Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raka Zain Susetyo

NIM : 21808141060

Kelas : B

Matkul : Pemasaran Global

1 Apakah yang dimaksud dengan Budaya? Apakah ada sesuatu yang disebut dengan Budaya
Universal? Jika ada, berikan contoh dari Budaya universal! Jika tidak, jelaskan mengapa!
Jawab :
Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun, dan diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Diantaranya yaitu adat
istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Adapun juga yang disebut sebagai
budaya Universal. Secara umum, yang dimaksud dengan kebudayaan universal adalah
kebudayaan yang bersifat menyeluruh atau dimiliki oleh semua masyarakat di dunia.
Menurut Kluckhon, sebagaimana yang disebutkan dalam bukunya Universal Categories
of Culture, menyatakan bahwa kebudayaan universal ditemukan pada semua bangsa yang
ada di dunia, mulai dari sistem kebudayaan sederhana seperti misalnya masyarakat
pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti pada masyarakat perkotaan.
Sebagai contoh, hampir semua budaya menghargai konsep keluarga, persahabatan, dan
kesehatan. Selain itu, hampir semua budaya memiliki bahasa untuk berkomunikasi dan
memahami satu sama lain. Namun, meskipun terdapat beberapa elemen budaya yang
dianggap universal, budaya juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal, seperti
sejarah, geografi, agama, politik, dan sosial. Oleh karena itu, terdapat beberapa aspek
universal dari budaya, tetapi tidak semua elemen budaya dapat diterapkan secara universal.

2 Dapatkah Tipologi Budaya Hofstede membantu pemasar dalam memberikan pemahaman


yang lebih baik tentang budaya di luar negara asal? Jika ya, jelaskan bagaimana, dan jika
tidak, jelaskan Mengapa!
Jawab :
Iya Tipologi budaya Hofstede bisa membantu pemasar dalam memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang budaya di luar negara asal, karena Pemahaman terhadap budaya
merupakan suatu hal yang penting bagi pemasar untukmenentukan sebuah strategi
pemasaran. dengan memahami budaya, kita juga dapat juga mengenal ‘orang lain’ dan juga
‘memahami diri sendiri’. Hofstede memaparkan 5 dimensi yang dapat mengukur suatu
budaya, sehingga mudahuntuk memahami dan mempelajari suatu budaya.

3 Bagaimana perbedaan antara Budaya Konteks Rendah dengan Budaya Konteks Tinggi?
Menurut Saudara, Budaya di Indonesia (atau mungkin budaya dari suatu suku di Indonesia)
termasuk dalam kategori budaya Konteks Tinggi ataukah Budaya Konteks Rendah?
Berikan tiga alasan atas jawaban saudara!
Jawab :
Perbedaan antara Budaya Konteks Rendah dengan Budaya Konteks Tinggi adalah bahwa
Budaya Konteks Rendah lebih mengedepankan komunikasi verbal, informasi yang jelas,
dan tidak bergantung pada konteks atau situasi, sementara Budaya Konteks Tinggi lebih
mengedepankan komunikasi nonverbal, informasi tersirat, dan sangat bergantung pada
konteks atau situasi. Budaya konteks tinggi adalah mereka yang berkomunikasi dengan
cara yang implisit dan sangat bergantung pada konteks.
Sebaliknya, budaya konteks rendah mengandalkan komunikasi verbal yang
eksplisit. Budaya konteks tinggi bersifat kolektivis, menghargai hubungan interpersonal,
dan memiliki anggota yang membentuk hubungan yang stabil dan dekat.Menurut pendapat
saya, Budaya suku Jawa termasuk dalam kategori Budaya Konteks Tinggi. Berikut adalah
tiga alasan mengapa saya berpendapat demikian:
• Pola komunikasi :
Suku Jawa, sering menggunakan bahasa tubuh untuk mengungkapkan maksud atau
perasaan mereka. Misalnya, saat sedang melewati banyak orang apalagi orang yang
lebih tua, maka kita sebagai orang Jawa tidak hanya mengucapkan permisi namun juga
kita harus membungkukkan badan yang merupa tanda hormat dan sopan santun kita
kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa budaya di Indonesia sangat bergantung
pada konteks atau situasi yang ada.
• Hierarki sosial :
Suku Jawa, sangat memperhatikan hierarki sosial dalam budaya mereka. Misalnya, ada
perbedaan yang jelas antara seseorang yang lebih tua dan seseorang yang lebih muda
dan juga pemuka agama. Seseorang yang lebih tua dihormati dan dianggap lebih
bijaksana, sementara seseorang yang lebih muda dianggap kurang berpengalaman.
• Nilai kekeluargaan :
Orang Indonesia, termasuk suku Jawa, sangat memperhatikan nilai kekeluargaan dalam
budaya mereka. Keluarga dan juga msayrakat sekitar lainnya dianggap sebagai
keluarga yang dapat dipercaya dan saling membantu satu sama lain. Misalnya, ketika
ada acara keluarga seperti pernikahan atau kematian, anggota keluarga bahkan
masyarakat sekitar dalam hal ini bisa disebut tetangga tanpa disuruh atau diberi
perintah meraka pun memiliki inisiatif membantu satu sama lain dalam semua aspek
acara. Hal ini menunjukkan bahwa budaya di Indonesia sangat bergantung pada
konteks dan situasi dalam hal nilai dan norma sosial.

Anda mungkin juga menyukai