Anda di halaman 1dari 8

Hukum Administrasi Negara

1. Badan Publik memiliki kewajiban memberikan pelayanan yang baik, cepat, tepat waktu
dan efisien. Di samping itu, penyajian informasi juga hendaknya mengikuti
perkembangan teknologi informasi terkini. Berikan analisis saudara penanganan
informasi publik yang dikecualikan dari akses publik tersebut.
Penanganan informasi publik yang dikecualikan dari akses publik adalah informasi yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik. Ada beberapa jenis informasi yang dikecualikan dari akses publik, seperti
informasi yang berkaitan dengan keamanan nasional, informasi yang bersifat rahasia, dan
informasi yang dapat merugikan kepentingan pribadi atau masyarakat. Namun, meskipun
ada informasi yang dikecualikan dari akses publik, Badan Publik tetap memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik, cepat, tepat waktu, dan efisien dalam
memberikan informasi publik yang dapat diakses oleh masyarakat. Badan Publik juga
harus mengikuti perkembangan teknologi informasi terkini dalam penyajian informasi
publik yang dapat diakses oleh masyarakat. Dalam hal penanganan informasi publik
yang dikecualikan dari akses publik, Badan Publik harus memastikan bahwa informasi
tersebut benar-benar memenuhi kriteria yang diatur dalam undang-undang dan tidak
disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Badan Publik juga harus memberikan
penjelasan yang jelas dan transparan mengenai alasan mengapa informasi tersebut
dikecualikan dari akses publik. Dalam hal penyajian informasi publik yang dapat diakses
oleh masyarakat, Badan Publik harus memastikan bahwa informasi tersebut disajikan
secara jelas, mudah dipahami, dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Badan
Publik juga harus memastikan bahwa informasi tersebut terus diperbarui dan disesuaikan
dengan perkembangan terkini. Dalam kesimpulannya, meskipun ada informasi publik
yang dikecualikan dari akses publik, Badan Publik tetap memiliki kewajiban untuk
memberikan pelayanan yang baik, cepat, tepat waktu, dan efisien dalam memberikan
informasi publik yang dapat diakses oleh masyarakat. Badan Publik juga harus mengikuti
perkembangan teknologi informasi terkini dalam penyajian informasi publik yang dapat
diakses oleh masyarakat.
2. Dalam memenuhi hak masyarakat dalam memperoleh informasi publik, tegaskan
kewajiban yang harus dilakukan oleh pemohon informasi publik dalam menggunakan
informasi tersebut secara bertanggung jawab.

Dalam memenuhi hak masyarakat dalam memperoleh informasi publik, tegaskan


kewajiban yang harus dilakukan oleh pemohon informasi publik dalam menggunakan
informasi tersebut secara bertanggung jawab adalah sebagai berikut:

1. Setiap pemohon informasi publik harus mengajukan permintaan informasi publik


disertai alasan permintaan tersebut.
2. Setiap pemohon informasi publik harus mengajukan gugatan ke pengadilan apabila
dalam memperoleh informasi publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang.
3. Pengguna informasi publik wajib menggunakan informasi publik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
4. Pengguna informasi publik wajib mencantumkan sumber dari mana ia memperoleh
informasi publik, baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun untuk
keperluan publikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Dalam mengunakan informasi publik, pemohon harus selalu menjaga kewajiban


menggunakan informasi publik secara bertanggung jawab dan memastikan bahwa
informasi tersebut benar-benar memenuhi kriteria yang diatur dalam undang-undang dan
tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu.

sumber:
https://anri.go.id/informasi-publik/ppid/mekanisme-permohonan-informasi
https://ppid.uny.ac.id/content/tata-cara-permohonan-informasi

Hukum Lingkungan

1. Jelaskan bagaimana paradigma pengelolaan lingkungan pada masyarakat modern?

Paradigma pengelolaan lingkungan pada masyarakat modern melibatkan pendekatan


yang berbeda dalam memahami dan mengelola lingkungan. Dalam era revolusi industri
5.0, peran civil society semakin meningkat, yang dapat dijadikan sebagai momentum
untuk meningkatkan kesadaran publik terkait isu-isu lingkungan hidup. Paradigma ini
didasarkan pada pemahaman bahwa lingkungan adalah sumber daya yang perlu dikelola
secara berkelanjutan untuk keberlangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Pada
dasarnya, paradigma pengelolaan lingkungan pada masyarakat modern menekankan
pentingnya partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Hal ini mencakup peningkatan kesadaran publik terkait isu-isu lingkungan hidup,
terutama bagi kalangan generasi muda melalui literasi digital. Selain itu, paradigma ini
juga menekankan urgensi peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya perlindungan
lingkungan hidup.

2. Berikan Analisa saudara tentang urgensi peningkatan peran serta masyarakat, jelaskan
pada tahap apa saja parrtisipasi masyarakat diperlukan dalam perlindungan dan
pengelolaan Lingkungan Hidup!

Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup sangat penting karena lingkungan hidup adalah sumber daya yang perlu dikelola
secara berkelanjutan untuk keberlangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup berkaitan
dengan kewajiban memelihara kelestarian lingkungan hidup, berupa pengawasan sosial,
pemberian saran, usul, keberatan, pengaduan, dan penyampaian informasi atau laporan
yang sangat penting bagi keberhasilan program melestarikan fungsi dan kemampuan
lingkungan hidup.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup meliputi
beberapa tahapan, seperti:
1. Pengumpulan informasi: Masyarakat dapat mengumpulkan informasi terkait
lingkungan hidup melalui berbagai sumber, seperti media massa, internet, dan sumber-
sumber lainnya.
2. Pemberian masukan: Masyarakat dapat memberikan masukan terkait kebijakan dan
program pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan oleh pemerintah atau Badan
Publik.
3. Pengawasan: Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan program pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan oleh pemerintah
atau Badan Publik.
4. Pelaporan: Masyarakat dapat melaporkan pelanggaran terhadap kebijakan dan
program pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan oleh pemerintah atau Badan
Publik.

Dalam hal ini, pemerintah atau Badan Publik harus memberikan akses informasi yang
memadai kepada masyarakat terkait kebijakan dan program pengelolaan lingkungan
hidup yang dijalankan. Selain itu, pemerintah atau Badan Publik juga harus memastikan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup dapat
berjalan dengan baik dan efektif.

Sumber:
https://pslh.ugm.ac.id/peran-serta-masyarakat-dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/
https://www.studocu.com/id/messages/question/4534593/jelaskan-paradigma-
pengelolaan-lingkungan-pada-masyarakat-modern

Hukum Pajak dan Acara Perpajakan

1. Berikan analisa berupa pendapat secara singkat dan jelas atas kasus posisi dalam Putusan
Mahkamah Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015!

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015 membahas tentang pengujian


Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung, dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dalam putusan ini, Mahkamah Konstitusi membatalkan ketentuan yang
mengatur bahwa permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukan satu kali, karena
hal ini bertentangan dengan Pasal 1 ayat (3), Pasal 24 ayat (2), Pasal 28A, Pasal 28D ayat
(1), Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 28I ayat (2) UUD 1945[3][4].

2. Persoalan hukum apa yang menjadi pokok sengketa dalam Putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut?
Pokok sengketa dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015 adalah
ketentuan pajak dan batas pengajuan Peninjauan Kembali hanya satu kali yang diatur
Pasal 89 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Pasal 66 ayat (1)
UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Pasal 24 ayat (2) UU Nomor
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Mahkamah Konstitusi membatalkan
ketentuan yang mengatur bahwa permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukan
satu kali, karena hal ini bertentangan dengan Pasal 1 ayat (3), Pasal 24 ayat (2), Pasal
28A, Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 28I ayat (2) UUD 1945.

Sumber
https://www.hukumonline.com/berita/a/begini-alasan-mk-tolak-syarat-pengajuan-
banding-pajak-lt58771877309ec/
https://www.mkri.id/index.php?id=13054&page=web.Berita

Hukum Perdata

1. Jelaskan perbedaan gadai dan fidusia serta berikan contohnya!


 Gadai adalah suatu bentuk jaminan atas suatu hak kepemilikan atau harta benda
yang diberikan kepada kreditur sebagai jaminan pembayaran hutang. Dalam gadai,
peminjam memberikan hak kepemilikan sementara kepada kreditur sebagai jaminan.
Contohnya, seseorang menggadaikan perhiasan emasnya kepada bank untuk
mendapatkan pinjaman uang.
 Fidusia adalah suatu bentuk jaminan kebendaan yang memberikan hak kepemilikan
atas suatu harta benda kepada kreditur sebagai jaminan pembayaran hutang. Dalam
fidusia, pemilik hak kepemilikan tetap berada pada pihak peminjam, namun
peminjam memberikan hak kepada kreditur untuk menjual atau menguasai harta
benda tersebut jika peminjam tidak membayar hutang. Contohnya, seseorang
memberikan hak fidusia atas mobilnya kepada leasing untuk mendapatkan
pembiayaan mobil.

2. Jelaskan unsur-unsur dalam hukum waris !


 Ahli waris: Pihak-pihak yang berhak menerima harta warisan, seperti suami/istri,
anak, orang tua, saudara kandung, dan keluarga dekat lainnya.
 Pewaris: Orang yang meninggal dan mewariskan harta benda kepada ahli waris.
 Harta warisan: Harta benda atau kekayaan yang ditinggalkan oleh pewaris dan akan
dibagikan kepada ahli waris.

3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan Ab Intestato dan Testamen!


a Ab Intestato (tanpa wasiat)
 Kelebihan: Pembagian harta warisan dilakukan secara otomatis sesuai dengan
ketentuan hukum waris yang berlaku. Tidak memerlukan biaya untuk membuat dan
memvalidasi surat wasiat. Tidak adanya perselisihan atau pertentangan mengenai isi
surat wasiat.
 Tidak memperhitungkan keinginan pewaris terkait pembagian harta warisan.
b Testamen (dengan wasiat)
 Kelebihan: Memungkinkan pewaris untuk menentukan sendiri pembagian harta
warisan sesuai dengan keinginannya. Dapat memperhitungkan kebutuhan dan
keinginan ahli waris.
 Kelemahan: Memerlukan biaya untuk membuat dan memvalidasi surat wasiat.
Potensial untuk memicu konflik di antara ahli waris terkait isi surat wasiat.

Sumber:
https://www.hukumonline.com/berita/a/perbedaan-jaminan-fidusia-dan-gadai-
lt63be82a6570bd/
https://ppid.agamkab.go.id/Halaman/jenisjenis-informasi-publik

Hukum Tata Negara

1. Berdasarkan kasus di atas, bagaimana cara untuk memastikan bahwa presiden tidak
melampaui batas kekuasaannya.

Dalam konteks demokrasi, memastikan bahwa presiden tidak melampaui batas


kekuasaannya melibatkan beberapa mekanisme pengawasan dan keseimbangan
kekuasaan. Beberapa cara untuk memastikan hal ini antara lain adalah:

1. Sistem Pengawasan: Membangun sistem pengawasan yang kuat, seperti lembaga-


lembaga negara yang independen, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
Ombudsman, yang dapat memantau dan mengawasi kebijakan dan tindakan pemerintah.

2. Transparansi: Mendorong transparansi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan


kebijakan pemerintah. Hal ini dapat dilakukan melalui keterbukaan informasi publik dan
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

3. Keterlibatan Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan


dan pengambilan keputusan pemerintah terkait kebijakan publik. Partisipasi masyarakat
dapat dilakukan melalui mekanisme seperti pengawasan sosial, konsultasi publik, dan
advokasi.

4. Sistem Peradilan yang Independen: Memastikan bahwa sistem peradilan independen


dan kuat dapat menegakkan hukum dan mengawasi tindakan pemerintah yang
melampaui batas kekuasaan.

2. Berikan analisis anda apakah presiden juga memiliki kekuasaan dalam yudisial

Presiden di Indonesia memiliki beberapa kekuasaan dalam sistem pemerintahan yang


berbasis pada konstitusi. Berikut adalah beberapa kekuasaan Presiden dalam yudisial:

1. Kekuasaan eksekutif: Presiden memegang kekuasaan eksekutif yang mencakup


pengambilan keputusan dalam bidang politik, ekonomi, dan keamanan. Konstitusi
memberikan kelebihan kepada Presiden dalam menjalankan kekuasaan eksekutif
dibandingkan dengan Presiden sebelum perubahan konstitusi pada tahun 2003.
2. Kekuasaan dalam perundang-undangan: Presiden memiliki kekuasaan dalam
mengarah perundang-undangan yang diperlukan untuk menjaga ketentuan hukum dan
menjaga keadaan hukum.

3. Kekuasaan dalam pengarahan hukum: Presiden memiliki kekuasaan dalam pengarahan


hukum, termasuk dalam memberikan kewenangan kepada hakim konstitusi untuk
mengarah perwakilan hukum.

4. Kekuasaan dalam pengangkatan hakim: Presiden memiliki kekuasaan dalam


pengangkatan hakim, termasuk dalam pengangkatan hakim agung.

Namun, beberapa perhatian perlu diingat bahwa kekuasaan Presiden dalam yudisial
terbatas oleh konstitusi dan hukum. Hal ini menunjukkan bahwa Presiden memiliki
tanggung jawab atas pemerintah dan pada rakyat, dan tindakan Presiden yang melanggar
hukum atau konstitusi dapat menimbulkan akibat hukum.

Sumber:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/24723/24433
https://journal.maranatha.edu/index.php/dialogia/article/view/716

Ilmu Perundang-Undangan

1. Rincikanlah alasan pembentukan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang


(Perpu).

Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang (Perpu) dibentuk sebagai upaya untuk


mengatasi kegentingan yang memaksa dan mempercepat proses pembentukan undang-
undang. Kriteria kegentingan yang memaksa ini dapat terjadi dalam situasi darurat,
seperti bencana alam, krisis ekonomi, atau situasi yang memerlukan tindakan cepat dari
pemerintah. Dalam hal ini, Presiden berhak menetapkan Perpu sebagai pengganti
undang-undang. Namun, pembentukan Perpu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
demokrasi dan kebebasan berpendapat. Oleh karena itu, Perpu harus memperhatikan
keterbukaan dan partisipasi publik dalam proses pembentukannya. Selain itu, Perpu juga
harus memperhatikan keseimbangan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Dalam praktiknya, pembentukan Perpu sering menjadi kontroversial karena dapat
menimbulkan konflik antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, pembentukan
Perpu harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi
dan kebebasan berpendapat.

2. Uraikanlah tujuan dan landasan dalam pembentukan suatu naskah akademik (NA).

Tujuan utama dalam pembentukan naskah akademik (NA) adalah untuk memberikan
landasan ilmiah dan akademis yang kuat dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan. NA harus memuat hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian
lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu peraturan perundang-
undangan. NA juga harus memuat landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis dengan
rincian sebagai berikut: latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian, hasil
penelitian, dan kesimpulan. Landasan pembentukan NA harus memperhatikan prinsip-
prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat. NA harus memperhatikan keterbukaan
dan partisipasi publik dalam proses pembentukannya. Selain itu, NA juga harus
memperhatikan keseimbangan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Dalam praktiknya, NA sangat penting dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan karena dapat memberikan landasan ilmiah dan akademis yang kuat. NA juga
dapat memperkuat legitimasi peraturan perundang-undangan dan meminimalisir risiko
terjadinya konflik antara pemerintah dan masyarakat.

Sumber https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
Itemid=180&catid=100&id=3000%3Aperaturan-pemerintah-pengganti-undang-undang-
dari-masa-ke masa&option=com_content&view=article
https://www.hukumonline.com/klinik/a/penyusunan-naskah-akademik-lt624b03380bdd1

Pendidikan Kewarganegaraan

Sistem Hukum Indonesia

1. Argumen Indonesia mengklaim sebagai negara yang berwenang mengadili pelaku


penganiayaan tersebut!. Jawaban anda dikaitkan dengan asas-asas yang terdapat dalam
sistem hukum pidana dan sertakan juga dasar hukum yang mengaturnya.

Indonesia mengklaim sebagai negara yang berwenang mengadili pelaku penganiayaan


tersebut! Berikut adalah beberapa asas-asas dan dasar hukum yang mendukung argumen
ini:
1. Asas Kewarganegaraan: Pelaku penganiayaan adalah warga negara Indonesia, dan
negara memiliki yurisdiksi untuk mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh
warganya, baik di dalam maupun di luar wilayah negara tersebut.
2. Asas Perlindungan Teritorial (Territorial Principle): Asas ini memberikan hak kepada
suatu negara untuk mengadili tindak pidana yang terjadi di wilayahnya, tanpa
memandang kewarganegaraan pelaku atau korban. Pihak Indonesia dapat berpendapat
bahwa meskipun tindak pidana tersebut terjadi di luar wilayahnya (di Singapura), karena
korbannya adalah warga negaranya dan pesawat terbang itu adalah milik maskapai
Garuda Indonesia, asas perlindungan teritorial dapat diterapkan.
3. Asas Perlindungan Warga Negara (Protective Principle): Asas ini memberikan hak
kepada suatu negara untuk mengadili tindak pidana yang merugikan kepentingan atau
keamanan nasional, bahkan jika tindak pidana tersebut terjadi di luar wilayah negara
tersebut. Argumentasi Indonesia dapat didasarkan pada fakta bahwa tindak pidana
tersebut merugikan warga negaranya dan dapat dianggap merugikan keamanan nasional.

Dalam konteks hukum pidana Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
memberikan landasan hukum untuk penggunaan asas kewarganegaraan dan asas
perlindungan warga negara. Pasal 4 memberikan landasan hukum untuk mengadili tindak
pidana di luar wilayah Indonesia, jika tindak pidana tersebut merugikan kepentingan atau
keamanan nasional.

2. Apakah hukum pidana Indonesia dapat diberlakukan kepada pelaku tindak pidana
tersebut?, berikan argumentasi anda dengan menggunakan asas yang terdapat dalam
sistem hukum pidana
Hukum pidana Indonesia dapat diberlakukan kepada pelaku tindak pidana tersebut
dengan menggunakan asas yang terdapat dalam sistem hukum pidana, seperti: Asas
Kewarganegaraan dimana Pelaku penganiayaan adalah warga negara Indonesia, dan
negara memiliki yurisdiksi untuk mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh
warganya, baik di dalam maupun di luar wilayah negara tersebut. Dan juga Asas
Perlindungan Warga Negara (Protective Principle) dimana Asas ini memberikan hak
kepada suatu negara untuk mengadili tindak pidana yang merugikan kepentingan atau
keamanan nasional, bahkan jika tindak pidana tersebut terjadi di luar wilayah negara
tersebut. Argumentasi Indonesia dapat didasarkan pada fakta bahwa tindak pidana
tersebut merugikan warga negaranya dan dapat dianggap merugikan keamanan nasional.

Sumber
https://www.studocu.com/id/messages/question/4728210/argumen-indonesia-
mengklaim-sebagai-negara-yang-berwenang-mengadili-pelaku-penganiayaan-tersebut
https://www.acehground.com/berita/sebuah-pesawat-terbang-garuda-indonesia-
mendarat-darurat-di-singapore-dengan-alasan-pilot/

Anda mungkin juga menyukai