Anda di halaman 1dari 20

MARAKNYA PERKAWINAN KONTRAK DI MASYARAKAT

“VAN KAN”

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HUKUM

Jl. R. E. Martadinata No. 150, Mekarjaya, Kec. Ciamia, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat 46211

2022
Kelompok 1 : Van Kan

Anggota :

Vina Yunia Pritama / 3300220003

Syahla Zakhira Sukmawan / 3300220077

Moh Rafhan Khodimalloh / 3300220037

Muhamad Tharfan Nisyana / 3300220085


KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji bagi Allah swt. Berkat-nya, kami dapat


menyelesaikan karya tulis ini bertujuan untuk memberi kepada banyak orang
untuk lebih memahami tentang Prekawinan Kontrak dalam kehidupan
manusia.Serta meluruskan kembali pikiran para pembaca yang selama ini keliru
tentang pemahaman perkawinan kontak di masyrakat.

Tentunya kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini


untuk menerima kritik dan saran terhadap penyempurnaan makalah ini
kedepannya.Maka kami meminta maaf yang sebesar besarnya,sungguh tidak ada
niat sama sekali dari penulis untuk melakukan plagiasi atau tidak menghargai
hasil karya para penulis sebelumnya,namun itu karna kelalaian dari kami sendiri.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkawinan merupakan salah satu bagian terpenting dari siklus


kehidupan manusia, dimana dua orang dari jenis kelamin yang berbeda
dipertemukan dengan syarat dan hukum-hukum yang berlaku untuk satu
tujuan yang sama, yakni membentuk sebuah keluarga dalam jangka waktu
yang tidak terbatas dan berlaku seumur hidup. Umumnya perkawinan
dilatarbelakangi adanya parasaan saling mencintai satu sama lain. Rasa cinta
inilah yang kemudian mendorong seseorang untuk berkomitmen menuju
menuju mahligai kehidupan rumah tangga. Selain itu, kematangan secara fisik
dan psikis juga memegang peranan yang penting dalam membentuk sebuah
keluarga.

Perkawinan dirasa sebagai momentum yang sakral dan istimewa,


karena dilaksanakan sekali seumur hidup. perkawinan bersifat kekal tanpa
mengenal batas waktu. Biasanya sebagian besar orang mengadakan pesta
yang megah untuk prosesi perkawinannya, bahkan rela mengeluarkan biaya
yang cukup mahal untuk prosesi yang hanya berlangsung dalam hitungan jam
tapi ada juga yang melaksanakan pesta perkawinan secara sederhana, sesuai
dengan kemampuan daripada masing-masing pelaku. Melihat realita tersebut,
perkawinan dianggap hal yang sangat penting dan bersejarah dalam fase
perkembangan hidup manusia.

Mengingat perkawinan secara terang-terangan itu penting


dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama, hukum dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Indonesia sebagai Negara yang menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan norma masyarakat tentunya sangat kritis dalam
menentukan sah tidaknya sebuah perkawinan.

Namun kenyataannya dalam masyarakat ada yang menyalah


gunakan perkawinan tersebut, yaitu banyaknya orang yang melakukan kawin
kontrak. Kawin kontrak merupakan perkawinan yang jangka waktu tertentu
dengan disertai imbalan bagi salah satu pihak, dan masih banyak
kemungkinan lain penyebab terjadinya kawin kontrak. Dan tentunya mereka
yang melakukan itu bukan tidak tahu akan dampak yang akan dihadapi, tapi
mereka tidak peduli.tukYang lebih mengjutkannya lagi proses pelaksanaan
kawin kontrak diproses dengan ketentuan hukum agama Islam dengan
bantuan seorang Kiyai dengan alasan prosesnya lebih mudah dan cepat.
Walaupun perkawinan diproses sesuai hukum islam, namun dalam
membangun rumah tangga tidak menjiwai hukum Islam karena didasarkan
pada kontrak atau perjanjian yang isinya sangat bertentangan dengan hukum
Islam itu sendiri.

I.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang belakang diatas, maka identifikasi
masalahnya sebagai berikut:

1. Kawin kontrak banyak dilakukan walaupun bertolak belakang


dengan hukum yang ada.
2. banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang untuk
melaksanakan perkawinan kontrak.
3. Acuh nya orang-orang yang melaksanakan kawin kontrak terhadap
dampak akibatnya.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pernikahan Kontrak Menurut Agama Dan Negara.


Perkawinan kontrak dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, dan
adanya imbalan materi bagi salah satu pihak, serta ketentuan-ketentuan lain,
yang diatur dalam suatu kontrak atau kesepakatan tertentu, jadi dalam kawin
kontrak yang menonjol hanyalah keuntungan dan nilai ekonomidari adanya
perkawinan tersebut. Lalu pertanyaannya bagaimana pandangan agama islam
dan negara terhadap kawin kontrak ini.

1. Menurut agama Islam.


Kawin kontrak menurut islam disebut kawin mut’ah
hukumnya adalah haram dan akad nikahnya tidak sah (batal). Hal ini
bisa disamakan dengan shalat tanpa wudhu, maka shalatnya tidak sah
alias batal. Tidak diterima Allah SWT sebagai ibadah. Demikian orang
yang melakukan kawin kontrak, sama-sama tidak akan diterima
ibadahnya. Karena dalam islam pernikahan itu merupakan salah satu
bentuk ibadah. Dan dikatakan tidak sah sebab dalam Al-Qur’an
maupun hadist tentang pernikahan tidak mengaitkan pernikahan dalam
waktu tertentu. Adapun yang dimaksud jangka waktu yaitu untuk
selamanya, bukan untuk jangka waktu sementara.
Contoh hukum dalam islam yang memiliki jangka waktu
misalnya, masa pelunasan utang piutang1, dan masa iddah yaitu masa
tunggu waktu wanita yang dicerai2. Dan terkait waktu ini otomatis
pelaksanaannya akan berakhir jika jangka waktunya selesai.
Pada masa awal islam memang kawin kontrak pernah
diperbolehkan untuk sementara waktu. Tapi Rasulullah mengijinkan
itu saat dalam keadaan peperangan yang bersifat darurat, karena para
pusakan itu tidak mungkin mengajak istrinya, sedangkan sebagian dari
1
albaqoroh: 282
2
Albaqoroh: 231
mereka tersebut masih banyak yang baru masuk islam. Dan sejak
perang khibar kawin kontrak itu diharamkan sampai hari kiamat,
Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia dulu aku pernah
mengizinkan kalian untuk kawin kontrak. Dan sesungguhnya Allah
telah mengharamkannya hingga hari kiamat”3. Tentu saja Majelis
Ulama Indonesia juga secara tegas menyatakan bahwa hukum kawin
kontrak adalah haram4. Adapun pelaku nikah mut’ah bisa dilaporkan
dan diadili serta jika terbukti kuat dapat dihukum.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa dengan
berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh jumhur ulama tentang
keharaman kawin kontrak, antara lain:
a. Firman Allah:
“Dan (diantara sifat orang mukmin itu) mereka memelihara
kemaluannya kecuali terhadap istri atau budak perempuan
mereka. Sesungguhya mereka (dalam hal ini) tercela” 5.
Firman ini jelas mengutarakan bahwa hubungan kelamin
hanya dibolehkan kepada wanita yang berfungsi sebagai
istri atau budak wanita.
b. Kawin kontrak bertentangan dengan tujuan persyari’atan
akad nikah, yaitu untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan
melahirkan keturunan.
c. Kawin kontrak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan pemerintah/Negara Republik Indonesia (antara
lain UU Perkawinan Nomor 1/1974 dan kompilasi hukum
islam).

2. Menurut Negara.
3
HR. Bukhari Muslim
4
No. Kep-B-679/ MUI/IX/1997
5
Al mukminun 5-6
Kawin kontrak atau kawin mut’ah yang banyak dikenal
dibeberapa daerah di Indonesia adalah perkawinan di bawah tangan
yang dilakukan dua calon pengantin dengan perjanjian dalam suatu
waktu tertentu. Karena dilakukan di bawah tangan, maka perkawinan
ini tidak didaftarkan ke instansi berwenang. Dalam hukum, kawin
kontrak sebenarnya tidak diperkenankan karena sebagaimana
ketentuan UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Pasal 1 UU
perkawinan menyatakan bahwa:
“perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wamita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal ber-dasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Oleh karena itu kawin kontrak bukan merupakan perkawinan
yang sah karena pada dasarnya dilakukan bukan karena tujuan
muliauntuk mematuhi perintah Tuhan dan untuk membentuk keluarga
yang bahagia melainkan hanya untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
didasri kepentingan ekonomi atau biologis semata.

II.2 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Nikah Kontrak.

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya nikah kontrak atau mut’ah


ini dibagi dua, yaitu.

1. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari luar diri
individu, meliputi:
a. Kebutuhan biologis.
Kebutuhan biologis (seksual) merupakan kebutuhan
primer manusia yang selalu menuntut pemenuhannya. Mau itu
laki-laki ataupun perempuan pasti membutuhkan kebutuhan itu.
Apalagi jika meraka yang sudah menyatu dengan kebiasaan
dunia malam. Mau tidak mau pasti akan terus mengulang
karena kegiatan itu sudah dianggap sebagai rutinitas yang
menyenangkan. Dan sebagian dari mereka mencari jalan yang
menurutnya aman atau bisa dikatakan sebagai jalan dari
keharaman. Jalannya yaitu dengan pernikahan kontrak, karena
mereka menganggap bahwa dengan menikah pasti akan
terjauhi dari perjinahan. Tapi tetap saja pernikahan itu tidak
bisa dianggap sah.
b. Faktor ekonomi.
Faktor ekonomi adalah faktor yang berkaitan dengan
keuangan. Kenapa faktor ini bisa menjadi salah satu sebab
terjadinya pernikahan kontrak? Tentu saja karena untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti sandang, papan dan
pangan. Siapa yang tidak tergiur jika tiba-tiba ada yang
menawarkan perjanjian dengan imbalan materi, apalagi jika
jumlahnya cukup banyak. Dan biasanya yang menjadi target
pernikahan kontrak adalah perempuan.
c. Pemahaman ajaran agama.
Orang yang menganggap jika perbuatan nikah kontrak
itu adalah hal yang benar, maka dia melihatnya dari ajaran
Syi’ah. Atau mungkin orang yang melakukan kawin kontrak itu
memang benar beraliran Syi’ah. Karena menurut ajaran syi’ah,
nikah kontrak atau mut’ah boleh dilakukan bahkan akan
mendapat pahala yang besar. Ulama Syi’ah menyatakan bahwa
nikah kontrak atau mut’ah tidak perlu memperdulikan apakah
calon mempelai wanita mempunyai suami atau tidak dan
membolehkan nikah mut’ah dengan pelacur. Wanita bersuami
boleh menikah mut’ah asal dia mengaku tidak punya suami.
Bahkan dalam Syi’ah diperbolehkan melakukan praktek seks
anak dengan istri, dan nikah mut’ah dengan bayi yang masih
menyusui6.
d. Perasaan kecewa.

6
Bacaekom.com (diakses: 4 November 2022)
Perasaan yang timbul ketika keinginan tak terkabul itu
dinamakan kecewa. Bentuk-bentuk kejadian sehingga muncul
perasaan kecewa itu tentunya bermacam-macam, bisa terjadi
karena kejadian pada diri sendiri ataupun pada orang lain yang
melimiki hubungan dengan kita. Perasaan kecewa itu hal yang
wajar bila kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Perasaan
kecewa satu sama lain atau sebelah pihak pada sepasang suami
istri bisa menimbulkan kerenggangan dalam hubungan
pernikahannya. Contohnya seperti pasangan suami istri yang
tidak bisa memiliki keturunan walaupun sudah pergi konsul ke
beberapa spesialis dalam jangka waktu yang lama. Dan
mungkin saja salah satu dari mereka melakukan kawin kontrak
karena adanya kekurangan dalam hubungan pernikahan
mereka.
e. Prosedur yang rumit.
Prosedur dalam menikah secara resmi memang tidaklah
mudah. Banyak yang harus dipersiapkan sebagai persyaratan
awal untuk mendaftarkannya, yaitu seperti surat pengantar
nikah dari desa/kelurahan tempat tinggal calon pengantin.
Fotokopi akta kelahiran dan fotokopi kartu tanda penduduk
(KTP) dari masing-masing calon pengantin dan orang tua atau
wali. Dari beberapa persyaratan itu saja pasti ada yang merasa
keberatan atau tidak sanggup untuk memenuhinya. Karena
pada nyatanya banyak orang yang bahkan sudah mencapai
batas usia dewasa belum memiliki KTP, tidak memiliki akta
kelahiran karena orang tuanya yang tidak jelas. Apalagi dalam
islam, salah satu syarat menikah untuk wanita ialah harus
mempunyai wali. Lalu bagaimana jika mereka yang lahir tanpa
adanya orang tua dan saudara? Mau tidak mau pasti akan
banyak orang yang melakukan pernikahan kontrak karena
prosedurnya tidak terlalu rumit.
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri
individu itu sendiri, meliputi:
a. Faktor lingkungan.
Lingkungan adalah tempat di mana semua makhluk
hidup tinggal, termasuk manusia. Dan lingkungan adalah salah
satu faktor terbentuknya kepribadian diri manusia, dari
kebiasaan kita sehari-hari, dari cara berbicara, berfikir, bahkan
cara berpakaianpun tidak akan jauh dari cerminan
lingkungannya. Bisa dari lingkungan keluarga, masyarakat,
tempat kita bermain. Dan lingkungan yang memiliki konotasi
negatif terkadang menjadi makanan yang sangat enak untuk
dicoba. Jadi dalam kasus kawin kontrak pun bisa saja itu
karena faktor lingkungannya. Jika nikah kontrak sudah bukan
menjadi hal yang aneh bagi orang-orang disekitarnya, maka
pasti kebiasaan itu akan menularkan pada orang lain.
b. Faktor kelonggaran hukum.
Kelonggaran dalam hukum adalah hal yang tidak wajar,
karena seharusya hukum ada untuk melindung masyarakat.
Agar terjadinya keadilan, ketentraman, serta kesejahteraan bagi
warna negaranya. Sekarang jika dari aparat hukumnya saja
sudah berleha-leha, atau tidak peduli dengan kasus yang ada
disekitar nya bagaimana? Pasti akan terus terulang kasus
seperti kawin kontrak ini.
c. Sikap saling melindungi.
Terjaminnya perlindungan adalah salah satu faktor
yang paling menggiurkan dari perjanjian kawin kontrak.
Karena dengan perlindungan itu bisa saja bukan hanya diri
sendiri yang terlindungi, tapi keluarga pun bisa ikut terlindungi.
Mau itu terlindungi dari ancaman orang-orang yang
mempunyai niat jahat, atau pun terlindungi kebutuhan
hidupnya. Contohnya misalkan ada sepasang suami istri yang
tidak bisa memiliki keturunan, baik itu dari pihak suami
ataupun istrinya yang bermasalah. Dan mereka sepakat untuk
mengisi kekosongan itu dengan menyewa seseorang yang bisa
memenuhi keinginan mereka, dengan cara membuat perjanjian
nikah atau kawin kontrak.
d. Pandangan masyarakat setempat.
Pandangan atau persepsi dari kamus psikologi adalah
berasal dari bahasa inggris, perception yang artinya: persepsi,
penglihatan, tanggapan; adalah proses seseorang menjadi sadar
akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya; atau pengetahuan lingkungan yang diperoleh
melalui interpretasi data indera7.
Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat
mengerti tentang keadaan diri individu yang bersangkutan.
Persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh
apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,
kemampuan berfikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain
yang ada dalam diri individu masyarakat akan ikut berperan
dalam pesepsi tersebut8.
Jadi jika pandangan dalam masyarakatnya sudah
mewajarkan atau sudah seharusnya kita menikah kontrak. Maka
yakin masyarakat di lingkungan tersebut banyak yang sudah
melakukan kawin kontrak, atau bahkan mungkin sudah berkali-
kali melakukannya.
e. Peran pejabat daerah.
Peran pejabat di beberapa daerah masih mendukung
adanya kawin kontrak secara diam-diam. Mungkin
dilakukannya pertemuan secara langsung antara pejabat daerah
dengan pihak yang akan melaksanakan kawin kontrak tersebut.
7
Kartono dan Gulo, 1987 dalam Adrianto, 2006
8
Davidoff, 1980 dalam Adrianto, 2006
Yang di dalam suatu pertemuan itu, ada beberapa perjanjian
yang sifatnya menguntungkan kedua belah pihak .

II.3 Dampak Dari Pernikahan Kontrak.

Mengingat kembali bahwa dalam islam wanita yang diambil dengan


jalan mut’ah atau kawin kontrak tidak bisa dikatakan sebagai isteri ataupun
budak wanita, karena akad mut’ah bukan akad nikah. Dengan alasan sebagai
berikut:

 Tidak saling mewarisi. Sedangkan akad nikah menjadi sebab


memperoleh harta warisan
 Iddah kawin kontrak tidak seperti iddah nikah biasa.
 Dengan akad nikah menjadi berkuranglah hak seseorang dalam
hubungan dengan kebolehan beristri empat. Sedangkan tidak demikian
halnya dengan kawin kontrak.
 Dengan melakukan mut’ah atau kawin kontrak, seseorang tidak
dianggap menjadi muhsan karena wanita yang diambil dengan jalan
mut’ah itu tidak menjadikan wanita berstatus sebagai isteri dan tidak
pula berstatus budak wanita. Dan “barang siapa mencari selain
daripada itu, maka mereka itulah orang melampaui batas”9.

Peranan tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah belum maksimal,


dikarenakan kondisi masyarakat terjadi anomi. Pelaku kawin kontrak tidak
mampu mencapai nilai-nilai kultural yang berlaku. Oleh karena itu ada dua
dampak dalam kawin kontrak ini, dampak sosial dan dampak ekonomi.

1. Dampak sosial.
Dampak sosial (sosial impact) dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, pertama, pembangunan, asumsi tentang
pembangunan adalah berbicara tentang sebab dan akibat.
Pembangunan selalu memunculkan beragam persoalan baik yang

9
al-mukminun: 7
bersifat pisitif maupun negative. Pembangunan selalu menekankan
pada beberapa aspek baik pendidikan, ekonomi, lingkungan dan
ekologis, dan di berbagai sektor lainnya. Dampak sosial merupakan
akibat dari masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat 10. Jadi
dampak sosial adalah pengaruh atau akibat dari gejala sosial sehingga
mengakibatkan pada perubahan, baik yang bersifat positif atau negatif
bagi lingkungan sosial dan keadaan sosial. Dan ada beberapa dampak
sosial dari kawin kontrak, yaitu:
a. Tidak ada pengakuan dari Negara juga Agama.
Tidak ada pengakuan dari Negara maupun agama, itu
berarti mau dengan cara apapun melaksanakan kawin kontrak
tetap tidak akan dianggap ada. Karena status pernikahannya
tidak tercatat mau itu di Negara atau agama sekalipun.
b. Merusak martabat dan moral wanita.
Martabat bisa diartikan sebagai tingkat harkat
kemanusiaan dan harga diri. Bahwa manusia dipandang
sebagai makhluk yang memiliki derajat tertinggi di antara
semua makhluk hidup lainnya. Lalu moral sendiri adalah
ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak)11. Jadi merusak martabat dan moral wanita adalah
perbuatan buruk yang merendahkan wanita.
c. Rusaknya tujuan pernikahan.
Mengingat kembali bahwa dalam agama pernikahan
adalah salah satu bentuk ibadah, yang bertujuan untuk
membangun atau menciptakan rumah tangga bahagia, kekal
serta sejahtera lahir maupun bathin. Dengan semakin
banyaknya orang yang melakukan kawin kontrak, maka akan
semakin mengikis pula arti dari pernikahan yang
sesuangguhnya.
d. Nasab anak terabaikan
Soekanto, 2006: 374
10

Al-Ghazali (1994: 31)


11
Dalam islam nasab merupakan pengakuan syara’ bagi
hubungan seorang anak dengan garis keturunan ayahnya, yang
saling menimbulkan hak dan kewajiban. Maka nasab anak
yang dilahirkan dari hasil kawin kontrak kedua orang tuanya
akan terbaikan, karena memang perkawinan itu pada awalnya
tidak pernah terjadi.
e. Dapat menimbulkan penyakit.
Dalam memilih pasangan hendaklah kita berhati-hati
atau menyeleksi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk
melanjutkan ke arah yang lebih serius. Dalam kasus kawin
kontrak ini banyak sekali orang yang ternyata mengidap
penyakit mematikan dan menular, seperti penyakit HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini muncul karena
seringnya seseorang melalukan hubungan intim dengan orang
yang berbeda.
2. Dampak ekonomi.
Dampak ekonomi adalah pengaruh tidak langsung dari objek
analisis terhadap jumlah dan jenis kegiatan ekonomi disuatu wilayah
yang berfokus pada indikator makroekonomi dan perkiraan pengaruh
proyek pada indikator tersebut bagi Negara dan masyarakat12. Berikut
beberapa dampak ekonomi dari adanya kawin kontrak, yaitu:
a. Terpenuhi taraf kebutuhan hidup.
Terpenuhinya taraf kebutuhan hidup yaitu kondisi dimana
perekonomian individu meningkat dan mungkin bisa dibilang
sudah sangat berkecukupan untuk sehari-harinya.
b. Meningkatkan pemasukan daerah.
Salah satu dampak ekonomi dari kawin kontrak adalah
meningkatnya pemasukan daerah. Karena dengan
berkecukupannya seseorang pasti akan meningkat juga
pemasukan yang masuk ke daerah atau Negara tersebut.

Kepdirjen 438/KN/2020
12
c. Meningkatkan pemasukan pedagang.
Maksud pedagang disini adalah orang yang menyewakan
tempat tinggal di daerah tertentu, contohnya seperti vila atau
rumah sewaan. Karena tempat-tempat seperti itu biasanya
dijadikan tempat tinggal sementara oleh pelaku kawin kontrak
untuk sembunyi.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan.

Kawin kontrak dalam hukum agama maupun hukum Negara tidak


diperbolehkan, hal itu sesuai dengan sabda rasul, yaitu: “Wahai manusia dulu
aku pernah mengizinkan kalian untuk kawin kontrak. Dan sesungguhnya
Allah telah mengharamkannya hingga hari kiamat”, dan dalam UU No 1
(pasal 1) Tentang Perkawinan yang mengatakan: “perkawinan ialah ikatan
lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
ber-dasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan tujuan dari perkawinan
kontrak hanya untuk memperoleh sesuatu yang menguntungkan dari masing-
masing pihak. Dalam kawin kontrak, masa perkawinan akan berakhir dengan
tanpa adanya perceraian dan tidak ada kewajiban bagi laki-laki untuk
memberi nafkah, tempat tinggal serta kewajiban lainnya. Hal tersebut tentu
sangat merugikan kaum perempuan dan keturunannya. Makanya hukum
Negara dan hukum agama menegaskan bahwa kawin kontrak tidak dapat
diakui.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya perkawinan


kontrak. Yaitu:

1. Faktor internal yang terdiri dari:


a. Kebutuhan biologis.
b. Faktor ekonomi.
c. Pemahaman ajaran agama.
d. Perasaan kecewa.
e. Prosedur yang rumit.
2. Faktor eksternal terdiri dari
a. Faktor lingkungan.
b. Faktor kelonggaran.
c. Sikap saling melindungi.
d. Pandangan masyarakat setempat.
e. Peran pejabat dusun.

Dan dampak dari perkawinan kontrak juga sangat memengaruhi untuk


kelangsungan sosial dan ekonomi kedepannya, antara lain:
1. Dampak sosial, meliputi:
a. Tidak ada pengakuan dari Negara juga Agama.
b. Merusak martabat dan moral wanita.
c. Rusaknya tujuan pernikahan.
d. Nasab anak terabaikan.
e. Dapat menimbulkan penyakit.
2. Dampak ekonomi
a. Terpenuhi taraf kebutuhan hidup.
b. Meningkatkan pemasukan daerah.
c. Meningkatkan pemasukan pedagang/tukang villa.

III.2 Saran.

Hendaklah kita sebagai manusia yang berakal dan beriman harus mengerti

dan tahu arti penting dari perkawinan. Jangan mempermainkan ikatan yang

suci dari pernikahan seperti perkawinan kontrak.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali (1994: 31). http://staffnew.uny.ac.id (diakses: 6 November 2022).

Al-mukminun: 7.

Al mukminun: 5-6.

Davidoff, 1980 dalam Adrianto, 2006. http://feb.unila.ac.id (diakses: 5 November


2022).
HR.Bukhari Muslim

https://pontianak.tribunnews.com/2019/08/08/faktor-penyebab-kawin-kontrak-ini-
penjelasan-dekan-fakultas-hukum-untan (diakses: 3 November 2022).

http://digilib.uinsgd.ac.id/17736/ (diakses: 3 November 2022).

http://www.gurusiana.id (diakses: 4 November 2022).

https://lib.ui.ac.id (diakses: 4 November 2022).

https://seruji.co.id (diakses: 4 November 2022).

https://bldk.mahkamahagung.go.id (diakses: 4 November 2022).

https://bacaekom.com (diakses: 4 november 2022).

https://badilag.mahkamahagung.go.id (diakses: 6 November 2022).

http://repository.stfkledalero.ac.id (diakses: 6 November 2022).

Kartono dan Gulo, 1987 dalam Adrianto, 2006

Kepdirjen 438/KN/2020. www.djkn.kemenkeu.go.id (diakses: 6 November 2022).

No. Kep-B-679/ MUI/IX/1997

Soekanto, 2006: 374. https://eprints.umm.ac.id (diakses: 5 November 2022).

Sri Hariati. Kawin Kontrak Menurut Agama Islam Hukum Dan Realita Dalam
Masyarakat. Jurnal Hukum JATISWARA. Fakultas Hukum Universitas Mataram.

Q.S. Al-Baqoroh(2): 282.

Q.S. Al-Baqoroh(2): 231.

Anda mungkin juga menyukai