Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK

MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 22 SURABAYA

THE APPLICATION OF A COMBINATION OF RELAXATION TECHNIQUES AND SELF-INSTRUCTION TO


REDUCE THE SATURATION STUDY OF CLASS XI-IPA 2 SMA N 22 SURABAYA

ZUNI EKA KHUSUMAWATI


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,
email: zunieka77@gmail.com

Elisabeth Christiana, S.Pd., M.Pd.


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,
Prodi_bk_unesa@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang dalam penelitian dimana terdapat 8 siswa di kelas XI-IPA 2 yang ditemui oleh peneliti saat
berada di dalam kelas, nampak ada 1 siswa yang mengantuk di dalam kelas, 1 siswa yang masuk ke kelas sebelah yang
bukan kelasnya, 1 siswa berada di koperasi/kantin walaupun jam pelajaran telah dimulai, 2 siswa telat datang masuk ke
kelas, 1 siswa tiduran di ruang OSIS dengan alasan ada kegiatan OSIS, 1 siswa bermain HP/gaget di dalam kelas, 1
siswa ramai di dalam kelas dan tidak mendengarkan guru saat memberikan pelajaran, dan lain-lain. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan kombinasi antara teknik relaksasi dan self-instruction dapat mengurangi
kejenuhan belajar siswa kelas XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif,
dengan one group pre-test and post-test design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk
mengetahui tingkat kejenuhan belajar yang dialami siswa kelas XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya. Subjek dalam
penelitian ini adalah 8 siswa kelas XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya yang mengalami kejenuhan belajar yang tinggi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik nonparametrik dengan menggunakan uji tanda. Hasil analisis uji
tanda menunjukkan bahwa N=8 dan x=0 dengan α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05, maka diperoleh harga
ρ=0,004, harga tersebut lebih kecil dari α=0,05. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa H 0 ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Penerapan kombinasi antara teknik relaksasi dan
self-instruction untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya ” dapat diterima.

Kata Kunci : Kombinasi, Teknik Relaksasi, Self-Instruction, Kejenuhan Belajar

ABSTRAC

The background in this study consist of 8 of students in class XI-IPA 2 are experiencing saturation in the
study, it was shown by the behavior of students in the classroom as 1 student sleepy in class, 1 student visit the next
class which was not his/her class, 1 student go to canteen though hour lesson has started, 2 students coming late to
class, 1 student sleeping in the student council room with no reason council activities, 1 student play mobile / gadget in
the classroom, 1 student noisy in the classroom and not listen to the teacher when giving lessons, and others. This study
aimed to determine the application of a combination of relaxation techniques and self-instruction can reduce student
learning saturation class XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya. This research was a quantitative study, with one group pre-test
and post-test design. The data collection method used was a questionnaire to determine the saturation level of learning
experienced by students of class XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya. Subjects in this study were 8 students of class XI-IPA 2
SMA N 22 Surabaya who have studied high saturation. The data analysis technique used was nonparametric statistics
using the sign test. The results of the sign test analysis shows that N = 8 and x = 0 with α (standard error) of 5% is
0.05, then the price obtained ρ = 0.004, the price is smaller than α = 0.05. From the analysis it can be seen that H0 is
rejected and Ha is received. It can be concluded that the hypothesis "The application of a combination of relaxation
techniques and self-instruction to reduce the saturation study of class XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya "acceptable.

