PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
silaturahim, nantinya dari perbedaan itu lah yang akan menjadikan kehidupan
di dunia ini senantiasa indah. Perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita
selalu membawa banyak kisah baik suka maupun duka, dan pernikahan
merupakan bagian dari kisah yang setiap manusia pasti ingin mengalami dan
menjalaninya. Hal ini karena sudah menjadi fitrah setiap manusia memiliki
dasarnya.
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
sebuah keluarga yang tentram lagi menentramkan, serta kayanya rasa kasih dan
sayang dalam satu keluarga bagi tiap anggota dalam keluarga itu sendiri.
Namun, pada kenyataannya tidak sedikit sebuah keluarga tidak mampu untuk
1
2
rentan menjadi korban dari kekerasan dalam rumah tangga. Akan tetapi tidak
Sehingga penting untuk mengetahui apa saja unsur yang masuk dalam
kekerasan dalam rumah tangga dan siapa sajakah yang masuk dalam lingkup
KDRT sangat mungkin terjadi pada setiap rumah tangga karena kurang
tersebut, sehingga salah satu awal mula dari lahirnya perceraian bisa jadi
karena KDRT itu sendiri. Dari data yang ada sepanjang tahun 2020, KDRT
kasus. Jika kita tarik kembali ke atas, maka akan saling berkaitan satu sama
lain, mulai dari sakralnya sebuah pernikahan sehingga tidak sembarang orang
boleh melakukan, kemudian tujuan dari sebuah pernikahan, jika itu semua
dipenuhi maka bukan tidak mungkin keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
3
pernikahan, karena memang hal ini lah yang diidamkan oleh setiap pasangan
menjadi hari yang sangat bahagia dan akan selalu diingat bagi yang
sistem hukum eropa kontinental tentu penulisan atau pencatatan terhadap setiap
peristiwa hukum itu menjadi sangat penting agar berkekuatan hukum tetap.
Begitu pun dengan pernikahan, ada aturan hukum yang mengatur agar setiap
negara yang berwenang dengan dalih keabsahan secara agama saja sudah
bawah tangan atau lebih masyhur dikenal di tengah masyarakat dengan sebutan
semua rukun dan syarat yang ditetapkan dalam fiqh (hukum Islam) namun
bahwa tidak adanya pencatatan peristiwa hukum pernikahan, dan hal ini lah
4
menaungi ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kekerasan dalam
rumah tangga.
tangan tersebut terjadi kekerasan dalam rumah tangga di kemudian hari. Jika
perkawinan itu sah secara agama dan dicatatkan pada lembaga negara yang
berwenang maka akan ditindak dengan payung hukum yang jelas dan terang,
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Lain hal untuk pernikahan
dibawah tangan yang notabene pernikahan tersebut tidak tercatat pada sistem
kata lain pernikahan tersebut dianggap tidak pernah terjadi, hal ini tentu akan
tindak kekerasan dari seorang pria “suami” berinisial AKL. Sepasang pria dan
dengan dikaruniai 4 orang anak dan 2 orang cucu. Hakim Pengadilan Negeri
karena telah memenuhi semua unsur dalam Pasal 44 ayat (1) UU PKDRT, dan
5
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana kekerasan fisik
dengan kasus posisi yang sama, yakni di wilayah hukum Pengadilan Negeri
kepada korban berinisial A. Pada perkara ini hakim menggunakan pasal 351
ayat (2) jo pasal 356 ayat (1) KUHP karena keduanya melakukan pernikahan
secara siri dan tidak dapat menunjukkan buku nikah sebagai bukti otentik dari
Lantas di sini lah kemudian peran seorang hakim menjadi sangat penting
termaktub dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Maka dari itu
B. Rumusan Masalah
2. Upaya penemuan hukum apa yang diambil oleh Hakim ketika menghadapi
C. Tujuan Penlitian
dijatuhkan pada pelaku tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga pada
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini kami bagi dalam dua ranah, yakni:
1. Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini nantinya bisa dijadikan pijakan bagi
Badan Peradilan Negeri di seluruh Indonesia, lebih khusus lagi bagi para
Hakim ketika nantinya mendapat perkara serupa dengan penelitian ini, dan
7
penelitian ini. Hasil penelitian ini akan memuat terkait resiko perkawinan
siri secara umum, serta pemidanaan yang tepat untuk para pelaku KDRT
2. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
terkait penjatuhan sanksi pidana yang tepat bagi pelaku KDRT dalam
E. Penelitian Terdahulu
dilakukan sebelum adanya penelitian ini, tentunya dengan fokus penelitian dan
judul yang juga hampir sama atau serupa. Penelitian yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
8
1
Siti Nurhikmah, Sofyan Nur, “Kekerasan Dalam Pernikahan Siri: Kekerasan dalam
Rumah Tangga? (Antara Yurisprudensi dan Keyakinan Hakim)”, PAMPAS: Journal Of Criminal
Law, Vol. 1 No. 1, Fakultas Hukum Universitas Jambi, (Februari:2020), 54
2
Wahyu Windar Pratama, Erma Rusdiana, “Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang
Kekerasan Fisik Dalam Lingkup Rumah Tangga (Studi Kasus Nomor: 1683/Pid.B/2017/Pn Bks)”,
Simposium Hukum Indonesia, Vol. 1 No. 1, Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura,
(November:2019), 160
3
Suzanalisa, Ferdricka Nggeboe, Abdul Hariss, “Penerapan Sanksi Pidana Terhadap
Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Dalam Pernikahan Siri Di Pengadilan Negeri Sengeti”,
Legalitas: Jurnal Hukum Vol. II No. 1, Program Magister Ilmu Hukum Universitas Batanghari,
(Juni:2012), 59
9
penelitian yang tentu saja berbeda dari sebelumnya, di mana dari penelitian
yakni sanksi pidana manakah yang lebih tepat untuk dijatuhkan pada pelaku
tangan.
F. Metodologi Penelitian
Metode penelitian berasal dari dua kata, yakni metode dan penelitian yang
penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan
yang rasional, empiris dan sistematis. Adapun rasional itu sendiri berarti
empiris memiliki arti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati, dan yang
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:2016), 2
10
mengenai judul penelitian yang kami angkat, dan lebih spesifik lagi kami
akan mengarahkan wawancara pada sanksi pidana mana yang lebih untuk
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ialah jenis
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan
demikian ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik.5
2. Lokasi Penelitian
dengan tema yang akan peneliti teliti, disamping itu lokasi penelitian
tersebut tidak terlalu jauh dari domisili peneliti sehingga akan lebih
3. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data itu diperoleh. Berdasarkan
sumbernya, sumber data dapat dibedakan menjadi dua yaitu, data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
a. Data Primer
5
Lexy J Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:2007), 4
11
merupakan inti dari permasalahan sanksi pidana yang tepat bagi pelaku
tangan.
b. Data Sekunder
primer. Data sekunder dalam penlitian ini antara lain dalil-dalil nash Al-
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan pada penelitian kali ini
kepustakaan. Jadi teknik pengumpulan data ini akan saling berkaitan dan
6
Adi Rianto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta:2004), 57
12
data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan dan bahan-
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
yang sudah dirumuskan sejak awal, dan setelah itu baru disajikan kepada
pembaca.
c. Penarikan Kesimpulan
selalu sama sekali baru atau sama sekali belum pernah ada sebelumnya.7
G. Sistematika Penulisan
susun dalam empat bab, pertama merupakan kerangka dasar dalam penelitian
ini, yang mana memuat hal-hal yang menjadi pokok-pokok permasalahan yang
diteliti dan dan telah dijabarkan dengan detail dalam bab ini. Bab ini
merupakan pendahuluan dalam penelitian ini yang memuat beberapa sub bab,
sistematika pembahasan.
peneliti peroleh. Dalam bab ini terdapat beberapa sub bab, yakni pengertian
Ketiga berisi tentang inti dari penelitian ini, yakni mengenai pembahasan.
Pada bab ini membahas mengenai data-data yang peneliti temukan dilapangan
apakah sesuai dengan teori yang ada, pada bab ini akan dibahas “Penggunaan
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:2016), 247-
253
14
Keempat adalah bagian akhir atau penutup dari penelitian ini, yang
dalam bab ini juga berisi kritik dan saran problematika yang peniliti angkat