Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HUKUM HOOKE DAN PEMUAIAN

NAMA : RICKY RICHARD DAVID

NIM :1022311040

DOSEN PENGAMPU : MEGA SUKMA, M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepadan Tuhan Yang Maha Esa karna telah memberikan rahmat-nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ HUKUM HOOKE DAN PEMUAIAN”. Tidak
lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari beberapa pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusun
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karna itu, saya dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Saya harap
semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat bagi pembaca.
ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Hukum Hooke dan pemuaian adalah dua materi fisika dasar yang sering dipelajari di sekolah
menengah. Hukum Hooke membahas tentang sifat benda elastis, sedangkan pemuaian membahas
tentang perubahan ukuran benda akibat perubahan suhu.

Hukum hooke adalah hukum fisika yang menyatakan bahwa besar gaya yang dibutuhkan
untuk meregangkan atau memampatkan suatu benda elastis sebanding dengan besar pertambahan
panjang atau perpendekan benda tersebut. Hukum ini pertama kali dikemukakan oleh Robert
Hooke pada tahun 1678.

Secara matematis, hukum Hooke dapat dituliskan sebagai berikut:

F = k * Δx dimana:

• F adalah gaya yang bekerja pada benda elastis (N)

• k adalah konstanta pegas (N/m)

• Δx adalah pertambahan panjang atau perpendekan benda (m)

Konstanta pegas (k) merupakan nilai yang menunjukkan seberapa elastis suatu benda.
Semakin besar nilai k, maka benda tersebut semakin sulit diregangkan atau ditekan. Huku Hooke
berlaku untuk benda-benda yang mengalami perubahan panjang yang relatif kecil. Jika
perubahan panjang benda terlalu besar, maka benda tersebut dapat mengalami deformasi
permanen.

Pemuaian adalah perubahan ukuran suatu benda akibat perubahan suhu. Pemuaian dapat
terjadi pada benda padat, cair, dan gas.Pada benda padat, pemuaian terjadi karena adanya
perubahan jarak antar atom atau molekul penyusun benda tersebut. Semakin tinggi suhu benda,
semakin besar jarak antar atom atau molekulnya, sehingga benda tersebut akan memuai.Pada
benda cair, pemuaian terjadi karena adanya perubahan gaya tarik antar molekul penyusun benda

1
tersebut. Semakin tinggi suhu benda, semakin lemah gaya tarik antar molekulnya, sehingga
benda tersebut akan memuai.Pada benda gas, pemuaian terjadi karena adanya perubahan volume
gas. Semakin tinggi suhu gas, semakin besar volumenya, sehingga gas tersebut akan
memuai.Pemuaian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemuaian linier dan pemuaian volume.
Pemuaian linier adalah perubahan ukuran suatu benda dalam satu dimensi, yaitu panjang.
Pemuaian volume adalah perubahan ukuran suatu benda dalam tiga dimensi, yaitu panjang, lebar,
dan tinggi.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana rumusan hukum hooke?


2.Bagaimana penerapan hukum hooke dalam kehidupan kehidupan sehari-hari?
3.Bagaimana pemuaian terjadi?
4. Apa itu pemuaian linier dan volum?
5.Bagaimanakah penerapan pemuaian dalam kehidupan sehari hari?

1.3.TUJUAN
1.Memahami rumusan hukum hooke.
2.Memahami penerapan hukum hooke dalam kehidupan sehari-hari.
3.Memahami terjadinya pemuaian.
4.Memahami penerapan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. RUMUSAN HUKUM HOOKE

Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk meregangkan atau
memampatkan suatu benda elastis sebanding dengan pertambahan panjang atau lebar benda
tersebut. Secara matematis, hukum Hooke dapat dituliskan sebagai berikut
F = k* Δx

Dimana:
• F adalah gaya yang dibutuhkan untuk meregangkan atau memampatkan benda (N)
• k adalah konstanta pegas (N/m)
• Δx adalah pertambahan panjang atau lebar benda (m).

Konstanta pegas adalah ukuran seberapa kuat suatu pegas. Semakin besar konstanta pegas,
maka semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk meregangkan atau memampatkan pegas
tersebut.Pada rumusan hukum Hooke, kita dapat melihat bahwa gaya F dan pertambahan panjang
Δx berbanding lurus. Ini berarti bahwa jika gaya F yang diberikan pada suatu benda meningkat,
maka pertambahan panjang Δx juga akan meningkat. Sebaliknya, jika gaya F yang diberikan
pada suatu benda menurun, maka pertambahan panjang Δx juga akan menurun.

Pada gambar di bawah, kitadapat melihat bahwa gaya F yang diberikan pada pegas menyebabkan
pegas meregang sebesar Δx.

3
Artinya, semakin besar gaya yang diberikan, maka semakin besar juga pertambahan panjang
pegasnya.

Contoh Soal:

Sebuah pegas dengan konstanta sebesar 1.000 N/m ditarik dengan gaya sebesar 100 N.
Berapakah pertambahan panjang pegas tersebut ?

Pembahasan:

Diketahui:

Besar pertambahan pegas dapat kita cari menggunakan rumus Hukum Hooke seperti berikut:

4
Jadi, besar pertambahan pegasnya adalah 0,1 meter

2.1.PENERAPAN HUKUM HOOKE

Dalam kehidupan sehari-hari penerapan hukum hooke banyak kita temui,berikut ini adalah
penerapan hukum hooke dalam kehidupan sehari-hari:

1.Suspensi kendaraan

Ketika kendaraan melewati jalan yang tidak rata, roda kendaraan akan
terguncang.Guncangan iniakan diteruskan ke bodi kendaraan. Suspensi kendaraan akan meredam
guncangan ini dengan menggunakan pegas. Pegas akan meregang atau tertekan sebanding
dengan besarnya guncangan. Gaya pegas inilah yang meredam guncangan sehingga penumpang
di dalam kendaraan tidak
merasakannya

2. Kasur pegas

5
Ketika pengguna kasur pegas berbaring di atas kasur, berat tubuh pengguna akan menekan
pegas. Pegas akan meregang sebanding dengan berat tubuh pengguna. Gaya pegas inilah yang
menopang berat tubuh pengguna sehingga pengguna merasa nyaman saat berbaring di atas kasur.

3. Jam pegas

Jam pegas menggunakan pegas untuk menggerakkan jarum jam. Pegas akan merenggang
secara perlahan seiring berjalannya waktu. Gaya pegas inilah yang menggerakkan jarum jam

4. Ketapel

Ketika tali ketapel ditarik, tali ketapel akan menarik pegas. Pegas akan meregang sebanding
dengan gaya tarikan tali ketapel. Gaya pegas inilah yang akan melontarkan batu ketika tali
ketapel dilepaskan

2.1.TERJADINYA PEMUAIAN

Pemuaian adalah peristiwa bertambahnya ukuran suatu zat akibat kenaikan suhu. Peristiwa
ini terjadi karena adanya perubahan jarak antar partikel penyusun zat.Proses terjadinya pemuaian
dapat dijelaskan dengan teori kinetik gas. Menurut teori ini, setiap benda tersusun atas

6
partikelpartikel yang bergerak. Ketika suhu suatu benda dinaikkan, maka energi kinetik partikel-
partikel tersebut akan meningkat. Peningkatan energi kinetik ini menyebabkan partikel-partikel
bergerak lebih cepat dan lebih jauh dari satu sama lain. Hal ini menyebabkan ruang antar partikel
menjadi lebih besar.Peningkatan jarak antar partikel ini menyebabkan ukuran zat menjadi
bertambah. Peningkatan ukuran zat ini dapat berupa penambahan panjang, lebar, luas, atau
volume.

Pemuaian dapat terjadi pada semua zat, baik padat, cair, maupun gas. Namun, tingkat pemuaian
setiap zat berbeda-beda. Zat yang memiliki gaya tarik antar partikel yang lemah akan lebih
mudah memuai daripada zat yang memiliki gaya tarik antar partikel yang kuat.Berikut adalah
beberapa faktor yang mempengaruhi pemuaian zat:

1. Suhu: Semakin tinggi suhu suatu zat, maka semakin besar pemuaian yang terjadi.
2. Jenis zat: Zat yang memiliki gaya tarik antar partikel yang lemah akan lebih mudah memuai
daripada zat yang memiliki gaya tarik antar partikel yang kuat.
3. Bentuk zat: Zat yang berbentuk padat akan memuai lebih besar daripada zat yang berbentuk
cair atau gas.
4. Ruang gerak: Zat yang memiliki ruang gerak yang luas akan memuai lebih besar daripada zat
yang memiliki ruang gerak yang terbatas.

Pemuaian juga dapat menimbulkan masalah, antara lain:


1. Retakan pada kaca: Kaca yang dipanaskan terlalu cepat dapat retak karena pemuaian yang
tidak merata.
2. Ledakan pada pipa: Pipa yang terbuat dari logam dapat meledak jika dipanaskan terlalu panas.
3. Tegangan pada konstruksi bangunan: Konstruksi bangunan harus didesain dengan
mempertimbangkan pemuaian zat agar tidak terjadi keretakan.

2.4. PEMUAIAN LINIER DAN VOLUME


Pemuaian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemuaian linier dan pemuaian volume.
Pemuaian linier adalah perubahan ukuran suatu benda dalam satu dimensi, yaitu panjang.
Pemuaian volume adalah perubahan ukuran suatu benda dalam tiga dimensi, yaitu panjang, lebar,
dan tinggi.

7
A. PEMUAIAN LINIER
Pemuaian linier adalah perubahan ukuran suatu benda dalam satu dimensi, yaitu
panjang.Pemuaian linier terjadi karena adanya kenaikan suhu. Ketika suhu benda naik,
partikelpartikel penyusun benda akan bergetar lebih cepat dan jarak antar partikel akan semakin
besar. Hal ini menyebabkan benda menjadi lebih panjang.
Pemuaian linier dirumuskan oleh hukum pemuaian linier, yaitu:

ΔL = αLΔT Dimana:
* ΔL adalah pertambahan panjang benda (satuan: meter)
* α adalah koefisien muai panjang benda (satuan: per derajat Celcius)
* L adalah panjang mula-mula benda (satuan: meter)
* ΔT adalah kenaikan suhu benda (satuan: derajat Celcius)
Koefisien muai panjang adalah konstanta yang nilainya berbeda-beda untuk setiap jenis benda.
Nilai koefisien muai panjang beberapa jenis benda dapat dilihat pada tabel berikut:

Contoh soal:
1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah pertambahan
panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?

8
Penyelesaian:

Diketahui :

L0 = 1000 cm

∆T = 50 °C α = 15× 10 -5 °C (lihat di tabel koefisien

muai panjang)

Ditanyakan : ∆L = ...?

Jawab:

L = L0(1 + α∆T)

L = L0 + L0α∆T

L – L0 = L0α∆T

∆L = L0α∆T

∆L = 1000 × 11 × 10-5 × 50
∆L = 0,5 cm

Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 0,5 cm.

B. PEMUAIAN VOLUME

Pemuaian volume adalah pemuaian yang terjadi pada tiga dimensi, yaitu panjang, lebar, dan
tinggi. Pemuaian volume terjadi karena adanya kenaikan suhu. Ketika suhu benda naik, partikel-
partikel penyusun benda akan bergetar lebih cepat dan jarak antar partikel akan semakin besar.
Hal ini menyebabkan benda menjadi lebih besar.

Pemuaian volume dirumuskan oleh hukum pemuaian volume, yaitu:

ΔV = βVΔT

9
Dimana:

* ΔV adalah pertambahan volume benda (satuan: meter kubik)


* β adalah koefisien muai volume benda (satuan: per derajat Celcius)
* V adalah volume mula-mula benda (satuan: meter kubik)
* ΔT adalah kenaikan suhu benda (satuan: derajat Celcius)

Koefisien muai volume adalah konstanta yang nilainya berbeda-beda untuk setiap jenis benda.
Nilai koefisien muai volume beberapa jenis benda dapat dilihat pada tabel berikut:

NO Nama bahan koefisien muai Volume(/°C)


1 Baja 3,6× 10-5
2 Tembaga 5,1× 10-5
3 Alumunium 7,2× 10-5
4 Air 2,1× 10-4
5 ES 0,018× 10-4
6 Alkohol 1,1× 10-4
7 Minyak tanah 9,3× 10-5
8 Udara 3,4× 10- 3

Contoh soal:
Sebuah bejana gelas berisi 1 liter air pada suhu 20°C. Jika suhu air dinaikkan menjadi
50°C, berapa volume air yang tumpah?
Penyelesaian Diketahui:
V0 = 1 liter = 1 dm3 α =
2,1 × 10-4 /°C ΔT = 50°C
- 20°C = 30°C Ditanya:

Vt=…..?
Perhitungan:

10
Vt = V0 (1 + αΔT)
Vt = 1 dm3 (1 + 2,1 × 10-4 /°C × 30°C)
Vt = 1,0063 dm3
Jadi, volume air yang tumpah adalah 0,0063 dm3 atau 0,63 ml.
Penyelesaian:
Diketahui:
V = 50 m
0
3

2.5. PENERAPAN PEMUAIAN


Penerapan pemuaian ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,berikut ini beberapa
contoh penerapan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari :

1. Baut dan mur

Baut dan mur dibuat dengan celah yang sedikit lebih besar daripada diameternya. Celah ini
berfungsi untuk memungkinkan pemuaian baut dan mur saat dipanaskan. Hal ini penting agar
baut dan mur tidak kendor atau lepas saat dipanaskan.

2. Jalan raya

11
Jalan raya dibuat dengan lengkungan agar dapat menahan pemuaian aspal saat cuaca panas.
Hal ini penting agar jalan raya tidak melengkung atau retak saat dipanaskan.

3. Rel kereta api

Rel kereta api dibuat dengan celah yang sedikit lebih besar daripada jarak antar rel. Celah ini
berfungsi untuk memungkinkan pemuaian rel saat cuaca panas. Hal ini penting agar rel kereta api
tidak bergeser atau patah saat dipanaskan.

4.Termometer

12
Termometer menggunakan pemuaian zat cair untuk mengukur suhu. Zat cair yang biasa
digunakan dalam termometer adalah raksa atau alkohol. Saat suhu naik, zat cair dalam
termometer akan memuai dan naik ke atas tabung.

5.Bimetal

Bimetal adalah dua logam yang disatukan dengan cara dilas atau disatukan dengan tekanan.
Bimetal akan melengkung saat suhunya berubah. Pemuaian yang berbeda antara dua logam inilah
yang menyebabkan bimetal melengkung. Bimetal digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti
sakelar otomatis, thermostat, dan alat pengukur suhu.

13
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dalam makalah ini, telah dibahas mengenai Hukum Hooke dan Pemuaiannya. Hukum
Hooke menjelaskan tentang sifat benda elastis dan bagaimana benda tersebut meregang atau
memampatkan ketika diberi gaya. Pemuaiannya membahas tentang perubahan ukuran benda
akibat perubahan suhu. Dalam penerapannya, Hukum Hooke dan Pemuaiannya memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang teknik, fisika, dan lain sebagainya.
Meskipun masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, diharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca untuk memahami konsep Hukum Hooke dan Pemuaiannya
secara lebih mendalam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. W. (2013). Fundamentals of Physics (Edisi ke-9).
New York, NY: Wiley.

Hayes, W. (1993). Fisika Perguruan Tinggi (Edisi ke-6). Reading, MA: Addison-Wesley.

Hooke, R. (1678). Tentang Kekuatan Pemulihan, atau Pegas. Transaksi Filosofis Royal Society,
13(146), 340-344.

Wikipedia. (2023, 20 Juli). Pemuaian. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas.

15

Anda mungkin juga menyukai