1
Jurnal BK UNESA. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10

Keywords:Combination, Relaxation Techniques,Self-Instruction,Saturation Study

PENDAHULUAN belajar dapat dialami siapa saja. Siswa yang


Latar Belakang kemampuan akademiknya kurang ataupun siswa yang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di dianggap pintar sekalipun bisa mengalaminya.
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang Banyakanya aktivitas dan kegiatan di sekolah, serta
paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tuntutan-tuntutan yang ada yang harus dialami oleh
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung siswa dapat menyebabkan siswa mengalami gejala-
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh gejala seperti siswa merasa kelelahan pada seluruh
siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan suatu bagian indera, dan kurang bersemangat dalam
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, timbul rasa bosan,
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru kurang termotivasi, kurang perhatian, tidak ada minat,
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya serta tidak mendatangkan hasil. Dari gejala-gejala
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, tersebut yang Nampak dapat dinyatakan bahwa siswa
2010:1). sedang alami kejenuhan belajar. Dari situlah akibat
Erickson (dalam Santrock, 2003) menjelaskan yang dapat ditimbulkan karena siswa alami kejenuhan
bahwa masa remaja merupakan masa pencarian dalam belajarnya, adalah menurunnya nilai prestasi
identitas, dimana remaja dalam pencarian identitas dalam belajar atau memiliki prestasi yang rendah dalam
dihadapkan pada pertanyaan siapa dirinya, apa belajar, membolos masuk kelas, tidak disiplin, enggan
peranannya dalam masyarakat dan kemana mereka untuk belajar, pasif di kelas, ramai di kelas, sering
menuju dalam hidupnya. Remaja yang memiliki tingkat meninggalkan kelas, tidak mampu menjawab
pikiran yang lebih kompleks, secara emosional lebih pertanyaan dan tidak mengerjakan PR, dll.
sensitive, dan lebih sering menghabiskan waktu dengan Seperti halnya yang terjadi di SMA N 22 Surabaya
teman-temannya. Perubahan membuat remaja hasil dari pengamatan dan wawancara awal yang
mengalami konflik diri yang membuat stress dan dilakukan pada 20-24 januari 2014 pukul 10.00 WIB,
dituntut untuk dewasa dalam menyikapi setiap peneliti menemukan beberapa ciri yang nampak
permasalahan yang dialaminya. Selain itu, proses ditunjukkan oleh siswa yang di duga mereka alami
pembelajaran yang ada di sekolah seringkali membuat kejenuhan dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan oleh
remaja mengalami stress dikarenakan banyaknya 8 siswa yang ditemui oleh peneliti saat berada di dalam
tuntutan dan harapan yang harus dipenuhi baik dari kelas, nampak ada 1 siswa yang mengantuk di dalam
lingkungan sekolah maupun keluarga. Kondisi ini kelas, 1 siswa yang masuk ke kelas sebelah yang bukan
kerapkali membuat remaja alami tingkat stress yang kelasnya, 1 siswa berada di koperasi/kantin walaupun
tinggi. Dan stress yang berkepanjangan yang dialami jam pelajaran telah dimulai, 2 siswa telat datang masuk
oleh remaja dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan ke kelas, 1 siswa tiduran di ruang OSIS dengan alasan
belajar pada siswa. ada kegiatan OSIS, 1 siswa bermain HP/gaget di dalam
Thursan Hakim (2000:62) kejenuhan belajar adalah kelas, 1 siswa ramai di dalam kelas dan tidak pernah
suatu kondisi mental seseorang saat mengalami rasa mendengarkan guru saat memberikan pelajaran, dan
bosan dan lelah yang amat sangat sehingga lain-lain. Perilaku yang ditampakkan oleh siswa tersebut
mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, tidak saat di dalam kelas sudah menunjukkan adanya
bersemangat melakukan aktivitas belajar. Untuk itu, kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa. Apalagi
keterlibatan yang intensif merupakan salah satu kunci perilaku yang ditunjukkan dilakukan oleh siswa dalam
untuk memahami dan menjelaskan fenomenakejenuhan jangka waktu satu minggu ,dan ditampakkan oleh siswa
belajar. Proses belajar yang terus-menerus dilakukan pada beberapa mata pelajaran yang dianggap siswa sulit
para siswa serta tekanan-tekanan, baik dari dalam diri dan membosankan, seperti : matematika, kimia, fisika,
maupun lingkungannya untuk mencapai prestasi belajar sejarah, dll. Namun ketika siswa mendapatan mata
yang maksimal dapat membawa siswa pada batas pelajaran seperti : olahraga, kesenian, BK, dan
kemampuan jasmaniahnya. Pada akhirnya siswa ekstrakulikuler siswa nampak antusias dalam
mengalami keletihan fisik dan emosi (mental), mengikutinya.
meningkatnya sikap depersonalisasi dan menurunnya Hal inipun juga diakui sendiri oleh siswa ketika
keyakinan akademis. Meski harus diakui,kejenuhan berbincang-bincang dengan mereka sepulang sekolah di

2
Penerapan Kombinasi Antara Teknik Relaksasi Dan Self-Instruction Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa
Kelas Xi IPA 2 SMA Negeri 22 Surabaya

