I. LATAR BELAKANG
Industri Kecil Menengah atau yang biasa disebut dengan IKM adalah aktivitas
produksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Produk yang dihasilkan dalam Industri Kecil Menengah akan tersalurkan dengan baik
jika didukung oleh kemudahan sistem distribusi, yang dilakukan oleh para pelaku
UKM. Tanpa adanya dukungan yang baik, para pelaku IKM tentu akan mendapatkan
kesulitan dalam memasarkan produk industri yang dijalaninya.
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan:
1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/
atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
2. Tenaga Kerja adalah tenaga kerja tetap yang menerima atau memperoleh
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.
3. Nilai investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin, peralatan, sarana dan
prasarana, tidak termasuk modal kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan
Industri.
Sementara, kegiatan usaha Industri meliputi industri kecil, industri menengah,
dan industri besar, yang ditetapkan berdasarkan jumlah Tenaga Kerja dan/ atau Nilai
Investasi.
Pengembangan usaha kecil sebagai basis usaha ekonomi kerakyatan
merupakan salah satu langkah strategis yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah
nyata. Sektor makanan seperti Pangan Olahan (Kue Kering) pada saat ini mengalami
peningkatan penjualan dan banyak dipesan baik secara delivery ataupun online.
Kue kering ialah camilan yang lumayan digemari oleh masyarakat dari anak
kecil hingga orang dewasa, diketahui bahwa kue kering memiliki rasa yang manis dan
tekstur yang rapuh, kue kering pada umumnya mampu disimpan sampai waktu yang
cukup lama. Selain itu, cara pembuatannya juga sangat mudah.
Perkembangan usaha Pangan Olahan (Kue Kering) merupakan bisnis yang
cukup menjanjikan karena kue kering bisa dijadikan snack rapat, oleh-oleh bahkan
saat ini sudah dijadikan buah tangan dari tamu yang hajatan pada acara-acara besar
lainnya.
Upaya meningkatkan kualitas produksi kue kering dapat dilakukan dengan
cara memberikan pembinaan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk mendapatkan ide-ide inovasi yang melahirkan Pangan Olahan
(Kue Kering) yang sehat, memiliki bermacam-macam bentuk dan beraneka rasa.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan menengah
Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 59 Tahun 2019
mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kompetensi IKM yang ada di Provinsi Riau. Permasalahan yang
mendasar bagi IKM provinsi Riau saat ini rendahnya pengetahuan dan keterampilan
pelaku IKM yang mengakibatkan rendahnya kreatifitas dalam berinovasi dalam usaha.
Upaya meningkatkan kualitas produksi kue kering dapat dilakukan dengan
cara memberikan pembekalan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk mendapatkan ide-ide inovasi yang melahirkan kue kering
beraneka bahan seperti bahan yang menggunakan tepung terigu, tepung beras,
tepung sagu, tepung tapioka, tepung mokaf dan sebagainya menjadi aneka pilahan
kue kering bagi konsumen. Salah satu bentuk pembinaannya adalah melalui kegiatan
Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Kue Kering) yang diselenggarakan oleh
UPT Industri Pangan, Olahan dan Kemasan Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau,
Selain itu diharapkan setelah mengikuti kegiatan Peningkatan Kompetensi
IKM Pangan Olahan (Kue Kering) para pelaku usaha dapat mengukur kemampuan
serta melatih kemampuan untuk menghasilkan produk industri pangan yang sehat,
beraneka bentuk, rasa dan bisa bersaing di pasaran sehingga memiliki nilai tambah
lebih bagi pelaku usaha serta membuka peluang kerja bagi masyarakat lainnya.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Kue Kering) ini
dilaksanakan di Pekanbaru tepatnya pada UPT Industri Pangan Olahan dan Kemasan
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
Riau Pekanbaru, peserta berasal dari Kota Pekanbaru dengan jumlah peserta 40
(empat puluh) orang yang terdiri dari 2 (dua) angkatan masing-masing angkatan
berjumlah 20 (dua puluh) orang.
V. KELUARAN (OUTPUT)
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya Kegiatan
Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Kue Kering) selama 4 ( empat ) hari di
Pekanbaru
BULAN KE-
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
7
Honorarium Narasumber
atau Pembahas, Moderator,
Pembawa Acara, dan
Panitia
No URAIAN JUMLAH
1 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat Tulis
Kantor. Rp. 2.453.310,-
2 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Kertas dan
Cover Rp 721.955,-
3 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Bahan
Cetak Rp. 2.809.320,-
4 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat/Bahan
untuk Kegiatan Kantor Lainnya Rp. 75.707.050,-
5
Belanja Pakaian Pelatihan Kerja Rp. 15.000.000,-
6
Belanja Makanan dan Minuman Aktivitas Lapangan Rp. 34.160.000,-
7
Honorarium Narasumber atau Pembahas, Moderator,
Pembawa Acara, dan Panitia Rp. 23.200.000
8
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Rp. 25.450.000,-
XI. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan dibuat dalam bentuk buku yang berisi perkembangan
kegiatan mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan
sebanyak 2 (dua) eksemplar
JUDUL
PENINGKATAN KOMPETENSI IKM PANGAN OLAHAN (KUE KERING)
I. LATAR BELAKANG
Industri Kecil Menengah atau yang biasa disebut dengan IKM adalah aktivitas
produksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Produk yang dihasilkan dalam Industri Kecil Menengah akan tersalurkan dengan baik
jika didukung oleh kemudahan sistem distribusi, yang dilakukan oleh para pelaku
UKM. Tanpa adanya dukungan yang baik, para pelaku IKM tentu akan mendapatkan
kesulitan dalam memasarkan produk industri yang dijalaninya.
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan:
1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/ atau
memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai
nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
2. Tenaga Kerja adalah tenaga kerja tetap yang menerima atau memperoleh penghasilan
dalam jumlah tertentu secara teratur.
3. Nilai investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin, peralatan, sarana dan prasarana, tidak
termasuk modal kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan Industri.
Sementara, kegiatan usaha Industri meliputi industri kecil, industri menengah,
dan industri besar, yang ditetapkan berdasarkan jumlah Tenaga Kerja dan/ atau Nilai
Investasi.
Pengembangan usaha kecil sebagai basis usaha ekonomi kerakyatan
merupakan salah satu langkah strategis yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah
nyata. Sektor makanan seperti Pangan Olahan (Kue Basah) pada saat ini mengalami
peningkatan penjualan dan banyak dipesan baik secara delivery ataupun online.
Kue Basah merupakan camilan yang lumayan digemari oleh masyarakat dari
anak kecil hingga orang dewasa, diketahui bahwa kue basah memiliki rasa yang manis
dan tekstur yang lembut dan cara pembuatannya juga sangat mudah.
Perkembangan usaha Pangan Olahan (Kue Basah) merupakan bisnis yang
cukup menjanjikan karena produk kue bsah bisa dijadikan snack rapat, oleh-oleh
bahkan saat ini sudah dijadikan buah tangan dari tamu yang hajatan pada acara-acara
besar lainnya.
Upaya meningkatkan kualitas produksi kue basah dapat dilakukan dengan
cara memberikan pembekalan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk mendapatkan ide-ide inovasi yang melahirkan Pangan Olahan
(Kue Basah) yang sehat, memiliki bermacam-macam bentuk dan beraneka rasa.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan menengah
Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 59 Tahun 2019
mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kompetensi IKM yang ada di Provinsi Riau. Permasalahan yang
mendasar bagi IKM provinsi Riau saat ini rendahnya pengetahuan dan keterampilan
pelaku IKM yang mengakibatkan rendahnya kreatifitas dalam berinovasi dalam usaha.
Upaya meningkatkan kualitas produksi kue basah dapat dilakukan dengan
cara memberikan pembekalan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk mendapatkan ide-ide inovasi yang melahirkan kue basah
beraneka bahan seperti bahan dari potensi lokal seperti jagung, ubi, beras, talas, labu,
pisang, sagu atau dari bahan jadi seperti yang menggunakan tepung terigu, tepung
beras, tepung tapioka, tepung mokaf dan sebagainya menjadi aneka pilahan kue bagi
konsumen. Salah satu bentuk pembinaannya adalah melalui kegiatan Peningkatan
Kompetensi IKM Pangan Olahan (Kue Basah) yang diselenggarakan oleh UPT Industri
Pangan, Olahan dan Kemasan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Riau,
Selain itu diharapkan setelah mengikuti kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM
Pangan Olahan (Kue Basah) para pelaku usaha dapat mengukur kemampuan serta
melatih kemampuan untuk menghasilkan produk industri pangan yang sehat,
beraneka bentuk, rasa dan bisa bersaing di pasaran sehingga memiliki nilai tambah
lebih bagi pelaku usaha serta membuka peluang kerja bagi masyarakat lainnya.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Kue Basah) ini
dilaksanakan di UPT Industri Pangan Olahan dan Kemasan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau Pekanbaru dengan
jumlah peserta 40 orang yang dilaksanakan dengan 2 (dua) angkatan.
3. Menambah pendapatan bagi IKM pangan olahan (kue Basah) dan pada
akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Provinsi Riau.
4. Terbuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat dalam rangka
mewujudkan IKM yang madiri dan berdaya saing..
V. KELUARAN (OUTPUT)
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya Kegiatan
Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Kue Basah) selama 4 ( empat ) hari di
Pekanbaru
BULAN KE-
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No URAIAN JUMLAH
1 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat Tulis
Kantor. Rp. 3.000.188,-
2 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Kertas dan
Cover Rp 721.955,-
3 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Bahan
Cetak Rp. 2.809.320,-
4 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat/Bahan
untuk Kegiatan Kantor Lainnya Rp. 72.000.000,-
5
Belanja Pakaian Pelatihan Kerja Rp. 14.400.000,-
6
Belanja Makanan dan Minuman Aktivitas Lapangan Rp. 29.280.000,-
7 Honorarium Narasumber atau Pembahas, Moderator,
Pembawa Acara, dan Panitia Rp. 23.200.000
8
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Rp. 24.460.000,-
Jumlah Rp.
169.871.463,-,-
XI. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan dibuat dalam bentuk buku yang berisi perkembangan
kegiatan mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan
sebanyak 2 (dua) eksemplar
JUDUL
PENINGKATAN KOMPETENSI IKM PANGAN OLAHAN (KUE BASAH)
I. LATAR BELAKANG
Industri Kecil Menengah atau yang biasa disebut dengan IKM adalah aktivitas
produksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Produk yang dihasilkan dalam Industri Kecil Menengah akan tersalurkan dengan baik
jika didukung oleh kemudahan sistem distribusi, yang dilakukan oleh para pelaku
UKM. Tanpa adanya dukungan yang baik, para pelaku IKM tentu akan mendapatkan
kesulitan dalam memasarkan produk industri yang dijalaninya.
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan:
1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/ atau
memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai
nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
2. Tenaga Kerja adalah tenaga kerja tetap yang menerima atau memperoleh penghasilan
dalam jumlah tertentu secara teratur.
3. Nilai investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin, peralatan, sarana dan prasarana, tidak
termasuk modal kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan Industri.
Sementara, kegiatan usaha Industri meliputi industri kecil, industri menengah,
dan industri besar, yang ditetapkan berdasarkan jumlah Tenaga Kerja dan/ atau Nilai
Investasi.
Pengembangan usaha kecil sebagai basis usaha ekonomi kerakyatan
merupakan salah satu langkah strategis yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah
nyata. Sektor makanan seperti Pangan Olahan (Aneka Kue) pada saat ini mengalami
peningkatan penjualan dan banyak dipesan baik secara delivery ataupun online.
Kue merupakan camilan yang lumayan digemari oleh masyarakat dari anak
kecil hingga orang dewasa, diketahui kue memiliki rasa, bentuk dan bahan beraneka
macam ada yang memiliki tekstur yang lembut, halus, kasar dan sebagainya.
Perkembangan usaha Pangan Olahan (Aneka Kue) merupakan bisnis yang
cukup menjanjikan karena produk roti bisa dijadikan snack rapat, oleh-oleh bahkan
saat ini sudah dijadikan buah tangan dari tamu yang hajatan pada acara-acara besar
lainnya.
Upaya meningkatkan kualitas produksi kue dapat dilakukan dengan cara
memberikan pembekalan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk mendapatkan ide-ide inovasi yang melahirkan Pangan Olahan
(Aneka Kue) yang sehat, memiliki bermacam-macam bentuk dan beraneka rasa.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan menengah
Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 59 Tahun 2019
mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kompetensi IKM yang ada di Provinsi Riau. Permasalahan yang
mendasar bagi IKM provinsi Riau saat ini rendahnya pengetahuan dan keterampilan
pelaku IKM yang mengakibatkan rendahnya kreatifitas dalam berinovasi dalam usaha.
Upaya meningkatkan kualitas produksi Aneka Kue dapat dilakukan dengan
cara memberikan pembekalan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk mendapatkan ide-ide inovasi yang melahirkan Aneka Kue
beraneka bahan berdasarkan potensi lokal seperti jagung, ubi, beras, talas, labu,
pisang, sagu atau dari bahan yang menggunakan tepung terigu, tepung beras, tepung
tapioka, tepung mokaf dan sebagainya, menjadi aneka pilahan kue kering bagi
konsumen. Salah satu bentuk pembinaannya adalah melalui kegiatan Peningkatan
Kompetensi IKM Pangan Olahan (Aneka Kue) yang diselenggarakan oleh UPT Industri
Pangan, Olahan dan Kemasan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Riau,
Selain itu diharapkan setelah mengikuti kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM
Pangan Olahan (Aneka Kue) para pelaku usaha dapat mengukur kemampuan serta
melatih kemampuan untuk menghasilkan produk industri pangan yang sehat,
beraneka bentuk, rasa dan bisa bersaing di pasaran sehingga memiliki nilai tambah
lebih bagi pelaku usaha serta membuka peluang kerja bagi masyarakat lainnya.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Aneka Kue) ini
dilaksanakan di UPT Industri Pangan Olahan dan Kemasan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau Pekanbaru dengan
jumlah peserta 40 orang yang dilaksanakan dengan 2 (dua) angkatan.
3. Menambah pendapatan bagi IKM Pangan Olahan (Aneka Kue) dan pada akhirnya
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Provinsi Riau.
4. Terbuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan
IKM yang madiri dan berdaya saing..
Sasaran Peserta Kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Aneka
Kue) ini adalah IKM dari Kota Pekanbaru sebanyak 40 orang, yang dibagi menjadi 2
(dua ) angkatan, sehingga satu angkatan berjumlah 20 orang peserta.
V. KELUARAN (OUTPUT)
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya Kegiatan
Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Aneka Kue) selama 4 ( empat ) hari di
Pekanbaru
BULAN KE-
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
7
Honorarium Narasumber
atau Pembahas, Moderator,
Pembawa Acara, dan
Panitia
No URAIAN JUMLAH
1 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat Tulis
Kantor. Rp. 1.860.063,-
2 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Kertas dan
Cover Rp 721.955,-
3 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Bahan
Cetak Rp. 2.436.560,-
4 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat/Bahan
untuk Kegiatan Kantor Lainnya Rp. 60.000.000,-
5 Belanja Pakaian Pelatihan Kerja
Rp. 22.500.000,-
6 Belanja Makanan dan Minuman Aktivitas Lapangan
Rp. 29.280.000,-
7
Honorarium Narasumber atau Pembahas, Moderator,
Pembawa Acara, dan Panitia Rp. 23.200.000,-
XI. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan dibuat dalam bentuk buku yang berisi perkembangan
kegiatan mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan
sebanyak 2 (dua) eksemplar
I. LATAR BELAKANG
Industri Kecil Menengah atau yang biasa disebut dengan IKM adalah aktivitas
produksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Produk yang dihasilkan dalam Industri Kecil Menengah akan tersalurkan dengan baik
jika didukung oleh kemudahan sistem distribusi, yang dilakukan oleh para pelaku
UKM. Tanpa adanya dukungan yang baik, para pelaku IKM tentu akan mendapatkan
kesulitan dalam memasarkan produk industri yang dijalaninya.
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan:
1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/ atau
memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
2. Tenaga Kerja adalah tenaga kerja tetap yang menerima atau memperoleh penghasilan
dalam jumlah tertentu secara teratur.
3. Nilai investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin, peralatan, sarana dan prasarana, tidak
termasuk modal kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan Industri.
Sementara, kegiatan usaha Industri meliputi industri kecil, industri menengah,
dan industri besar, yang ditetapkan berdasarkan jumlah Tenaga Kerja dan/ atau Nilai
Investasi.
Pengembangan usaha kecil sebagai basis usaha ekonomi kerakyatan
merupakan salah satu langkah strategis yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah
nyata. Sektor makanan seperti Pangan Olahan (Pastry) pada saat ini mengalami
peningkatan penjualan dan banyak dipesan baik secara delivery ataupun online.
Pastry merupakan makanan yang lumayan digemari oleh masyarakat dari
anak kecil hingga orang dewasa, diketahui pastry memiliki rasa, bentuk dan bahan
beraneka macam ada yang memiliki tekstur yang lembut, halus, kasar dan
sebagainya.
Perkembangan usaha Pangan Olahan (Pastry) merupakan bisnis yang cukup
menjanjikan karena produk ini bisa dijadikan snack rapat, oleh-oleh bahkan saat ini
sudah dijadikan buah tangan dari tamu yang hajatan pada acara-acara besar lainnya.
Upaya meningkatkan kualitas produksi Pastry dapat dilakukan dengan cara
memberikan pembekalan terhadap IKM melalui peningkatan pengetahuan dan
2. Memupuk jiwa kewirausahaan bagi setiap peserta sehingga hasil pangan olahan ( Pastry)
menimbulkan daya tarik konsumen, dapat diterima dan bersaing di pasar
3. Menambah pendapatan bagi IKM Pangan Olahan (Pastry) dan pada akhirnya
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Provinsi Riau.
4. Terbuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan
IKM yang madiri dan berdaya saing..
Sasaran Peserta Kegiatan Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Pastry)
ini adalah IKM dari Kabupaten Siak 34 orang, Kabupaten Pelalawan 3 orang dan dari
Kota Pekanbaru sebanyak 3 orang dengan total jumlah peserta seban yak 40 orang.
V. KELUARAN (OUTPUT)
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya Kegiatan
Peningkatan Kompetensi IKM Pangan Olahan (Pastry) selama 5( lima ) hari di Kota
Bandung
BULAN KE-
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
7
Benja Pakaian Pelatihan
Kerja
8 Honorarium Narasumber
atau pembahas, moderator
pembawa acara dan panitia
dalam pembekalan
11 Belanja sewa
Mess/Wisma/Bungalow/
tempat peristirahatan
No URAIAN JUMLAH
1 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat Tulis
Kantor. Rp. 1.833.694,-
2 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Kertas dan
Cover Rp 721.955,-
3 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor- Bahan
Cetak Rp. 2.263.800,-
4 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat/Bahan
untuk Kegiatan Kantor Lainnya Rp. 60.000.000,-
5 Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Rp. 1.840.000,-
6 Belanja Makanan dan Minuman Aktivitas Lapangan
Rp. 49.230.000,-
7 Benja Pakaian Pelatihan Kerja
Rp. 14.400.000,-
8 Honorarium Narasumber atau pembahas, moderator
pembawa acara dan panitia dalam pembekalan Rp. 3.400.000,-
9 Belanja sewa kenderaan bermotor penumpang
Rp 5.000.000,-
10 Belanja sewa gedung tempat pertemua di Bandung
Rp 2.000.000,-
11 Belanja sewa Mess/Wisma/Bungalow/ tempat
peristirahatan Rp 42.000.000,-
12 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Rp 72.974.000,-
13 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeeting Luar Kota
Rp 202.140.000,-
14 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
Rp 20.425.000,-
Jumlah Rp 532.228.449,-
XI. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan dibuat dalam bentuk buku yang berisi perkembangan
kegiatan mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan
sebanyak 2 (dua) eksemplar
5. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
6. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Riau;
7. Peraturan Gubernur Riau Nomor 59 Tahun 2019 tanggal 27 Desember 2019
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tatakerja
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Riau (Berita Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 89);
8. Peraturan Gubernur Riau Nomor 44 Tahun 2020 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Riau;
9. Peraturan Gubernur Riau Nomor 60 Tahun 2021 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022 (Berita
Daerah Provinsi Riau Tahun 2021 Nomor 60);
10. Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.126/VII/2021 tanggal 01 Desember 2021
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau atas nama Ir. H.M. Taufik Oesman Hamit.
MT dan Kawan-Kawan;
11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPPA) Perubahan Nomor
B.1/3.31.3.30.2.17.01.0000/001/2022 Tanggal 02 Nopember 2022 Program
Perencanaan dan Pembangunan Industri ; Kegiatan Penyusunan, Penerapan
dan Evaluasi Rencana Pembangunan Industri Provinsi, Sub Kegiatan
Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya
Industri Peningkatan Kompetensi IKM Pembuatan Roti (Bakery)
b. Gambaran Umum
Industri Kecil Menengah atau yang biasa disebut dengan IKM adalah
aktivitas produksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Produk yang dihasilkan dalam Industri Kecil Menengah akan tersalurkan
dengan baik jika didukung oleh kemudahan sistem distribusi yang dilakukan oleh
para pelaku UKM. Tanpa adanya dukungan yang baik, para pelaku IKM tentu akan
mendapatkan kesulitan dalam memasarkan produk dari industri yang dijalaninya.
9. JUMLAH PESERTA
Peserta Peningkatan Kompetensi IKM pembuatan Roti (Bakery) ini diikuti oleh
peserta dari Kabupaten Bengkalis Kecamatan Mandau sebanyak 60 orang peserta
1 Belanja bahan-bahan
lainnya
2 Belanja alat/ Bahan untuk
kegiatan kantor-Alat Tulis
Kantor
3 Belanja alat/ Bahan untuk
kegiatan kantor-Bahan
cetak
4 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor/ Praktek
IKM pembuatan roti Bakery
No URAIAN JUMLAH
1 Belanja bahan-bahan lainnya
Rp. 2.610.000,-
2 Belanja alat/ Bahan untuk kegiatan kantor-Alat Tulis
Kantor Rp 6.594.216,-
3 Belanja alat/ Bahan untuk kegiatan kantor-Bahan
cetak Rp. 3.554.840,-
4 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor/ Praktek
IKM pembuatan roti Bakery
Rp. 41.350.060,-