ini.
2) Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menyenangkan, dan
bermakna bagi siswa, dengan memberikan motivasi, penguatan positif, umpan
balik, atau pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan siswa
3) Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran
kelas rangkap, seperti ruang kelas yang luas, nyaman, dan fleksibel; buku-buku,
alat-alat, atau bahan-bahan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Hanfiah, N., & Suhana, C. (2010). Model pembelajaran berbasis SOLAT (Style Of
Learning And Teaching). Bandung: Alfabeta.
Sopiana, R. (2014, Januari 8). Ciamis agendakan pembelajaran kelas rangkap untuk
sekolah kecil. Kompasiana.