Anda di halaman 1dari 20

PPKN PSAS

1. Bedakan antara hak dan kewajiban


- Hak dapat diartikan sebagai sesuatu yang semestinya diterima dan/atau
dimiliki oleh seseorang
- Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan tidak boleh tidak
dilaksanakan atau ditinggalkan.

2. Bedaan antara warga negara dan penduduk sesuai Pasal 26 UUD 1945
- Warga negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lainnya disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
- Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia

3. Asas-asas kewarganegaraan yang digunakan di Indonesia


- Ius sanguinis sebagai asas utama; itu asal yang didasarkan pada keturunan
- Asas ius Soli bersifat terbatas; itu asas yang mengakui di mana seseorang
lahir maka disebut menjadi warga negara di mana ia lahir.
- Asas kewarganegaraan tunggal (monomorpatride) merupakan asas utama;
asas ini hanya mengakui seseorang memiliki satu warga negara
- Asas kewarganegaraan ganda (bipatride) terbatas adalah dua
kewarganegaraan yang diperoleh oleh seorang anak hasil perkawinan
campuran antara ayah atau ibu WNI dengan ayah atau ibu WNA.

4. Penggolongan penduduk/warga negara pada zaman Belanda menurut Indische


Staatsregelings Tahun 1925
- Golongan Eropa
- Golongan Timur Asing
- Golongan Bumiputra/ Pribumi atau inlander

5. Empat (4) asas kewarganegaraan dalam UU No. 12 Tahun 2006 ttg


Kewarganegaraan RI
- Ius sanguinis sebagai asas utama; itu asal yang didasarkan pada keturunan
- Asas ius Soli bersifat terbatas; itu asas yang mengakui di mana seseorang
lahir maka disebut menjadi warga negara di mana ia lahir.
- Asas kewarganegaraan tunggal (monomorpatride) merupakan asas utama;
asas ini hanya mengakui seseorang memiliki satu warga negara
- Asas kewarganegaraan ganda (bipatride) terbatas adalah dua
kewarganegaraan yang diperoleh oleh seorang anak hasil perkawinan
campuran antara ayah atau ibu WNI dengan ayah atau ibu WNA.

6. Contoh peran positif warag negara dalam negara


Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Contoh peran positif warga negara :
- Masyarakat meminta pemerintah membangun fasilitas seperti jalan raya,
rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya untuk mendapatkan manfaat.
- Pemerintah memberikan jaminan kesehatan (BPJS)

7. Perbuatan/hal-hal yang dapat menyebabkan kehilangan kewaranegaraan


- Memperoleh kewarganegaraan lain atas kehendak atau kemauannya sendiri
- Tidak menomorlak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain sedangkan
orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu
- Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonannya
sendiri
- Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden
- Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing
- Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan dalam suatu negara asing
- Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya
- Bertempat tinggal diluar wilayah republik indonesia selama 5 tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
indonesia sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir
- Pasal 24 ketentuan sebagaimana dumaksud dalam pasal 23 huruf d tidak
berlaku bagi mereka yang mengikuti program pendidikan di negara lain yang
mengharuskan mengikuti wajib militer

8. Perbedaan tugas TNI dan Polisi menurut Pasal 30 UUD 1945


- TNI terdiri atas AD, AL, dan AU sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara
- Polisi sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum

9. Nilai Instrumental Pancasila sebagai dasar negara


Nilai instumental merupakan penjabaran dari nilai dasar dalam bentuk peraturan per
undang-undangan
Urutan peraturan per undang-undangan :
- Undang-undang (UU)
- Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (PERPU)
- Peraturan presiden (PERPRES)
- Peraturan pemerintah (PP)
- Peraturan daerah (PERDA)
- Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Pertama :
Pasal 28E Ayat 1: Setiap orang berhak untuk mendarat atau pergi dan kembali
lagi.
Pasal 28E Ayat 2 : Setiap orang bebas untuk mengikuti hati nuraninya,
percaya pada keyakinannya, dan mengungkapkan pikiran dan sikapnya.
- Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Kedua :
Pasal 14: Presiden dapat memberikan amnesti dari sanksi dan rehabilitasi,
dengan memperhatikan pertimbangan badan eksekutif. Presiden juga
memberikan amnesti dan pencabutan sembari menunggu pengawasan DPR.
Pasal 28A: Orang berhak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B: Setiap orang berhak mencari keluarga dan meneruskan keturunan
melalui perkawinan yang sah menurut agama. Semua anak berhak untuk
bertahan hidup, tumbuh, tumbuh dan mendapatkan pinjaman dari kekerasan
dan diskriminasi.
- Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Ketiga :
Pasal 25A: Suatu negara kesatuan Republik Indonesia yang wilayahnya
ditentukan oleh batas-batas dan hak-haknya menurut undang-undang yang
disepakati, adalah negara kepulauan yang bercirikan negara kepulauan.
Pasal 35: Bendera Indonesia berwarna merah putih.
Pasal 36: Bahasa resmi adalah bahasa Indonesia.
Pasal 36A: Lambang negara adalah Garuda Pancasila, dan semboyannya
adalah Bhinneka Tunggal Ika.
- Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Keempat :
Pasal 2: Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat di setiap daerah dan kelompoknya dan berbagai perwakilan
yang dibentuk dengan undang-undang, majelis Permusyawaratan Rakyat
bersidang sedikitnya sekali setiap lima tahun di ibu kota negara,semua
keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat diputuskan dengan suara
terbanyak.
Pasal 3: Majelis Permusyawaratan Rakyat telah memberlakukan sebuah
konstitusi, yang menggunakannya sebagai arah nasional.
Pasal 6 ayat 2: Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Dewan Nasional,
yang memiliki jumlah suara terbanyak.
Pasal 19: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan
umum, susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang,
dewan Perwakilan Rakyat melakukan sidang sedikitnya setahun sekali.
- Contoh Nilai Instrumental Nilai Pancasila Sila Kelima :
- Pasal 33 ayat 3: Tanah, air, dan sumber daya alam yang dikandungnya telah
dikendalikan oleh negara dan digunakan untuk kesejahteraan rakyatnya secara
maksimal.
- Pasal 34: Anak-anak miskin dan terlantar harus dirawat di negara mereka.

10. Landasan hak WN untuk bekerja dan berpenghidpan layak


Hak atas kerja juga merupakan salah satu hak asasi manusia karena kerja berkaitan
dengan hak atas hidup, bukan tas hidup yang layak. Hak atas pekerjaan ini tercantum
dalam UUD Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
11. Kewajiban orang tua terhadap anak sesuai UUD 1945
Menurut UUD 1945, kewajiban orang tua terhadap anak meliputi :
- Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak, serta
menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya
- Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.
Kewajiban orang tua ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri
sendiri. Anak yang dimaksud adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Oleh karena itu, kewajiban dan
tanggung jawab orang tua dilakukan sampai anak berusia 18 tahun
- Pasal 45 ayat (1) dan (2) UU 1/1974 juga mengatur kewajiban orang tua
terhadap anak. Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggungjawab atas
terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial

12. Hak sekaligus kewajiban WN yang diatur dala Pasal 27 ayat 3


Pasal 27 Ayat 3 "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara."
Pasal 27 ayat 3 tersebut menegaskan bahwa semua warga negara Indonesia memiliki
kewajiban untuk membela negara.
- Contoh hak warga negara yang sesuai pasal ini adalah setiap warga negara
memiliki wewenang untuk ikut serta membela negara.
- kewajiban warga negara adalah wajib mengikuti upaya pembelaan negara.
Misalnya, pengabdian sesuai profesi, menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia,
dan lain sebagainya.

13. Sikap nasionalisme dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat


Sikap nasionalisme merupakan sikap yang menunjukkan bahwa seseorang merasa
cinta dan bangga terhadap tanah airnya, tetapi ia tidak merendahkan bangsa lain.
Sikap nasionalis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara :
- Menghormati dan mematuhi hukum negara: Sebagai warga negara yang
beradab, kita harus patuh pada peraturan dan hukum yang berlaku di negara
kita.
- Mengutamakan persatuan dan kesatuan: Warga negara yang memiliki sikap
nasionalis tidak terjebak dalam perpecahan dan konflik yang dapat merusak
persatuan dan kesatuan bangsa.
- Menjaga keutuhan wilayah: Sebagai warga negara yang memiliki sikap
nasionalis, kita harus menjaga integritas dan kedaulatan wilayah negara kita.
- Melestarikan kebudayaan dan warisan bangsa: Sebagai warga negara yang
berbangsa dan bernegara, kita harus menjaga, melestarikan, dan
mempromosikan kebudayaan dan warisan bangsa kita.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan: Warga negara yang memiliki sikap
nasionalis harus menghargai nilai-nilai kebangsaan seperti gotong royong,
kejujuran, kerja keras, dan keadilan.
Sikap nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat :
- Menggunakan produk lokal atau produk dalam negeri sebagai bentuk
dukungan terhadap Masyarakat
- Menjaga serta melestarikan benda-benda bersejarah peninggalan yang ada di
lingkungan sekitar
- Bangga menggunakan produk lokal atau produk dalam negeri
- Menjaga persatuan dan kesatuan negara, khususnya di lingkungan Masyarakat
- Mengawasi hal-hal yang terjadi di lingkungan masyarakat, seperti interaksi
anak-anak agar tetap berlangsung tertib
- Memberikan bekal berupa pendidikan moral bagi remaja di Masyarakat
- Menaati aturan yang berlaku di Masyarakat
- Saling memberikan toleransi pada perbedaan yang terjadi di lingkungan
masyarakat, seperti perbedaan keyakinan
- Tidak mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan Masyarakat

14. Isi Pasal 29 Ayat 2 UUD Negara RI Tahun 1945


Pasal 29 Ayat 2: "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan
itu."
Makna Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 dapat disimpulkan bahwa negara telah menjamin
kemerdekaan warganya dalam beragama dan beribadah. Maksudnya, Negara
Republik Indonesia melindungi, membina, serta mengarahkan warganya untuk
menjalankan kehidupan sesuai ajaran keyakinan yang dianut. Peran negara adalah
menjaga serta menciptakan suasana rukun, damai dan toleransi bagi setiap umat
beragama. Negara berkewajiban membuat peraturan perundang-undangan yang
melarang siapapun melakukan pelecehan terhadap ajaran agama atau kepercayaan
lain. Selain itu, pemerintah harus membimbing dan membina warga negaranya agar
saling menghormati satu sama lain, serta memberlakukan peraturan yang adil tanpa
memandang satu agama lebih tinggi dari lainnya.

15. Kewajiban warga negara yang beragam dalam sila ketiga


Sila ketiga : persatuan indonesia
- Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, di antaranya kerja bakti dan
gotong royong membersihkan
lingkungan sekitar tanpa membedakan status
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, dengan taat membayar
pajak tepat waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku
- Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
- Kewajiban berkerjasama tanpa mempertimbangkan suku, agama, ras, dan
antar golongan.