taman sekolah dan menyatakan bahwa mereka kelelahan ego yang dimilikinya, mempermudah individu
dengan aktivitas yang harus dijalani setiap hari di mengontrol diri, menyelamatkan jiwa, dan memberikan
sekolah yang di rasa tidak ada istirahatnya buat kesehatan bagi tubuh individu. Adapun manfaat
bersenang-senang, dari pagi jam 06.25-15.00 WIB relaksasi adalah membuat individu lebih mampu
bersekolah melakukan proses belajar mengajar, menurunkan ketegangan, mengurangi masalah yang
setelahnya melakukan kegiatan ekstrakulikuler atau berhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit
OSIS sampai jam 17.00 WIB, bahkan terkadang sampai kepala dan insomnia, mengurangi kelelahan, aktivitas
malam. Sampai di rumah juga harus mengikuti mental dan latihan fisik yang tertunda, membantu tidur
Bimbingan Belajar (BIMBEL), lalu mengerjakan nyenyak dan meningkatkan pemahaman terhadap
Pekerjaan Rumah (PR) dari guru, belum lagi beberapa pengetahuan.
ketambahan tugas dari orang tua di rumah. Semua Agar kejenuhan belajar setelah dilakukan teknik
kegiatan itu membuat para siswa menjadi jenuh dalam relaksasi tidak lagi muncul lagi setelah siswa kembali ke
melakukan berbagai aktivitas mereka sehari-hari. Belum rutinitas kegiatan belajar, maka dapat dikombinasikan
lagi ketika di dalam kelas menerima pelajaran yang dengan satu teknik yang cocok untuk merubah kognitif
susah dan tidak terlalu disukai karena membuat kepala siswa, dan salah satu teknik yang cocok adalah self-
puyeng ditambahi lagi dengan gurunya yang killer instruction. Senada dengan pendapat dari Safaria (2004)
membuat mereka semakin tidak menyukai pelajaran dan yang menyatakan bahwa teknik relaksasi merupakan
benar-benar jenuh saat berada di kelas dengan pelajaran salah satu teknik yang sulit diterapkan pada anak,
tersebut. Diakui juga oleh beberapa siswa bahwa sehingga dapat digabungkan dengan instruksi diri,
mereka lakukan itu karena suasana kelas yang monitoring diri, management diri, dll. Dikuatkan pula
membosankan dan monoton, membuat pikiran menjadi oleh pendapat Agustin (2009) yang menyatakan
tambah sumpek, beda dengan pelajaran yang diberikan konseling kognitif-perilaku efektif untuk
dengan relaks dan enjoy, pikiran jadi lebih relaks. Dari mengintervensi berbagai macam gangguan
hal tersebut nampak bahwa siswa yang alami kejenuhan psikopatologis seperti menangani kejenuhan belajar.
dalam belajar berawal dari pikiran mereka saat Secara umum intervensi ini melibatkan proses kognitif
menerima proses pembelajaran. dan perilaku dalam rangka perubahan perilaku dan
Dalam hal ini tentang kejenuhan belajar yang kognitif.
dialami oleh siswa Bimbingan dan Konseling sangat Mengacu pada latar belakang tersebut di atas maka
berperan penting di dalamnya karena Bimbingan dan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
Konseling yang merupakan bagian integral dari proses penerapan kombinasi antara teknik relaksasi dan self-
pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap instruction untuk mengurangi kejenuhan belajar pada
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. siswa kelas XI IPA 2 SMA N 22 Surabaya.
Permasalahan yang muncul dalam diri siswa
tersebut harus segera ditangani agar tidak terus-menerus Rumusan Masalah
mengganggu proses belajar siswa. Dan menimbulkan Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang
dampak-dampak negatif pada siswa. salah satu cara dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah
yang dapat digunakan untuk mengatasi kejenuhan sebagai berikut, “Apakah penerapan kombinasi antara
belajar itu sangat diperlukan, dengan harapan siswa tekhnik relaksasi dan self-instruction mampu
tersebut lebih bisa menerima materi yang diberikan oleh mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI IPA
pengajar adalah dengan menggunakan teknik relaksasi. 2 SMA N 22 Surabaya?”
Beech dkk, (dalam Nursalim, 2005:82) berpendapat Rumusan masalah secara operasional adalah,
bahwa relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi “apakah terdapat perbedaan skor tingkat kejenuhan
perilaku. Dimana terapi tingkah laku adalah penerapan belajar antara sebelum dan sesudah diberikan penerapan
aneka ragam tekhnik dan prosedur yang berakar pada kombinasi antara tekhnik relaksasi dan self-instruction
berbagai teori tentang belajar. terapi ini menyertakan pada siswa kelas XI IPA 2 di SMA N 22 Surabaya?”
penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada
pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih Tujuan Penelitian
adaptif. Dan Relaksasi yang merupakan salah satu Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di
teknik dalam terapi perilaku yang dapat digunakan atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji
individu untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri bahwa penerapan kombinasi antara tekhnik relaksasi
individu dengan membentuk kepribadian yang baik, dan self-instruction mampu mengurangi kejenuhan
menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau belajar pada siswa kelas XI IPA 2 SMA N 22 Surabaya.
akibat ketidakberdayaan individu dalam mengendalikan Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan skor tingkat

3
Jurnal BK UNESA. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10

kejenuhan belajar siswa antara sebelum dan sesudah pandangan ilmiah, relaksasi merupakan
diberikan penerapan kombinasi antara tekhnik relaksasi perpanjangan serabut otot skeletal, sedangkan
dan self-instruction. ketegangan merupakan kontraksi terhadap
perpindahan serabut otot. Sedangkan Gemilang
(2013:153) memberi pengertian bahwa teknik
relaksasi merupakan suatu teknik yang dapat
KAJIAN PUSTAKA digunakan semua orang untuk menciptakan
Kejenuhan Belajar mekanisme batin dalam diri seseorang dengan
Secara harfiah, arti jenuh adalah padat atau membentuk pribadi yang baik, menghilangkan
penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apa pun. berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat
Selain itu, jenuh juga bukan berarti jemu atau bosan. ketidakberdayaan seseorang dalam
Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami mengendalikan stress dan emosi yang
kelupaan, ia juga terkadang mengalami pikiran negative dimilikinya, mempermudah seseorang
lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam istilah mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan
psikologi lazim disebut learning plateau atau plateau membersihkan kesehatan dan kecantikan tubuh.
(baca plea saja). Peristiwa jenuh ini kalau dialami Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik
seorang siswa yang sedang dalam proses belajar relaksasi adalah suatu teknik yang dapat
(kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut digunakan untuk menciptakan mekanisme batin
merasa telah memubazirkan usahanya. yang rileks dan baik, sehingga mampu
Reber,1988 (dalam Muhibbin Syah,2012:181), menghilangkan berbagai pikiran kacau akibat
kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang ketidakberdayaan dalam mengendalikan ego
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan yang dimiliki, serta memberikan kesehatan pada
hasil. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar tubuh.
seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh 2. Self-Instruction
dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan Self-Instruction merupakan satu dari
hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung beberapa teknik pendekatan Cognitive
selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, Behavioral Therapy (CBT) yang dikembangkan
misalnya seminggu. Namun, tidak sedikit siswa yang oleh Donald Meinchenbeum. Self-Instruction
mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu adalah sebuah teknik perilaku kognitif yang
berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu. dimaksudkan guna mengajari individu untuk
Muhibbin Syah (2012:181) menyatakan bahwa memodifikasi perilaku mereka sendiri. Teknik
seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh sistem ini membantu orang mengubah apa yang
akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang menjadi anggapan mereka tentang diri mereka
diharapkan dalam memproses item-item informasi atau sendiri (Santrock,2007:293). Ilfiandra 2008
pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya (dalam Ewin, 2012) menyatakan bahwa self-
seakan-akan “jalan di tempat”. instruction adalah suatu teknik untuk membantu
Sedangkan menurut Thursan Hakim (2000:62) klien terhadap apa yang konseli katakan kepada
kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang dirinya dan menggantikan pernyataan diri yang
saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat lebih adaptif. Meinchenbium 1974 (dalam
sehingga mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, Sharf, 2004) mengungkapkan bahwa teknik self-
tidak bersemangat melakukan aktivitas belajar. instruction adalah cara untuk individu
Dari berbagai pendapat tersebut diatas maka mengajarkan pada diri mereka sendiri
dapat disimpulkan bahwa kejenuhan belajar merupakan bagaimana menangani secara efektif terhadap
suatu kondisi dimana siswa merasa bosan, lelah, kurang situasi yang sulit bagi diri mereka sendiri.. Jadi
perhatian dalam pelajaran, tidak ada minat dan motivasi dapat disimpulkan bahwa self-instruction
dalam belajar serta tidak mendatangkan hasil. merupakan suatu teknik dalam pendekatan
perilaku kognitif yang membantu mengajarkan
Kombinasi Antara Teknik Relaksasi dan Self- kepada individu untuk mengubah anggapan
Instruction individu terhadap situasi yang sulit bagi mereka
1. Teknik Relaksasi menjadi lebih efektif.
Beech dkk, (dalam Nursalim, 2005:82) 3. Kombinasi Antara Teknik Relaksasi dan
berpendapat bahwa relaksasi adalah salah satu Self-Instruction
teknik dalam terapi perilaku. Menurut

4
Penerapan Kombinasi Antara Teknik Relaksasi Dan Self-Instruction Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa
Kelas Xi IPA 2 SMA Negeri 22 Surabaya

Dalam mengkombinasikan dua teknik ketika konselor mengatakan untuk


yang digunakan peneliti melakukan menggenggam tangan maka konseli harus
kombinasinya dari tahapan-tahapan yang mempraktekkannya sama persis seperti apa
dimiliki dari masing-masing teknik, serta hal- yang telah di contohkan oleh konselor saat
hal yang perlu di perhatikan dalam menerapkan pemberian petunjuk, begitu pula untuk
teknik, seperti yang terlihat dalam bagan di gerakan-gerakan yang lain dan juga saat
bawah ini : pemberian tahapan teknik self-instruction
siswa juga harus mengikuti arahan dari
Subandi (2003:166) , Ramdhani Cormier, 2003 : konselor.
dan Adhyos (2006): a. Rational
a. Petunjuk Cara Berpakaian b. Self-Guidance 5. Melakukan tahapan kombinasi antara
b. Menciptakan suasana c. Overt External teknik relaksasi dan self-instruction
nyaman Guidance
c. Langkah-langkah relaksasi d. Overt Self
Dalam memberikan tahapan
Otot (8 gerakan, mulai dari e. Faded Overt Self kombinasi latihan antara teknik relaksasi
gerakan otot tangan, otot Guidance dan self-instruction diawali dengan
tangan bagian belakang, f. Covert Self Guidance
bisep, bahu, wajah, dada, g. homework memberikan tahapan relaksasi otot yang
perut dan paha) terdiri dari delapan tahapan relaksasi otot
dan konselor memberikannya dalam
a. Rasional bentuk ucapan langsung oleh konselor dan
b. Petunjuk Cara Berpakaian
c. Menciptakan Suasana Yang Nyaman konseli mengikuti instruksi konselor.
d. Petunjuk Melakukan kombinasi antara teknik relaksasi Dilanjutkan dengan memberikan tahapan
dan self-instruction
e. Melakukan tahapan
latihan self-instruction dengan menerapkan
f. Penilaian pasca latihan empat tahapan instruksi diri (Overt
g. Pekerjaan Rumah dan Tindak Lanjut External Guidance , Overt Self , Faded
Overt Self Guidance , Covert Self
Tahapan kombinasi antara teknik Guidance) untuk mengurangi pikiran-
relaksasi dan self-instruction adalah pikiran konseli tentang beberapa mata
1. Rasional pelajaran yang dianggapnya sulit, dengan
Dalam tahap ini konselor menginstruksikan pada diri konseli bahwa
mengemukakan tujuan dan prosedur itu salah dan mereka mampu
singkat pelaksanaan kombinasi antara melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
teknik relaksasi dan self-instruction serta dengan baik.
konfirmasi tentang kesediaan/kesungguhan 6. Penilaian pasca latihan
konseli menggunakan teknik ini. Konselor menanyakan tentang sesi
pertama latihan dan mendiskusikan
2. Petunjuk tentang cara berpakaian masalah-masalah yang dialami.
Sebelum sesi latihan sebenarnya,
konseli hendaknya diberi petunjuk baju 7. Pekerjaan rumah dan tindak lanjut
yang layak untuk latihan. Konseli
hendaknya menggunakan baju yang Konselor memberi pekerjaan rumah
nyaman dipakai, dan jika konseli memakai dan meminta konseli mengisi uku
kacamata atau konta lens bisa di lepas. penilaian terhadap latihan di rumah dan
3. Menciptakan suasana yang nyaman konselor juga mengatur sesi tindak lanjut.
Lingkungan yang enak diperlukan
agar latihan menjadi efektif, dan Hipotesis Penelitian
diperlukan suasana yang tenang dan bebas Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka
dari suara yang mengganggu. di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
4. Petunjuk melakukan latihan kombinasi “Penerapan kombinasi antara tekhnik relaksasi dan self-
antara teknik relaksasi dan self- instruction dapat mengurangi tingkat kejenuhan belajar
instruction yang dialami siswa kelas XI IPA 2 di SMA N 22
Sebelum latihan dimulai konselor Surabaya”.
memberikan contoh secara langsung apa
yang harus dilakukan oleh konseli. Dimana

