6E KOM - SOS. - Ahmad Amin Fauzi - 2006015169 - LJ UAS KOM - SOS
6E KOM - SOS. - Ahmad Amin Fauzi - 2006015169 - LJ UAS KOM - SOS
4. Sikap suportif dan defensif adalah dua jenis sikap yang dapat muncul
dalam komunikasi sosial. Berikut penjelasan mengenai kedua sikap ini:
1. Sikap Suportif: Sikap suportif adalah sikap yang mencerminkan
kepedulian, empati, dan dukungan terhadap orang yang kita
komunikasikan. Dalam sikap suportif, kita berusaha untuk memahami,
mendengarkan dengan empati, menunjukkan minat, memberikan
dorongan, dan menghargai pandangan dan perasaan orang lain. Sikap
suportif cenderung menciptakan lingkungan komunikasi yang terbuka,
hangat, dan mendukung.
2. Sikap Defensif: Sikap defensif adalah sikap yang mencerminkan
reaksi yang melindungi diri kita sendiri dari ancaman, kritik, atau
penolakan. Dalam sikap defensif, kita cenderung melawan atau
melindungi diri, membenarkan diri sendiri, menyerang balik, atau
menutup diri dari masukan atau sudut pandang orang lain. Sikap defensif
dapat menghambat komunikasi yang efektif dan mempengaruhi
hubungan antara individu.
Sikap suportif sangat penting dalam komunikasi empatik karena
memungkinkan kita untuk benar-benar terhubung dengan perasaan,
pemikiran, dan pengalaman orang lain. Dalam komunikasi empatik, kita
berusaha untuk melihat dunia melalui lensa orang lain dan merasakan apa
yang mereka rasakan. Dalam sikap suportif, kita menunjukkan kepekaan
terhadap kebutuhan, perasaan, dan pengalaman orang lain. Ini
menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam, memperkuat hubungan
interpersonal, dan meningkatkan saling pengertian.
Dampak komunikasi empatik dalam komunikasi sosial dapat sangat
signifikan. Berikut adalah beberapa dampak positif dari komunikasi
empatik:
1. Meningkatkan Keterhubungan dan Kualitas Hubungan: Komunikasi
empatik memungkinkan kita untuk membangun hubungan yang lebih
dekat dan bermakna dengan orang lain. Dengan benar-benar
mendengarkan dan memahami perasaan dan perspektif orang lain, kita
dapat merasakan keterhubungan yang lebih kuat dan menciptakan
kepercayaan yang lebih dalam.
2. Meningkatkan Rasa Empati dan Kepekaan: Komunikasi empatik
membantu kita untuk melatih dan mengembangkan kemampuan empati
kita. Dengan lebih memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang
lain, kita menjadi lebih sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
Ini memungkinkan kita untuk merespons dengan lebih tepat dan
mendukung orang lain secara efektif.
3. Membantu Penyelesaian Konflik: Komunikasi empatik memainkan
peran penting dalam penyelesaian konflik yang konstruktif. Dengan
mendengarkan dengan empati dan memahami sudut pandang orang lain,
kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan dan mencapai
kesepakatan yang lebih baik. Ini membantu mengurangi konfrontasi dan
meningkatkan pemahaman bersama.
4. Membangun Lingkungan Komunikasi yang Positif: Komunikasi
empatik menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih positif dan
inklusif. Dengan mendengarkan dengan empati, menghormati perasaan
orang lain, dan menghargai sudut pandang mereka, kita menciptakan
atmosfer yang membangun dan mendukung di mana orang merasa
didengar dan dihargai.
Secara keseluruhan, komunikasi empatik memainkan peran penting
dalam menciptakan hubungan yang kuat, membangun kepercayaan,
meningkatkan pemahaman, dan menciptakan lingkungan sosial yang
inklusif