16. Isi ketentuan dalam Pasal 28 UUD Negara RI tahun 1945


Pasal 28 : “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisam dan tulisan dan sebagainya di tetapkan dengan undang-undang”
Makna yang terkandung dalam pasal 28 UUD negara Republik Indonesia tahun
1945 yakni negara menjamin hak asasi manusia secara menyeluruh yang mencakup
hak hidup, hak membentuk keluarga, mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, perlakuan
yang sama di mata hukum, hak memeluk agama, dan beribadat menurut agamanya,
dan hak-hak lainnya.
17. Implementasi kesetaraan WN dalam keh. Berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat
Implementasi kesetaraan warga negara (WN) dalam kehidupan berbangsa, bernegara,
dan bermasyarakat di Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti bela negara,
pemahaman nilai-nilai kebangsaan, dan implementasi Pancasila.
Contoh implementasi kesetaraan WN dalam kehidupan berbangsa, bernegara,
dan bermasyarakat:
- Bela Negara: Meningkatkan dan menerapkan sikap tenggang rasa dan rasa
saling tolong-menolong dengan masyarakat lainnya. Bekerja berdasarkan
prinsip gotong royong menjaga kebersihan lingkungan, merawat fasilitas
umum, atau membantu tetangga yang membutuhkan
- Pemahaman Nilai-nilai Kebangsaan: Meningkatkan pemahaman dan
pemantapan nilai-nilai kebangsaan, seperti gotong royong, musyawarah, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Implementasi Pancasila: Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, seperti gotong royong, toleransi, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Implementasi kesetaraan WN juga dapat dilihat dalam berbagai kebijakan pemerintah,
seperti kebijakan sistem kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memberikan
perlindungan dan jaminan kesejahteraan bagi seluruh PNS tanpa memandang latar
belakang agama, etnis, atau jenis kelamin

18. Sikap dan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh WN apabila terjadi
Pelanggaran hukum
Apabila terjadi pelanggaran hukum, warga negara (WN) seharusnya melakukan
tindakan yang sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Salah satu
tindakan yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan bantuan hukum yang
disediakan oleh negara. Bantuan hukum ini menunjukkan peran negara dalam
melindungi serta menjamin hak asasi warga negara akan akses terhadap keadilan dan
kesamaan di hadapan hukum. Bantuan hukum ini diberikan kepada masyarakat yang
membutuhkan, terutama bagi mereka yang tidak mampu melakukan pembelaan
sendiri dalam suatu proses hukum. Selain itu, warga negara juga diharapkan untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan, serta mematuhi ketentuan hukum yang
berlaku. Dalam konteks ini, memanfaatkan bantuan hukum yang disediakan oleh
negara merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh warga negara
apabila terjadi pelanggaran hukum.

19. Kandungan Pasal 27 (ayat 1) UUD Negara RI TaHUN 1945


Pasal 27 ayat 1: "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya."
Pasal 27 ayat 1 menjelaskan tentang prinsip equality before the law atau asas
persamaan di hadapan hukum. Prinsip tersebut menegaskan bahwa setiap warga
negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum tanpa ada pengecualian.
Prinsip equality before the law dalam pasal 27 ayat 1 ini juga ditegaskan dalam UU
Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, tepatnya pada pasal 4 ayat 1.
Berdasarkan pasal tersebut, pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak
membeda-bedakan orang.
Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai
hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat, memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang
hukum, sebagaimana bunyi pasal 5 ayat 1 dan 2 UU Nomor 48 Tahun 2009.

20. Konstitusi merupakan hasil


Konstitusi merupakan hasil dari kesepakatan bersama antara berbagai elemen
bangsa, sehingga konstitusi harus dihormati dan dipatuhi oleh semua warga negara.
Pengertian konstitusi menurut para ahli :
- Pengertian Konstitusi Menurut L. J. van Apeldoor
Konstitusi merupakan sebuah hukum dasar yang mencakup Undang-Undang
Dasar seperti hukum dasar tertulis hingga hukum dasar yang tidak tertulis atau
biasa disebut dengan konvensi.
- Pengertian Konstitusi Menurut E. C. S. Wade
Konstitusi adalah sebuah naskah yang mampu memaparkan rangka hingga
tugas pokok dari suatu badan pemerintahan negara sekaligus menentukan juga
berbagai pokok dalam panduan kerja badan tersebut.
- Pengertian Konstitusi Menurut Jimly Asshidiqie
Konstitusi merupakan Undang Undang Dasar yang termasuk dalam hierarki
hukum menempati kedudukan paling tinggi dan memiliki sifat fundamental,
sehingga pembuatan berbagai macam peraturan dibawahnya tidak boleh
bertentangan dengan Undang Undang Dasar.

21. Kesepakatan yang mengikat warga negara dengan negara. Contoh kewajiban
WN Terhadap negaara
- Wajib membayar pajak tepat pada waktunya. Misalnya Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
- Wajib menjaga fasilitas umum dengan tidak merusaknya. Wajib menjaga
ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar.
- Wajib menaati peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.
- Wajib menaati norma yang berlaku, misalnya norma kesopanan dan norma
hukum.
- Wajib menaati peraturan lalu lintas, misalnya menggunakan helm saat naik
sepeda motor.
- Wajib membayar sejumlah biaya setelah menggunakan fasilitas umum.
Misalnya membayar biaya jalan tol dan transportasi umum.
- Wajib menghormati serta menjaga toleransi antar umat beragama agar
persatuan Indonesia tetap utuh.
- Wajib menghormati hak hidup serta HAM setiap manusia dengan tidak
membahayakan hidup orang lain.
- Wajib melakukan bela negara. Contohnya dengan penggunaan produk lokal
Indonesia serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

22. Contoh kasus pengingkaran kewajiban WN


- Tidak membayar pajak sesuai ketentuan
- Yidak menaati peraturan lalu lintas
- Melanggar hak asasi manusia lain
- Melakukan tindakan kriminal
- Tidak ikut dalam aksi pembelaan negara
- Tidak Ikut Serta dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Nasional
- Merusak Fasilitas Umum dan Membuang Sampah Sembarangan
- Rendahnya Kesadaran terhadap Kewajiban
- Penyalahgunaan kekuasaan

23. Contoh implementasi hak WN dalam memeroleh pendidikan


Dalam konstitusi negara Indonesia, hak mendapatkan pendidikan tercantum dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31 yaitu:
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.
Menurut UNESCO, yang dimaksud hak atas pendidikan adalah:
- Pendidikan dasar yang gratis, wajib, dan bersifat universal
- Pendidikan menengah, termasuk yeknik dan kejuruan yang tersedia secara
umum, dapat diakses oleh semua atas dasar kapasitas individu yang progresif
gratis
- Pendidikan tinggi yang dapat diakses oleh semua orang atas dasar kapasitas
individu namun progresif gratis
- Pendidikan dasar bagi individu yang belum menyelesaikan pendidikan
- Kesempatan pelatihan profesional
- Pemerataan mutu pendidikan melalui standar minimal
- Pengajaran dan perlengkapan berkualitas untuk guru
- Sistem fellowship yang memadai dan kondisi materi untuk staf pengajar
- Kebebasan memilih

24. Contoh siswa dapat menunjukan pelanggaran sila kedua Pancasila


Sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Pada sila kedua ini diharapkan masyarakat bisa hidup dengan adil dan sesuai dengan
hakikat manusia. Supaya kita bisa mengetahui apa saja pelanggaran pancasila maka
berikut adalah contoh pelanggaran pancasila sila kedua :
- Perbudakan : Perbudakan jelas menyalahi sila kedua ini karena manusia
tidak dilakukan dengan semestinya dan tidak manusiawi sehingga perbudakan
sangatlah dilarang.
- Memperkerjakan anak di bawah umur : Jenis penyimpangan sila kedua
adalah memperkejakan anak di bawah umur. Anak di bawah umur tidak pantas
untuk bekerja karena kewajiban mereka adalah sekolah, terutama jika
memperkerjakan anak di bawah umur dengan tidak wajar.
- Ketidakadilan dalam bidang ekonomi : Terkadang ada beberapa kasus
dalam ekonomi yang akan merugikan orang-orang yang tidak mampu dan
malah menguntungkan bagi kalangan kaum atas.
- Ketikdakadilan karena hutang bagi rakyat kalangan bawah : Salah satu
kasus yang pernah ada dan menjadi salah satu pelangagran dalam sila kedua
ini adalah usaha pemerintah untuk memenuhi kewajuban pemabayaran pajak.
Hal ini menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat terutama yang berasal
dari kalangan bawah karena merasa digenjot untuk membayar dan itu sama
saja seperti membuat rakyat kecil mensubsidi pengusaha kaya yang sekarang
mengemplang BLBI. Hal ini menimbulkan ketidakadilan.

25. Contoh siswa dapat menunjukan pelanggaran sila ketiga Pancasila


Sila ketiga “Persatuan Indonesia”
Memiliki makna penting yaitu mengutamakan persatuan seluruh bangsa Indoenesia
yang berbeda dari suku, agama, ras, dan budayanya. Dengan sila ini diharapakan jika
Indonesia bisa bersatu walau berbeda-beda.
Berikut ini adalah contoh kasus pelanggaran Pancasila sila ke 3 :
- Menganggap suku lain lebih baik dari sukunya sendiri : Indonesia terdiri
dari berbagai macam suku ras, semua suku tentu saja memiliki keunikan dan
kelebihan masing-masing. Membandingkan dan mengangap suku lain remeh
tentu saja merupakan salah satu pelanggaran dari sila ini karena semuanya
memang diciptakan berbeda untuk saling melengkapi.
- Perang antar suku : Seperti yang dilihat, makna dari sila ini adalah
mempersatukan Indonesia. Jika terjadi perang suku tentu saja Indonesia akan
terpecah dan mungkin tidak menjadi utuh sehingga ini bisa menjadi salah satu
pelanggaran pancasila.
- Menjadi provoator etnis atau suku tertentu : Yang ketiga adalah ketika ada
seseorang yang menjadi seorang provokator dari suku atau etnis tertentu yang
bisa memcicu adanya perang antar suku atau konflik panas.
- OPM (Organisasi Papua Merdeka) : Organisasi Papua Merdeka ini sudah
beridiri sejak tahun 1965 dan bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan
ini merupakan salah satu organisasi yang bersikeras untuk memisahkan Papua
Barat dari wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri karena merasa jika daerah
mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia. Ini termasuk
pelanggaran sila ketiga karena ingin berpisah dari Bangsa Indonesia.

26. Makna nilai praksis dalam Pancasila


 Nilai praksis adalah nilai-nilai yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, ataupun bernegara. Nilai praksis
merupakan penerapan dari nilai dasar dan nilai instrumental Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
 Nilai praksis Pancasila adalah perwujudan nilai instrumental dalam praktik nyata
realitas sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan negara.
27. Pelaku ekonomi menurut Pasal 33 UUD Negara RI Tahun 1945
Pasal 33 :
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
 Dalam Pasal 33 ayat (1) disebutkan jika perekonomian disusun berdasarkan asas
kekeluargaan. Artinya, sistem perekonomian yang digunakan dan dikembangkan
seharusnya tidak menggunakan asas persaingan dan individualistik.
 Dalam Pasal 33 ayat (2) dan (3) disebutkan jika negara menguasai berbagai cabang
produksi yang memiliki kepentingan luas, bumi dan air serta kekayaan alam yang ada.
Hal ini dimaksudkan supaya seluruh komponen tersebut dapat diolah dan digunakan
untuk kepentingan masyarakat luas dan untuk memakmurkan rakyatnya. Maka dari itu,
penguasaan hal penting yang menyangkut kepentingan umum, dikuasai oleh negara.
 Dalam Pasal 33 ayat (4) disebutkan jika perekonomian nasional diselenggarakan
berdasarkan demokrasi ekonomi dan prinsip lainnya, seperti kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan menjaga
keseimbangan kemajuan serta kesatuan ekonomi nasional. Sistem perekonomian
ditujukan dan dapat dikuasai oleh rakyat, namun, perekonomian tersebut tidak dapat
langsung dikuasai masyarakat, namun bisa diwakilkan oleh wakil rakyat, seperti MPR,
DPR, DPD serta presiden.
28. Contoh-contoh pelanggaran hak hidup sesuai Pasal 28 A UUD Negara RI Tahun
1945
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).
 Tidak menghormati hak asasi manusia orang lain merupakan salah satu contoh
pelanggaran kewajiban. Hal ini mencakup seperti bullying, pemerkosaan, penipuan,
pembunuhan, dan perampokan.
 Melakukan kekerasan yang berbau SARA termasuk pelanggaran kewajiban sebagai
warga negara. Tindakan ini merupakan hal yang serius dan merugikan konteks
kewarganegaraan karena melanggar prinsip dasar demokrasi, hak asasi manusia, dan
kesetaraan.
29. Hak menjadi calon Presiden/Wakil Presiden sesuai Pasal 6 (1) UUD Negara RI
Tahun 1945.
Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri,
tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
30. Pengertian hukum
 Hukum merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam masyarakat yang dapat
memaksa orang supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat serta
memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak mau
patuh mentaatinya.
 E. Utrecht : hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan
larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus
ditaati oleh masyarakat tersebut.
 Hukum adalah suatu kumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan
serta sanksi yang tegas bagi yang melanggar aturan tersebut.
 Hukum dapat diartikan sebagai segala peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis yang mengikat orang yang berada dalam lingkup jangkauannya, dan
memiliki sanksi yang tegas guna menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat.
31. Ciri- ciri hukum
1) Berupa perintah atau larangan, yang merupakan suatu keharusan bagi seseorang untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
2) Hukum mengatur tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bemegara.
3) Hukum dibuat oleh badan atau lembaga yang berwenang untuk membuat hukum dalam
suatu negara.
4) Memiliki kepastian hukum, artinya mengikat seluruh warga negara, pelaksanaannya
dapat dipaksakan, dan memiliki sanksi yang tegas dan nyata.
32. Makna perlindungan hukum
 Perlindungan, berasal dari kata lindung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), lindung berarti sembunyi sembunyi di bawah sesuatu, berlindung berarti
menempatkan diri di bawah (di balik, di belakang) sesuatu supaya tidak terlihat atau
tidak kena angin, panas, dsb;
 Perlindungan bermakna tempat berlindung; hal (perbuatan dsb) memperlindungi.
 Perlindungan hukum adalah upaya melindungi yang dilakukan pemerintah atau
penguasa dengan sejumlah peraturan yang ada.
33. Salah satu azas yang mencerminkan materi muatan peraturan perundang-
undangan
a. asas pengayoman: setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus berfungsi
memberikan pelindungan untuk menciptakan ketenteraman masyarakat.
b. asas kemanusiaan: setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat
setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
c. asas kebangsaan: setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia
d. asas kekeluargaan: setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. asas kenusantaraan: setiap materi muatan peraturan perundang-undangan senantiasa
memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan Materi Muatan Peraturan
Perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional
yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
f. asas bhinneka tunggal ika: setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah
serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. asas keadilan; setiap materi muatan peraturan perundangundangan harus mencerminkan
keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.
h. asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh memuat hal yang bersifat membedakan
berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
i. asas ketertiban dan kepastian hukum: setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian
hukum.
j. asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan: setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara
kepentingan individu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara.
34. 4 fungsi hukum dalam masyarakat
Keberadaan hukum dalam masyarakat antara lain memiliki fungsi:
1) Mengatur dan menciptakan ketertiban masyarakat,
2) Mengurangi dan membatasi penggunaan kekerasan dalam masyarakat;
3) Menciptakan ketertiban;
4) Mewujudkan kesejahteraan maysrakat, serta
5) Menciptakan keadilan masyarakat.
35. Tujuan hukum dalam masyarakat
 Prof. Subekti, SH : hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang pokoknya ialah
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
 Prof. Mr. Dr. L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup
manusia secara damai, Hukum menghendaki pedamaian.
 Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan.
 Prof. Mr. J. Van Kan, hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan tiap-tiap
manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.
Memperhatikan pendapat para ahli hukum tesebut kiranya dapat dipahami bahwa yang
menjadi tujuan hukum, antara lain:
1) Mengabdi pada tujuan negara yaitu mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan bagi
rakyatnya.
2) Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
3) Mencapai keadilan dan ketertiban hidup.
4). Menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan
itutidak dapat diganggu.
Selain yang dikemukakan oleh para ahili, dalam hukum terdapat teori tujuan hukum yaitu:
1) Teori etis, teori ini mendasarkan pada etika. Menurut teori etis, tujuan hukum adalah me
keadilan.
2) Teori utilitis, menurut teori ini, tujuan hukum adalah memberikan faedah sebanyak
banyaknya bagi Masyarakat, dengan memberikan kebahagiaan dan kenikmatan
3) Campuran teori etis dan utilits, menurut teori ini, hukum bertujuan menjaga ketertiban
dan mencapai keadilan dalam masyarakat.
36. Unsur- unsur penegakan hukum
Dalam Penegakan Hukum ada 3 unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu: Kepastian
Hukum (Rechtssicherheit), Keadilan (gerechtigkeit) dan Kemanfaatan
(Zweckmassigkeit).
 Kepastian Hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan semaunya,
dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib, bagaimana hukumnya
itulah yang seharusnya berlaku dalam peristiwa konkrit.
 Dalam penegakan hukum harus memperhatikan keadilan, namun hukum tidak selalu
identik dengan keadilan karena hukum bersifat umum dan mengikat semua orang.
 Dalam penegakan hukum masyarakat mengharapkan kemanfaatan, jangan sampai
karena penegakan hukum justru timbul keresahan di masyarakat.
37. Penegakan hukum dalam konstitusi
Di Indonesia, penegakan hukum dalam konstitusi melibatkan berbagai lembaga dan
mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945). Berikut adalah beberapa contoh penegakan hukum dalam konstitusi di
Indonesia:
1. **Mahkamah Konstitusi (MK):** Mahkamah Konstitusi adalah lembaga peradilan yang
khusus menangani perkara yang berkaitan dengan konstitusi. MK memiliki wewenang untuk
menguji undang-undang terhadap UUD 1945 dan memutuskan sengketa hasil pemilihan
umum. Keputusan MK bersifat final dan mengikat.
2. **Pengadilan Umum:** Pengadilan di tingkat umum juga memiliki peran penting dalam
penegakan hukum konstitusi. Mereka menangani kasus-kasus yang melibatkan pelanggaran
konstitusi dan memastikan bahwa hukum diterapkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
3. **Kejaksaan Agung:** Kejaksaan Agung sebagai lembaga penuntut umum memiliki
tanggung jawab untuk menegakkan hukum, termasuk mengejar kasus-kasus korupsi dan
pelanggaran hukum lainnya. Kejaksaan Agung juga berperan dalam memberikan pendapat
hukum kepada pemerintah.
4. **Kepolisian:** Kepolisian Republik Indonesia (Polri) adalah lembaga penegak hukum
yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka
memiliki peran dalam menegakkan hukum dan menanggapi pelanggaran hukum, termasuk
pelanggaran yang berkaitan dengan konstitusi.
5. **Dewan Perwakilan Rakyat (DPR):** Sebagai lembaga legislatif, DPR memiliki peran
dalam membuat undang-undang sesuai dengan konstitusi. DPR juga berpartisipasi dalam
proses pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang oleh pemerintah.
6. **Pemerintah dan Presiden:** Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden,
bertanggung jawab untuk menjalankan kebijakan-kebijakan sesuai dengan konstitusi. Kepala
negara dan pemerintah harus tunduk pada hukum dan tidak boleh bertindak di luar
kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945.
7. **Partisipasi Masyarakat Sipil:** Organisasi masyarakat sipil, seperti lembaga advokasi
hak asasi manusia, LSM anti-korupsi, dan kelompok advokasi lainnya, turut berperan dalam
mengawasi dan mengkritisi pelaksanaan konstitusi. Partisipasi masyarakat sipil dapat menjadi
mekanisme kontrol sosial terhadap pemerintah.
8. **Ketentuan Konstitusi Lainnya:** Prinsip-prinsip seperti asas negara hukum, hak asasi
manusia, dan pemisahan kekuasaan juga merupakan bagian integral dari konstitusi Indonesia.
Penegakan prinsip-prinsip ini membantu menjaga agar kebijakan dan tindakan pemerintah
tetap sesuai dengan konstitusi.
38. Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum
Tujuannya pentingnya perlindungan dan penegakan hukum tidak lain untuk memastikan
subjek hukum memperoleh setiap haknya. Kemudian, apabila ada pelanggaran akan hak-
hak tersebut, adanya perlindungan hukum dapat memberikan perlindungan penuh pada
subjek hukum yang menjadi korban. Keduanya merupakan pilar utama dalam
menjaga keadilan dan ketertiban dalam suatu negara.
Tujuan lainnya :
1. Tegaknya Supremasi Hukum
2. Tegaknya Keadilan
3. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
39. Faktor yang mempengaruhi perlindungan dan penegakan hukum
Faktor Penentu Keberhasilan Perlindungan dan Penegakan Hukum Menurut Soerjono
Soekanto,
1) Hukumnya
Dalam hal ini yang dimaksud tidak boleh bertentangan dengan Ideologi negara, undang-
undang harus menurut ketentuan yang mengatur kewenangan pembuatan undang-undang
sebagaimana diatur dalam konstitusi negara, serta undang- undang harus sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat tempat undang-undang tersebut diberlakukan adalah
undang-unda undang
2) Penegak Hukum
Penegak hukum yaitu pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya
masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan Dalam menjalankan
tugas tersebut dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme sehingga
menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak, termasuk semua anggota
masyarakat
3) Masyarakat
Masyarakat yaitu masyarakat lingkungan tempat hukum tersebut berlaku atau diterapkan,
warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, menaati hukum
yang berlaku dengan penuh kesadaran akan penting dan perlunya hukum bagi kehidupan
masyarakat
4) Sarana atau Fasilitas yang Mendukung Penegakan Hukum
Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum mencakup tenaga manusia yang
terdidik dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup,
dan sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai merupakan suatu keharusan
bagi keberhasilan penegakan hukum.
5) Kebudayaan
Kebudayaan sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia dalam
pergaulan hidup. Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasan hukum yang
berlaku, nilai-nilai merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik
sehingga dianut dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari. Hal-hal tersebut yang
semakin memperkuat keyakinan bahwa proses perlindungan dan penegakan hukum
merupakan sesuatu yang penting dan mutlak untuk dilaksanakan oleh sebuah negara
40. Tegaknya suprermasi hukum
Bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur pergaulan manusia,
dalam berbagai macam kehidupan. Semua tindakan warga negara dan pemerintah selalu
berlandaskan hukum yang berlalu
 Supremasi hukum memiliki arti upaya penegakan dan menempatkan hukum pada
tingkat paling tinggi. Penempatan hukum yang sesuai pada tempatnya diharapkan bisa
memberikan perlindungan kepada seluruh rakyat tanpa adanya intervensi atau campur
tangan dari pihak manapun termasuk penyelenggara negara.
 Maka dari itu, supremasi hukum tak hanya bisa ditandai dari adanya aturan hukum
yang ditetapkan, tetapi juga harus diiringi dengan kemampuan pengikatan kaidah
hukum.
 Supremasi hukum adalah bentuk upaya penegakan hukum yang adil, independen dan
juga bebas. Di mana prinsip tersebut akan bisa melahirkan kepastian hukum yang bisa
mengarah pada lahirnya budaya politik akan sadar dan taat terhadap hukum.
41. Tegaknya keadilan dalam masyarakat
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara, setiap warga
negara dapat menikmati naknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari
keadilan tsb. Dengan terwujudnya keadilan setiap warga negara dapat hidup dengan tenang,
nyaman, dan aman
42. Peran lembaga kepolisian negara Republik indonesia
 Pasal 30 UUD 1945 pascaamandemen menegaskan, Polri adalah alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
 Ada tiga peran Polri.
- menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (law and order).
- memerangi kejahatan (fighting crimes).
- melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

43. Peran kejaksaan Republik Indonesia


1. Menegakkan supremasi hukum,
2. Perlindungan kepentingan umum atau masyarakat,
3. Penegakan hak asasi manusia serta pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
atau KKN.
 Secara khusus, Kejaksaan Republik Indonesia merupakan lembaga yang menjalankan
kekuasaan negara di bidang penuntutan.
 Kejaksaan juga berperan sebagai satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana
atau executive ambteenar. Kejaksaan Republik Indonesia juga bisa berperan dalam
ranah hukum perdata dan tata usaha negara. Artinya kejaksaan bisa mewakili
pemerintah dalam ranah perkara perdata serta tata usaha negara, sebagai Jaksa
Pengacara Negara.
44. 4 tugas dan wewenang kejaksaan
Tugas dan wewenang tersebut di antaranya:
 Bidang pidana
- Melakukan penuntutan
- Melaksanakan penetapan hakim serta putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap (inkracht)
- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan keputusan lepas bersyarat
- Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang
- Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan, dalam pelaksanaannya membutuhkan
koordinasi dengan penyidik.
 Bidang perdata dan tata usaha negara
- Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
 Bidang ketertiban dan ketenteraman umum
- Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
- Mengamkan kebijakan penegakan hukum
- Mengawasi peredaran barang cetakan
- Mengawasi aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat serta negara
- Mencegah penyalahgunaan dan atau penodaan agama
- Meneliti dan mengembangkan hukum serta statistik kriminal.
45. Tingkatan lembaga kejaksaan menuru peraturan perundang- undangan tentang
kekuasaan kehakiman
Kejaksaan Republik Indonesia dibagi menjadi tiga. Pembagian ini tercantum dalam Pasal 3
dan 4 UU Nomor 16 Tahun 2004. Berikut pembagiannya:
1. Kejaksaan Agung : Berkedudukan di ibu kota negara Indonesia dan daerah kekuasaan
hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara.
2. Kejaksaan Tinggi : Berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah kekuasaan
hukumnya meliputi wilayah provinsi tersebut.
3. Kejaksaan Negeri : Berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota dan daerah
kekuasaan hukumnya meliputi wilayah kabupaten tersebut.
46. Peran advokat
Dalam sistem peradilan pidana, advokat berperan membantu tersangka dan terdakwa
untuk memahami proses hukum yang dijalaninya, meliputi tahap pra-ajudikasi,
ajudikasi, dan purna-ajudikasi. Selain itu, advokat juga ikut mengawasi dan membantu
penyidik serta penuntut umum untuk menjalani proses menjaga keseimbangan antara
kepentingan publik dan semua hak serta jaminan yang diberikan hukum pada
tersangka dan terdakwa.
47. Upaya hukum banding
 Upaya Hukum Biasa: Banding
Adalah upaya hukum yang dilakukan apabila salah satu pihak tidak puas terhadap
putusan Pengadilan Negeri.
 Dasar hukumnya adalah UU No 4/2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Pokok Kekuasaan dan UU No 20/1947 tentang Peradilan Ulangan.
 Permohonan banding harus diajukan kepada panitera Pengadilan Negeri yang
menjatuhkan putusan (pasal 7 UU No 20/1947).
 Urutan banding menurut pasal 21 UU No 4/2004 jo. pasal 9 UU No 20/1947
mencabut ketentuan pasal 188-194 HIR, yaitu:
1. ada pernyataan ingin banding
2. panitera membuat akta banding
3. dicatat dalam register induk perkara
4. pernyataan banding harus sudah diterima oleh terbanding paling lama 14 hari
sesudah pernyataan banding tersebut dibuat.
5. pembanding dapat membuat memori banding, terbanding dapat mengajukan kontra
memori banding.
48. Contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum di sekolah
Contoh Perilaku Melanggar Aturan di Lingkungan Sekolah
 Menyontek ketika ulangan.
 Datang ke sekolah terlambat.
 Bolos mengikuti pelajaran.
 Tidak memperhatikan penjelasan guru.
 Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah dsb..
49. Norma hukum
 Norma hukum merupakan kesepakatan yang dibuat oleh seluruh unsur
masyarakat, atau yang mewakili masyarakat di wilayah-wilayah tertentu. Norma
hukum sangat penting untuk disepakati, karena dibahas tentang apa yang boleh
dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan.
 Norma hukum bersifat "Heteronom‟, dalam arti bahwa norma hukum itu datang
dari luar diri seseorang. Sedangkan norma lainnya bersifat otonom, dalam arti
norma itu berasal dari diri seseorang.
 Norma hukum itu dapat dilekati dengan sanksi pidana maupun sanksi pemaksa secara
fisik, sedangkan norma yang lain tidak dapat dilekati dengan sanksi pidana atau
sanksi pemaksa secara fisik.
 Norma hukum dalam hal sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh
aparat negara (misalnya polisi, jaksa, hakim), sedangkan terhadap pelanggaran norma-
norma lainnya sanksi itu datangnya dari diri sendiri.
 Norma hukum memiliki aturan yang pasti dan tertulis maupun lisan yang apabila
melanggar akan mendapatkan sanksi.
50. Penggolongan hukum berdasarkan bentuknya
Ada dua jenis hukum berdasarkan bentuknya, hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis Berikut adalah penjelasannya :
 Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum tertulis adalah UUD 1945,
keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain.
 Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh masyarakat dan dipatuhi,
akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur yang formal, melainkan lahir dan tumbuh di
kalangan masyarakat tersebut. Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat, hukum
agama, dan lain-lain.
51. Penggolongan hukum berdasarkan sumbernya
Ada 5 jenis-jenis hukum berdasarkan sumbernya, yakni hukum undang-undang, hukum
kebiasaan, hukum traktat, hukum yurisprudensi, dan hukum ilmu. Berikut adalah penjelasan
penggolongan hukum menurut sumbernya :
 Hukum Undang-Undang
Hukum undang-undang atau disebut sebagai wettenrech, adalah jenis hukum yang terletak
dan tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.
 Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan atau disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech, adalah jenis hukum yang
berlaku di dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan adat.
 Hukum Traktat
Hukum traktat atau disebut juga sebagai tractaten recht, adalah jenis hukum yang ditetapkan
oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara atau traktat.
 Hukum Yurisprudensi
Hukum yurisprudensi atau disebut juga sebagai yurisprudentie recht, adalah jenis hukum
yang muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi rujukan hakim selanjutnya
dalam memberi putusan dalam pengadilan.
 Hukum Ilmu
Hukum ilmu atau disebut juga sebagai wetenscaps recht, adalah jenis hukum yang pada
dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal
dan sangat berpengaruh.
52. Contoh mematuhi hukum yang berlaku
1. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak memiliki
Surat Izin Mengemudi (SIM)
2. Setiap warga negara Indonesia wajib membayar pajak.
3. Seseorang yang melakukan tindak kejahatan atau tindak kriminal akan diberi sanksi
yang sudah berlaku.
4. Setiap orang menaati rambu lalu lintas dll..
53. Wewenang MA
Mahkamah Agung memiliki kewenangan yang meliputi sebagai berikut.
a) Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir
oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung,
kecuali undang-undang menentukan lain.
b) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang.
c) Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
Dalam hal yang berkaitan dengan lembaga negara, Mahkamah Agung berwenang untuk
sebagai berikut.
a) Memberikan pertimbangan hukum kepada presiden dalam permohonan grasi dan
rehabilitasi.
b) Mahkamah Agung dapat memberi keterangan, pertimbangan, dan nasihat masalah
hukum kepada lembaga negara dan lembaga pertahanan.
c) Ketentuan mengenai pemberian keterangan, pertimbangan, dan nasihat masalah hukum
kepada lembaga negara dan lembaga pemerintahan diatur dalam undang- undang.
54. Wewenang Mahkamah Konstitusi
Wenang MK: mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk:
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
b. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar,
c. memutus pembubaran partai politik, dan
d. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
55. Pasal 24 UUD 1945
Pasal 24
(1) Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.*** )
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.***)
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
undang-undang.** **)

Anda mungkin juga menyukai