Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : Aljabar Linear Dosen : Melina, S.Si., M.

Si

MATRIKS

Fakultas Sains dan Informatika

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2023
SPL Homogen (lanjutan Materi SPL)

Pertemuan 2

Operasi Matriks
Aturan Ilmu Hitung Matriks
Macam-macam Matriks
Matriks Elementer
Invers Matriks

Melina, S.Si., M.Si Hal : 2 1


Sistem Persamaan Linear Homogen

Suatu sistem persamaan linear dikatakan homogen adalah sistem persamaan linear yang semua suku
konstannya nol sehingga bentuk umum SPL homogen adalah sebagai berikut :

Dimana 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah variabel

Melina, S.Si., M.Si 1


Karena semua suku konstan adalah nol maka matriks lengkap SPL homogen sering disingkat

𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛


𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚𝑛

Sistem Persamaan Linear Homogen selalu mempunyai penyelesaian tak trivial,


jika banyaknya variabel lebih besar dibandingkan banyaknya persamaan.

Melina, S.Si., M.Si 2


Prosedur yang digunakan dalam sisten persamaan linear homogen adalah dengan mereduksi matriks yang
diperbesar menjadi bentuk

 Eselon baris (eliminasi Gauss)


 Eselon baris tereduksi (eliminasi Gauss-Jordan)

Eliminasi Gaus

Eliminasi Gaus Jordan

Melina, S.Si., M.Si 3


CONTOH

Selesaikan SPL berikut

2𝑥 + 𝑦 + 3𝑧 = 0
𝑥 + 2𝑦 =0
𝑦+𝑧 =0

Penyelesaian
SPL dalam bentuk matriks

2 1 3 𝑥 0
1 2 0 𝑦 = 0
0 1 1 𝑧 0

Melina, S.Si., M.Si 4


Dengan Eliminasi Gauss

2 1 3 0 B1 ↔ B2 1 2 0 0 1 2 0 0
1 2 0 0 2 1 3 0 B2 - 2B1 0 −3 3 0 B2 ↔ B3
0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0

1 2 0 0 1 2 0 0 𝟏 2 0 0
0 1 1 0 0 1 1 0 0 𝟏 1 0
1
0 −3 3 0 B3 + 3B2 0 0 6 0 6
B3 0 0 𝟏 0

Persamaan menjadi
𝑥 + 2𝑦 = 0 maka 𝑥 = 0
𝑦 + 𝑧 = 0 maka y = 0 ∴ Solusi Trivial 𝑥 = 𝑦 = 𝑧 = 0
𝑧=0

Melina, S.Si., M.Si Page : 8 5


Dengan Eliminasi Gauss

2 1 3 0 B1 ↔ B2 1 2 0 0 1 2 0 0
1 2 0 0 2 1 3 0 B2 - 2B1 0 −3 3 0 B2 ↔ B3
0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0

1 2 0 0 1 2 0 0 𝟏 2 0 0
0 1 1 0 0 1 1 0 0 𝟏 1 0
1
0 −3 3 0 B3 + 3B2 0 0 6 0 6
B3 0 0 𝟏 0

Persamaan menjadi
𝑥 + 2𝑦 = 0 maka 𝑥 = 0
𝑦 + 𝑧 = 0 maka y = 0 ∴ Solusi Trivial 𝑥 = 𝑦 = 𝑧 = 0
𝑧=0

Melina, S.Si., M.Si Page : 8 6


Eliminasi Gauss Jordan

* Melanjutkan dari hasil Eliminasi Gauss *

𝟏 2 0 0 1 2 0 0 B1 −2 B2 1 0 0 0
0 𝟏 1 0 B2 − B3 0 1 0 0 0 1 0 0
0 0 𝟏 0 0 0 1 0 0 0 1 0

Diperoleh
𝑥=0
𝑦=0
𝑧=0 ∎

Melina, S.Si., M.Si Page : 8 7


LATIHAN

1) Selesaikan SPL Homogen 2) Selesaikan SPL Non Homogen berikut ini

a) 𝑥 + 2𝑦 =0
−𝑥 − 2𝑦 + 𝑧 = 0 𝑥1 − 2𝑥2 + 𝑥3 − 4𝑥4 = 1
𝑥1 − 3𝑥2 + 7𝑥3 − 2𝑥4 = 2
2𝑥 + 3𝑦 + 𝑧 = 0 𝑥1 − 12𝑥2 − 11𝑥3 − 16𝑥4 =5

