Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI SALAMIAH

NIIM : 190102010013

A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan hal esensial bagi kehidupan manusia, karena disamping
perkawinan sebagai sarana untuk membentuk keluarga, perkawinan juga merupakan
kodrati manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis, sebenarnya sebuah perkawinan
tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia dengan manusia yaitu hubungan
keperdataan tetapi disisi lain perkawinan juga memuat unsur sakralitas yaitu hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Hal ini terbukti bahwa semua agama mengatur tentang pelaksanaan perkawinan
dengan peraturannya masing-masing.1 Peristiwa perkawinan merupakan salah satu
tahapan yang dianggap penting dalam kehidupan manusia dan telah dijalani selama
berabad-abad pada suatu kebudayaan dan komunitas agama. Sebagaimana orang
menganggapnya sebagai peristiwa sakral, sebagaimana peristiwa kelahiran dan kematian
yang diusahakan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup.2 Berdasarkan konsepsi
perkawinan menurut pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, bahwa yang dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kehidupan berkeluarga atau pernikahan hanya akan terjadi melalui perkawinan yang sah,
baik menurut agama maupun ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan beberapa alasan yang dapat
dijadikan sebagai alasan perceraian, yakni:
1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, pejudi, dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan.
2. Salah satu pihak meningalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin
pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau hal lain diluar kemampuannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih
berat setelah perkawinan berlangsung.
4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan
pihak lain.
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai suami isteri.
6. Antara suami atau isteri terus menerus terjadi perselisihan dan tidak ada harapan untuk
rukun lagi dalam rumah tangga.

B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah dan untuk menghindari pengumpulan data
yang tidak diperlukan sehingga penelitian akan lebih terarah pada tujuan yang ingin
dicapai, makadari latar belakang masalah diatas penulis merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut;
1. Bagaimana status hukum seorang isteri dengan suami mafqud?
2. Bagaimana proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafquddi
Pengadilan Agama ?

C. Judul
“PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD”

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Untuk mendeskripsikan status hukum seorang isteri dengan suami mafqud.
2. Untuk mendeskripsikan prosespenyelesaikan perkara perceraian karena
suami mafqud di Pengadilan Agama.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan akan memberikan manfaat, baik manfaat teoritis
atau manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat mengembangkan
pengetahuan dalam bidang hukum Islam dan menjadi bahan referensi bagi penelitian-
penelitian selanjutnya yang tentu lebih mendalam khususnya mengenai permasalahan
perceraian.
2. Manfaat praktis Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat
sebagai bingkai cara berfikir, cara bertindak untuk senantiasa mengutamakan
kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan berkaitan dengan permasalahan
perceraian.

F. Signifikansi Penelitian

Dengan diberlakukannya Kompilasi Hukum islam ada perubahan Signifikan


dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama, yaitu berlakunya Hukum Acara Khulu’.
Namun berlakunya acara perceraian dengan cara khulu’(talak tebus)tidak mengeluarkan
jenis perkara baru di Pengadilan Agama.

G. Kajian Pustaka

Penelitian Perceraian karena suami mafqud melalui bukunya Tim Redaksi


Nuansa Aulia, 2009,Kompilasi Hukum Islam, Bandung: CV. Nuansa Aulia,hal. 36

Anda mungkin juga menyukai