Anda di halaman 1dari 12

KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERPEN BAHASA BUGIS SISWA

KELAS VII SMPN 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

Samsidar, Syamsudduha. Usman.


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Negeri Makassar

Abstrak

SAMSIDAR. 2018. “Kemampuan Memahami Isi Cerpen Bahasa Bugis Siswa


Kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh
Syamsudduha dan Usman.).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan memahami unsur intrinsik
cerpen bahasa Bugis siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII Andi Mappe SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep. Populasi
siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene berjumlah 352 orang yang terbagi ke dalam
11 kelas. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes.
Teknik analisis data yang digunakan adalah keseluruhan data yang diperoleh
dianalasis melalui beberapa tahap: (1) membuat daftar skor mentah, (2) membuat
distribusi frekuensi dari skor mentah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan memahami isi cerpen
bahasa Bugis siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep
dikategorikan tidak mampukarena hasil persentase siswa yang memperoleh nilai
75 ke atas tidak mencapai kriteria yang ditentukan yaitu 85% dari 32 jumlah
sampel.
.
Kata Kunci: Kemampuan Memahami, Unsur Intrinsik, Cerpen Bugis
1. PENDAHULUAN unsur ini, peneliti akan menganalisis
Kemampuan Memahami unsur intrinsik cerpen “La Pésoq
cerpen sangat penting dilakukan sibawa La Buta” karya Abd. Rajab
karena didalam cerpen tersebut Masse dkk.
menceritakan tentang kisah atau Kegiatan analisis cerpen
perjuangan seorang tokoh yang harus Bugis dalam hal ini tampil dengan
dijadikan sebagai pelajaran bagi mencoba menerangkan peranan
masyarakat khusunya siswa SMP masing-masing unsur yang ada.Jadi,
(sekolah menengah kerja analisis ini sebagai sarana
pertama).Menurut Alwi (2001: untuk memahami karya-karya
707).Kemampuan memahami cerpen kesastraan sebagai satu kesatuanyang
adalah suatu kesanggupan, padu dan bermakna dan bukan
kecakapan, dan kekuatan dalam sekadar bagian perbagian yang
mengetahui atau memahami terkesan sabagai suatu percincangan
cerpen.Dengan demikian, karya sastra.
kemampuan memahami cerpen dapat Oemarjati (1962: 104)
disimpulkan sebagai kesanggupan mengemukakan bahwa hubungan
dan kecakapan seseorang dalam anatarperistiwa hendaknya bersifat
melakukan pemahaman sehingga logis dan kausal.Secara leksikal, plot
memberikan penilaian dan atau alur adalah (a) rangkaian
penghargaan terhadap cerpen yang peristiwa yang direka dan dijalin
dibacanya. dengan seksama dan menggerakan
Cerpen Bugis merupaka jalan cerita melalui rumitan kearah
cerita pendek yang menggunakan klimaks dan penyelesaian; (b) jalinan
bahasa bugis danmemiliki peristiwa dalam karya sastra untuk
komposisis lebih sedikit dibanding mencapai efek tertentu (pautannya
novel segi kepadatan cerita, dapat diwujudkan oleh hubungan
memusatkan pada satu tokoh, satu temporal atau waktu dan oleh
situasi dan habis sekali dibaca. hubungan kausal atau sebab-akibat).
Konflik yang disajikan dalam cerpen Alur cerpen pada umumnya
biasanya hanya mengembangkan tuggal hanya terdiri dari satu urutan
satu peristiwa sehingga cerpen peristiwa yang diikuti sampai cerita
menjadi menarik karena keterbatasan berakhir (bukan selesai sebab banyak
objek atau peristiwa yang diceritakan cerpen yang tidak berisi penyelesaian
Cerpen adalah sebagai karya yang jelas, penyelesaian diserahkan
sastra yang dibangun oleh unsur kepada interpretasi pembaca).Urutan
intrinsik dan ekstrinsik. Unsur peristiwa dapat dimulai dari mana
struktur dalam(intrinsik) adalah saja.Tokoh merupakan aspek
unsur-unsur yang membentuk karya pendukung dalam karya sastra yang
sastra, seperti penokohan, tema, berkait dengan sebuah cerita
alaur(plot), latar, sudut pandang, dan fiksi.Oleh karena itu, tokoh-tokoh
amanat . Dalam mengungkapkan cerita yang berperan sangat perlu
dicermati. Latar atau setting Indonesia. Salah satunya Eka
berhubungan erat dengan tokoh dan Darma, dalam skripsinya dengan
peristiwa yang diidentifikasikan judul Kemampuan Memahami
sebagai tempat berlangsungnya Unsur Intrinsik Cerpen “Malam
cerita, sedangkan sudut pandang Seribu Cahaya”, Karya Gola Gong
menyaran pada cara sebuah cerita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8
dikisahkan. Makassar. Oleh karena itu, peneliti
Tema merupakan gagasan, kali ini ingin meneliti unsur
ide pokok atau pikiran utama, baik intrinsik cerpen bahasa Bugis
berupa fiksi maupun nonfiksi yang dengan menggunakan cerpen Bugis
pasti mempunyai inti pada suatu cerpen yang berjudul “La
persoalan.Tema merupakan dasar Pésoq sibawa La Buta” karya Abd.
yang melatarbelakangi suatu Rajab Masse dkk.Untuk
cerita.Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
memahami tema harus terlebih perlu adanya pernyataan ilmiah
dahulu mengetahui isi dan alur dengan melalui suatu penelitian
cerita dalam sebuah cerpen dari mengenai unsur intrinsik pada suatu
awal hingga akhir penceritaanya. cerpen.
Permasalahan sekarang di Berdasarkan paparan di atas,
sekolah-sekolah banyak sekolah peneliti memilih cerpen bahasa
yang menganti mata pelajaran Bugis sebagai objek penelitian dan
Mulok dengan mata pelajaran secara tidak lansung dapat
lainnya, sehingga menyebabkan mengenalkan kepada pembaca.
sedikit demi sedikit karya sastra “Cerpen bahasa Bugis” Merupakan
Bugis berupa cerpen mulai cerpen yang menggunakan bahasa
menghilang. Maka dengan adanya bugis yang bertemakan “La Pésoq
penelitian yang dilakukan di sekolah sibawa La Buta”.Cerpen ini
tersebut dapat membantu atau menceritakan tentang dua sahabat
mengigatkan kembali pentingnya yang mempunyai kekurangan
mata pelajaran bahasa daerah Bugis masing-masing.Diterbitkan oleh
khususnya pembelajaran cerpen Abd.Radjab Masse dkk.Dalam buku
Bugis. Maka, dari itu salah satu Bahasa Daerah SLTP.Pemilihan
upaya pemertahanan bahasa daerah cerpen tersebut sebagai objek
yang telah dilakukan adalah penelitian karena cerpen tersebut
hadirnya mata pelajaran cerita mempunyai kata-kata yang
pendek (cerpen) yang berbahasa sederhana sehigga mudah dipahami
Bugis pada tingkat SMP (sekolah oleh siswa.
menengah pertama). Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
mengenai unsur intrinsik sudah kepada siswa VII SMPN 1
banyak dilakukan oleh mahasiswa Pangkajene Kabupaten Pangkep
bahasa Indonesia, dengan dalam memahami unsur intrinsik
menggunakan cerpen bahasa cerpen bahasa Bugis. Dengan
pertimbangan bahwa SMPN 1 siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene
Pangkajene sudah termasuk sekolah Kabupaten Pangkep.
standar nasional dan juga sejak dari B. Definisi Operasional Variabel
tahun 2008 sudah mengajarkan Untuk memperoleh gambaran
mulok (muatan lokal). Jadi, sekolah tentang variabel yang akan diteliti
tersebut memungkinkan peneliti dalam penelitian ini, secara
untuk melakukan penelitian guna operasional dapat diperoleh batasan
mendeskripsikan sejauh manakah yaitu; kemampuan memahamiunsur
kemampuan siswa dalam intrinsik cerpen adalah kesanggupan,
memahami unsur intrinsik cerpen serta kecakapan siswa dalam
bahasa Bugis. Maka dari itu, peneliti menentukan unsur pembentuk cerpen
tertarik untuk melakukan penelitian bahasa Bugis terkhusus pada unsur
di sekolah SMPN 1 Pangkajene intrinsiknya, yakni:
Kabupaten Pangkep dengan judul: tema,tokoh/penokohan, alur,
“Kemampuan Memahami Isi Cerpen latar,sudut pandang, dan amanat
Bahasa Bugis Siswa Kelas C. Populasi dan Sampel
VIISMPN 1 Pangkajene Kabupaten 1. Populasi Penelitian
Pangkep”. Populasi dalam penelitian ini
2. METODE PENELITIAN adalah keseluruhan siswa kelas VII
A. Variabel dan Desain Penelitian SMPN 1 Pangkajene Kabupaten
1. Variabel penelitian Pangkep pada tahun ajaran
2018/2019 yang berjumlah 352 orang
Berdasarkan judul penelitian ini, yang terbagi ke dalam 11
yakni: Kemampuan Memahami Isi kelas.Untuk lebih jelasnya, keadaan
Cerpen BahasaBugis Siswa Kelas populasi dapat dilihat pada tabel
VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten berikut ini.
Pangkep, variabel yang diamati 2. Sampel Penelitian
adalah kemampuan siswa Sampel adalah bagian dari
memahami isi cerpen bahasa Bugis. jumlah dan karaktristik yang dimiliki
2. Desain Penelitian oleh pupulasi (Sugiyono, 2012:
Desain penelitian yang 118).Sampel dalam penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik acak atau
adalah desainpenelitian yang bersifat random sampling, yaitu mengacak
deskriptif kuantitatif.Desain kelas populasi.Pengacakan dilakukan
deskriptifkuantitatif adalah karena semua kelas populasi
rancangan penelitian yang homogen tidak ada kelas
menggambarkan variabel penelitian unggulan.Pengacakan dilakukan
dalam bentuk.angka-angka atau dengan mengundi kelas populasi
statistik. Angka-angka tersebut untuk menentukan
menjadi gambaran kemampuan sampel.Berdasarkan hasil undian
memahami isi cerpen bahasa Bugis kelas populasi, maka yang menjadi
sampel penelitian yaitu kelas VII E 2) Membuat distribusi
yang berjumlah 32 siswa. frekuensi dari skor
mentah.
D. Instrumen Penelitian Data tes yang diperoleh dari
Instrumen penelitian yang pengoreksian pada umumnya masih
digunakan adalah jenistes tertulis dalam keadaan tidak menentu.Untuk
bentuk essai sebanyak 6 nomor yang memudahkan analisis perlu disusun
di berikan kepada setiap siswa yang prekuensi yang dapat memudahkan
telah ditetapkan sebagai sampel. Tes perhitungan selanjutnya.
tersebut dijadikan sebagai instrumen 3) Menghitung nilai
dalam penilaian ini karena hasil dari kemampuan siswa
menmbaca teks cerpen La Pésok Rumus yang digunakan untuk
sibawa La Buta siswa akan dianalisis menghitung nilai kemampuan siswa
dan menghasillkan temuan, peneliti secara individual dikemukakan oleh
akan menyimpulkan kemampuan (Purwanto, 2012: 112) sebagai
memahami unsur intrinsik cerpen berikut:
bahasa Bugis siswa kelas VII SMPN R
S = X 100
1 Pangkajene Kabupaten Pangkep.
E. Teknik Pengumpulan Data Keterangan:
Teknik yang digunakan untuk S = Nilai yang dicari
mengumpulkan data dalam R = Skor mentah yang
penelitian ini adalah jenis tes tertulis diperoleh
berupa tes essai sebanyak 6 butit soal N = Skor Maksimal
.Teks yang diberikan siswa tersebut 100 = Nilai Tetap
dikerjakan dalam waktu 2 x 40 4) Mencari presentase
menit. Waktu yang digunakan kemampuan rata-rata
tersebut di sesuaikan dengan jam siswa
pelajaran bahasa daerah di sekolah Presentase rata-rata
yang bersangkutan agar tidak kemampua individual siswa tersebut
menganggu peroses belajar mengajar kemudian digunakan untuk
yang sedang berlangsung di sekolah mengetahui presentase kemampuan
tersebut. Hasil pekerjaan siswa secara klasikal dengan menggunakan
tersebut kemudian dianalisis rumus yang dikemukakan oleh
F. Teknik Analisis Data (Aqib, 2010: 41) sebagai berikut:
Datayang diperoleh N
TBK = X 100%
dianalisisdengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan Keterangan:
menggunakan teknik analisis sebagai TBK = Tuntas Belajar
berikut: Klasikal
1) Membuat daftar skor N = Banyak siswa yang
mentah yang diperoleh memperoleh nilai minimal 75
siswa. SN = Jumlah Siswa
VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten
5) Membuat tabel klasifikasi Pangkep.
kemampuan siswa 3. HASIL PENELITIAN DAN
Tabelm3.3 Klasifikasi kemampuan PEMBAHASAN
N Nilai Katego Prek Presen Kesi A. Hasil Penelitian
o ri uens tase
mpul Pada bab ini dideskripsikan
kema i (%)
mpuan an secara rinci hasil penelitian tentang
1 75 Mamp ........ ............ kemampuan memahami isi cerpen
ke u …… ..
Mamp bahasa Bugis siswa kelas VII SMPN
atas
u
2 Di Tidak …… ............ 1 Pangkajene Kabupaten.
bawa mampu ….... ... Tidak
h 75 Mamp
Data yang diperoleh dalam
u
peneleitian ini diolah dan dianalisis
(Depdikbud. 1994: 23)
menurut teknik dan prosedur seperti
Pengelompokan tingkat
yang telah dikemukakan pada Bab
kemampuan siswa memahami isi
III.Data yang diolah dan dianalisis
cerpen bahasa Bugispada kategori
adalah skor mentah hasil tes
mampu atau tidak didasarkan pada
kemampuan memahami isi cerpen
acuan kriteria ketuntasan (KKM)
cerpen bahasa Bugis siswa kelas VII
tahun ajaran 2018/2019 sebagai
SMPN 1 Pangkajene
berikut
Kabupaten.Adapun langkah-langkah
1. Seorang siswa dikatakan mampu
menganalisis data, yaitu membuat
memahami isi cerpen bahasa
daftar skor mentah, membuat
Bugis jikamemperoleh nilai 75
distribusi frekuensi dari skor mentah,
ke atas.
mencari nilai sampel, dan mencari
2. Seorang siswa dikatakan tidak
frekuensi kuantitatif perolehan nilai
mampu memahami isi cerpen
jelasnya, tampak pada uraian berikut
bahasa Bugis jika memeperoleh
ini.
nilai di bawah 75
Secara keseluruhan, siswa Berdasrkan skor mentah
dikatakan mampu apabila memiliki siswa pada lampiran 4, diketahui
penguasaan 85% dari keseluruhan bahwa tidak ada satu pun siswa yang
jumlah siswa sampel memperoleh mampu memperoleh skor 30 sebagai
nilai 75 ke atas.Sebaliknya, skor maksimal. Skor tertinggi yang
dikatakan tidak mampu apabila diperoleh siswa adalah 25,5 yang
kurang dari 85% siswa sampel diperoleh oleh 1 orang dan skor
memperoleh nilai di bawah 75. terendah yang diperoleh siswa adalah
Berdasarkan hasil klasifikasi 17 yang diperoleh oleh 1 orang.
kemampuan, penarikan kesimpulan
akhir adalah apakah siswa dikatakan Sampel yang memeperoleh
mampu atau tidak dalam memahami skor 25,5 berjumlah 1 orang, sampel
isi cerpen bahasa Bugis siswa kelas yang memperoleh skor 25 berjumlah
2 orang, sampel yang memperoleh
skor 24 berjumlah 4 orang, sampel skor 19,5 berjumlah 5 orang (16%),
yang memperoleh skor 23,5 sampel yang memperoleh skor 18,5
berjumlah 5 orang, sampel yang berjumlah 1 orang (3%) dan sampel
memperoleh skor 23 berjumlah 3 yang memperoleh skor 17 berjumlah
orang, sampel yang memperoleh skor 1 orang(3%).
22 berjumlah 2 orang, sampel yang
Berdasarkan perolehan skor,
memperoleh nilai skor 21,5
berjumlah 1 orang, sampel yang frekuensi, dan persentase
memeperoleh skor 21 berjumlah 2 kemampuan memahami isi cerpen
orang, sampel yang memeperoleh bahasa Bugis siswa kelas VII SMPN
skor 20,5 berjumlah 2 orang, sampel 1 Pangkajene Kabupaten, dapat pula
yang memeperoleh skor 20 diketahui distribusi nilai, frekuensi
berjumlah 3 orang, sampel yang sangat membantu dan mempermudah
memperoleh skor 19,5 berjumlah 5 dalam menentukan nilai secara
orang, smapel yang memperoleh skor keseluruhan kemampuan memahami
18,5 berjumlah 1 orang dan sampel isi cerpen bahasa Bugis siswa kelas
yang memperoleh skor 17 berjumlah VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten.
1 orang. Untuk lebih jelasnya, tampak pada
tabel 4.2 berikut ini.
Berdasrkan tabel 4.1tabel di
atas,diketahui bahwa skor tertinggi Selanjutnya, sampel yang
yang dicapai siswa 25,5 dan skor memperoleh skor 25,5 dengan nilai
terendah 8. 85 berjumlah 1 orang (3%), sampel
yang memperoleh skor 25 dengan
Sampel yang memperoleh nilai 83 berjumlah 2 orang (6,2%),
skor 25,5 berjumlah 1 orang (3%), sampel yang memperoleh skor 24
sampel yang memperoleh skor 25 dengan nilai 80 berjumlah 4 orang
berjumlah 2 orang (6,2%), sampel (13%), sampel yang memperoleh
yang memperoleh skor 24 berjumlah skor 23,5 dengan nilai 78 berjumlah
4 orang (13%), sampel yang 5 orang (16%), sampel yang
memperoleh 23,5 berjumlah 5 orang memperoleh skor 23 dengan nilai 77
(16%), sampel yang memperolh skor berjumlah 3 orang (9,3%), sampel
23 berjumlah 3 orang (9,3%), sampel yang memperoleh skor 22 dengan
yang memperoleh skor 22 berjumlah nilai 73 berjumlah 2 orang (6,2%),
2 orang (6,2%), sampel yang sampel yang memperoleh skor 21,5
memperoleh skor 21,5 berjumlah 1 dengan nilai 72 berjumlah 1 orang
orang (3%), sampel yang (3%), sampel yang memperoleh skor
memperoleh skor 21 berjumlah 2 21 dengan nilai 70 berjumlah 2 orang
orang (6,2%), sampel yang (6,2%), sampel yang memperoleh
memperoleh skor 20,5 berjumlah 2 skor 20,5 dengan nilai 68 berjumlah
orang (6,2%), sampel yang 2 orang (6,2%), sampel yang
memperoleh skor 20 berjumlah 3 memperoleh skor 20 dengan nilai 67
(9,3%), sampel yang memperoleh berjumlah 3 orang (9,3%), sampel
yang memperoleh skor 19,5 dengan Pangkajene Kabupaten Pangkep
nilai 65 berjumlah 5 orang (16%), Berdasarkan pada tabel 4.3 di
sampel yang memperoleh skor 18,5 atas dapat diketahui bahwa frekuensi
dengan nilai 62 berjumlah 1 orang dan peresentase nilai pada
(3%) dan sampel yang memperoleh kemampuan memahami isi cerpen
skor 17 dengan nilai 57 berjumlah 1 bahasa Bugis siswa kelas VII SMPN
orang (3%). 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep
yaitu yang mendapat nilai 75 ke atas
Berdasarkan tabel 4.2 di atas sebanyak 15 orang (46,9%) dari
diketahui dari keseluruhan jumlah sampel, sedangkan jumlah
kemampuan memahami isi cerpen siswa yang mendapat nilai di bawah
bahasa Bugis Siswa Kelas VII 75 sebanyak 17 orang (53,1%) dari
SMPN 1 Pangkajene Kabupaten jumlah sampel. Dengan demikian
Pangkep, tidak ada siswa yang dapat dikatakan bahwa kemampuan
memperoleh nilai 100 sebagai nilai memahami isi cerpen bahasa Bugis
maksimal. Nilai tertinggi 85 yang siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene
dicapai 1 orang dan nilai terendah 57 Kabupaten Pangkep dikategorikan
yang di capai 1 orang. belum mampu, karena siswa
Sesuai hasil analisis data di memperoleh nilai 75 ke atas tidak
atas dapat dikonfirmasikan dengan mencapai kriteria yang ditetapkan
kriteria kemampuan yang telah 46,9%.
ditetapkan, yaitu siswa dikatakan
B. Pembahasan Hasil Penelitian
mampu memahami isi cerpen bahasa Berdasarkan uraian tersebut
Bugissiswa kelas VII SMPN 1 dapat disimpulkan bahwa
Pangkajene Kabupaten jika kemampuan Memahami Isi Cerpen
memperoleh nilai 75 ke atas, Bahasa Bugis Siswa Kelas VII
sebaliknya Seorang siswa dikatakan SMPN 1 Pangkajene Kabupaten
tidak mampu memahami isi cerpen Pangkep, dengan kriteria
bahasa Bugissiswa kelas VII SMPN kemampuan yang telah ditetapkan,
1 Pangkajene Kabupaten jika yaitu siswa dinyatakan mampu
memeperoleh nilai di bawah 75. apabila memilki penguasaan 85%
Untuk membuktikan pernyataan ini, dari keseluruhan jumlah siswa
maka hal ini dapat dilihat pada tabel sampel yang memeperoleh nilai 75
4.3 berikut ini. ke atas. Sebaliknya, apabila jumlah
Tabel 4.3 KlasifikasiKemampuan siswa kurang dari 85% siswa sampel
Memahami Isi Cerpen Bahasa yang memeperoleh nilai di bawah 75,
Bugis Siswa Kelas VII SMPN 1 maka dianggap tidak mampu secara
N Nilai Kategorika Frekuen Persenta
o n si se (%) rinci dapat dilihat dari setiap aspek
1 75 ke Mampu 15 46,9% penilaian yang telah ditentukan
atas
2 di Tidak 17 53,1% tentang kemampuan memahami isi
bawah Mampu
75
cerpen bahasa Bugis siswa kelas VII
Jumlah 32 100
SMPN 1 Pangkajene Kabupaten 4. Kemampuan menentukan
Pangkep dapat dilihat pada latar dalam memahami isi
penjabaran berikut: cerpen bahasa Bugis siswa
1. Kemampuan menentukan kelas VII SMPN 1
tema dalam memahami isi Pangkajene Kabupaten
cerpen bahasa Bugis siswa Pangkep menunjukkan masih
kelas VII SMPN 1 kurang siswa yang
Pangkajene Kabupaten memahami latar dalam
Pangkep menunjukkan bahwa cerpen bahas Bugis yang
banyak siswa yang sudah telah diberikan terbukti yang
mampu memahami tema memperoleh nilai 75 ke atas
dalam cerpen bahasa Bugis sebanyak 11 orang dari 32
yang telah diberikan terbukti jumlah siswa.
yang memperoleh nilai 75 ke 5. Kemampuan menentukan
atas sebanyak 19 orang dari sudut pandang dalam
32 jumlah siswa. memahami isi cerpen bahasa
2. Kemampuan menentukan Bugis siswa kelas VII SMPN
tokoh/penokohan dalam 1 Pangkajene Kabupaten
memahami isi cerpen bahasa Pangkep menunjukkan masih
Bugis siswa kelas VII SMPN kurang sekali siswa yang
1 Pangkajene Kabupaten memahami sudut pandang
Pangkep menunjukkan masih dalam cerpen bahas Bugis
kurang siswa yang yang telah diberikan terbukti
memahami tokoh/penokohan yang memperoleh nilai 75 ke
dalam cerpen bahasa Bugis atas sebanyak 4 orang dari 32
yang telah diberikan terbukti jumlah siswa.
yang memperoleh nilai 75 ke 6. Kemampuan menentukan
atas sebanyak 11 orang dari amanat dalam memahami isi
32 jumlah siswa. cerpen bahasa Bugis siswa
3. Kemampuan menentukan alur kelas VII SMPN 1
dalam memahami isi cerpen Pangkajene Kabupaten
bahasa Bugis siswa kelas VII Pangkep menunjukkan bahwa
SMPN 1 Pangkajene banyak siswa yang sudah
Kabupaten Pangkep mampu memahami tema
menunjukkan masih kurang dalam cerpen bahasa Bugis
siswa yang memahami alur yang telah diberikan terbukti
dalam cerpen bahas Bugis yang memperoleh nilai 75 ke
yang telah diberikan terbukti atas sebanyak 21 orang dari
yang memperoleh nilai 75 ke 32 jumlah siswa.
atas sebanyak 16 orang dari
32 jumlah siswa. Berdasarkan hasil pengamatan
pada hasil kerja siswa menunjukkan
bahwa yang paling tinggi tingkat Pangkep belum mampu memahami
pememahami siswa dalam isi cerpen dalam bahasa Bugis.
memahami isi cerpen bahasa Bugis
siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene Jumlah siswa yang mendapatkan
Kabupaten Pangkep adalah aspek nilai 75 ke atas kurang dari kriteria
amanat dilihat dari nilai 75 ke atas yang telah ditentukan yaitu kurang
dari 85%. Hal ini dinyatakan
sebanyak 21 orang dari 32 jumlah
siswa. Sedangkan aspek yang paling beradasarkan hasil tes kemampuan
rendah tingkat pemehaman siswa siswa hanya 15 siswa atau (46,9%)
dalam memahami isi cerpen bahasa yang mampu mendapat nilai 75 ke
Bugis siswa kelas VII SMPN 1 atas sedangkan siswa yang
Pangkajene Kabupaten Pangkep memperoleh nilai di bawah 75 yaitu
adalah aspek sudut pandang dilihat 17 siswa atau (53,1%).
dari nilai 75 ke atas sebanyak 4 Penguasaan isi cerpen bahasa
orang dari 32 jumlah siswa. Bugis yang kurang dipahami oleh
Kemungkinan rendahnya tingkat siswa adalah aspek sudut pandang,
kemampuan isi cerpen bahasa Bugis hal ini disebabkan karena jarang lagi
siswa kelas VII SMPN 1 Pangkajene dijelaskan oleh guru yang
Kabupaten Pangkep dipengaruhi oleh mengajarkan cerpen bahasa
beberapa faktor, yaitu siswa belum Bugis.Dan yang cukup banyak
memiliki motivasi yang kuat untuk dipahami siswa adalah pada aspek
membaca cerita pendek, kurangnya amanat, hal ini disebabkan tingginya
pengetahuan tentang bahasa Bugis pemahaman siswa terhadap bacaan
yang dimiliki oleh siswa, yang telah diberikan sehingga
pengalaman belajar siswa khususnya mampu menjelaskan amanat yang
cerpen Bugis masih kurang. Dan terkandung dalam cerita tersebut.
siswa mengerjakan pertanyaan A. Saran
mengenai cerpen Bugis tujuannya Berdasarkan kesimpulan diatas
hanya menyelesaikan tugas yang diajukan saran sebagai berikut:
diberikan tanpa memperhatikan lebih 1. Dalam pembelajaran bahasa
jelas unsur-unsur apa saja yang Bugis kelas VII SMPN 1
terdapat dalam cerita tersebut Pangkajene Kabupaten Pangkep
sehingga hasilnya tidak memuaskan. harus lebih ditingkatkan lagi
terkhusus dalam pembelajaran
4. SIMPULAN DAN SARAN
Cerpen Bugis.
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data 2. Dalam pelajaran bahasa Bugis
dan pembahasan terhadap hendaknya siswa diberi banyak
latihan membaca cerpen Bugis.
kemampuan memahami isi cerpen
bahasa Bugis , dapat ditarik 3. Hendaknya siswa diberikan
kesimpulan bahwasiswa kelas VII motivasi dalam pembelajaran
SMPN 1 Pangkajene Kabupaten sehingga dapat meningkatkan
minat dan semangat siswa dalam Yogyakarta: Gajah Mada
belajar cerpen Bugis. University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009.
DAFTAR PUSTAKA Penilaian dan Pengajaran
Abrams, M. H. 1982. A Glossary of Bahasa dan Sastra,
Literaty Terms.New York: Yogyakarta: BPFE.
Holt, Rinehart and Winton. Oemarjati, Boem S. 1962. Suatu
Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Pembicaraan Roman Atheis:
Besar Bahasa Indonesia Achdiat Karta Mihardja.
Edisi Ketiga.Jakarta: Balai Jakarta: Gunung Agung.
Pustaka. Priyuli, Dzuhrini. 2009. Kemampuan
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Menulis Kreatif Puisi Siswa
Tindakan Kelas. Bandung Kelas VIII SMP Negeri 8
Yrama Widya. Makassar.Skripsi.Makassar:
Arikunto, S. 1995. Prosedur FBS UNM.
Penelitian Suatu Pendekatan Palenkahu.R.A dkk.1974. Peta
Praktik. Jakarta: Rineka Bahasa Sulawesi
Cipta. Selatan.Ujung Pandang:
Bloom, Benjamin S. Lembaga Bahasa Nasional
/1975/.Evaluation.Instruction Cabang III.
and Policy Making.Paris: Poesprodjo, W.
UNESCO. 1987.Interpretasi.Bandung:
Depdikbud. 1994. Petunjuk Remadja Karya.
Pelaksanaan Evaluasi. Purwanto.2012 .Metodologi
Jakarta: Depdikbud. Penelitian Kuantitatif Untuk
Faruk.2014 Pengantar Sosiologi Psikologi dan
Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pendidikan.Yogyakarta:
Pelajar. pustaka Pelajar.
Lukman.2011. Penggunaan Robbins, Stephen P. Judge, Timothy
Multimedia dalam A. 2008. Perilaku Organisasi
Pengajaran Muatan Lokal Buku 1, Jakarta: Salemba.
Bahasa Daerah. Sarjono, Agus R. 2001. Sastra
Malaka, Tan. 2014. Madilog- Dalam Empat Orba.
Matrealis me Dialektika dan Yogyakarta: Yayaasan
Logika. Yogyakarta: Narasi. Bentang Budaya.
Masse, Abd Rajab, dkk.1999.Ada Sayuti, suminto A.2000.Berkenaan
Pappaseng.Ujung pandang: dengan Prosa
Nensilianti, 2004.Pengajaran Teori fiksi.Yogyakarta: Gama
Sastra.Makassar. FBS UNM. Media.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Sikki, dkk. 1991.TataBahasa Bugis.
Pengkajian Fiksi. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumarjo, Jacob. 2007. Catatan Kecil
tentang Menulis
Cerpen.Yogyakarta Pustaka
Pelajar.
Syuropati, Muhamad A. 2011. Teori
Sastra Kontenporer dan 13
Tokohnya.Yogyakarta: Azna
Books.
Tarigan, Henry Guntur. 2015.
Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Bebahasa.Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai