Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ILMU PENDIDIKAN

DIBIMBING OLEH:

Moh. Hisyam, M.pd.I

DISUSUN OLEH:

NAMA : ROBBY SAMUDRA

NIM : 2019125200480

PRODI : MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DENPASAR BALI 2019/2020

JL. Angsoka Cargo Permai No.12 Ubung Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali

80111
Soal.

1. Mencari ayat dan penjelasan nurun ala Nur


2. Cari ayat dan penjelasan manusia diwarisi ilmu oleh Allah

Jawaban

1. Nur di atas Nur


Nurun ala Nur

Allah SWT adalah Nur langit dan Nur bumi. Dengan nur-Nya Allah menerangi dua alam, alam bumi
dan alam langit. Allah Menerangi alam bumi dengan NUR LANGIT dan menerangi alam langit dengan
NUR BUMI. Bumi diterangi dengan MATAHARI LANGIT dan langit diterangi dengan MATAHARI BUMI.

Yang dimaksud MATAHARI BUMI adalah Nur yang memancar dari hati para kekasih Allah yang mulia,
para Nabi dan para Rasul serta para Ulama pilihan-Nya. Sebagai Khalifah Bumi Zamannya,
keberadaan mereka dimana-mana mampu membangkitkan iman dan semangat pengabdian
manusia. Hati para kekasih Allah itu bahkan bagaikan kuburan rahasia ketuhanan dan sekaligus
menjadi simpul pengendali kehidupan bumi dan isinya.

Hati yang suci itu seperti tangan kanan yang melipat langit (QS. az-Zumar; 67)

‫َو َم ا َقَدُرو۟ا ٱَهَّلل َح َّق َقْد ِر ِهۦ َو ٱَأْلْر ُض َج ِميًعا َقْب َض ُتُهۥ َي ْو َم ٱلَو َم ا َقَدُرو۟ا ٱَهَّلل َح َّق َقْد ِر ِهۦ َو ٱَأْلْر ُض‬
‫َج ِميًعا َقْب َض ُتُهۥ َي ْو َم ٱْلِقَٰي َمِة َو ٱلَّس َٰم َٰو ُت َم ْط ِو َّٰي ٌۢت ِبَي ِميِنِهۦۚ ُسْب َٰح َن ُهۥ َو َت َٰع َلٰى َع َّما ُيْش ِر ُك وَْن ِقَٰي َمِة‬
‫َو ٱلَّس َٰم َٰو ُت َم ْط ِو َّٰي ٌۢت ِبَي ِميِنِهۦۚ ُسْب َٰح َن ُهۥ َو َت َٰع َلٰى َع َّما ُيْش ِر ُك وَن‬
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi
seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan
kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

(QS. az-Zumar; 67)

maka kehidupan dan kematian di bumi terkadang terjadi mengikuti rahasia gerakan yang ada
di dalamnya. Dengan izin Allah mereka mengeluarkan orang-orang beriman dari kegelapan
kepada cahaya, menyelesaikan segala urusan kehidupan manusia, menyembuhkan kesedihan,
mengabulkan segala doa dan permohonan, mendatangkan hajat-hajat, bahkan di tangan
mereka ada kehidupan dan kematian. Allah Penciptanya, semua itu dari Allah dan hanya
untuk Allah, adapun yang selain-Nya hanyalah fatamorgana ciptaan-Nya.

Yang dimaksud Nur di atas Nur adalah mengikuti apa yang dapat digali dari makna firman
Allah dalam Quran Surat an-Nur Ayat 35-40

۞ ‫الَّلُه ُنوُر الَّس َم اَواِت َواَأْلْرِضۚ َم َث ُل ُنوِرِه َكِم ْش َكاٍة ِفيَه ا ِم ْصَباٌح ۖ اْلِم ْصَباُح ِفي ُز َج اَج ٍة ۖ الُّزَج اَج ُة‬
‫َكَأَّنَه ا َكْو َكٌب ُدِّرٌّي ُيوَق ُد ِم ْن َش َج َرٍة ُمَباَر َكٍة َزْيُت وَنٍة اَل َش ْر ِقَّيٍة َواَل َغ ْرِبَّيٍة َيَكاُد َزْي ُت َه ا ُيِض يُء َوَلْو َلْم‬
‫َتْمَس ْس ُه َناٌرۚ ُنوٌر َع َلٰى ُنوٍرۗ َيْه ِد ي الَّلُه ِلُن وِرِه َمْن َيَش اُء ۚ َوَيْض ِرُب الَّلُه اَأْلْم َثاَل ِللَّن اِسۗ َوالَّلُه ِبُك ِّل‬
‫َش ْي ٍء َع ِليٌم‬
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah
lubang yang tidak tembus,-*1 yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung
kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak
pula dibarat,-*2 yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh
api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi
orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-penumpannaan bagi manusia.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nur 35).

Dengan ayat tersebut Allah telah membuat perumpamaan terhadap sesuatu yang
keberadaannya ada di dunia dalam, padahal di dunia luar tidak ada contohnya. Dengan ayat
itu dan ayat-ayat sejenisnya, seorang hamba wajib menggali maknanya. Lalu, di samping
menindaklanjuti isyaroh yang tertangkap, baik melalui rasa maupun rasio, juga beritibar dan
menakwilkannya semampu mungkin dengan cara yang dibenarkan Allah.

Tanpa Nur Allah, berarti hati manusia menjadi gelap gulita : Seperti gelap gulita di lautan yang
dalam, yang diliputi ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan)
barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya
sedikitpun (QS.an Nur/40). Meski hati tersebut sudah mendapat kehidupan, hal itu ditandai dengan
adanya ilmu yang setinggi langit misalnya, sehingga mampu menerangi jagat raya, namun ilmu
tersebut tidak mampu menerangi hati sendiri.
Ilmu itu hanya berguna untuk mengoreksi kesalahan orang tapi tidak bisa menunjukkan
kesalahan sendiri, bahkan untuk sombong-sombongan, merasa paling benar sendiri, suka
menghina orang lain dan sedikitpun tidak mau menerima pendapat temannya sendiri, meski
pendapat itu disampaikan dengan kasih sayang. Akibatnya, dimana-mana orang tersebut
hanya mampu menciptakan perpecahan diantara umat manusia. Itulah pertanda, meski hati
orang tersebut sesungguhnya sudah dihidupi dengan ilmu, tapi tetap saja dalam keadaan
gelap gulita karena tidak mendapat NUR atau hidayah dari Allah SWT.

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti
sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timurnya (sesuatu) dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya hampir-
hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (35)
Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang(56). (QS. an-Nur; 24/35-36).

2. Manusia diwarisi ilmu oleh Allah


‫ُيْؤ ِتي اْلِح ْك َم َة َم ْن َي َش اُءۚ َو َم ْن ُيْؤ َت اْلِح ْك َم َة َفَقْد ُأوِتَي َخ ْيًر ا َك ِثيًر اۗ َو َم ا َي َّذ َّك ُر ِإاَّل ُأوُلو اَأْلْلَباِب‬

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As


Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). ( Qs. Al Baqarah ayat 269)
ISI KANDUNGAN

Allah menganugrahkan kebenaran dalam ucapan dan perbuatan kepada siapa saja yang
dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan barang siapa telah Allah anugrahkan itu
kepadanya, maka sungguh Dia telah memberinya kebaikan yang melimpah ruah. Dan tidak
ada orang-orang yang mengingat-ingat ini dan mendapatkan manfaat darinya, kecuali orang-
orang yang mempunyai akal-akal yang bersinar dengan cahaya dari Allah dan hidayah
dariNya.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

269. ‫ ( ُيْؤ ِتى اْلِح ْك َم َة‬Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya)
Yakni berupa ilmu, dan pendapat lain mengatakan berupa pemahaman berbagai hal, terlebih
lagi pemahaman terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan pendapat lainnya mengatakan yakni
berupa ketepatan dalam perkataan.

‫ۗ َو َم ن ُيْؤ َت اْلِح ْك َم َة َفَقْد ُأوِتَى َخ ْيًر ا َك ِثيًر ا‬

ۗ (Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang
banyak) Yakni besar ukurannya dan tinggi nilainya. Hal ini karena orang tersebut dapat
meletakkan segala urusan pada tempatnya, dapat mengukur segala urusan dengan tepat, dan
memiliki kemampuan dalam mengurus urusan tersebut. Dan ini merupakan kebaikan baginya
dan bagi orang disekelilingnya, karena kebaikan yang ia perbuat dan keagungan apa yang ia
lakukan dan ia seru.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

269. Allah memberi ilmu, pengertian tentang rahasia Al-Qur’an, pemahaman tentang
berbagai perkara, terjadian suatu ucapan dan perbuatan, dan penempatan sesuatu pada
tempatnya kepada hambaNya yang dikehendaki. Dan barangsiapa diberi hikmah (ilmu yang
bermanfaat) maka sungguh dia telah meraik kebaikan dunia akhirat. Dan tidak ada yang bisa
mengambil pelajaran dari hikmah-hikmah Al-Qur’an dan wahyu kecuali orang-orang yang
memiliki akal sehat

Anda mungkin juga menyukai