Anda di halaman 1dari 17

71

(3.17)
3.5 Entalpi
Persamaan (3.3) dapat diulangtulis sebagai
δQ-pdV+δW'=dE

dengan oW' = merupakan seluruh kerja yang dilakukan pada sistem selain dari kerja p-V, seperti poros, listrik, dan mag-netik. Apabila d(pV) ditambahkan ke kedua
sisi, Persamaan (3.17) menjadi

δQ +V dp+δW '=d (E+ pV )

Jika E terdiri atas energi-dalam saja, persamaan sebelum ini akan menjadi

δQ +V dp+δW ' =d (U + pV ) (3.18)

Gabungan (U+U+pV)V) sering memainkan peran penting dalam perhitungan yang menyangkut materi yang melintasi batas vo-lume atur. Karena alasan ini, akan
lebih mudah untuk menggabungkan (U+ V) berdasarkan nama baru yang disebut entalpi H.Sebagaimana yang akan dilihat dalam pasal berikut ini, entalpi
langsung dikaitkan dengan perpindahan energi melintasi permukaan atur. Entalpi didefinisikan oleh

(3.19)
H=U+pV
Entalpi merupakan sifat ekstensif, dan entalpi spesifik diberikan oleh

h=u+pv (3.20)
Satuan H ialah J dan satuan h= J/kg. Karena entalpi merupakan gabungan fungsi tingkat keadaan (u. p. dan v), entalpi juga merupakan fungsi tingkat keadaan.
Perhatikan bahwa perbedaan antara entalpi h dan energi-dalam u ialah perkalian pv. Suku pv memperhitungkan kerja yang dilakukan per satuan massa fluida begitu
fluida tersebut melintasi batas volume atur.
72 Bab 3 Hukum Pertama Termodinamika
Perhatikan bahwa. Walaupun kita dapat menghitung entalpi suatu sistem, energi karakteristik sistem ialah energi dalam a.
Jika suatu sistem mengalami proses tekanan konstan, dan jika hanya kerja yang terlibat dalam kerja p-V, maka sesuai de-
ngan hukum pertama
q1-2-p(v2-v1)=u2 - u1
atau
q1 = h2 – h1 (3.21)

Perpindahan kalor ke suatu sistem dengan demikian sama dengan perubahan entalpi pada dua batasan yang baru saja
disebutkan.
Apabila entalpi disubstitusikan ke dalam Persamaan 93.18), entalpi menjadi, untuk satu satuan massa.

δq=dh−v dp−δw ' (3.22)


Apabila δqδq=cp dT. pada tingkat keadaan tekanan konstan dan apabila kerja p-V merupakan satu-satunya kerja, maka c p
dapat didefinisikan sebagai
Cp =
∂h
∂T [ ]
p (3.23)
Kalor spesifik tekanan-konstan cp, merupakan sifat intensif yang terganung pada tingkat keadaan sistemnya. Ini berarti
bahwa c,, dapat menggantikan (ðh/Ə7), dalam proses mana pun, kuasi-statik atau tidak, sekalipun proses tersebut bukan
berlangsung pada tekanan konstan. Kalor spesifik tekanan-konstan sama dengan (Əq/ƏT), hanya pada proses tekanan-
kon-stan yang pada proses ini δw' = 0. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hal c,, , cp haruslah dipikirkan sebagai
perubahan sifat terhadap temperatur. c,, merupakan entalpi spesifik per derajat pada tekanan konstan.
Jika entalpi sebagai fungsi dua parameter bebas, seperti seperti T dan p, maka perubahan entalpi untuk proses ini ialah

dh= ( ∂∂ Th ) dT + ( ∂∂ hp )
p T dp (3.24)
∂h
¿ c pdT + ( )T dp
∂p

Dalam hal gas ideal, Persamaan (3,20) menjadi

Dh = du +d(pv)=cv dT + R dT = (cv+R) dT

Dalam hal ini, entalpi tergantung hanya pada temperatur sehingga(d∂ h /∂ p ¿T = 0 . Oleh sebab itu, untuk gas ideal
Persamaan (3.24)menjadi
dh=cp dT
Jadi.
Cp dT = (cv + R) dT

atau
cp = cv + R

Perhatikan dari persamaan ini bahwa untuk gas ideal, c, dan c, merupakan fungsi temperatur saja. (3.25)

Contoh 3.3
Satu kilogram udara berawal pada 300 K da 100 kPa mengalami proses tekanan-konstan kuasi-kesetimbangan dalam rakitan
73

3.6 Penerapan Hukum Pertama pada Sistem Tertutup


PENYELESAIAN
Dengan mengacu pada Gamnbar 3.6, hukum pertama tanpa adanya perubahan energi kinetik dan potensial ialah

Gambar 3.6

Q+W=ΔU
W1.2=-J2pdV=-p(V2-V1)
Dengan menganggap udara sebagai gas ideal,

mRT 1 ( 1 kg )( 0,287 kj / kgK ) ( 450 K )


V 1= = =1,2915 m3
p1 100 kPa

mRT 2 ( 1 kg )( 0,287 kJ / kgK ) ( 450 K )


V 2= = =1,2915 m3
p2 100 kPa

dan

Oleh sebab itu,

W 1−2=−( 100 kPa ) [ ( 1,2915−0,861 ) m 3 ] =−43 , 05 kJ

Q 1−2=(U 2−U 1)−W 1−2=mcv (T 2−T 1)−W 1−2


Perubahan entalpi ialah =(1 kg)(0,7165 kJ/kg K) [(450-300)K]-(-43,05 kJ)
=150,525 kJ

H2-H1=mcn(T2-T1)=(1kg) (1,0035 kJ/kg K) [(450 - 300) K]


= 150,525 kJ
Perhatikan bahwa untuk proses tekanan-konstan kuasi-kesetimbangan, interaksi kalor sama dengan perubahan entalpi
sistem.

Dalam pasal-pasal berikutnya, hukum pertama termodinamika akan diterapkan pada sistem-sistem tertutup dan kemudi-
an pada volume atur.

3.6 Penerapan Hukum Pertama pada Sistem Tertutup

sistem akan diikuti oleh perubahan energi sekelilingnya dengan jumlah yang sama tetapi berlawanan arah. Menurut hukum
sistem tersebut. Ingat konvensi tanda yang dipakai untuk peralihan energi: Energi yang memasuki sistem dianggap positif,
74
Bab 3 Hukum Pertama Termodinamika

Sewaktu menerapkan hukum pertama ini pada proses tertentu, ternyata akan membantu jika dibuat suatu skets yang
menunjukkan aliran energi yang melintasi batas sistem yang telah dibuat jelas.

3.6.1 Proses Volume-Konstan (Isokorik)


Perhatikan perpindahan kalor ke suatu sistem yang berupa fluida dalam bejana kaku, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
3.7
Proses ini digambarkan oleh garis vertikal pada diagram p-V. Karena dV=0,,kerja perpindahan sama dengan nol.
Dengan mengganggap hanya energi-dalam yang terdapat dalam e, hukum pertama untuk sistem ini, didasarkan pada satu
satuan massa, menjadi
δq=du
Dengan demikian. perpindahan kalor ke sistemdiperhitungkan sebagai peningkatan pada energi-dalam sistem. Serupa hal-
nya, seharang perpindahan kalor dari sistem merupakan penurunan ekuivalen pada energi-dalam sistem tersebut. Perhatikan
bahwa perubahan energi-dalam yang sama dapat dicapai dengan menggunakan interaksi kerja seperti kerja poros atau listrik.
Gabungan kalor dan kerja dapat juga mengakibatkan perubahan tingkat keadaan yang sama.
Apabila benda padat atau cair dipanaskan, perubahan volume yang timbul akan relatif kecil. Perpindahan kalor ke benda
padat atau cair dengan demikian dapat dianggap terjadi pada volume konstan, dan energi yang dipasok pada dasarnya sama
dengan peningkatan pada energi-dalam sistemnya.
Kerja kuasi-statik, - f pdV, digambarkan oleh luasan, dalam bidang p-V, di bawah laluan proses. Pada proses volume-
konstan, luasan ini jelas sama dengan nol sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan kerja kuasi-statik dilakukan pada
proses volume-konstan. Akan tetapi, kerja tetap saja dapat dilakukan pada sistem volumc-konstan (sebagaimana yang
diperagakan oleh percobaan roda-aduk Joule), hanya saja dalam hal ini proses perpindahan kalor merupakan proses ire-
versibel.

Gambar 3.7 Proses volume-konstan.

Contoh 3.4

Satu kg udara (dianggap sebagai gas ideal, R = 0,287 kJ/kg K) diisikan ke dalam bejana volume konstan. Volume dan
tekana awal udara masing-masing 0,2 m3 dan 350 kPa. Jika 120 kJ kalor dipasok pada gas, temperaturnya naik hingga 411,5
K.Cari (a) kerja yang dilakukan; (b) perubahan energi-dalam; (c) kalor spesifik gas pada volume-konstan.
PENYELESAIAN

Skets sistem dan diagram p-V proses ini ditunjukkan pada Gambar 3.8.
3.6 Penerapan Hukum Pertama pada Sistem Tertutup
75

Gambar 3.8

(a)Kerja perpindahan sama dengan nol karena tidak terjadi perubahan volume.
(b)Hukum pertama: q = ∆ u=120 kJ /kg . J/kg.
(c) Temperatur awal dapat ditentukan dari persamaan tingkat keadaan gas ideal,
pv=RT

yang dari sini

2
(350 kPa)(0 , 2 m )
T= =243 , 9 K
0,287 kJ /kg K

Oleh sebab itu


ΔT=411,5-243,9=167,6K

Kalor spesifik rerata pada volume-konstan ialah

∆ u 120 kJ /kg
Cv=( )= =0,716 kJ /kg K
∆T 167 , 6 K
3.6.2 Proses Tekanan-Konstan (Isobar)

Fluida yang dipertahankan pada tekanan tetap dengan bantuan rakitan torak-silinder takbergesekan ditunjukkan pada
v2

Gam-bar 3.9. Untuk sistem satu satuan massa, kerja w 1−2=∫ p dv=−p (v 2−v 1)dan digambarkan oleh luasan berarsir
v1
pada

Gambar 3.9. Hukum pertama, seperti diperlihatkan oleh Persamaan (3.11), setelah pengintegralan menjadi.

q 1−2=− p(v 2−v 1)=u 2−u 1

Gambar 3.9 Proses tekanan-konstan.


76 Bab 3 Hukum Termodinamika

atau
Q1-2=(2+Pv2)-(u1+p1)=h2-h1
yang sama dengan Persamaan (3.21). Hubungan ini berlaku untuk proses tekanan-konstan hanya jika dilakukan kerja p-V
eerhatikan bahwa interaksi kalor dalam hal ini hanya tergantung pada tingkat keadaan akhir sistemnya.

Contoh 3.5

Udara pada temperatur 500°C dikompresi pada tekanan konstan 1.2 MPa dari volume 2 m3 menjadi volume 0.4 m3. Jika
penu-runan energi dalam 4820 kJ. carilah (a) kerja yang dilakukan selama kompresi reversibel ini: (b) kalor yang
dipindahkan;(c) perubahan entalpi:(d) kalor spesilik rerata pada tekanan konstan.

PENYELESAIAN
(a) Skets sistem dan diagram p-V proses ini ditunjukkan pada Gambar 3.10.
W1-2=-p(V2-V1)=-(1.2x103kPa)[(0,4-2)m=1920kJ

Gambar 3.10

(b)

Q 1−2+W 1−2=(U 2−U 1)

Jadi.
Q1-2= -1920 kJ-4829 kJ=-6740 kJ
(c)Karena proses tersebut berlangsung pada tekanan konstan, ddan W"=0,maka
H2-H1=Q1.2=-6740kJ
(d)

T 1V 2 (773 ,15 K ) ( 0 , 4 m )
3
T 2= = 3
=154 ,3 K
V1 2m

p 1V 1 ( 1200 kPa ) ( 2 m3 )
m= = =10,816 kg
RT 1 ( 0,287 kJ / kgK )( 773 , 15 K )
Cp= ( ∆H
m ∆T
=) −6740 kJ
( 10,816 kg ) [ ( 154 , 3−773 , 15 ) K ]

Dan

=1,007 kJ/kg K

77

3.6 Penerapan Hukum Pertama pada Sistem Tertutup

3.6.3 Proses pada Energi Dalam Konstan


Apabila energi-dalam sistem tetap konstan, hukum pertama menjadi

δq+ δW =0

Jika suatu sistem mengalami proses yang energi-dalamnya tidak berubah, interaksi kalor dan interaksi kerja haruslah sama
besarannya satu sama lain tetapi dengan tanda yang berlawanan. Ini berarti bahwa perpindahan kalor ke sistem akan meng-
hasilkan jumlah kerja yang ekuivalen.
Jika dua logam yang taksama disambung, dan jika kedua sambungan demikian dibiarkan pada temperatur yang berbe-da,
suatu potensial listrik akan dibangkitkan di antara sambungan tersebut. Apabila simpalnya (circuit) tertutup, arus listrik akan
mengalir melalui logam tersebut. Pembangkit termolistrik memanfaatkan fenomena ini untuk mengonversi kalor men-jadi
energi listrik. Perhatikan bahwa pembangkit termolistrik memiliki beda temperatur tetapi berada pada kesetimbangan
termal(Δ(ΔU=0)=0). Komponen pembangkit termolistrik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.11, lerdiri atas sederetan
semipenghantar, C dan D, Terminal listriknya yang dihubungkan ke penghantar D mengalirkan energi listrik keluaran ke
beban G.

Gambar 3.11 Pembangkit termolistrik.

Contoh 3.6
Dibutuhkan untuk membuat analisis hukum pertama piranti termolistrik dengan tingkat keadaan berikut:
laju perpindahan kalor = 20 W
ggl yang dibangkitkan =n=2,5 volt
aliran arus=us=0,6 amp
Anggap berada dalam keadaan tunak.

PENYELESAIAN
Karena aliran arus melalui pirantinya konstan, keluaran daya listrik sama dengan tegangan jaluh dikalikan dengan arusnya,
atau
W=VI=2,5x0,6=1,5W
Hukum pertama diberlakukan untuk sistem yang ditunjukkan ialah
W+ΣQ=ΔE
Pada keadaan tunak, tidak terjadi perubahan energi-dalam sistem sehinggaΔE=0.Jadi,
-1,5 W+(20+)W=0 atau Q 2=−18 , 5 W
78 Bab 3 Hukum Termodinamika

Elisiensi konversi energi ini ialah

3.6.4 Proses Temperatur Konstan (Isotermal)


Selama proses ini, temperatur sistem dipertahankan konstan. Jika suatu gas ideal
mengalami proses isotermal, energi-dalamnya, yang hanya merupakan fungsi tem-
peratur, tetap konstan dan Persamaan (3.11) menjadi
δq+δw=0
Dengan demikian kompresi atau ekspansi isotermal yang hanya melibatkan gas ide-al,
jumlah kalor dan masukan kerja sama dengan nol, persis seperti proses energi-dalam
konstan. Gambar 3.12 menunjukkan diagram p-V untuk proses isotermal gas ideal.

Contoh 3.7

Gas ideal yang menempati volume 0,2 m3 pada tekanan 1,5 MPa berekspansi secara isotermal dalam proses kuasi-
kesetimbang-an hingga ke volume 0,5 m3. Carilah tekanan akhir, W. Q, dan ΔU.

PENYELESAIAN

Skets sistem dan diagram p-V proses ditunjukkan pada Gambar 3.13.

Gambar 1.13
3.6 Penerapan Hukum Perlama pada
Sistem Tertutup

P1V1=mRT
Dan P2V2 = mRT

Maka.

p 2= p 1 ( VV 12 )=( 1 ,5 MPa ) ( 00 ,2,5 )=0 , 6 MPa

Karena temperatur tetap konstan,ΔU=0,, dan hukum pertama memberikan


Q1.2=-W1.2
3 3
Tetapi ¿−(1 , 5 x 10 kPa)(0 , 2m ) ln 2 , 5=
=-(1.5x103 kPa)(0,2m) ln
2,5 = -274,89 kJ

2 V2
W 1−2=∫ δW =−∫ p dV
1 V1
V2
mRT V2 V2
¿−∫ dV =−mRT ln =− p 1V 1 ln
V1 V V1 V1

3.6.5 Proses Adiabatik


Pada proses adiabatik, interaksi kalor tidak terjadi di antara sistem dan sckelilingnya. Dengan demikian hukum pertama
menjadi
δ W=δU
yang,apabila diintegralkan, menjadi

W 1−2=U 2−U 1

Oleh sebab itu, kerja yang dilakukan pada sistem sama dengan perubahan energi-dalam sistem tersebul. Apabila suatu gas.
ideal mengalami proses adiabatik reversibel, persamaan di atas per satuan massa dapat ditulis dalam bentuk diferensialnya
sebagai
−RT
Cv dT= -p dv = dv
v
atau
Dt dv
Cv =−R
T v
yang dapat diintegralkan untuk menghasilkan
T2 R v1
ln 1 = ln
T 1 Cv v 2

atau

( ) /Cv
R
T 2 v1
=
T 1 v2

(3.26)

Perbandingan temperatur dapat juga dinyatakan dalam perbandingan tekanan. Dari persamaan gas-ideal, perbandingan vo-
lume dapat digantikan sehingga

( ) ( )
R R
T 2 p2T 1 p2 (
/ Cv= / R+Cv ) (3.27)
T 1 p2T 2 p1
80
Bab 3 Hukum Pertama Termodinamika

Dalam hal gas ideal.C p = Cv + R.Dengan menggabungkan Persamaan (3.26) dan (3.27), hubungan tekanan-volume dalam proses adiabatik ialah

( ) v / Cp
C
V 2 P1
=
V 1 P2

alau

P 2V 2=P 1 V 1=konstan
dengan g merupakan perbandingan kalor spesifik:
(3.28)
(3.29) (3.30)

Anda mungkin juga menyukai