Melina, S.Si., M.Si Page : 8 8


PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS

Penjumlahan Matriks
Misalkan terdapat dua buah matriks, yaitu matriks A dan matriks B. Jika matriks C adalah matriks
penjumlahan dari A dengan B, maka matriks C dapat diperoleh dengan menjumlahkan setiap elemen pada
matriks A yang seletak dengan setiap elemen pada matriks B. Oleh karena itu, syarat agar dua atau lebih
matriks dapat dijumlahkan adalah harus memiliki ordo yang sama.

Melina, S.Si., M.Si Hal : 2 9


Pengurangan Matriks
Misalkan terdapat dua buah matriks, yaitu matriks A dan matriks B. Jika matriks C adalah matriks
pengurangan dari A dengan B, maka matriks C dapat diperoleh dengan mengurangkan setiap elemen
pada matriks A yang seletak dengan setiap elemen pada matriks B.

Melina, S.Si., M.Si 10


Contoh
1 3 3 4
𝐴= ,𝐵=
4 5 1 3
Penjumlahan Matriks

1 3 3 4 1+3 3+4 4 7
𝐴 + 𝐵= + = =
4 5 1 3 4+1 5+3 5 8

Penjumlahan Matriks

1 3 3 4 1 − 3 3 − 4 −2 −1
𝐴 − 𝐵= + = =
4 5 1 3 4−1 5−3 3 2

Melina, S.Si., M.Si 11


PERKALIAN MATRIKS

1) Perkalian Matriks dengan Skalar

Misalkan terdapat matriks A berordo m × n dan suatu bilangan real (skalar), yaitu k. Perkalian antara matriks A
dengan skalar k dapat ditulis dengan kA yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen matriks A dengan
skalar k.

Contoh
1 2 3
Diketahui matriks 𝐴 = 2 2 1 dan
3 1 2
konstanta 𝑘 = 2

1 2 3 2 4 6
Maka 𝑘. 𝐴 = 2 2 2 1 = 4 4 2
3 1 2 6 2 4

Melina, S.Si., M.Si 12


2) Perkalian Matriks dengan Matriks

Cara mengalikan dua buah matriks adalah mengalikan antar baris dan
kolom.

Syarat dua buah matriks, misal matriks


A dan matriks B, dapat dikalikan adalah
jika banyaknya kolom matriks A sama
dengan banyaknya baris matriks B.

Melina, S.Si., M.Si Hal : 2 13


Dapat Dikalikan

Melina, S.Si., M.Si 14


Contoh

1 2
2 1 2
𝐴= , 𝐵 = 3 1 . Ditanya 𝐴𝐵 ?
1 2 2
2 1

Penyelesaian

1 2 2𝑥 1 + 1𝑥3 + (2𝑥2) 2𝑥 2 + 1𝑥1 + (2𝑥1)


2 1 2
𝐴𝐵 = 3 1 =
1 2 2 1𝑥1 + 2𝑥3 + (2𝑥2) 1𝑥2 + 2𝑥1 + (2𝑥1)
2 1

9 7
=
11 6

Melina, S.Si., M.Si 15


MATRIKS INVERS

Invers matriks adalah kebalikan (invers) dari sebuah matriks yang apabila matriks
tersebut dikalikan dengan inversnya, akan menjadi matriks identitas. Invers matriks
dilambangkan dengan . Suatu matriks dikatakan memiliki invers jika determinan dari
matriks tersebut tidak sama dengan nol.

Contoh
3 2
Dik 𝐴 = , dit 𝐴− ?
2 2

Penyelesaian
−1
1 2 −2
𝐴 =
6 − 4 −2 3

1 2 −2 1 −1
= =
2 −2 3 −1 3/2

Melina, S.Si., M.Si 16


MATRIKS ELEMENTER

Definisi: Sebuah matriks 𝑛 𝑥 𝑛 dinamakan matriks elementer jika matriks tersebut dapat diperoleh
dari matriks identitas 𝑛 𝑥 𝑛 yakni 𝐼𝑛 dengan melakukan sebuah operasi baris elementer.

Terdapat tiga cara untuk membuat matriks elementer yaitu :


1. Dengan operasi mempertukarkan dua baris pada matriks satuan, dinotasikan : 𝑅𝑖 ↔ 𝑅𝑗
2. Mengalikan sebuah baris dengan konstanta/skalar, selama skalar bukan nol, dinotasikan :
𝑘𝑅𝑖 → 𝑅1
3. Menambahkan kelipatan dari suatu baris dengan baris lain, dinotasikan : 𝑘𝑅1 +𝑅𝑗 → 𝑅𝑗
Berikut diberikan contoh matriks elementer dan operasi yang menghasilkannya

Melina, S.Si., M.Si 17


Matriks elementer adalah sebuah matiks 𝑛 𝑥 𝑛 yang diperoleh dengan melakukan sebuah
operasi baris elementer terhadap matriks identitas 𝑛 𝑥 𝑛

Matriks elementer yang


diperoleh dengan
mengalikan baris pertama
dengan 2

Matriks elemter yang


diperoleh dengan
menukar baris pertama
dengan baris 3

Melina, S.Si., M.Si 18


Mencari 𝐴−1 dengan Menggunakan Matrik Elementer

Definisi: Sebuah matriks 𝑛 𝑥 𝑛 dinamakan matriks elementer jika matriks tersebut dapat diperoleh
dari matriks satuan 𝑛 𝑥 𝑛 yakni 𝐼𝑛 dengan melakukan sebuah operasi baris elementer tunggal.

Matrik bujur sangkat 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 disebut mempunyai invers jika terdapat matriks 𝐴−1 sedemikian rupa
sehingga
𝑨𝑨−𝟏 = 𝑨−𝟏 𝑨 = 𝑰

➢ Jika A mempunyai invers maka A disebut matrik tak singular.


➢ Jika tidak mempunyai invers maka matriknya disebut matrik singular.
➢ Untuk mendapatkan invers suatu matrik, salah satu metodenya adalah menggunakan
matrik elementer

Melina, S.Si., M.Si 19


Cara praktis mendapatkan invers dari suatu matrik bujur sangkar dengan melakukan serangkaian
OBE secara bersamaan antara matriks A dengan matriks satuan 𝐼 dengan target mengubah matrik A
menjadi matrik satuan 𝐼 dan akibatnya diperoleh perubahaan matrik 𝐼 menjadi matrik invers .

Contoh
Tentukan invers dari matriks berikut
−1 2
𝐴=
3 1

Penyelesaian

−1 2 : 1 0 −𝑅1 1 −2 : −1 0 ~ 1 −2 : −1 0
𝐴∶𝐼 = 3 1 : 0 1 R2-3R1 0 7 : 3 1 1
3 1 : 0 1 ~ 7
R2

Melina, S.Si., M.Si 20


1 −2 : −1 0 R1+2R2 1 0 : −1/7 2/7
0 1 : 3/7 1Τ7 ~ 0 1 : 3/7 1Τ7

Diperoleh
−1/7 2/7
𝐴−1 =
3/7 1Τ7

Melina, S.Si., M.Si 21


LATIHAN

1. Yang manakah diantara matriks berikut yang merupakan matriks elementer

1 0 0
2 0 1 0
a) b) c) 0 1 −3
0 1 3 1
0 0 1

2. Hitunglah perkalian dari matriks

−2 2 4 5 0 7 2
𝐴= 𝐵 = 3 −4 1 6
−4 1 6
4 −2 −3 −1

3. Carilah invers matriks


1 2 3
𝐴= 2 5 3
1 0 8

Melina, S.Si., M.Si 22


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai