Anda di halaman 1dari 18

UPT PUSKESMAS ANUTOLUWU

KEC PETASIA BARAT


KAB.MOROWALI UTARA
A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM
Aturan tata naskah dokumen secara umum adalah sebagai
berikut:
1. Naskah diketik computer dengan jarak 1,5 spasi, kecuali SOP
menggunakan jarak 1,0 spasi.
2. Seluruh naskah diketik dengan huruf bookman old style.
3. Ukuran huruf 12, kecuali pengetikan Kop Surat.
4. Dokumen menggunakan kertas HVS putih (8,5 inch x 13 inch/
pada computer pilihan paper size: costum size) ukuran folio 70
gram.
5. Batas – batas pengetikan naskah yang diukur dari tepi kertas,
diatur dengan ukuran jarak sebagai berikut:
- Tepi atas : 3 cm (1,18 inch)
- Tepi bawah : 3 cm (1,18 inch)
- Tepi kiri : 4 cm (1,58 inch)
- Tepi kanan : 3 cm (1,18 inch)
6. Naskah yang memerlukan pembentukan paragraf memakai
sistem indentasi (first line) dengan menggunakan default tab
(1,27 cm) dari tepi kiri.
7. Paragraf diatur sejajar rata kiri dan kanan (justify).
8. Untuk penulisan dalam tabel tidak menggunakan ketentuan
tersebut.

B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun
pelaksana. Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan harus
didasarkan pada peraturan perundangan, baik undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman
teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi,
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Peraturan/ Keputusan Kepala
Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan
tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.
Format Peraturan/ keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1. KOP/heading peraturan/keputusan:
a. Penempatan logo
Logo pemerintah daerah disebelah kiri dan logo puskesmas
nasional disebelah kanan.
b. Baris pertama:
PEMERINTAH KABUPATEN MOROWALI UTARA
diketik dengan huruf capital dengan ukuran huruf 14
c. Baris kedua:
DINAS KESEHATAN DAERAH
diketik dengan huruf capital dengan ukuran huruf 18 dan
ditebalkan/bold
d. Baris ketiga:
PUSKESMAS ANUTOLUWU
diketik dengan huruf capital dengan ukuran huruf 18
e. Baris keempat:
Nomor Kode Puskesmas : P7212060201, Alamat :Desa Tiu, Kec.
Petasia Barat 94671
Diketik dengan huruf Capitalize Each Word ,italic dengan
ukuran huruf 10

2. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:


a. Kebijakan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ANUTOLUWU
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan
di Puskesmas Anutoluwu
c. Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Anutoluwu
tentang…
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di
tengah margin serta ditulis dengan huruf capital diakhiri
dengan tanda koma (,)

3. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan.
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di
bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata
“bahwa” dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan titik
koma ( ; )
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut.
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
3) Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan
kata menimbang.
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali dengan
nomor dengan huruf angka 1, 2, dst, di tulis dengan huruf
awal huruf besar dan di akhiri dengan tanda baca titik
koma (;).

4. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat,
huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf capital, dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca
titik ( . ).

5. Batang Tubuh.
1. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam dictum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
dst
2. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan,
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.

6. Kaki
Kaki Peraturan/ Keputusan merupakan bagian akhir substansi
Peraturan/ Keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
Peraturan/Keputusan, pengundangan Peraturan/Keputusan yang
terdiri dari:
1. tempat dan tanggal penetapan,
2. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
3. tanda tangan pejabat, dan
4. nama lengkap pejabat yang menanda tangani ditulis tanpa
gelar, dengan huruf dicetak tebal/bold dan digaris bawahi/
underline.
5. Nomor Induk Pegawai pejabat.

7. Penandatanganan
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.

8. Lampiran peraturan/keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan, dan tentang apa lampiran SK tersebut
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala
Puskesmas.
C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman
merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga
dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan
panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan
dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.

Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan


sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan

b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat
Inap)
D.
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas


BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN


Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan
mencakup tujuan umum dan khusus yang merupakan tujuan
program. Tujuan Umum: adalah tujuan secara garis besar,
sedangkan tujuan khusus merupakan rincian kegiatan- kegiatan
yang akan dicapai dari organisasi. Kegiatan pokok dan rincian
kegiatan: langkah- langkah kegiatan dilaksanakan sehingga
tercapainya tujuan program. Karena itu antara tujuan dan kegiatan
harus berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan kegiatan, metode
untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
1. Sistematika/ Format Kerangka Acuan upaya Kegiatan
Sistematika atau format kerangka acuan upaya Kegiatan sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Schedule (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal Puskesmas
dapat menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan
mengurangi. Contoh penambahan : ditambah point untuk rencana
pembiayaan/ anggaran.

Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainyaa tujuan
upaya/ kegiatan tersebut. Oleh karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara
lain dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit,
dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran
program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :


1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus
memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas
harus ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun
tidak boleh mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita
bisa menetapkan sebagai suatu sasaran “Pengurangan kematian
misalnya akibat TB akan dapat dicapai pada suatu tingkat
tertentu” tetapi meniadakan kematian merupakan hal yang tidak
dapat dipastikan kelayakannya.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi
komplain masyarakat terhadap pelayanan OAT sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa
bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada upaya/
kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih
mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran
apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di
Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan
tantangan yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran
yang dapat mendorong peningkatan kapasitas Puskesmas, namun
dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik tidak hanya akan
meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa pelayanan yang dihasilkan,
namun juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada
para pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak
mungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif
dan mengahmbat daya inovasi para karyawan.

g. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Schedule atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan upaya/ kegiatan .
Lama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan tersebut
dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk upaya/ kegiatan
5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah Jadwal 5 tahun.

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi dari skedul (Jadwal) kegiatan. Skedul (Jadwal) tersebut
akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal
atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu upaya/ kegiatan secara
keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan
kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di
dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan
evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepada siapa.

i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam
kerangka acuan adalaah bagaimana melakukan pencatatan
keegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan
kurun waaktu (kapan) laporan harus diserahkan dan kepada
siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/
kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka
acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan.

E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR PROSEDUR


OPERASIONAL (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP)adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah-langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

b. Manfaat SOP adalah :


1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan
pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.

c. Format SOP.
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai
dengan akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun
SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar
memudahkan didalam melihat langkah- langkahnya dengan
bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak
boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.

Format SOP sebagai berikut :


1. Kop/Heading SOP

JUDUL SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Tanda Tangan :


DESLINA BARAMBULA S.Kep

ANUTOLUWU NIP 19811228 200701 2 003

Nama kepala Puskesmas tanpa gelar digaris bawahi/underline


dengan memakai NIP

2. Komponen SOP
1. Pengertian Tulis .. judul sop adalah ....

2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah langkah


petugas ...
3.Kebijakan SK KAPUS ... Payung

4.Referensi Pmk .... 75


Pmk 46
5.Prosedur/Langkah-
langkah
6.Diagram Alur

7.Unit Terkait

8.Dokumen Terkait
9. Rekaman historis perubahan
Tanggal :

No Yang diubah Isi perubahan Keterangan

d. Petunjuk Pengisian SOP


1) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota,
nama organisasi adalah nama Puskesmas.
2) Kotak Heading : masing-masing kotak (Puskesmas, judul SOP,
No. dokumen, No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan
Kepala Puskesmas) diisi sebagai berikut :
a) Heading dicetak hanya pada halaman pertama
b) Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo pemerintah
daerah.
c) Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya
d) No. Dokumen: diisi dengan SOP garis miring (/) nomor urut
SOP garis miring (/) BAB garis miring (/) PKM-ANT garis miring
(/) tahun penerbitan, penomoran SOP dibuat oleh sekretariat
masing masing pokja UKP akreditasi puskesmas.
Contoh:
SOP/001/BAB VII/PKM-ANT/2018
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan
angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi
kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga
total halaman untuk SOP tersebut (misalnya : halaman
pertama : 1/5. Namun ditiap halaman selanjutnya dibuat
footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir :
5/5.
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang
digunakan Puskesmas, misalnya :SOP.
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut
i) Ditetapkan Kepala Puskesmas: diberi tandatangan Kepala
Puskesmas dan nama jelasnya.

3) Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : Tulis judul SOP ADALAH ...
berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/
menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci : “ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi
dasar dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang
mendasari SOP tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi,
pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No ........
... tentang Pelayanan Imunisasi.
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka,
e) Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan prose kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur
terkait dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambahkan antara lain: bagan alir, dokumen terkait,
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya
dalam langkah- langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram
alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi
dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
h) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada
kaitannya dengan SOP tersebut
i) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi
SOP

(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-


kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan,
hanya mengenal satu simbol. Bentuk balok :

(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian


kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk
simbul sebagai berikut:

o Awal kegiatan :

o Akhir kegiatan :

o Keputusan : Ya
?

Tidak

o Penghubung :

o Dokumen : ,

o Arsip :

4) Tata Cara Pengelolaan SOP:


a) Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka
yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja
tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas/FKTP hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi
SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena
komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh dengan
adanya keterlibatan personel/unit kerja dalam penyusunan
SOP.
b) SOP dikelola oleh sekretariat akreditasi Puskesmas,
c) Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk
dibuat penomoran, tanda tangan kepala puskesmas dan di
simpan sebagai master. Kemudian digandakan dibubuhkan
stempel “ASLI” Foto copy SOP distempel “TERKENDALI” dan
didistribusikan ke unit masing-masing dan diarsipkan di unit
masing-masing.
F. PENOMERAN DOKUMEN AKREDITASI

1. PENOMERAN SOP
CONTOH : SOP/003/BAB VII/PKM-ANT/2018

SOP : Standar Operasional Prosedur


003 : Nomer urut
BAB VII : bab
PKM-ANT : nama puskesmas
2018 : tahun terbit SOP

2. PENOMERAN SK
CONTOH : SK/ 017/AKD/PKM-ANT/2018

SK : Surat Keputusan
017 : nomor urut
AKD : Akreditas
PKM-ANT : nama puskesmas
2018 : tahun terbit

G. TATA LETAK STEMPEL TERKENDALI


Jenis dokumen terkendali distempel “TERKENDALI” pada
sudut kanan atas kertas dokumen terkendali dan dengan stempel
berwarna ungu/biru. Dokumen terkendali diletakkan di unit
pelayanan, manajemen mutu dan ruang Kepala Puskesmas.
H. TATA LETAK STEMPEL KADARLUARSA
Jenis dokumen kadaluarsa distempel “KADARLUARSA” pada
bagian diagonal tengah kertas dokumen kadaluarsa dengan stempel
berwarna merah. Dokumen kadaluarsa diarsipkan.

Tiu, 15 November 2018


Kepala UPT Puskesmas Anutoluwu KTU UPT Puskesmas
Anutoluwu

DESLINA BARAMBULA S.Kep LILY MOGUNTU SKM


NIP 19811228 200701 2 003 NIP 19770111 200502 2 004

Anda mungkin juga menyukai