5
Jurnal BK UNESA. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10

METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2012:142) metode angket


Jenis dan Rancangan Penelitian adalah metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
Dalam penelitian ini menggunakan jenis peneliti dengan memberi pertanyaan atau pernyataan
penelitian pre eksperimen design dengan rancangan pre- tertulis kepada responden, angket adalah teknik
test dan post-test one group design, yaitu suatu pengumpulan data yang efisien karena bisa digunakan
penelitian eksperimen yang dilakukan pada satu untuk jumlah responden yang cukup besar.
kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Penelitian
ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh suatu Teknik Analisis Data
tindakan terhadap suatu variabel. (Arikunto, 2010:123). Setelah semua data yang diperlukan terkumpul,
Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap
dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. data tersebut. Pada penelitian ini data yang telah
Pertama dilakukan tes awal (pre-test) dengan terkumpul melalui angket adalah data kuantitatif yang
menggunakan angket kejenuhan belajar. Dari hasil pre- berupa angka atau bilangan. Data akan dianalisis dengan
test tersebut, siswa yang memiliki skor kejenuhan menggunakan analisis statistik nonparametrik karena
belajar yang tinggi diberi perlakuan dalam jangka waktu data yang dianalisis berasal dari jumlah subjek yang
tertentu menggunakan kombinasi antara teknik relaksasi relatif kecil. Reksoatmojo (2007:147) menjelaskan
dan self-Instruction. Kemudian dilakukan pengukuran bahwa statistik nonparametrik digunakan jika jumlah
kembali (post-test) dengan angket kejenuhan belajar. sampel kecil.
Untuk lebih jelasnya dapat diketahui melalui skema Tes statistik yang digunakan untuk menganalisis
eksperimen semu dengan model pre-test dan post-test data dalam penelitian ini adalah uji tanda. Uji tanda
one group design sebagai berikut : dapat diterapkan, jika pembuat eksperimen ingin
mendapatkan dua kondisi yang berlainan, yakni tingkat
kejenuhan belajar sebelum dan sesudah diberikan
Pre-test Treatment Post-test perlakuan penerapan kombinasi antara tehnik relaksasi
(T1) (X) (T2) dan self-Instruction.

Bagan 1 Rancangan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pembahasan Hasil Penelitian
Prosedur Penelitian Hasil pengukuran awal yang diperoleh melalui
1. Tahap Persiapan Penelitian angket, diperoleh 8 siswa dari kelas XI IPA 2 SMA
a. Menetapkan masalah dan judul penelitian Negeri 22 Surabaya yang teridentifikasi mengalami
b. Penyusunan Proposal Penelitian kejenuhan belajar. Kedelapan siswa tersebut adalah
c. Menyeminarkan Proposal Penelitian ANGK, DIAR, DIAN, DIAH, RFQ, STI, PTR, dan
d. Menentukan Lokasi Penelitian WDY. Kejenuhan belajar siswa ini diakibatkan
e. Menyusun Instrumen Pengumpulan Data banyaknya tugas yang dihadapi siswa merasa lelah dan
f. Permohonan Surat Ijin Penelitian malas saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian pula yang membuat siswa tidak bisa konsentrasi belajar
a. Membuat Jadwal Penelitian akibat menumpuknya tugas yang harus diselesaikan
b. Uji Coba Instrumen oleh siswa. Tugas-tugas tersebut seperti tugas mata
c. Pengambilan Subjek Penelitian pelajaran fisika (membuat eksperimen baru dalam
d. Pengumpulan Data kelompok untuk dipresentasikan), bahasa Inggris
1) Tahap Pemberian pre-test (membuat film pendek, harus di edit sendiri oleh siswa
2) Tahap Pemberian Perlakuan dengan menggunakan b.inggris), dan mata pelajaran
3) Tahap Pemberian post-test lainnya yang juga diberi tugas untuk membuat makalah
4) Analisis Data dan harus dipresentasikan di depan kelas, serta tugas-
5) Membandingkan hasil pre-test dengan hasil tugas dan PR yang harus dikerjakan dan dikumpulkan.
pos-test dengan menggunakan uji tanda. Selain banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, juga
Subjek Penelitian ditambah dengan minat dan motivasi belajar siswa yang
Berdasarkan jumlah siswa dan hasil analisis angket kurang, yang meremehkan pelajaran dan tugas yang
pre-test peneliti mengambil 8 siswa kelas XI-IPA 2 diberikan padanya sehingga akhirnya menjadi beban
SMA N 22 Surabaya dengan nilai (skor) angket tertiggi bagi dirinya sendiri. Belum lagi siswa tersebut juga
untuk dijadikan sebagai subjek penelitian. mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan OSIS yang
Teknik dan Instrumen Pengumpul Data membuat mereka menjadi semakin kelelahan, yang

6
Penerapan Kombinasi Antara Teknik Relaksasi Dan Self-Instruction Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa
Kelas Xi IPA 2 SMA Negeri 22 Surabaya

akhirnya membuat mereka menjadi malas belajar dan menyuarakan dengan lantang/keras dialog internal siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini juga , kemudian siswa mengikuti apa yang sudah
didukung dengan pikiran-pikiran negative siswa tentang dicontohkan, dan menyuarakan dialog internalnya
belajar, seperti: percuma saja saya belajar karena tetap secara lantang/keras (overt) dan langsung
saja tidak bisa mengerjakan tugasnya, belajar malah merefleksikannya ke perilaku. Pada pertemuan kelima
membuat semakin capek, gurunya apalagi membuat dilanjutkan dengan pemberian latihan relaksasi pada
semakin malas, lebih enakan kalau bergurau dengan gerakan bagian bahu dan muka, dan dilanjutkan dengan
teman-teman yang tidak membahas tentang pelajaran pemasukan kombinasi teknik self-instruction pada
membuat pikiran menjadi lebih senang dan tidak tahapan siswa menyuarakan dialog internalnya secara
sumpek, nanti kalau masalah tugas urusan belakangan samar (hanya terdengar olehnya) dan langsung
bisa mencontek teman, dan kalau tugas kelompok kan merefleksikannya ke perilaku. Pada pertemuan keenam
tinggal nebeng nama, dan lain-lain. dilanjutkan dengan pemberian latihan relaksasi pada
Dengan adanya kegiatan-kegiatan dan pikiran- gerakan bagian dada, perut dan paha, dan dilanjutkan
pikiran siswa tersebut di atas tentang pelajaran membuat dengan pemasukan kombinasi teknik self-instruction
siswa mengalami keletihan baik fisik maupun psikis pada tahapan siswa melakukan dengan mengintruksi
yang berdampak pada kegiatan belajarnya. Dalam hal pada dirinya sendiri yaitu hanya menyuarakan dialog
ini, penanganan yang diberikan kepada siswa yakni internalnya hanya dalam hatinya saja (covert) dan
menggunakan penerapan kombinasi antara teknik langsung merefleksikannya ke perilaku. Dan untuk
relaksasi dan self-instruction sebanyak 7 kali pertemuan yang ketujuh melakukan latihan secara
pertemuan. Penerapan kombinasi kedua teknik ini yakni keseluruhan sebagai review latihan-latihan sebelumnya.
teknik relaksasi dan self-instruction bertujuan untuk Dalam keseluruhan latihan terdapat sedikit kendala
menciptakan suatu keadaan tubuh yang rileks, tenang dalam melaksanakan latihan ini yakni suasana (tempat
dan tidak lagi merasa lelah, sehingga mampu latihan terkadang ramai). Namun, latihan tetap berjalan
menghilangkan berbagai pikiran kacau akibat dengan lancar.
ketidakberdayaan dalam mengendalikan ego yang Selesai pemberian perlakuan dengan
dimiliki, serta membantu mengajarkan kepada individu menggunakan penerapan kombinasi antara teknik
untuk mengubah anggapan individu terhadap situasi relaksasi dan self-instruction selama 7 kali pertemuan,
yang sulit bagi mereka menjadi lebih efektif. Latihan selanjutnya diadakan pengukuran kembali tingkat
pemberian kombinasi teknik ini diberikan pada kejenuhan belajar siswa dengan menggunakan angket
pertemuan keempat sampai ketujuh. Latihan ini di awali kejenuhan belajar yang sama seperti pada pengukuran
dengan pemberian tahapan latihan relaksasi otot, yang awal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
terdiri dari 8 gerakan mulai dari gerakan bagian tangan, ada tidaknya perbedaan tingkat kejenuhan belajar yang
telapak tangan, otot biseps, bahu, muka, dada, perut dan dialami oleh kedelapan siswa tersebut setelah
paha lalu dilanjutkan dengan pemberian teknik self- memperoleh perlakuan.
instruction, dimana siswa diminta mengingat pikiran Hasil analisis data yang dilakukan dengan
negatifnya tentang belajar saat di dalam kelas sehingga menggunakan uji tanda dapat dilihat dari tabel di bawah
menimbulkan kejenuhan dalam belajar, dan segera ini :
mereduksi pikiran negatifnya tersebut untuk menjadi
pikiran yang lebih positif. Dalam merubah pikiran Pre- Post- Arah
tersebut di awali dengan konselor menjadi model bagi No Nama Test Test Perbeda Tanda
siswa, pertama memberikan contoh dengan (Xb) (Xa) an
menyuarakan dengan lantang/keras dialog internal 1 ANGK 134 109 Xb > Xa -
siswa, dan diakhiri dengan siswa melakukan dengan 2 DIAR 130 105 Xb > Xa -
mengintruksi pada dirinya sendiri yaitu hanya 3 DIAN 130 111 Xb > Xa -
menyuarakan dialog internalnya hanya dalam hatinya 4 DIAH 129 108 Xb > Xa -
saja (covert) dan langsung merefleksikannya ke perilaku 5 RFQ 131 108 Xb > Xa -
(Cormier, 2003). 6 STI 130 106 Xb > Xa -
Dimana dijelaskan lebih rinci pada pertemuan 7 PTR 129 113 Xb > Xa -
keempat dimulai dengan pemberian latihan relaksasi 8 WDY 134 112 Xb > Xa -
pada gerakan bagian tangan, telapak tangan dan otot
biseps yang dilanjutkan dengan pemberian latihan self- Dimana dari tabel di atas dapat dilakukan
instruction pada tahapan konselor menjadi model bagi
analisis yang ditunjukkan dengan melihat tabel tes
siswa, pertama memberikan contoh dengan

7
Jurnal BK UNESA. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10

binomial dengan ketentuan N=8 dan x=0, maka sebagai metode pengumpulan data, dan belum
diperoleh ρ (kemungkinan harga di bawah H0) = 0,004. melakukan observasi maupun monitoring secara
Dalam ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah langsung terhadap siswa karena kurangnya waktu yang
0,05 dan ρ = 0,004 maka dapat diketahui bahwa harga dimiliki. Oleh karena itulah, hendaknya peneliti
0,004 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hasil selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
analisis dengan menggunakan uji tanda menunjukkan penelitian dengan menggunakan metode yang lain untuk
bahwa ada perbedaan tingkat skor kejenuhan belajar mengukur tingkat kejenuhan belajar siswa, misalnya
antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Dan dengan observasi (pengamatan) dan monitoring sebagai
penurunan skor yang dialami oleh masing-masing metode pengumpulan data untuk mengetahui tingkat
subyek di dukung dengan adanya perubahan-perubahan kejenuhan belajar siswa, dengan begitu peneliti dapat
perilaku sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, mengetahui secara langsung perubahan-perubahan
seperti : siswa yang sebelumnya menunjukkan perilaku perilaku siswa yang ada di dalam kelas selama
mengantuk di dalam kelas, kurang bersemangat di pemberian perlakuan.
dalam kelas dengan tidak mendengarkan guru saat
menjelaskan pelajaran, bermain HP/gaget di dalam PENUTUP
kelas, pasif di dalam kelas, telat masuk kelas padahal Simpulan
jam pelajaran telah dimulai, serta ramai di kelas. Dan Berdasarkan analisis statistik nonparametrik dengan
setelah diberikan perlakuan nampak adanya perubahan uji tanda menunjukkan bahwa N=8 dan r=0. Hasil
perilaku pada diri siswa, seperti: siswa menjadi lebih tersebut kemudian dicocokkan dengan melihat tabel tes
bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar binomial dan diperoleh ρ=0,004. Bila dalam ketetapan α
yang ditunjukkan dengan siswa yang mendengarkan (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05, maka harga
saat guru menjelaskan, mulai aktif di dalam kelas, ρ=0,004 lebih kecil dari α=0,05, berdasarkan hasil
mencatat penjelasan dari guru, lebih disiplin dalam tersebut maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan
masuk kelas artinya tidak lagi telat masuk kelas. hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam
Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini yang berbunyi “Penerapan Kombinasi
hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima yang antara teknik relaksasi dan self-instruction untuk
artinya penerapan kombinasi antar teknik relaksasi dan mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI-IPA
self-instruction dapat mengurangi kejenuhan belajar 2 di SMA N 22 Surabaya”, dapat diterima. Oleh karena
pada siswa kelas XI-IPA 2 SMA N 22 Surabaya. itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan kombinasi
Hasil penelitian ini juga memberikan wacana antara teknik relaksasi dan self-instruction dapat
baru bagi konselor sekolah dalam rangka membantu mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI-IPA
siswa menyelesaikan masalahnya. Salah satu masalah 2 di SMA N 22 Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan
yang dialami siswa di sekolah ialah kejenuhan belajar. adanya penurunan skor kejenuhan belajar siswa antara
Konselor dapat menggunakan kombinasi antara teknik sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.
relaksasi dan self-instruction untuk membantu siswa Pemberian perlakuan dengan menggunakan
mengurangi kejenuhan belajar yang dialaminya. penerapan kombinasi antara teknik relaksasi dan self-
Konselor dapat mengajak siswa untuk relaksasi agar instruction mampu mengurangi kejenuhan belajar pada
pikiran dan badannya menjadi lebih rileks, nyaman, ke delapan siswa yang diberikan perlakuan, hal tersebut
tenang dan segar, sehingga lebih semangat lagi dalam ditunjukkan pula dengan adanya perubahan-perubahan
belajar. Dan selanjutnya siswa diajak untuk berbicara perilaku sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dari
dengan dirinya sendiri tentang pikiran-pikiran masing-masing individu. Dimana siswa yang
negatifnya yang muncul ketika menghadapi kegiatan sebelumnya menunjukkan perilaku mengantuk di dalam
belajar mengajar di dalam kelas. Dimana konselor disini kelas, kurang bersemangat di dalam kelas dengan tidak
membantu siswa untuk merubah pikiran tersebut mendengarkan guru saat menjelaskan pelajaran,
menjadi lebih positif. Sehingga siswa akan mulai bermain HP/gaget di dalam kelas, pasif di dalam kelas,
semangat dalam belajar setelah bisa merubah pikian telat masuk kelas padahal jam pelajaran telah dimulai,
negatifnya tentang belajar dan mampu merilekskan serta ramai di kelas. Dan setelah diberikan perlakuan
tubuhnya saat belajar. Jadi penerapan kombinasi antara nampak adanya perubahan perilaku pada diri siswa,
teknik relaksasi dan self-instruction dapat digunakan seperti: siswa menjadi lebih bersemangat dalam
oleh konselor dalam membantu siswa mengurangi mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan
kejenuhan belajar. dengan siswa yang mendengarkan saat guru
Dan bagi peneliti yang lebih lanjut karena menjelaskan, mulai aktif di dalam kelas, mencatat
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan angket penjelasan dari guru, lebih disiplin dalam masuk kelas

8
Penerapan Kombinasi Antara Teknik Relaksasi Dan Self-Instruction Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa
Kelas Xi IPA 2 SMA Negeri 22 Surabaya

artinya tidak lagi telat masuk kelas. Oleh karena itulah, yang diharapkan bisa tercapai secara maksimal.
maka dapat dinyatakan bahwa Penerapan Kombinasi Selain itu, sebaiknya memperhatikan faktor lain
antara teknik relaksasi dan self-instruction mampu yang mungkin belum diamati dalam penelitian
mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI-IPA ini, karena kejenuhan belajar itu bisa disebabkan
2 di SMA N 22 Surabaya. oleh berbagai faktor.

Saran DAFTAR PUSTAKA

1. Bagi Konselor Sekolah Arikunto, Suharsini. 2009. Manajemen Pendidikan.


a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan Jakarta : PT. Rineka Cipta.
masukan baru untuk meningkatkan layanan . 2010. Prosedur Penelitian Suatu
bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka
untuk membantu siswa yang mengalami Cipta.
kejenuhan belajar dengan menggunakan Agustin, Mubiar. 2009. Model Konseling Kognitif-
kombinasi antara teknik relaksasi dan self- Perilaku Untuk Menangani Kejenuhan
instruction. Belajar Mahasiswa. Jurnal psikologi,
b. Apabila konselor belum menguasai latihan (online),(
relaksasi maupun latihan kombinasi antara http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PG
teknik relaksasi dan self-instruction, maka TK/197708282003121
konselor dapat mempelajarinya terlebih dahulu MUBIAR_AGUSTIN/Laporan_Hibah_D
supaya bisa menerapkan dengan baik latihan oktor-Mubiar-/Artikel_Mubiar.pdf,
relaksasi maupun kombinasi antara teknik diakses pada 13 desember 2013)
relaksasi dan self-instruction terhadap siswa Banson, H, dkk. 2000. Respon relaksasi tekhnik
yang mengalami kejenuhan belajar di dalam meditasi sederhana untuk mengatasi
kelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tekanan hidup. Bandung : Kaifa.
mempelajari kaset-kaset relaksasi atau buku- Corey, Gerald. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan
buku tentang relaksasi dan self-instruction. Psikoterapi. Bandung : PT. Refika
2. Bagi Peneliti Lebih Lanjut Aditama.
a. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui data . 2005. Theory & Practice Counseling
tentang kejenuhan belajar siswa hanya terbatas and Psychotherapy. Amerika :
pada penggunaan angket sebagai metode Brooks/Cole.
pengumpulan data. Oleh karena itu, hendaknya Cormier, S. & Nurius, S.P. 2003. Interviewing and
peneliti selanjutnya diharapkan dapat change strategies for helper. Brooks/cole.
mengembangkan dengan menggunakan metode USA.
yang lain untuk mengukur tingkat kejenuhan Ewin. 2012. Penggunaan Teknik Self-Instruction Untuk
belajar siswa, misalnya dengan observasi Mengatasi Stress Akademik Siswa.
(pengamatan) dan monitoring sebagai metode (Online).
pengumpulan data untuk mengetahui tingkat (http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/
kejenuhan belajar siswa karena untuk penggunaan-teknik-self-instruction.html,
mengetahui adanya perubahan-perubahan diakses pada 8 Maret 2014)
perilaku siswa yang ada di dalam kelas selama Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres & Emosi.
pemberian perlakuan seyogyanya dilakukan Yogyakarta : Mantra Books.
observasi. Habiba, Ardhaneswari. 2009. Penerapan Tekhnik Self
b. Penelitian ini dilaksanakan hanya sebatas untuk Instruction Untuk Meningkatkan
mengetahui apakah penerapan konseling Kepercayaan Diri Ketika Pelajaran Retell
kombinasi antara teknik relaksasi dan self- Story Pada Siswa Kelas VIII SMPN 5
instruction mampu mengurangi kejenuhan Cepu. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya :
belajar siswa, yang diberikan hanya dalam PPB/BK FIP UNESA.
kurun waktu yang singkat. Oleh karena itu, Hakim, thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta :
peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan Puspa Swara.
waktu yang digunakan dalam pemberian
perlakuan, mungkin bisa ditambah agar tujuan

9
Jurnal BK UNESA. Volume 05 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10

Hurlock, Elizabeth B. 2002. Psikologi Perkembangan Tim. 2006 . Panduan Penelitian dan Penelitian Skripsi.
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Surabaya : Unesa University Press.
Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam Penelitian
Larasati, Wikan Putri. (2012). Meningkatkan Self- Psikologi Pendidikan. Malang : UMM
Esteem Melalui Metode Self-Instruction. Press.
Skripsi UPI, (online),
(http://lontar.ui.ac.id/file, diakses 19
maret 2014)
Maisaroh. 2005. Penerapan Tekhnik Relaksasi Bagi
Siswa Yang Sering Mengalami
Kejenuhan Belajar Di SMP N 3 Sidoarjo.
Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya :
PPB/BK FIP UNESA.
Nursalim, Muhammad, dkk. 2005. Strategi Konseling.
Surabaya : UNESA University Press.
Nursalim,Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan
Bimbingan dan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press.
Ramdhani, Neila dan Putra, Adhyos Aulia. 2006.
Pengembangan Multimedia “Relaksasi”.
Jurnal psikologi, (online),
(neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-
content/…/08/relaksasi-otot.pdf, diakses
13 desember 2013).
Reksoatmojo, Tedjo N. 2007. Statistika Untuk Psikologi
dan Pendidikan. Bandung:Refika
Aditama.
Retno, Diyah Palupi.2008. Penggunaan Konseling
Kelompok Cognitive Behavior
Modification (CBM) untuk Mengurangi
Kejenuhan Belajar Pada Siswa Kelas XI-
IPA SMAN 3 Mojokerto. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya : PPB/BK FIP
UNESA.
Safaria, Triantoro. 2004. Terapi Kognitif-Perilaku
Untuk Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan
Remaja. Jakarta : Erlangga,
Sharf, R.S. 2004. Theories of Psychotherapy and
Counseling. USA : Brooks/Cole
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.
Subandi. 2003. Prosedur-Prosedur Relaksasi.
Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Sugiyono. 2008 . Statistik Non Parametris: Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai