PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
a. Kurikulum Merdeka
a. INTRAKURIKULER
Pengorganisasian pembelajaran di sekolah tergambar pada kegiatan kurikulum, yang
diharapkan mampu mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Peserta didik
diharapkan mendapatkan pengalaman bermakna pada konteks global dan memiliki
karakter profil pelajar Pancasila. Pengalaman belajar diwadahi dalam kegiatan
intrakurikuler, projek Profil Pelajar Pancasila (P3), dan ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran
a. Kegiatan Intrakurikuler
Kegiatan tatap muka/reguler adalah kegiatan proses interaksi langsung antara
peserta didik dan peserta didik pendidik dengan berbagai metode, model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan strategi pembelajaran. yang
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran untuk 1 (satu) jam pelajaran tatap
muka berlangsung selama 40 menit. Prinsip pembelajaran reguler:
1) berpusat pada peserta didik,
2) merupakan kegiatan utama,
3) terjadwal,
4) dilaksanakan guru mapel,
5) mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
6) dilaksanakan di sekolah, dan
7) dilakukan penilaian
Pengorganisasian muatan pelajaran menggunakan sistem paket sebagaimana
diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan melakukan pengaturan
alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan
genap dalam satu tahun pelajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas
pembelajaran regular/tatap muka dan kegiatan projek profil pelajar Pancasila.
1
Alokasi waktu kelas VII , VIII
Kegiatan regular Projek pelajar
Total
(Intrakurikuler) pancasila
NO MATA PELAJARAN per
per tahun (kookurikuler)
tahun
(Minggu) Pertahun
Pendidikan Agama dan
1 74 (2) 37 111
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila 74 (2) 37 111
3 Bahasa Indonesia 185 (5) 37 222
4 Matematika 148 (4) 37 185
5 IPA 148 (4) 37 185
6 IPS 111 (3) 37 148
7 Bahasa Inggris 111 (3) 37 148
8 PJOK 74 (2) 37 111
9 Informatika 74 (2) 37 111
10 Seni 74(2) 37 111
11 Mulok Bahasa Jawa 74 (2) 74
Jml 1147 370 1517
Catataan:
Asumsi jumlah minggu efektif 37 minggu per tahun
Untuk struktur kurikulum kelas IX tahun pelajaran 2023/2024 masih
mengacu pada kurikulum 2013.
2
a. Mulok Bahasa Jawa
Tujuan:
Untuk mengembangkan kompetensi berbahasa jawa, untuk melestarikan bahasa
jawa.
b. Strategi integrasi Pelaksanaan Muatan Lokal pada KI-KD Mata Pelajaran yang
relevan
Pembagian Jam Pembelajaran
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Jam Sabtu
07.00 - 07.50 1 1 1 1 1 07.00-07.50 1
07.50 - 08. 30 2 2 2 2 2 07.50-08.30 2
08.30 - 09.10 3 3 3 3 3 08.30-09.10 3
09.10 - 09.40 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat 09.10-09.30 Istiraha
t
09.40 - 10.20 4 4 4 4 4 09.30-10.10 4
10.20 - 11.00 5 5 5 5 5 10.10-10.50 5
11.00 - 11.40 6 6 6 6 10.50-11.10 Istiraha
t
11.40 - 12.10 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat 11.10-11.50 6
12.10 - 12.50 7 7 7 7 11.50-12.30 7
12.50 - 13.30 8 8 8 8
3
dan/atau (5) pemberdayaan ekonomi dan masyarakat di sekitar
kawasan geopark.
Assesmen
a. Penilaian Pembelajaran Intrakurikuler
Penilaian pembelajaran dilakukan dalam proses pembelajaran dan memuat
penilaian ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan, teknik penilaian
pembelajaran dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih, dapat
dilakukan dengan teknik:
1) penilaian diagnostik
2) tes tertulis,
3) tes lisan,
4) penugasan,
5) praktik,
6) produk, dan
7) portofolio.
b. Penilaian projek
Penilaian projek direncanakan diawal projek, diinformasikan kepada peserta
didik. Penilaian projek lebih menekankan pada pengembangan potensi, minat
dan bakat serta penguatan karakter, seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, gotong royong, kreatif, bernalar
kritis, dan berkebhinekaan global, teknik yang digunakan antara lain:
1) observasi;
6
2) wawancara;
3) produk;
4) penilaian diri; dan
5) penilaian antar teman.
8
a. Jenis program ekstrakurikuler
i. Kepramukaan
1. Sebagai wahana siswa untuk berlatih
berorganisasi
2. Melatih siswa untuk trempil dan
mandiri
3. Melatih siswa untuk bertahan hidup
4. Memiliki jiwa social dan peduli
kepada orang lain
5. Dapat menyelesaikan permasalahan
dengan tepat
ii. Olah Raga Permainan
1. Pengembangan Olah raga Atletik
2. Membentuk tim footsal ,pencak silat dan Sepak Bola
iii. Kegiatan Kelompok PMR (Palang Merah
Remaja)
1. Menambah wawasan pengetahuan
dan ketrampilan tentang PMR an.
2. Melatih siswa untuk dapat memberikan pertolongan pertama pada teman
teman yang sakit.
3. Melatih siswa untuk memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain.
4. Melatih siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
(life skill)
iv. Kegiatan Seni dan Budaya
1. Menyanyikan notasi musik dari
berbagai tangga nada
2. Menyanyikan notasi musik sesuai
dengan nilai not
3. Menyanyikan sebuah lagu nusantara
dengan bentuk paduan suara
4. Menyanyikan notasi musik dari berbagai tangga nada diatonis dengan
menggunakan alat musik
5. Menyanyikan notasi musik sesuai
dengan akord dengan alat musik
9
6. Menyanyikan sebuah lagu nusantara
dalam bentuk instrument
v. Baca Al Quran
1. Membaca AlQuran dengan benar sesuai tajwid.
2. Membaca dan mempraktekan macam-macam bacaan yang ada
dalam tajwid.
vi. English club
1. Mempelajari kosa kata Bahasa inggris
2. Mampu berckap cakap dengan Bahasa inggris dengan lancar
3. Membina ketrampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era
globalisasi.
vii. Pembimbingan KSN
1. Mempersiapkan siswa dalam mengikuti lomba KSN yang setiap tahun
dilaksanakan oleh Puspresnas.
d. PEMBIASAAN SEKOLAH
Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter/Budi Pekerti
Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter /Budi Pekerti meliputi :
b. Religius:
i. Membudayakan berdoa di awal dn akhir pembelajaran
ii. Membiasakan sholat berjamaah di sekolah
iii. Membiasakan gemar infak pada hari Jum’at
iv. Membiasakan tadarus Al-Qur’an dan asmaul husna setiap hari Jum’at
v. Membiasakan budaya 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
c. Nasionalis:
i. Upacara Bendera setiap hari Senin
ii. Upacara Bendera setiap hari besar nasional
iii. Menyanyikan lagu nasional setiap pagi di kelas sebelum pelajaran dimulai
iv. Ekstrakurikuler wajib pramuka
d. Cinta Lingkungan
i. Pengaturan piket harian kebersihan kelas
ii. Gerakan Jum’at bersih seluruh warga sekolah
iii. Menanam dan merawat tanaman di sekolah
10
b. KURIKULUM 2013
a. Muatan Kurikulum Tingkat Nasional
1. Daftar mata pelajaran
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi, meliputi empat kelompok mata pelajaran, sebagai berikut:
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta bereakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika,budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama
2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya dengan
manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela Negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum,
ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresi dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
4. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
11
Kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat
13
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi
waktu untuk Sekolah Menengah Pertama sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3. Struktur Program Mata Pelajaran di SMP ......
Kelas IX Masa Normal
Komponen Kelas dan
Alokasi Waktu
VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6
4. Matematika 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3
3. Prakarya 2 2
4. Informatika
5. Muatan Lokal Bahasa Daerah: Bahasa Jawa 2 2
Jumlah 40 40
Pengembangan Diri - -
1. Upacara bendera 1 1
2. Pembiasaan 1 1
3. BKTIK 1 1
4. Bimbingan dan Konseling 1 1
5. Ekstrakurikuler
i. Pramuka √
ii. PMR √
iii. Pencak Silat √
iv. Drumband √
v. Seni Batik/ Lukis √
vi. Jurnalistik/ KIR √
vii. BTQ √
viii. Seni Tari √
ix. English Club √
x. Futsal √
Jumlah 44 44
15
1.5. Menyelesaiakan persoalan persoalan komputasi yang mengandung
graf atau jejaring ,pola sederhana dan alogaritmik ( terutama untuk robot
gerakan visual )
b. Mekanisme Pembimbingan TIK di SMP Negeri 1 Sruweng
2.1. Mendata semua siswa perihal kesulitan di bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi
2.2. Menyusun program pembimbingan
2.3. Membahas bersama kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang
Teknologi
2.4. Menggunakan fasilitas Laboratorium TIK untuk pembimbingan secara
praktik
e. Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Jenis program ekstrakurikuler
a. Kepramukaan
1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
2) Melatih siswa untuk trempil dan mandiri
3) Melatih siswa untuk bertahan hidup
4) Memiliki jiwa social dan peduli kepada orang lain
5) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
b. Olah Raga Permainan
1) Pengembangan Olah raga Atletik
2) Membentuk tim futtsal, pencak silat dan Sepak Bola
c. Kegiatan Kelompok PMR (Palang Merah Remaja)
1) Menambah wawasan pengetahuan dan ketrampilan tentang PMR an.
2) Melatih siswa untuk dapat memberikan pertolongan pertama pada teman
teman yang sakit.
3) Melatih siswa untuk memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain.
4) Melatih siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari(life skill)
d. Kegiatan Seni dan Budaya
1) Menyanyikan notasi musik dari berbagai tangga nada
2) Menyanyikan notasi musik sesuai dengan nilai not
3) Menyanyikan sebuah lagu nusantara dengan bentuk paduan suara
4) Menyanyikan notasi musik dari berbagai tangga nada diatonis dengan
menggunakan alat music
16
5) Menyanyikan notasi musik sesuai dengan akord dengan alat musik
1. Menyanyikan sebuah lagu nusantara dalam bentuk instrument
e. Baca AlQuran
1) Membaca AlQuran dengan benar sesuai tajwid.
2) Membaca dan mempraktekan macam-macam bacaan yang ada dalam
tajwid.
f. Engglish club
1. Mempelajari kosa kata Bahasa inggris
2. Mampu bercakap cakap dengan Bahasa inggris dengan lancar
3. Membina ketrampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era
globalisasi.
g. Pembimbinan KSN
1. Mempersiapkan siswa dalam mengikuti lomba KSN yang setiap tahun
dilaksanakan oleh Puspresnas.
17
g. PROGRAM PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP di
SEKOLAH (PBLHS)
19
Pengelolaan
sampah
3. Tanah yang luas Letak sekolah yang Pembuatan Warga sekolah bisa menjaga Saluran irigasi Standar sarana dan Dana BOS dan swadaya
dan rendah di berada di lingkungan kolam ikan di kebersihan di saluran air lancar, lapangan prasarana
bagian barat penambangan tanah sebelah barat tidak banjir saat
gedung sekolah dan pasir berpengaruh sekolah √ hujan deras
cocok untuk terhadap tekstur tanah. sebagai pusat
pembuatan kolam Akibatnya pagar aliran irigasi
ikan dan drainase seringkali roboh, dari drainase
demikian juga dengan Perbaikan
drainase menjadi cepat drainase √ √
retak. Dampaknya
ketika hujan deras air Pembuatan
menggenang di lubang biopori √ √
lapangan sekolah
Perbaikan
pagar sekolah √
4. Banyaknya pohon Kurangnya kepedulian Pembuatan Siswa dapat membuat Siswa dapat Standar proses dan Dana BOS dan swadaya
√ √ √ √
berpotensi untuk warga sekolah terhadap pupuk kompos pupuk kompos, peta timbul, membuat pupuk standar penilaian.
memberdayakan sampah (banyak Membuat peta dan seni kerajinan dari daur kompos, peta Guru IPS, seni budaya,
sampah daun sampah daun, kertas, timbul dari ulang sampah kayu timbul, dan seni prakarya, Sarpras
√ √
menjadi pupuk dan kayu yang belum daur ulang kerajinan dari
kompos. dimanfaatkan secara sampah kertas daur ulang
maksimal. Belum ada Membuat seni sampah kayu,
tempat khusus kerajinan dari kaca, logam.
√ √ √ √
pengolahan sampah sampah/limba
h kayu
Guru dan siswa Kurangnya kepedulian Pembuatan Siswa dapat mengelola bank Siswa dapat
memiliki warga sekolah terhadap dan sampah dan dapat mendaur mengelola bank
√ √ √
keterampilan sampah (banyak pengelolaan ulang sampah plastik sampah dan
membuat hasta sampah plastik belum bank sampah dapat mendaur
karya/ seni kriya dimanfaatkan secara Pembuatan ulang sampah
maksimal) seni merangkai √ √ √ √ plastik
20
daur ulang
sampah:
membuat tas,
tempat tisu
dari bungkus
kopi, permen,
tempat
minuman
bekas,
membuat pot
cantik dari
kaleng cat
bekas dan
pengki(serok),
dan ecobrik.
5. Tersedianya Penggunaan air yang Pembuatan Siswa dapat memanfaatkan Siswa dapat Standar sarana dan Dana BOS dan swadaya
sumber air berlebihan tanpa hidroponik air limbah dan memanfaatkan prasarana, standar
dikarenakan memikirkan dampak dengan mempraktikkan proses air limbah dan proses, dan standar
√
banyak pepohonan buruknya, limbah air memanfaatkan penyulingan air mempraktikkan penilaian
dan lingkungan yang belum limbah air proses
sekolah berdekatan dimanfaatkan secara kolam. penyulingan air
dengan sawah. maksimal Praktik
√
penyulingan air
Penyiraman
tanaman
dengan air
√ √ √ √
limbah (air
kolam, air cuci
piring, dll)
6. Tersedianya tanah Terdapat tanah yang Penggunaan √ √ √ Bisa mengurangan Meniggalkan Standar sarana dan Dana BOS dan swadaya
yang kurang subur. kurang subur. dan penggunaan pupuk pupuk anorganik prasarana, standar
pembatasan anorganik dan memakai proses, dan standar
pupuk dan pupuk organik penilaian
obat-obat
kimia (anti
21
rumput)
7. Sekolah memiliki Penggunaan listrik Melakukan Mematikan listrik dan kipas Bisa menghemat Standar proses, semua
sumber energi yang secara berlebihan penyuluhan angin jika tidak pembayaran mapel.
baik terutama tentang hemat diperlukan/sepulang sekolah listrik
√ √ √ √
energi listrik energi (listrik,
air, dan gas)
Kepala Sekolah
…………….
NIP …………………..
22
h. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran ( KKTP )
j. Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Kriteria Mutasi Siswa Masuk/ Pindah
Kenaikan Kelas
1. Kriteria Kenaikan Kelas
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun yang diikuti;
2) Pencapaian sikap dan perilaku sesuai profil pelajar Pancasila minimal baik;
3) Untuk kurikulum merdeka, pencapaian Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Minimal berkembang;
23
4) Nilai ekstrakurikuler wajib Pendidikan Kepramukaan minimal Baik;
5) Nilai rata-rata semua mapel pelajaran dalam capaian tujuan pembelajaran
semester 1 (satu) dan 2 (Dua) setelah pembulatan ke atas minimal pada level
dasar.
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Ketercapaian Ketercapaian Kualitatif Predikat Keterangan
Kuantitatif (Deskriptif)
0,00-20,99 Belum tercapai tujuan E TIDAK
pembelajaran NAIK
KELAS
21,00-40,99 Tercapai tujuan D TIDAK
pembelajaan minimal NAIK
KELAS
41,00-60,99 Tercapai tujuan C NAIK
pembelajaran dasar KELAS
61,00-80,99 Tercapai tujuan pembelajaran B NAIK
cakap KELAS
81,00-100 Tercapai tujuan pembelajaran A NAIK
mahir KELAS
25
a : Portofolio rata – rata nilai rapor semester ganjil dan genap kelas VII, VIII,
dan IX dengan bobot 60 %
b : Nilai sumatif semester genap teknik tes tertulis.
c : Nilai sumatif semester genap teknik tugas untuk performa
26
1.2. Rekap hasil ujian sekolah 3 tahun terakhir
Tahun Pelajaran
No Mapel Rata th Rata th Rata th
2019/2020 2020/2021 2021/2022
1 B. Indonesia 84,0 82,02 84,97
2 Matematika 79.3 81,80 79,44
3 IPA 82,2 78,05 79,94
4 B. inggris 81,5 77,57 80,34
5 PAI 83,6 84,61 87,35
6 PKn 84,3 82,11 84,89
7 IPS 81.5 81,,85 80,15
8 SBK 82,3 84,10 80,17
9 PJOK 85.1 82,78 85,27
10 TIK - - 83,61
11 B. JAWA 82,2 80,96 86,38
12 PRAKARYA 84,1 85,27 -
1.3. Target dan program peningkatan kualitas lulusan yang akan dicapai
Target peningkatan kualitas lulusan adalah :
1). Peningkatan perolehan nilai rata-rata penilaian Sumatif Akhir Jenjang
2). Peningkatan jumlah lulusan yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi dan diterima di sekolah negeri/swasta yang baik atau faforit
Program Peningkatan Kualitas, ditempuh melalui :
1). Peningkatan kegiatan siswa dalam literasi dan numerasi
2). Guna memotivasi belajar siswa, dilaksanakan kegiatan motivasi dengan
mengundang motivator yang handal
Mutasi Siswa
o Kriteria Mutasi Siswa Masuk
Ada formasi kelas yang dibutuhkan
Bagi siswa yang pindah pada posisi kelas VII harus sudah
berjalan satu semester/ hanya menerima pindahan siswa kelas
VII pada semester 2
Anak tersebut tidak dalam proses pembinaan/ kasus
27
Nilai sepadan dengan input SMPN 1 Sruweng pada kelas
tersebut
Sehat jasmani dan rohani
Bersedia mentaati tata tertib yang berlaku di SMPN 1
Sruweng
Adanya kesesuaian kurikulum yang berlaku
Bila memungkinkan diadakan tes
Berasal dari sekolah sejenis
Berasal dari sekolah negeri/ swasta dengan
mempertimbangkan akreditasi sekolah minimal sama dengan
nilai predikat akreditasi SMPN 1 Sruweng
Nilai raport minimal sama dengan KKTP SMPN 1
Sruweng
Segala bentuk administrasi diperlakukan seperti kelas
VII
o Kriteria Mutasi Siswa Keluar
Atas permintaan sendiri dibuktikan dengan surat pernyataan
mengundrkan diri bermaterai 10.000
Bagi siswa kelas VII harus sudah berjalan satu semester
Melanggar tata tertib sekolah
Menandatangani surat pernyataan pindah sekolah
Menyelesaikan semua kewajiban administrasi di SMPN 1
Sruweng
Siswa yang sudah menyatakan pindah tidak bisa kembali ke
SMPN 1 Sruweng
28
BAB IV
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Kurikulum Merdeka
Rencana pembelajaran disusun untuk merencanakan proses pembelajaran dengan terperinci.
Rencana pembelajaran disusun oleh guru sebeleum melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas. Rencana pembelajaran disusun supaya proses pembelajaran lebih tertata sesuai dengan
alur pembelajaran yang sudah direncanakan. Rencana pembelajaran SMPN 1 Sruweng terdiri
dari Alur Tujuan Pembelajran (ATP) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau
Modul Ajar yang disusun sesuai ketentuan, yang mudah dipahami.
a. Rencana Pembelajaran untuk Ruang Lingkup Satuan Pendidikan
1. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi
(1) Al-Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban
Islam.
1.a. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha yang dilakukan secara terencana dan
berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan
pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam
Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan
lingkungan. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki
keterpanggilan untuk mewujudkan kebenaran dan tanda- tanda Kerajaan Allah dalam
kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas dalam konteks masyarakat
majemuk. Masyarakat Indonesia yang majemuk dipandang sebagai berkat Tuhan dan
dalam konteks pemahaman iman Kristen merupakan medan layan bagi orang Kristen
untuk membangun kehidupan bersama yang adil dan setara. Panggilan iman orang
30
Kristen ini secara historis telah dibangun sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh
karena itu, karakteristik Pendidikan Agama Kristen yang kontekstual harus menegaskan
peran hidup orang beriman dalam mewujudkan tanggungjawabnya membangun bangsa
Indonesia yang berketuhanan, bersatu, setara, dan berkeadilan, serta menghargai
kemajemukan dalam masyarakat dan bangsa Indonesia.
Pendidikan Agama Kristen harus mampu menyikapi perkembangan zaman, sehingga
peserta didik mampu menyelesaikan dan menjawab segala problematika yang dihadapi.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Kristen harus memiliki muatan pembelajaran
kontekstual, artinya materi yang ada di dalam Pendidikan Agama Kristen selalu
dikaitkan dengan situasi dan konteks agar dapat menjelaskan kasus- kasus yang dialami
dalam kehidupan nyata. Fakta yang diperoleh dari kajian bagi program pendidikan
Kristen, yaitu: 1) Pelaku telah diberi karunia Roh; 2) Bertujuan mendewasakan umat
melayani; 3) Menghasilkan dan hubungan harmonis; 4) Bersifat kebenaran teologis; 5)
Penuh kasih karunia dan kebenaran; 6) Saling membantu dan berkembang secara
harmonis.
Pendidikan Agama Kristen di Indonesia berlangsung dalam keluarga, gereja dan
lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di lembaga
pendidikan formal menjadi tanggung jawab utama Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Gereja. Oleh karena itu kerjasama yang bersinergi antara lembaga-lembaga tersebut
perlu terus dibangun.
Berdasarkan karakteristik Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti disusun empat
elemen yang mengikat capaian pembelajaran dan materi dalam satu kesatuan yang utuh
pada semua jenjang. Secara holistik capaian pembelajaran dan lingkup materi mengacu
pada empat elemen tersebut yang selalu diintegrasikan dengan Alkitab.
31
Deskripsi kemampuan berpikir, berkarya dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Manusia diselamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus.
Manusia menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial yang
berbudaya, mengembangkan demokrasi, dan hak azasi
manusia. Allah membarui manusia melalui karya Roh Kudus.
2. Manusia dan Pada elemen manusia dan nilai-nilai kristiani peserta didik
Nilai-nilai belajar tentang hakikat manusia sebagai ciptaan Allah yang
Kristiani terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia diberi hak dan
tanggung jawab. Memahami dan menerapkan nilai-nilai
kristiani dalam kehidupan sehari-hari, melalui sikap rendah
hati, peduli terhadap sesama, menerapkan kasih, setia dan
keadilan. dalam kehidupan. Perwujudan nilai-nilai kristiani
juga nampak melalui sikap kritis terhadap berbagai bentuk
diskriminasi, menghargai perbedaan, rukun, toleran serta
menerapkan disiplin hidup dalam masyarakat majemuk.
3. Gereja dan Pada elemen gereja dan masyarakat majemuk peserta didik
Masyarakat belajar tentang hidup bergereja dan bermasyarakat serta
Majemuk memahami tanggung jawab terhadap gereja, bangsa dan
negara. Peserta didik memahami makna kehadiran gereja bagi
umat Kristen dan dunia serta mengkritisi berbagai bentuk
pelayanan gereja. Mensyukuri keragaman suku, budaya
bangsa, dan agama sebagai anugerah Allah. Mengembangkan
kehidupan harmonis dalam kehidupan bersama melalui sikap
terbuka, toleran, dan inklusif terhadap sesama dalam
masyarakat majemuk. Memahami model-model dialog dan
kerja sama antar umat beragama dalam rangka moderasi
beragama.
4. Alam dan Pada elemen alam dan lingkungan hidup, peserta didik belajar
Lingkungan membangun hubungan yang harmonis dengan alam,
Hidup memelihara dan melestarikan alam sebagai wujud syukur
kepada Allah. Pada elemen ini peserta didik mensyukuri
bahwa Allah Mahakuasa hadir melalui alam ciptaan.
Menyadari bahwa manusia diberi tugas oleh Allah untuk
mengolah dan memelihara alam dengan mengkritisi tindakan
manusia yang merusak alam dan menerapkan sikap ugahari.
1.b. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti diorganisasikan dalam
lingkup empat elemen konten dan empat kecakapan.
Empat elemen konten tersebut adalah:
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Elemen ini membahas tentang diri sebagai laki-laki atau
perempuan yang memiliki kemampuan dan keterbatasan
kelebihan dan kekurangan, yang dipanggil untuk membangun
relasi dengan sesama serta lingkungannya sesuai dengan
Tradisi Katolik.
Yesus Kristus Elemen ini membahas tentang pribadi Yesus Kristus yang
32
mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang
terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, agar peserta didik berelasi dengan Yesus Kristus dan
meneladani-Nya.
Gereja Elemen ini membahas tentang makna Gereja agar peserta didik
mampu mewujudkan kehidupan menggereja.
Masyarakat Elemen ini membahas tentang perwujudan iman dalam hidup
bersama di tengah masyarakat sesuai dengan Tradisi Katolik.
Kecakapan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah
memahami, menghayati, mengungkapkan, dan mewujudkan. Dengan memiliki kecakapan
memahami, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman ajaran iman Katolik yang
otentik. Kecakapan menghayati membantu peserta didik dapat menghayati iman
Katoliknya sehingga mampu mengungkapkan iman dalam berbagai ritual ungkapan iman
dan pada akhirnya mampu mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Kecakapan ini merupakan dasar pengembangan konsep belajar Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti.
33
ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta cakupan/substansinya,
sebagai berikut:
No Elemen Deskripsi Elemen
1. Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan
pandangan hidup bangsa. Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses
perumusan Pancasila, implementasi Pancasila dari masa ke
masa, serta reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai Pancasila
secara kolektif dalam beragam kegiatan kelompok dengan
membangun kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Mengembangkan potensi sebagai kualitas personal yang
bermanfaat dalam kehidupannya, memberi bantuan yang
dianggap penting dan berharga kepada orang-orang yang
membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks
Indonesia dan kehidupan global.
2. Undang-Undang Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang berlaku mulai
Dasar Negara dari lingkup terkecil (keluarga, dan masyarakat) sampai pada
Republik lingkup negara dan global sehingga dapat mengetahui dan
Indonesia Tahun mempraktikkan hak dan kewajibannya baik sebagai manusia,
1945 bangsa Indonesia maupun sebagai warga negara Indonesia dan
dunia, termasuk menyuarakan secara kritis terhadap pelanggaran
hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem musyawarah dari
lingkup kelas, sekolah, dan keluarga. Menyadari dan menjadikan
musyawarah sebagai pilihan penting dalam mengambil
keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang demokratis.
Peserta didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan
antarregulasi yang berlaku sehingga segala peraturan perundang-
undangan dapat diterapkan secara kontekstual dan aktual.
3. Bhinneka Mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati dirinya
Tunggal Ika sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap
hormat kepada bangsa yang beragam, serta memahami dirinya
menjadi bagian dari warga negara dunia. Peserta didik dapat
menanggapi secara memadai terhadap kondisi dan keadaan yang
ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi
dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima
adanya kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras,
bahasa, agama dan kelompok sosial. Terhadap kebinekaan
tersebut, peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari bahwa
dirinya setara yang lain, sehingga ia tidak membeda-bedakan
jenis kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan itu, peserta didik
juga dapat memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan, toleransi
dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu
dilestarikan. Peserta didik secara aktif mempromosikan
kebinekaan, mempertautkan kearifan lokal dengan budaya
global, serta mendahulukan produk dalam negeri.
4. Negara Kesatuan Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal, mengenali bahwa
Republik dirinya adalah bagian dari lingkungan sekitarnya, sehingga
Indonesia muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar
34
tetap nyaman dihuni. Bermula dari kepedulian untuk
mempertahankan lingkungan sekitarnya yang nyaman tersebut,
peserta didik dapat mengembangkan ke dalam skala yang lebih
besar, yaitu negara, sehingga dapat berperan dalam
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan menumbuh kembangkan jiwa kebangsaan
akan hak dan kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan
dan kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji secara nalar dan
kritis sebagai bagian dari sistem keamanan dan pertahanan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta berperan aktif dalam
kancah global.
35
kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam
proses pembelajaran.
3. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;
b. kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Menyimak
Reseptif
Membaca dan memirsa
Bahasa Berbicara dan
Produktif mempresentasikan
Menulis
2. Elemen proses dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa
matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi
pembelajaran matematika berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur
pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan- kecakapan.
Elemen Deskripsi
Penalaran dan Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola hubungan
Pembuktian dalam menganalisis situasi untuk menyusun serta menyelidiki
Matematis praduga. Pembuktian matematis terkait proses membuktikan
kebenaran suatu prinsip, rumus, atau teorema tertentu.
Pemecahan Masalah Pemecahan masalah matematis terkait dengan proses
Matematis penyelesaian masalah matematis atau masalah sehari- hari
dengan cara menerapkan dan mengadaptasi berbagai strategi
yang efektif. Proses ini juga mencakup konstruksi dan
rekonstruksi pemahaman matematika melalui pemecahan
masalah.
Komunikasi Komunikasi matematis terkait dengan pembentukan alur
pemahaman materi pembelajaran matematika melalui cara
mengomunikasikan pemikiran matematis menggunakan bahasa
matematis yang tepat. Komunikasi matematis juga mencakup
proses menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis
orang lain.
Representasi Representasi matematis terkait dengan proses membuat dan
Matematis menggunakan simbol, tabel, diagram, atau bentuk lain untuk
mengomunikasikan gagasan dan pemodelan matematika. Proses
ini juga mencakup fleksibilitas dalam mengubah dari satu
bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya, dan memilih
representasi yang paling sesuai untuk memecahkan masalah.
Koneksi Matematis Koneksi matematis terkait dengan proses mengaitkan antar
materi pembelajaran matematika pada suatu bidang kajian,
lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan.
Elemen Deskripsi
Pemahaman IPA Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta
didik memiliki pemahaman sains yang utuh. Kemampuan
berpikir akan berdampak progresif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman cakupan
konten merupakan hal yang diharapkan dari peserta didik.
Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya, dalam mencapai
kompetensi itu peserta didik diharapkan memiliki pemahaman
konsep sains yang sesuai dengan cakupan setiap konten dan
perkembangan jenjang belajar. Pemahaman atas cakupan konten
yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan
keterkaitan antara biologi, fisika dan kimia. Akibatnya, peserta
didik memahami sains secara menyeluruh untuk cakupan konten
tertentu. Pemahaman ini meliputi kemampuan berpikir sistemik,
memahami konsep, hubungan antar konsep, hubungan kausalitas
(sebab-akibat) serta tingkat hierarkis suatu konsep.
Keterampilan proses Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik
Indonesia yang bernalar kritis mampu memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki
keterampilan proses yang baik maka profil tersebut dapat
dicapai. Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional
dalam melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulasika
permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan
perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang
dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap,
39
merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan
model, mendebat rekan sejawat menggunakan fakta, serta
membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004).
Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan
dalam pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik
lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002). Dalam
pembelajaran IPA, terdapat dua pendekatan pedagogis:
pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018).
Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu
konsep berikut logika terkait dan memberikan contoh penerapan.
Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai
pembelajar yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya,
dalam pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan
yang lebih leluasa untuk melakukan observasi, melakukan
eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam
pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, &
Songer, 1994; National Research Council, 1996; Rocard et al.,
2007). Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka,
kerangka berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat
diprediksi. Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar
aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam dirinya
(Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC, 1996). Menurut Ash (2000)
dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya ada
enam keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik. 1.
Mengamati Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa
merupakan awal dari proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke
tahapan berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan, peserta
didik memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan saksama,
mencatat, serta membandingkan informasi yang dikumpulkan
untuk melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa
dilakukan langsung atau menggunakan instrumen lain seperti
kuisioner, wawancara. 2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang
hal-hal yang ingin diketahui pada saat melakukan pengamatan.
Pada tahap ini peserta didik juga menghubungkan pengetahuan
yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari
sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum
sebab akibat. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat
rencana dan menyusun langkah- langkah operasional berdasarkan
referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan
dan membuktikan prediksi dengan melakukan penyelidikan.
Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-
faktor operasional baik internal maupun eksternal di lapangan
yang mendukung dan menghambat kegiatan. Berdasarkan
40
perencanaan tersebut, peserta didik mengambil data dan
melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk
mendapatkan temuan-temuan. 4. Memproses, menganalisis data
dan informasi Peserta didik memilih dan mengorganisasikan
informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang
didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya,
menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai
relevansi informasi yang ditemukan dengan mencantumkan
referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Pada tahapan ini peserta didik menilai
apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta didik juga
meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan hal- hal yang
perlu dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa yang akan
datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif
global untuk masa depan berkelanjutan. 6. Mengomunikasikan
hasil Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui
lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun
ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital
untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan
hasil laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau non
digital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai
pihak. Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan
langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat
disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta
didik.
41
yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran abad ke-21. Adapun
elemen serta ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP sebagai berikut:
Elemen Deskripsi
Pemahaman Mata pelajaran IPS terkait dengan pandangan bahwa
IPS sebagai materi pembelajaran yang berkaitan
dengan fakta, konsep, prosedur, dan metakognisi,
maka cakupan materi dalam elemen ini adalah:
1. Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu;
materi ini berkaitan dengan pemahaman terhadap
kondisi sosial dan lingkungan alam serta kesejarahan
dalam konteks lokal dan regional, nasional, hingga
global. Selain itu, materi ini juga terkait dengan
pembelajaran tentang kondisi geografis Indonesia
dan pengaruhnya terhadap aktivitas sosial, ekonomi,
dan politik. Mempelajari konektivitas dan interaksi
tersebut mengasah kemampuan berpikir kritis pelajar
memahami efek sebab dan akibat.
2. Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa pra
aksara, kerajaan, kolonial, awal kemerdekaan
sampai dengan sekarang;
Selain pengetahuan mengenai perkembangan
kehidupan masyarakat Indonesia, bagian ini menjadi
sarana untuk merefleksikan kondisi kehidupan
masyarakat dari masa pra aksara, Hindu, Budha,
Islam, kolonialisme hingga kemerdekaan untuk
memunculkan semangat kebangsaan. Materi ini juga
menjadi sarana mengasah kesadaran untuk berpikir
dari berbagai perspektif berdasarkan perbedaan
historis, geografis, ekonomi, sosial dan budaya,
serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk
kehidupan masa depan yang berkelanjutan.
3. Interaksi, Sosialisasi, institusi sosial, dan
dinamika sosial;
materi ini berkaitan dengan pembentukan identitas
diri, merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda- beda,
serta mempelajari dan menjalankan peran sebagai
warga Indonesia dan bagian dari warga dunia ditinjau
secara sosiologis, historis, geografis, maupun sebagai
pelaku ekonomi. Peserta didik mempelajari tentang
interaksi dan institusi sosial, peluang dan
tantangannya untuk mewujudkan pembangunan
keberlanjutan bagi kemaslahatan manusia dan bumi
Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya
dan berteknologi di era global; materi ini berkaitan
42
tentang peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Menganalisis faktor-faktor
penyebab kelangkaan, permintaan, penawaran, harga
pasar, serta inflasi. Mengidentifikasi peran lembaga
keuangan, nilai, serta fungsi uang.
4. Mendeskripsikan pengelolaan, sumber-sumber
pendapatan dan pengeluaran keuangan keluarga,
perusahaan serta negara. Mengidentifikasi hak dan
kewajiban dalam jasa keuangan. Ruang lingkup ini
menjadi salah satu ruang untuk peserta berlatih
membangun kesadaran dan memberikan kontribusi
ke masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup di
tingkat lokal namun dalam perspektif global.
Keterampilan Keterampilan Proses merupakan keseluruhan
Proses keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan
suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan
(Indrawati dalam Trianto, 2008:72). Menurut Mulyasa
(2007:99), Pendekatan Keterampilan Proses merupakan
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses
belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik perlu mengasah keterampilan berpikirnya
sehingga pembelajaran yang dialaminya bermakna. Hal
ini hanya bisa terjadi ketika peserta didik terlibat penuh
dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, penting bagi
peserta didik untuk memiliki keterampilan inkuiri, yang
menekankan penyelidikan dan penemuan oleh peserta
didik dalam mempelajari IPS, sehingga ia bisa mencari
tahu dan menemukan solusi secara aktif terkait perilaku
sosial, ekonomi, dan budaya manusia di masyarakat
dalam konteks ruang dan waktu yang mengalami
perubahan. Guru perlu mempertimbangkan hal yang
peserta didik harap dapat ia pahami lebih dalam,
pengetahuan yang perlu ia miliki untuk mencapai hal
tersebut, keterampilan apa yang dapat diasah, karya atau
aksi apa yang dapat dilakukan peserta didik, serta
karakter positif apa yang dapat diperkuat dalam
melakukan pembelajaran inkuiri. Hal ini untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat yang
berkebhinekaan global. Keterampilan berpikir inkuiri
dimulai dari mengajukan pertanyaan dan
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan
43
mengelola informasi, merencanakan dan
mengembangkan ide solusi, mengambil kesimpulan dan
merumuskan aksi, mencipta dan melaksanakan aksi,
mengomunikasikan dan merefleksikan. Siklus
keterampilan proses dijabarkan di bawah ini:
Mengamati: Peserta didik melakukan kegiatan yang
dilaksanakan secara sengaja dan terencana dengan
maksud untuk mendapat informasi dari hasil
pengamatan. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain.
1. Menanya: Peserta didik menyusun pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dan masalah
apa yang ditemukan. Pada tahap ini ia juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga bisa
menjelaskan permasalahan yang sedang diselidiki
dengan rumus 5W 1H (apa, siapa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana), dan memperkirakan apa
yang akan terjadi berdasarkan jawaban atas
pertanyaan.
2. Mengumpulkan Informasi: Peserta didik penyusunan
langkah-langkah untuk mengumpulkan informasi
melalui studi pustaka, studi dokumen, wawancara,
observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan
informasi lainnya.
3. Mengorganisasikan Informasi: Peserta didik
memilih, mengolah dan menganalisis informasi yang
diperoleh. Proses analisis informasi dilakukan
dengan cara verifikasi, interpretasi, dan triangulasi
informasi.
4. Menarik Kesimpulan: Peserta didik menjawab,
mengukur dan mendeskripsikan serta menjelaskan
permasalahan yang ada dengan memenuhi prosedur
dan tahapan yang ditetapkan.
5. Mengomunikasikan: Peserta didik
mengungkapkan seluruh hasil tahapan di atas
secara lisan dan tulisan dalam bentuk media
digital dan non-digital. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk
presentasi digital dan atau non digital, dan
sebagainya.
6. Merefleksikan dan Merencanakan Proyek Lanjutan
Secara Kolaboratif
Peserta didik mampu mengevaluasi pengalaman belajar
yang telah dilalui dan diharapkan dapat merencanakan
proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata
pelajaran secara kolaboratif.
44
7. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
1). Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi, deskripsi,
eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat, iklan), dan teks
otentik. Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga
teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang
mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk
tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun
layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan
teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam
menavigasi informasi digital.
2). Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di kelas.
Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah dikenal oleh
peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian
mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru
dapat memperkenalkan peserta didik dengan jenis teks yang baru diketahui oleh peserta
didik. Guru dapat membantu mereka membangun pemahaman terhadap jenis teks baru
tersebut, sehingga peserta didik mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik
lisan maupun tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang
sering dialami oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah, maupun konteks di rumah
agar peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teks
tersebut dalam kehidupan nyata.
3). Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni
bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik (yang
asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada
enam keterampilan berbahasa dalam berbagai jenis teks.
4). Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa peserta didik
sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris
umum mencakup elemen keterampilan reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa), serta
keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan mempresentasikan).
45
terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi bunyi bahasa, lalu
memahami makna. Keterampilan menyimak juga merupakan
kemampuan komunikasi non-verbal yang mencakup seberapa baik
seseorang menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah
paparan lisan dan memahami ide pokok dan pendukung pada konten
informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut (Petri,
2017).
Membaca Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks sesuai
tujuan dan kepentingannya, untuk mengembangkan pengetahuan dan
potensi seseorang agar ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat
(OECD, 2000).
Memirsa Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks visual
sesuai tujuan dan kepentingannya.
Berbicara Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara
lisan dalam interaksi sosial.
Menulis Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan,
mengekspresikan kreativitas dan mencipta dalam berbagai genre teks
tertulis, dengan cara yang efektif dan dapat dipahami, serta diminati
oleh pembaca dengan struktur organisasi dan unsur kebahasaan yang
tepat.
Mempresentasikan Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat, dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara yang komunikatif melalui
beragam media (visual, digital, dan audiovisual), dan dapat dipahami
oleh pendengar. Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan
perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau
karakteristik penyimak.
46
Karya seni rupa yang dihasilkan oleh peserta didik memiliki kontribusi yang
berdampak pada diri dan lingkungannya sebagai respons positif dari sebuah
permasalahan, baik secara global maupun internasional.
47
Deskripsi Elemen dalam Seni Budaya (Seni Rupa)
Elemen Deskripsi
Mengalami 1. Mengindra, mengenali, merasakan,
(Experiencing) menyimak, mencobakan/ bereksperimen, dan
merespons bentuk rupa dari beragam sumber,
dan beragam jenis/bentuk seni rupa dari
berbagai konteks budaya.
2. Eksplorasi bentuk seni rupa dan beragam
karya-karya rupa, alat-alat yang digunakan,
dan penggunaan teknologi dalam praktik
membuat karya seni rupa.
3. Mengamati, mengumpulkan, dan merekam
pengalaman dari beragam praktik,
menumbuhkan kecintaan pada seni rupa, dan
mengusahakan dampak bagi diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat.
Menciptakan 1. Memilih penggunaan beragam media dan
(Making/Creating) teknik dalam seni rupa untuk menghasilkan
karya rupa sesuai dengan konteks,
kebutuhan, dan ketersedian serta kemampuan
menciptakan karya, sejalan dengan
perkembangan teknologi.
2. Menciptakan karya-karya seni rupa dengan
standar unsur dan prinsip seni rupa yang baik
dan sesuai dengan kaidah/ budaya dan
kebutuhan, dapat dipertanggungjawabkan,
berdampak pada diri sendiri dan orang lain,
dalam beragam bentuk praktiknya.
Merefleksikan 1. Menyematkan nilai-nilai yang generatif-
(Reflecting) lestari pada pengalaman dan pembelajaran
artistik- estetik yang berkesinambungan
(terus-menerus).
2. Mengamati, memberikan penilaian, dan
membuat hubungan antara karya pribadi dan
orang lain sebagai bagian dari proses
berpikir dan bekerja artistik-estetik dalam
konteks unjuk karya rupa.
Berpikir dan Bekerja 1. Merancang, menata, menghasilkan,
secara Artistik mengembangkan, menciptakan, mereka
(Thinking and ulang, dan mengomunikasikan ide melalui
Working Artistically) proses mengalami, menciptakan, dan
merefleksikan.
2. Mengeksplorasi dan menemukan sendiri
bentuk karya dan teknik dalam seni rupa
serta kolaborasi dengan bidang keilmuan
yang lain: seni musik, tari, drama, dan
nonseni) yang membangun dan bermanfaat
48
untuk menanggapi setiap tantangan hidup dan
kesempatan berkarya secara mandiri.
3. Meninjau dan memperbarui karya pribadi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, zaman,
konteks fisik-psikis, budaya, dan kondisi
alam.
4. Menjalani kebiasaan/disiplin kreatif
sebagai sarana melatih kelancaran dan
keluwesan dalam praktik seni rupa.
Berdampak bagi 1. Memilih, menganalisis, menghasilkan karya-
Diri Sendiri dan karya seni rupa dengan kesadaran untuk terus
Orang Lain mengembangkan kepribadian dan karakter
(Impacting) bagi diri sendiri dan sesama.
2. Memilih, menganalisis, menghasilkan karya-
karya seni rupa dengan kesadaran untuk terus
membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Memilih, menganalisis, menghasilkan karya-
karya seni rupa dengan kesadaran untuk terus
meningkatkan cinta kasih kepada sesama
manusia dan alam semesta.
4. Menjalani kebiasaan/ disiplin kreatif dalam
praktik-praktik seni rupa sebagai sarana
melatih pengembangan pribadi dan
bersama, makin baik waktu demi waktu,
tahap demi tahap.
49
media adalah rangkaian pembelajaran teori dan praktik. Materi
pelaporan mencakup teori dan praktik pelaporan pada tiap tahapan
kerja dan mengkomunikasikan hasil laporan. Setiap materi tersebut
mengajarkan tahapan-tahapan hard skill dan soft skill degan
pendekatan belajar Project Based Learning yang akan
menginternalisasikan sikap jujur, disiplin, bernalar kritis, kreatif,
mandiri dan bergotong royong sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
50
Elemen Mata Pelajaran Seni Musik dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Keselamatan dan Peserta didik mampu menerapkan Kesehatan dan
Kesehatan Kerja Keselamatan Kerja (K3) yang meliputi penerapaan
kesehatan dan keselamatan di lingkungan tempat
kerja, pencegahan kecelakaan kerja, penerapaan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K),
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker, masker, sarung tangan, sepatu, dan
celemek, pemeliharaan peralatan secara berkala,
pencegahan penyakit akibat kerja, pembersihan area
ruang sablon atau kelas untuk belajar, penyimpanan
alat bantu menyablon, personal hygiene meliputi
merawat kebersihan diri dan seragam kerja praktik/
uniform, mengikuti standar operasional procedural
(SOP) penggunaaan alat.
51
Pelaporan Peserta disik dapat melaporkan hasil kerja dengan
mengisi cek list: persiapan alat, pemeriksaan
kelengkapan bahan, dan hasil seni musik manual
dan digital.
Keterangan:
TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi
SK : Sistem Komputer
JKI : Jaringan Komputer dan Internet
53
AD : Analisis Data
AP : Algoritma dan Pemrograman
DSI : Dampak Sosial
Informatika
TIK
Gambar Bangunan Informatika
PRAKTIK LINTAS BIDANG
BERPIKIR KOMPUTASIONAL
Elemen Deskripsi
Berpikir Mengasah keterampilan problem solving yang efektif,
komputasional efisien, dan optimal sebagai landasan untuk menghasilkan
(BK) solusi dengan menerapkan penalaran
kritis, kreatif dan mandiri.
Teknologi Menjadi perkakas dalam berkarya dan sekaligus objek
Informasi dan kajian yang memberikan inspirasi agar suatu hari
Komunikasi peserta didik menjadi pencipta karya-karya berteknologi
(TIK) yang berlandaskan Informatika.
Sistem komputer Pengetahuan tentang bagaimana perangkat keras dan
(SK) perangkat lunak berfungsi dan saling mendukung dalam
mewujudkan suatu layanan bagi pengguna baik di luar
maupun di dalam jaringan komputer/internet.
Jaringan Memfasilitasi pengguna untuk menghubungkan sistem
Komputer dan komputer dengan jaringan lokal maupun internet.
Internet (JKI)
Analisis data Memberikan kemampuan untuk menginput, memproses,
(AD) memvisualisasi data dalam berbagai tampilan,
menganalisis, menginterpretasi, dan memprediksi, serta
mengambil kesimpulan serta keputusan berdasarkan
penalaran.
Algoritma dan Mengarahkan peserta didik menuliskan langkah
Pemrograman penyelesaian solusi secara runtut dan menerjemahkan
(AP) solusi menjadi program yang dapat dijalankan oleh
mesin (komputer).
Dampak Sosial Menyadarkan peserta didik akan dampak Informatika
Informatika dalam: (a) kehidupan bermasyarakat dan dirinya,
(DSI) khususnya dengan kehadiran dan pemanfaatan TIK, dan
(b) bergabungnya manusia dalam jaringan komputer dan
internet untuk membentuk masyarakat digital.
Praktik Lintas Melatih peserta didik bergotong royong untuk untuk
54
Bidang (PLB) menghasilkan artefak komputasional secara kreatif dan
inovatif dengan mengintegrasikan semua pengetahuan
Informatika maupun pengetahuan dari mata pelajaran lain,
menerapkan proses rekayasa atau pengembangan
(designing, implementing, debugging, testing, refining),
serta mendokumentasikan dan mengomunikasikan hasil
karyanya.
55
Beban belajar setiap elemen pada mata pelajaran Informatika tidak sama. BK, AD, AP,
dan PLB memiliki beban belajar paling besar yang memungkinkan peserta didik
berpikir kritis dan kreatif. SK dan JKI diberikan terbatas pada pengetahuan dasar dan
penggunaannya. TIK dan DSI dapat diberikan sambil melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan elemen lainnya, dimana perkakas TIK saat ini semakin intuitif yang
mudah dipelajari dan dimanfaatkan, sedangkan DSI merupakan aspek dari setiap area
pengetahuan Informatika untuk menumbuhkan kepedulian pada masyarakat dan
pembentukan karakter baik sebagai warga dunia maupun warga digital.
56
d. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi dari topik aktual
yang didengar.
2. Elemen Capaian Pembelajaran Membaca
a. Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
dari berbagai jenis teks (deskripsi/narasi/eksposisi/argumentasi/ lainnya) pada konteks sosial
budaya.
b. Peserta didik mampu membaca teks sastra (tembang macapat/parikan/
dongeng/geguritan/cerita pendek/cerita rakyat/cerita wayang epos Ramayana/lainnya) dari
teks visual dan audio visual.
c. Peserta didik mampu membaca teks paragraf aksara Jawa untuk menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
d. Peserta didik mampu menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati,
kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual.
e. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual tentang sosial
dan budaya yang dibaca dan dipirsa.
3. Elemen Capaian Pembelajaran Berbicara
a. Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dengan
bahasa Jawa sesuai dengan kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa untuk menyampaikan
pendapat, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan
dialog logis, kritis, dan kreatif.
b. Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan perbendaharaan kata untuk
berbicara dan presentasi.
c. Peserta didik mampu menggunakan ungkapan-ungkapan jawa dalam dialog sesuai dengan
norma kesopanan dalam berkomunikasi.
d. Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan santun.
e. Peserta didik mampu menuturkan ungkapan simpati, empati, peduli dan penghargaan dalam
bentuk dialog dan sastra melalui teks multimodal.
f. Peserta didik mampu mengungkapkan dan mempresentasikan berbagai topik aktual tentang
sosial budaya secara kritis.
4. Elemen Capaian Pembelajaran Menulis
a. Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis tentang
sosial budaya untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dengan menggunakan
bahasa Jawa sesuai kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa.
b. Peserta didik mampu menulis teks paragraf aksara Jawa sesuai kaidah penulisan aksara Jawa.
c. Peserta didik mampu menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli, dan pendapat
pro/kontra secara etis dalam memberikan penghargaan secara tertulis dalam teks multimodal.
d. Peserta didik mampu menggunakan kosakata baru yang dimiliki tentang busananing basa dan
ungkapan Jawa untuk menulis berbagai tujuan.
57
e. Peserta didik mampu menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi
secara indah dan menarik dalam bentuk gancaran (prosa) dan geguritan (puisi jawa) dengan
penggunaan kosa kata secara kreatif.
58
Ramayana/lainnya) dari teks visual danaudio visual. 2. Isi teks teks
tembang
gambuh
3. Amanat dari
tembang
Gambuh
Peserta didik mampu membaca teks paragraf Membaca 1. Mengidenti
aksara Jawa untuk menemukan makna yang tersurat 1 paragraf fikasi aksara,
dan tersirat. huruf Jawa sandhangan lan
pasangan
2. Membaca
aksara jawa
Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, Teks 1. Ciri-ciri
pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai deskripsi teks deskripsi
jenis teks (deskripsi/narasi/eksposisi/argumentasi/ 2. Isi teks
lainnya) padakonteks sosial budaya deskripsi
3. Presentasi
isi teks
deskripsi
Peserta didik mampu membaca teks sastra(tembang Tembang Membaca
macapat/parikan/ dongeng/geguritan/cerita sinom tembang sinom
pendek/cerita rakyat/cerita wayang epos
Ramayana/lainnya) dari teks visual danaudio visual.
3 Peserta didik mampu menggunakan dan Berbicara Tembang Menanggapi isi
mengembangkan perbendaharaan kata untuk gambuh teks tembang
berbicara dan presentasi. gambuh
Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, Teks cerita Mempresentasikan
pikiran, pandangan, arahan atau pesan dengan rakyat isi teks cerita
bahasa Jawa sesuai dengan kaidah unggah-ungguh rakyat
basa dan tata bahasa untuk menyampaikan
pendapat, pemecahan masalah, dan pemberian solusi
secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis,
kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu
menggunakan dan mengembangkan
perbendaharaan kata untuk berbicara dan presentasi
59
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, Menulis Menulis teks
pandangan, arahan atau pesan tertulis tentang sosial cerita Ramayana
budaya untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, Ramayana
dan kreatif dengan menggunakan bahasa Jawa sesuai
kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa. Teks Menulis teks
dialog dialog
b. Rencana Pembelajaran untuk Ruang Lingkup Kelas (ATP dan Modul Ajar/RPP)
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) SMPN 1 Sruweng disusun dalam bentuk matriks yang
memuat alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber
belajar.
1. Alur tujuan pembelajaran berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan,
mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian
pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur.
2. Materi ajar merupakan materi pokok yang telah disusun pada alur tujuan pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun rencana
pelaksaanaan pembelajaran.
4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran. Sumber belajar dipilah sesuai
kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajar yang mudah digunakan, berbasis
lingkungan, dan mendukung pembelajaran yang kontekstial dan menyenangkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP N 1 Sruweng disusun sesuai dengan aturan
terbaru yang sudah ditetapkan oleh pusat. Ada tiga unsur utama yang termuat dalam RPP yaitu:
1) Tujuan pembelajaran; 2) Langkah-langkah pembelajaran; dan 3) Penilaian. Tujuan
pembelajaran merupakan penerjemahan tujuan capaian pembelajaran yang dapat terukur
pencapaian dan keberhasilannya. Langkah kegiatan pembelajaran menggambarkan keseluruhan
aktivitas yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran
pun diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila, Penilaian merupakan
proses mengukur ketercapaiac selama proses pembelajaran. Penilaian ini mencakup aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
1. Rencana Pembelajaran Intrakurikuler
Berdasarkan capaian pembelajaran di awal Tahun Pelajaran 2022/2023 guru menyusun:
a. Alur Tujuan Pembelajaran dalam satu tahun, disusun dengan komponen capaian
pembelajaran, capaian elemen, alur tujuan pembelajaran, alokasi waktu dan Alternatif Materi/
Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran,
b. Capaian pembelajara disusun dengan memuat komponen tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, alokasi waktu, dan penilaian,
c. Modul ajar disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran,
d. Pogram tahunan, merupakan sebaran materi dalam satu tahun, komponen yang terdapat
semester, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, dan keterangan,
e. Perhitungan Alokasi waktu berisi format jumlah minggu yang efektif dalam satu tahun, dan
60
f. Distribusi Alokasi waktu berisi format jumlah kegiatan yang dilakukan dalam satu tahun.
61
KALENDER PENDIDIKAN
62
Sabtu 1 8 15 22 29
Jumlah Minggu Efektif 4 Minggu
64
Jumlah Minggu Efektif Tahun Pelajaran 2022/2023
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH MINGGU
NO BULAN MINGGU KEGIATAN
MINGGU TIDAK
EFEKTIF
EFEKTIF
Libur Akhir Tahun pelajaran
1 Juli 2022 4 3 1
2021/2022
2 Agustus 5 4 0 HUT RI/ HUT Sekolah
3 September 4 3 1 PTS 1
4 Oktober 4 4 0
5 November 5 5 0
PAS, Pengolahan Nilai, dan Rapor
6 Desmber 4 0 4
SM 1/Ganjil, Libur SM 1
7 Januari 2023 4 4 0
8 Februari 4 4 0
9 Maret 5 4 1 PTS 2
10 April 4 3 1 Libur idul fitri
Ujian Sekolah
11 Mei 5 3 2
B. Kurikulum 2013
12,50-13.30 8 8 8 8
BAB V
66
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
Evaluasi dibutuhkan untuk melihat sejauh mana ketercapaian, kesesuaian tujuan, dan
keselarasan di dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi yang berkembang. SMPN 1
Sruweng menempuh kegiatan yang tertuang dalam tabel berikut:
B. Pendampingan Implementasi Kurikulum
Bentuk
Teknis
Pendampi SDM yang
Pendampingan
ngan IKM Waktu terlibat Keterangan
IKM
68
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
69