“VAN KAN”
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HUKUM
Jl. R. E. Martadinata No. 150, Mekarjaya, Kec. Ciamia, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat 46211
2022
Kelompok 1 : Van Kan
Anggota :
2. Menurut Negara.
3
HR. Bukhari Muslim
4
No. Kep-B-679/ MUI/IX/1997
5
Al mukminun 5-6
Kawin kontrak atau kawin mut’ah yang banyak dikenal
dibeberapa daerah di Indonesia adalah perkawinan di bawah tangan
yang dilakukan dua calon pengantin dengan perjanjian dalam suatu
waktu tertentu. Karena dilakukan di bawah tangan, maka perkawinan
ini tidak didaftarkan ke instansi berwenang. Dalam hukum, kawin
kontrak sebenarnya tidak diperkenankan karena sebagaimana
ketentuan UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Pasal 1 UU
perkawinan menyatakan bahwa:
“perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wamita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal ber-dasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Oleh karena itu kawin kontrak bukan merupakan perkawinan
yang sah karena pada dasarnya dilakukan bukan karena tujuan
muliauntuk mematuhi perintah Tuhan dan untuk membentuk keluarga
yang bahagia melainkan hanya untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
didasri kepentingan ekonomi atau biologis semata.
1. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari luar diri
individu, meliputi:
a. Kebutuhan biologis.
Kebutuhan biologis (seksual) merupakan kebutuhan
primer manusia yang selalu menuntut pemenuhannya. Mau itu
laki-laki ataupun perempuan pasti membutuhkan kebutuhan itu.
Apalagi jika meraka yang sudah menyatu dengan kebiasaan
dunia malam. Mau tidak mau pasti akan terus mengulang
karena kegiatan itu sudah dianggap sebagai rutinitas yang
menyenangkan. Dan sebagian dari mereka mencari jalan yang
menurutnya aman atau bisa dikatakan sebagai jalan dari
keharaman. Jalannya yaitu dengan pernikahan kontrak, karena
mereka menganggap bahwa dengan menikah pasti akan
terjauhi dari perjinahan. Tapi tetap saja pernikahan itu tidak
bisa dianggap sah.
b. Faktor ekonomi.
Faktor ekonomi adalah faktor yang berkaitan dengan
keuangan. Kenapa faktor ini bisa menjadi salah satu sebab
terjadinya pernikahan kontrak? Tentu saja karena untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti sandang, papan dan
pangan. Siapa yang tidak tergiur jika tiba-tiba ada yang
menawarkan perjanjian dengan imbalan materi, apalagi jika
jumlahnya cukup banyak. Dan biasanya yang menjadi target
pernikahan kontrak adalah perempuan.
c. Pemahaman ajaran agama.
Orang yang menganggap jika perbuatan nikah kontrak
itu adalah hal yang benar, maka dia melihatnya dari ajaran
Syi’ah. Atau mungkin orang yang melakukan kawin kontrak itu
memang benar beraliran Syi’ah. Karena menurut ajaran syi’ah,
nikah kontrak atau mut’ah boleh dilakukan bahkan akan
mendapat pahala yang besar. Ulama Syi’ah menyatakan bahwa
nikah kontrak atau mut’ah tidak perlu memperdulikan apakah
calon mempelai wanita mempunyai suami atau tidak dan
membolehkan nikah mut’ah dengan pelacur. Wanita bersuami
boleh menikah mut’ah asal dia mengaku tidak punya suami.
Bahkan dalam Syi’ah diperbolehkan melakukan praktek seks
anak dengan istri, dan nikah mut’ah dengan bayi yang masih
menyusui6.
d. Perasaan kecewa.
6
Bacaekom.com (diakses: 4 November 2022)
Perasaan yang timbul ketika keinginan tak terkabul itu
dinamakan kecewa. Bentuk-bentuk kejadian sehingga muncul
perasaan kecewa itu tentunya bermacam-macam, bisa terjadi
karena kejadian pada diri sendiri ataupun pada orang lain yang
melimiki hubungan dengan kita. Perasaan kecewa itu hal yang
wajar bila kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Perasaan
kecewa satu sama lain atau sebelah pihak pada sepasang suami
istri bisa menimbulkan kerenggangan dalam hubungan
pernikahannya. Contohnya seperti pasangan suami istri yang
tidak bisa memiliki keturunan walaupun sudah pergi konsul ke
beberapa spesialis dalam jangka waktu yang lama. Dan
mungkin saja salah satu dari mereka melakukan kawin kontrak
karena adanya kekurangan dalam hubungan pernikahan
mereka.
e. Prosedur yang rumit.
Prosedur dalam menikah secara resmi memang tidaklah
mudah. Banyak yang harus dipersiapkan sebagai persyaratan
awal untuk mendaftarkannya, yaitu seperti surat pengantar
nikah dari desa/kelurahan tempat tinggal calon pengantin.
Fotokopi akta kelahiran dan fotokopi kartu tanda penduduk
(KTP) dari masing-masing calon pengantin dan orang tua atau
wali. Dari beberapa persyaratan itu saja pasti ada yang merasa
keberatan atau tidak sanggup untuk memenuhinya. Karena
pada nyatanya banyak orang yang bahkan sudah mencapai
batas usia dewasa belum memiliki KTP, tidak memiliki akta
kelahiran karena orang tuanya yang tidak jelas. Apalagi dalam
islam, salah satu syarat menikah untuk wanita ialah harus
mempunyai wali. Lalu bagaimana jika mereka yang lahir tanpa
adanya orang tua dan saudara? Mau tidak mau pasti akan
banyak orang yang melakukan pernikahan kontrak karena
prosedurnya tidak terlalu rumit.
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri
individu itu sendiri, meliputi:
a. Faktor lingkungan.
Lingkungan adalah tempat di mana semua makhluk
hidup tinggal, termasuk manusia. Dan lingkungan adalah salah
satu faktor terbentuknya kepribadian diri manusia, dari
kebiasaan kita sehari-hari, dari cara berbicara, berfikir, bahkan
cara berpakaianpun tidak akan jauh dari cerminan
lingkungannya. Bisa dari lingkungan keluarga, masyarakat,
tempat kita bermain. Dan lingkungan yang memiliki konotasi
negatif terkadang menjadi makanan yang sangat enak untuk
dicoba. Jadi dalam kasus kawin kontrak pun bisa saja itu
karena faktor lingkungannya. Jika nikah kontrak sudah bukan
menjadi hal yang aneh bagi orang-orang disekitarnya, maka
pasti kebiasaan itu akan menularkan pada orang lain.
b. Faktor kelonggaran hukum.
Kelonggaran dalam hukum adalah hal yang tidak wajar,
karena seharusya hukum ada untuk melindung masyarakat.
Agar terjadinya keadilan, ketentraman, serta kesejahteraan bagi
warna negaranya. Sekarang jika dari aparat hukumnya saja
sudah berleha-leha, atau tidak peduli dengan kasus yang ada
disekitar nya bagaimana? Pasti akan terus terulang kasus
seperti kawin kontrak ini.
c. Sikap saling melindungi.
Terjaminnya perlindungan adalah salah satu faktor
yang paling menggiurkan dari perjanjian kawin kontrak.
Karena dengan perlindungan itu bisa saja bukan hanya diri
sendiri yang terlindungi, tapi keluarga pun bisa ikut terlindungi.
Mau itu terlindungi dari ancaman orang-orang yang
mempunyai niat jahat, atau pun terlindungi kebutuhan
hidupnya. Contohnya misalkan ada sepasang suami istri yang
tidak bisa memiliki keturunan, baik itu dari pihak suami
ataupun istrinya yang bermasalah. Dan mereka sepakat untuk
mengisi kekosongan itu dengan menyewa seseorang yang bisa
memenuhi keinginan mereka, dengan cara membuat perjanjian
nikah atau kawin kontrak.
d. Pandangan masyarakat setempat.
Pandangan atau persepsi dari kamus psikologi adalah
berasal dari bahasa inggris, perception yang artinya: persepsi,
penglihatan, tanggapan; adalah proses seseorang menjadi sadar
akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya; atau pengetahuan lingkungan yang diperoleh
melalui interpretasi data indera7.
Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat
mengerti tentang keadaan diri individu yang bersangkutan.
Persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh
apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,
kemampuan berfikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain
yang ada dalam diri individu masyarakat akan ikut berperan
dalam pesepsi tersebut8.
Jadi jika pandangan dalam masyarakatnya sudah
mewajarkan atau sudah seharusnya kita menikah kontrak. Maka
yakin masyarakat di lingkungan tersebut banyak yang sudah
melakukan kawin kontrak, atau bahkan mungkin sudah berkali-
kali melakukannya.
e. Peran pejabat daerah.
Peran pejabat di beberapa daerah masih mendukung
adanya kawin kontrak secara diam-diam. Mungkin
dilakukannya pertemuan secara langsung antara pejabat daerah
dengan pihak yang akan melaksanakan kawin kontrak tersebut.
7
Kartono dan Gulo, 1987 dalam Adrianto, 2006
8
Davidoff, 1980 dalam Adrianto, 2006
Yang di dalam suatu pertemuan itu, ada beberapa perjanjian
yang sifatnya menguntungkan kedua belah pihak .
1. Dampak sosial.
Dampak sosial (sosial impact) dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, pertama, pembangunan, asumsi tentang
pembangunan adalah berbicara tentang sebab dan akibat.
Pembangunan selalu memunculkan beragam persoalan baik yang
9
al-mukminun: 7
bersifat pisitif maupun negative. Pembangunan selalu menekankan
pada beberapa aspek baik pendidikan, ekonomi, lingkungan dan
ekologis, dan di berbagai sektor lainnya. Dampak sosial merupakan
akibat dari masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat 10. Jadi
dampak sosial adalah pengaruh atau akibat dari gejala sosial sehingga
mengakibatkan pada perubahan, baik yang bersifat positif atau negatif
bagi lingkungan sosial dan keadaan sosial. Dan ada beberapa dampak
sosial dari kawin kontrak, yaitu:
a. Tidak ada pengakuan dari Negara juga Agama.
Tidak ada pengakuan dari Negara maupun agama, itu
berarti mau dengan cara apapun melaksanakan kawin kontrak
tetap tidak akan dianggap ada. Karena status pernikahannya
tidak tercatat mau itu di Negara atau agama sekalipun.
b. Merusak martabat dan moral wanita.
Martabat bisa diartikan sebagai tingkat harkat
kemanusiaan dan harga diri. Bahwa manusia dipandang
sebagai makhluk yang memiliki derajat tertinggi di antara
semua makhluk hidup lainnya. Lalu moral sendiri adalah
ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak)11. Jadi merusak martabat dan moral wanita adalah
perbuatan buruk yang merendahkan wanita.
c. Rusaknya tujuan pernikahan.
Mengingat kembali bahwa dalam agama pernikahan
adalah salah satu bentuk ibadah, yang bertujuan untuk
membangun atau menciptakan rumah tangga bahagia, kekal
serta sejahtera lahir maupun bathin. Dengan semakin
banyaknya orang yang melakukan kawin kontrak, maka akan
semakin mengikis pula arti dari pernikahan yang
sesuangguhnya.
d. Nasab anak terabaikan
Soekanto, 2006: 374
10
Kepdirjen 438/KN/2020
12
c. Meningkatkan pemasukan pedagang.
Maksud pedagang disini adalah orang yang menyewakan
tempat tinggal di daerah tertentu, contohnya seperti vila atau
rumah sewaan. Karena tempat-tempat seperti itu biasanya
dijadikan tempat tinggal sementara oleh pelaku kawin kontrak
untuk sembunyi.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan.
III.2 Saran.
Hendaklah kita sebagai manusia yang berakal dan beriman harus mengerti
dan tahu arti penting dari perkawinan. Jangan mempermainkan ikatan yang
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali (1994: 31). http://staffnew.uny.ac.id (diakses: 6 November 2022).
Al-mukminun: 7.
Al mukminun: 5-6.
https://pontianak.tribunnews.com/2019/08/08/faktor-penyebab-kawin-kontrak-ini-
penjelasan-dekan-fakultas-hukum-untan (diakses: 3 November 2022).
Sri Hariati. Kawin Kontrak Menurut Agama Islam Hukum Dan Realita Dalam
Masyarakat. Jurnal Hukum JATISWARA. Fakultas Hukum Universitas Mataram.