Final Draft Proposal
Final Draft Proposal
Draft Proposal
Oleh:
NUNUNG BADRULLAH
NIM: 50400120083
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam islam terdapat 2 pedoman hidup yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Al-
Qur’an dan Hadist Nabi menyuruh umat islam untuk berupaya membangun dan
mewariskan kualitas hidup yang lebih baik kepada generasi penerus. Seorang
muslim didorong oleh ajaran agama supaya berusaha menciptakan hari esok yang
lebih baik bagi calon generasi yang akan datang. Untuk mewujudkan hal tersebut
tentu harus dimulai sejak pembentukan keluarga sebagai unit yang terkecil yang
bermasyarakat.1
Kita ketahui bahwa strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sebuah sasaran
yang khusus. Sedangkan dakwah adalah mengajak atau menyeruh manusia agar
menempuh kehidupan ini di jalan Allah SWT. Maka, strategi dakwah dalam islam
dapat diartikan sebagai sebuah rencana atau kegiatan yang dilakukan oleh para
ulama dan mubaligh yang mempunyai tujuan serta sasaran khusus dalam
bahasa adalah suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
1
Kholifatul Hasanah, dkk, “Strategi Dakwah Penghulu Dalam Membentuk Keluarga
Berkualitas Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jayaloka”, Jurnal Al-
Idaroh: Media Pemikiran Manajemen Dakwah, (Vol. 1, 2019), hal. 1
2
Amir Hamza, Dakwah Di Masa Pandemi, (CV Jejak, 2021), Hal. 87
sasaran dan tujuan khusus. Menurut Asmuni Syukir, strategi dakwah diartikan
sebagai metode, siasat, taktik, atau maneuvers yang di pergunakan dalam aktivitas
sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran
dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna guna mencapai tujuan dakwah
secara optimal.4 Dari kedua pernyataan tersebut, strategi dakwah adalah suatu cara
masalah pokok umat islam, (3) Merumuskan isi dakwah, (4) Menyusun paket-
paket dakwah, (5) Evaluasi kegiatan dakwah. Oleh karena itu, strategi dakwah
harus sesuai dengan kondisi masyarakat (mad’u) dalam konteks sosial kultural
tertentu.5 Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 104 sebagai
berikut:
َي ۡد ُع ىَن ِإَلى ٱۡل َخ ۡي ِر َو َي ّۡأ ُم ُروَن ِب ٲۡل َم ۡع ُروِف َو َيۡن َهۡى َن َع ِه ٱۡل ُم نَك ِۚرَٞو ۡل َتُك هّ ِم نُك ۡم ُّأَم ة
َٰٓل
َو ُأْو ِئَك ُهُم ٱۡل ُم ۡف ِلُحىن
Terjemahanya:
3
Asmuni Syukir, Strategi dakwah islam, (Surabaya : Usaha Nasional,1983), hal. 32
4
Awaluddin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis: Strategi dan metode dakwah prof KH
Syaifuddin Zuhri, (Semarang: Rasail, 2005), hal. 50
5
Elemansyah, dkk. Revitalisasi Dakwah Pinggiran: Penguatan Profesionalitas Da’i dan
Infrastruktur Dakwah, (IAIN Pontianak Press: Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
(LP2M), 2018), hal. 47-48
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.6
ada di indonesia. Kata penghulu berasal dari kata hulu yang diberikan awal pe.
Kata hulu merujuk pada sumber atau awal sebagaimana kata hulu sungai.
kepala suku yang memiliki kewenangan untuk mengatur kemenakan dan harta
identik dengan seorang atau pejabat yang berwenang melakukan akad nikah.
Agama (KUA) maka diperlukan strategi untuk meminimalisir masalah yang akan
diharapkan. Terdapat beberapa strategi dakwah: (1) Dakwah Fardiah, (2) Dakwah
Ammah, (3) Dakwah Bil-lisan, (4) Dakwah Bil-hal, (5) Dakwah Bit-tadwin, dan
(6) Dakwah Bil-Hikmah.7 Strategi yang didukung dengan metode yang bagus dan
6
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6622840/surat-ali-imran-ayat-104-penyeru-
amar-maruf-nahi-munkar-adalah-yang-beruntung
7
Alifa Febri Utami, “Strategi dakwah Kantor Urusan Agama dalam Membina Keluarga
Sakinah Di Kecamatan Cimahi Selatan: Studi Deskriptif di Kantor Urusan Agama Kecamatan
pelaksanaan strategi yang akurat, akan menjadikan sasaran (calon pengantin) siap,
matang dan beriorentasi jelas dimana cita-cita dan tujuan yang telah direncanakan.
Penghulu yang menjadi subyek dari strategi yang ingin dijalankan, dari strategi
tersebut ditujukan agar memiliki sasaran dan cita-cita yang jelas dan realistis
masyarakat, bahkan negara. Keluarga yang kuat lagi sehat secara fisik dan psikis
umumnya diartikan sebagai hubungan darah. Secara umum keluarga ialah sebagai
kelompok yang disatukan oleh ikatan perkawinan, gen, darah, atau adopsi yang
keuangan keluarga, kecukupan material dan setiap komponen keluarga ikut serta
dahulu di dasari dengan perkawinan. Hal tersebut juga menjadi dasar dalam
orang tua berwawasan yang luas, bertanggung jawab, harmonis, humoris, dan
bertakwah kepada tuhan yang Maha Esa. Kualitas dan keunggulan yang dimiliki
tentu saja akan menjadi modal utama bagi terbentuknya anggota keluarga dengan
kualitas yang mampu memberikan peran yang baik dan berdaya guna. 10 Namun,
untuk membentuk hal tersebut diperlukan perencanaan dan kesiapan yang tepat
berkualitas akan menjadi dasar keluarga sejahtera dan keluarga berkualitas harus
terbentuk dari persiapan yang matang. Perencanaan keluarga wajib dipahami oleh
berkarir dalam pekerjaan yang direncanakan, dan menikah secara penuh dengan
tersebut dibutuhkan strategi yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut, dalam hal
ini yang menjadi wadah pertama kali bagi calon pengantin ialah penghulu di
10
Firmansyah, “Cegah Pernikahan Dini dengan Keluarga Berkualitas”, Web : www.
Setda.Dompokab.go.id, (2021), Hal. 4
11
Nur Anita, dkk. Asuhan Kebidanan Remaja dan Menopause, (Bandung: Kaizen Media
Publishing, 2023), Hal. 22-25
Sebelum memasuki tahap pernikahan, calon pengantin harus melewati tahap
seorang perempuan untuk dijadikan isteri dengan cara-cara umum atau khusus
ikatan suami isteri disyari’atkan untuk melakukan perkenalan (ta’aruf), hal ini
bertujuan agar waktu memasuki perkawinan sudah saling mengetahui satu sama
lain, baik dari segi fisik, materi, finacial, agama, latar belakang keluarga, dan lain-
lain. Suatu perkawinan akan terjadi apabila keduanya (calon suami isteri) saling
mencintai, saling sama suka, dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Peminangan
atau lamaran dilakukan sebagai permintaan secara sadar dan resmi oleh laki-laki
ataupun walinya kepada perempuan yang akan dijadikan calon isteri atau melalui
wali perempuan tersebut. Lamaran sebagai langkah awal yang sebelumnya tidak
pernah kenal secara dekat, atau hanya kenal dari teman atau sanak keluarga,
lamaran, pihak perempuan dan walinya telah menyetujui lamaran dari laki-laki
Kata “nikah” atau “menikah” merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing
12
Kumedi Ja’far, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Bandar Lampung: Arjasa
Pratama, 2021), Hal. 1-2
Besar Bahasa Indonesia, kata “nikah” di artikan sebagai “perjanjian antara laki-
laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi)”.13 Sedangkan menurut
syariat Islam, kata nikah berasal dari bahasa Arab “Annikahun” yang bermakna
nikah dengan akad (perjanjian) dan persetubuhan sekaligus. 14 Dari definisi di atas
(perjanjian) yang melibatkan dan diucapkan oleh sepasang suami isteri secara
mutlak dengan disaksikan oleh wali dari pihak mempelai perempuan dengan
adanya dua orang saksi yang dapat dipercaya. Ketika akad telah sah diucapkan,
Sehubungan dengan pernikahan maka harus ada persiapan terlebih dahulu, secara
umum ada 3 (tiga) persyaratan yang harus dimiliki oleh calon pengantin,
diantaranya: (1) mampus secara fisik (lahir), dan psikis (bathin), (2) mampu
dari aspek fisik, tetapi juga perlu kesiapan mental, sosial hingga ekonomi. Apabila
calon pengantin sudah siap dari segala aspek, secara tidak langsung resiko
pernikahan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan bisa dikurangi, hingga pada
13
Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), (2008), hal. 1003.
14
Ahmad Sarwat, Buku Kiat-Kiat Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, (Pustaka At-
Taqwa, 2007), Hal. 7.
15
Yusuf Hidayat, Panduan Pernikah Islami, (Ciamis: GuePedia, 2019), hal. 12
akhirnya dapat mengurangi resiko terjadinya stunting16 yang disebabkan oleh
seuatu bimbingan yang dilakukan penghulu atau wali kepada calon pengantin
masih dinilai kurang efektif karna terlalu singkat dan kurang menyentuh aspek
yang paling mendasar, yaitu terbangunnya kesadaran calon pengantin akan esensi
rumah tangga. Bahkan dalam pelaksanaannya pun sangat fleksibel dan penghulu
Kantor Urusan Agama (KUA) harus mengadakan strategi yang tepat dan
40 perceraian setiap jam, hampir seribu kasus perceraian setiap hari, rata-rata dari
Statistik (BPS) merilis data perceraian antara tahun 2012-2015 rata-rata kasus
perceraian di indonesia sebesar 340.555 kasus atau tiap jamnya terjadi 39 kasus
perceraian cenderung terus meningkat. Pada tahun 2010-2014, dari sekitar 2 juta
2016. Tahun 2018 bertambah 419.268 pasangan bercerai. Namun pada tahun 2021
angka perceraian sebesar 447.743 kasus perceraian, meningkat 15% pada tahun
2022. Pada tahun 2022 kasus perceraian di indonesia naik 17%, 516.344 kasus
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada tahun 2021 kasus perceraian
Sedangakn pada tahun 2022 sebanyak 15.010 kasus perceraian. Dari kedua tahun
yang sangat menekankan dan membawa dampak negatif pada kesejahteraan fisik
dan psikologi seluruh anggota keluarga terkhususnya pada anak. Pada dasarnyaa,
dapat dilepaskan dari upaya untuk memahami bagaimana hubungan suami isteri
pasangan.20
tahun 2022, sedangkan pada tahun 2023 (januari-Juni) angka perceraian telah
melebihi 50% dari angka perceraian tahun 2022. Hal ini kebanyakan pihak isteri
19
Heru Tri Budi, Divene Family Harmony: Menata Ulang Keluarga Selaras dengan
Rancang Bangun Keluarga Ilahi, (Yogyakarta, 2020), Hal. 1
20
Asniar Khumas, “Model Penjelasan Intensi cerai Perempuan Muslim Di Sulawesi
Selatan”, Jurnal Psikologi, (Vol. 42 No. 03, 2015), Hal. 190-191
yang menggugat karena faktor ekonomi dan kurangnya nafkah. Bahkan juga
karena hubungan ranjang yang kurang memuaskan, tapi itu sangat minim.21
pada tanggal 7 Agustus 2023 diperoleh informasi bahwa terdapat 3 strategi yang
diterapkan oleh Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Bantaeng, yaitu:
Strategi tersebut telah di terapkan penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) selama
beberapa tahun belakangan ini. Namun masih banyak keluarga yang belum
masih perlu meng-upgrade dan mengadakan strategi yang dapat menunjang calon
pengantin menuju keluarga berkualitas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
21
https://makassar.tribunnews.com/2023/06/16/faktor-ekonomi-jadi-pemicu-maraknya-
perceraian-di-kabupaten-bantaeng
1. bagaimana cara penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) dalam
Bantaeng?
perceraian ?
3. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat strategi yang
C. Tujuan Penelitian
Bantaeng.
meminimalisir perceraian.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan langsung
perguruan tinggi.
2. Kegunaan Praktisi
Bantaeng.
E. Fokus Penelitian
F. Deskripsi Fokus
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
2. Calon Pengantin
G. Kajian Terdahulu
22
Raynaldo Nugroho, Peran Penghulu dalam Mengurangi Angka Perceraian Di KUA
Karang Tengah Kota Tangerang, (Jakatra, 2016), Hal. 19
23
Winny Kirana Hasanah, dkk. “Analisis Pelaksanaan Edukasi Pranikah Terkait
Kesehatan Reproduksi Pada Pasangan Calon Penganting Muslim”, Jurnal, (Vol. 10, No. 02), Hal.
54
dan disampaikan oleh pembimbing penasehat yang berlangsung kurang
lebih 30 menit.24
2. Alifa Febri Utami, dengan judul “Startegi Dakwah Kantor Urusan Agama
keluarga sakinah.25
24
Septi Kholifatul Hasanah, dkk. “Strategi Dakwah Penghulu Dalam Membentuk
Keluarga Bekualitas Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama Kec. Jayaloka”, Jurnal:
Manajemen Dakwah, (Al- Idarah: Vol. 01 No. 02), Hal. 52-55
25
Alifa Febri utami, “Strategi Dakwah Kecamatan Bulukumpa Melalui Kursus
Calon Pengantin”, Jurnal:Uin Sunan Gunung Djati, (2022), 2022.
menggunakan metode kualitatif. Adapun tehnik pengmpulan data yang
serta ibu-ibu PKK, (2) Media sosial,seperti Facebook, Youtube, dll (3)
26
Ely Setya Putri, “Strategi Dakwah Kecamatan Bulukumpa Melalui Kursus Calon
Pengantin”, Jurnal, (2015)
27
Mohammad Rijalul Khoir, “Strategi Dakwah Membina Keluarga Sakinah di Kecamatan
Tugu Kota Serang”, Skripsi, 2018.
pembinaan keluarga sakinah antara lain: (1) Mengumpulkan data dasar dan
dan ibu kampung sakinah, (4) Berdakwah dengan bil hikmah dan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
28
Nurul Laila Hidayat, “ Strategi Komunikasi Dakwah Penyuluh Agama Islam Dalam
Pembinaan Keluarga Sakinah Di Kampung Sakinah, Kecamatan Tanggu, Kabupaten Jember”,
Skripsi, 2020.
A. Strategi Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) dalam Membentuk
RI dan Kepala BKN Nomor 20 dan 14A Tahun 2005, Penghulu adalah PNS
sebagai Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang diberi tugas tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh Menag atau pejabat yang ditunjuk
PMA 11 Tahun 2007, Penghulu adalah pegawai pejabat fungsional PNS yang
penghulu dilaksanakan oleh PPN yang dibantu oleh wakil PPN. Pegawai
Pencatat Nikah (PPN) dijabat oleh kepala KUA yang merupakan pejabat
29
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No.62 Tahun 2005.
30
Peraturan Menteri Agama No.11 Tahun 2007.
struktural dan wakil PPN adalah staf yang mendapatkan SK untuk
lain:
Tahun 1954 menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 22 Tahun 1946 nikah yang
No. 9 Tahun 1975. Berdasarkan pasal 1 huruf E PMA No. 2 tahun 1990
nikah.33
31
Raynaldo Nugroho, Peran Penghulu Dalam Mengurangi Angka Perceraian Di KUA
Karang Tengah Kota Tangerang (Jakatra, 2016), Hal. 19-20
32
Anisaul Fauziyah, “Peran PenghuluTerhadap Pencatatan Perkawinan”, Skripsi, (2017),
Hal. 41-42
33
Anisaul Fauziyah, “Peran PenghuluTerhadap Pencatatan Perkawinan”, Skripsi, (2017),
Hal. 42
Tugas pokok penghulu berdasarkan Bab II pasal 4 peraturan menteri
nikah dan rujuk, pelaksanaan pelayanan nikah dan rujuk, pelayanan fatwa
34
Anisaul Fauziyah, “Peran PenghuluTerhadap Pencatatan Perkawinan”, Skripsi, (2017),
Hal. 43
35
Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah
lintas sektoral dengan aparat dan masyarakat dalam bidang-bidang yang
kelompok;
tidak tercatat.
36
Depertemen Agama, Pedoman Pegawai Pencatat Nikah dan Pembantu Pegawai
Pencatat Nikah, (Jakarta: Proyek Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat Dan Wakaf 1996-
1997), Hal. 9
8) Menyelenggarakan kursus calon pengantin, pembinaan dan pelatihan,
keluarga;
10) Berperan aktif dalam kegiatan lintas sektoral yang bertujuan membina
keluarga sakinah;
keluarga;
12) Upaya dan usaha lain yang dipandang bermanfaat untuk kepentingan
pencatatan perkawinan.38
agama Islam dalam wilayah kecamatan. Kantor urusan agama juga adalah unit
37
Asep Sihabul Millah, “Peran Penghulu Dalam Implementasi UU No. 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan”, Skripsi, (2016), Hal. 14-15
38
Anisaul Fauziyah, “Peran Penghulu Terhadap Pencatatan Perkawinan”, Skripsi, (2017),
Hal. 44-45
pelaksana teknis (UPT) direktorat Jenderal Urusan Agama Islam Kementerian
Agama (KUA) memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan sebagian tugas
a. Adapun tugas-tugasnya:
Kecamatan.
Kecamatan.
b. Adapun fungsinya :
39
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa, Sunggu Minasa Website:
http://gowakab.bps.go.id, 2018.
40
Depertemen Agama RI, Tugas-tugas Pejabat Pencatat Nikah, Bimbingan Masyarakat
Islam dan Penyelenggara Haji, (jakarta: depertemen agama RI, 2004), Hal. 25
1) Fungsi Administrasi, menyelenggarakan statistik dan dokumentasi,
kecamatan).41
2. Keluarga Berkualitas
anaknya yang sama DNA-nya secara medis. Ini dinamakan keluarga inti.
Sedangkan yang tidak termasuk keluarga inti yaitu, keponakan, kakak ipar,
sepupu, paman, tante, dan sepersusuan. Hal ini dinamakan keluarga besar.
Jadi, batasan keluarga itu minimal pasangan suami isteri, baik mempunyai
yang sah secara agama dan hukum yang berlaku, maka hidup bersama
seorang laki-laki dan perempuan yang tidak di ikat oleh pernikahan, tidak
41
http://kuabajeng gowa.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-kua-bajeng.html. diakses, rabu
30 januari 2016.
42
Firly Abdul Ghofar, “Tinjauan Efektivitas Terhadap Implementasi Bimwin Catin
Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021 di KUA Kecamatan Dolopo
Madiun”, Skripsi, (2022)
dapat dinamakan keluarga.43 Secara etimologi, Friedman mendefinisikan
bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu bergabung karena ikatan
masyarakat yang terdiri dari suami dan isteri serta anak serta keturunannya
yang akan lahir.45 Pengertian keluarga juga dapat dilihat dari 2 dimensi,
merupakan ikatan sosial yang diikat dengan hubungan darah antara satu
ikatan yang dibentuk dengan adanya hubungan atau interaksi yang saling
berhubungan antara satu sama lain, dan bisa saja hubungan ini tidak
sebagai berikut:
43
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah bagi Calon
Pengantin di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, (jakarta Selatan, 2019), Hal. 185
44
Marylyn M Friendman, Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktek, (Jakarta: EGC,
1998) Hal. 179
45
Perpustakaan Nasional Ri, Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002,
Tentang Perlindungan Anak, Bab 1 Tentang Ketentuan Umum, Pasal 1 Nomor 3, (Yogyakarta:
New Merah Putih, 2009), Hal. 12
46
Mochammad Isa Soelaeman, Pendidikan Keluarga, (Bandung: Alfabeta) 1994, Hal. 21
c. Komunikasi dan interaksi satu sama lain dan masing-masing
generasi berkualitas.47
kondisi lingkungan yang sesuai bagi anggota keluarga agar aspek fisik,
lingkungan yang sehat dan penuh motivasi, dan ketakwaan kepada Allah
lain, saling berkaitan satu sama lain, dan mengambil keputusan dengan
musyawarah mufakat.48
nilai moral dan agama pada anak sejak dini. Dengan pemberian kedua nilai
tersebut, anak akan mampu membedakan mana yang haq dan yang bathil,
47
Siful Arifin, “Revitalisasi Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan”, (Jurnal:
Kariman), Vol. 03, No. 01, 2017, Hal.5
48
Tin Herawati Dkk, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Fungsi Keluarga
Di Indonesia”, Jurnal: Ilmu Keluarga & konsumen , (Vol. 13 No. 03, 2020), Hal. 2
benar dan salah, sehingga terbentuk generasi yang berkualitas yang sehat
yaitu:
a. Fungsi keagamaan
keluarga berkualitas.
b. Fungsi Budaya
lain.
c. Fungsi Ekonomi
49
Dewie Brima Atika, dkk. “Optimalisasi Fungsi Keluarga dalam Rangka Membentuk
Generasi Berkualitas Di Pulau Tegal Kec. Padang Cermin Kabupaten Pasarawang, Lampung”,
Jurnal Mitrawarga, (vol. 01, No. 02, 2022), Hal. 97
1) Mengelola ekonomi keluarga sehingga mampu menyeimbangkan
dan seimbang
3) Menabung hasil kerja agar ada persiapan financial dimasa tua dan
d. Fungsi Reproduksi
e. Fungsi Sosialisasi
lingkungan sekolah;
3) Menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak untuk bersosialisasi
yang di anut.
teguh.
50
Suprajitno, “Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik”, Jakarta: EGC,
2004, Hal. 14-16
f. Fungsi Rekreatif, keluarga ialah tempat istirahat bagi anggotanya,
yang kuat. Oleh karena itu, kepala keluarga harus menjalankan fungsi
memberikan energi positif dan menjadi bekal untuk mewujudkan tujuan yang
warahma.52 Seperti yang disebutkan didalam QS. Al-Rum ayat 21, sebagai
berikut:
51
Adib Machrus, dkk. Fondasi Keluarga Sakinah, (Jakarta: Subdit Bina Keluarga
Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 2017), Hal. 15-16
52
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah bagi Calon
Pengantin di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, (jakarta Selatan, 2019), Hal. 189
َو ِم ْن ٰا ٰي ِت ٖٓه َاْن َخ َل َق َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًج ا ِّلَتْس ُك ُنْٓو ا ِاَلْيَه ا َو َجَع َل َبْيَنُك ْم َّم َو َّد ًة
٢١ - َّو َر ْح َم ًةۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن
Terjemahannya:
yang berfikir”53
selenggarakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) saat ini dibagi menjadi dua
53
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5899662/surah-ar-rum-ayat-21-kenapa-sering-
dipakai-dalam-pernikahan
6) Menjaga kesehaatan reproduksi sebanyak 2 jam pelajaran;
mengikuti bimbingan tatap muka (ofline). Disini lah peran penghulu atau
penyuluh agama Islam yang telah diberi tugas memberikan konseling kepada
narasumber dari internal KUA, yang terdiri dari kepala KUA, penghulu, dan
dari peran dan tanggung jawab seorang kepala KUA. Peran kepala Kantor
agar program tersebut dapat berjalan lancar, efektif, efisien dan memberikan
54
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah bagi Calon
Pengantin di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, (jakarta selatan, 2019), Hal. 191
55
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Bagi Calon
Pengantin di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, (Jakarta Selatan, 2019), Hal. 192
hasil yang optimal, terutama dalam memberikan pemahaman yang baik
berkualitas, sakinah, dan sejahtera, yaitu keluarga yang dilandasi dengan kasih
sayang, saling pengertian, menghormati, dan menghargai satu sama lain dalam
kehidupan berkeluarga.56
kepala Kantor Urusan Agama (KUA) perlu melibatkan seluruh anggota staf
dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar kepala KUA dapat mengetahui dari
pelaksana tugas sesuai dengan uraian yang telah ditetapkan. Dengan peran
secara efektif dan efesien tentu akan memberikan hasil yang optimal. Dalam
hal ini, materi program Bimbingan Perkawina Calon Pengantin yang akan
masalah, memberikan informasi yang akan dihadapi dalam rumah tangga, dan
adalah program yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) guna
perkawinan bagi calon pengantin saat ini belum bisa menjangkau seluruh
57
Moh. Jalaluddin, dkk. “Peran kepala Kantor Urusan Agama Dalam Program Bimbingan
Perkawinan di Kantor Agama Batumarmar Pamekasan”, Syiar: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran
Islam, (Vol. 02 No. 02, 2022), Hal.72
58
Mustar, dkk. “Peran Kepala Kantor Urusan Agama Dalam Program Bimbingan
Perkawinan di Kantor Agama Batumarmar Pamekasan”, Syiar: jurnal komunikasi dan penyiaran
islam, (Vol. 02 No. 02, 2022), Hal.72
pasangan calon pengantin sehingga tujuan program tersebut baik untuk
Ketahanan Keluarga
karna di anggap belum sempurna pada tahun 2011 dan tahun 2013 diganti
Catin) di tahun 2017 dengan dua kali perubahan aturan dalam satu tahun.
sebelumnya.60
59
Puteri Amalia, “Rekontruksi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021
Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahan Keluarga”, (Yogyakarta, Vol. 24, No.1), Hal. 25
60
Keputusan Direktur Jendral, Tahun 2021, No. 189, Tentang Pelaksanaan Program
Bimbingan Perkawinan
1) Bimbingan perkawinan merupakan proses pendewasaan, perilaku, dan
adalah kekuatan hati dan fisik.62 Kekuatan keluarga biasa diartikan suatu
61
Puteri Amalia, Rekontruksi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021
Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Keluarga, Jurnal: penelitian agama, Yogyakarta, (Vol. 24
No.01, 2023), Hal. 22
62
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)
yang sejahtera dan memiliki keluarga yang berkualitas, baik, bahagia
63
Amany Lubis, dkk. Ketahanan Keluarga Dalam Prespektif Islam, (Jakarta: Pustaka
Cendikiawan, 2018), Hal. 1-2
64
Lin suny Atmaja, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam Penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik, (Vol. 05 No. 02, 2020),
Hal. 80-81
Pelayanan kursus calon pengantin dilakukan dua kali dalam satu
disampaikan, yakni:
tangga;
keluarga.65
tangga.
65
Andrie Irawan, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik, (Vol. 05 No. 02, 2020),
Hal. 82
Kursus Pra nikah adalah pemberian bekal pengetahuan,
4. Penyuluhan Rutin
66
Zainul Arifin, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam penguatan Ketahanan
Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik, (Vol. 05 No. 02, 2020), Hal. 83
67
Ihab Habudin, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik, (Vol. 05, No. 02, 2020),
Hal. 83-84
Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas kepenghuluan dari KUA dalam
sosiologi serta ekonomi masyarakat tidak terlepas dari harapan dan dukungan
Berkualitas
68
Syawal Rusmanto, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik, (Vol. 05, No. 02, 2020),
Hal. 85
69
Puteri Amalia, “Rekontruksi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021
Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahan Keluarga”, Jurnal: penelitian agama, Yogyakarta, (Vol. 24
No.01, 2023), Hal. 33
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai keluarga berkualitas, sakinah,
lain:
1. Faktor Pendukung
(KUA):
g. Adanya kerja sama yang baik antara pengurus, baik di KUA maupun di
Kemenag.
2. Faktor Penghambat
yakni segala unsur yang terlibat dalam lingkup Bimwin Catin. Kendala-
bimwin catin ini menjadikan hal-hal itu sebagai faktor penghambat dalam
71
Abdul Jalil, Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Bagi Calon
Pengantin di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan, (jakarta selatan, 2019), Hal. 19
72
Nur Hotimah, “Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Dalam Meminimalisir
Perceraian di KUA Kecamatan Kota Pamekasan”, Jurnal: Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Vol.
01 No. 01, 2021), Hal. 57
yang serius dalam pelaksanaan bimbingan perkawinan karena itu sejatinya
serius, cepat atau lambat pasti akan dibina dan diberi arahan walaupun
hanya sebentar. Jikalau pun sama sekali tidak membantu maka solusi
sempit, pengeras suara yang belum tersedia, tidak adanya wadah untuk
dan lain-lain.75
d. Anggaran Dana
program itu.76
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dalam latar setting yang alamiah.78 Metode ini menjelaskan tentang data atau
77
Septi Kholifatul Hasanah, dkk. “Strategi Dakwah Penghulu Dalam Membentuk
Keluarga Bekualitas Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama Kec. Jayaloka”, Jurnal:
Manajemen Dakwah, Al- Idarah, (Vol. 01 No. 02, 2021), Hal. 49
78
Walidin, W. Saifullah, & Tabrani, Metodologi Penelitian Kualitatif & grounfrf theory,
(FTK Ar-Raniry Press, 2015), Hal. 77
79
Tarjo, Metode Penelitian Administrasi, (Aceh:Syiah Kuala Universitas Press, 2021),
Hal.38
B. Lokasi Penelitian
Urusan Agama (KUA) dengan fokus objek yang diteliti adalah strategi
C. Sumber Data
Sumber data penelitian terdapat dua jenis yaitu data primer dan sekunder:
1. Data Primer, yaitu data langsung didapatkan dari sumber dan diberikan
kepada peneliti dalam hal ini penghulu Kantor Urusan Agama (KUA),
penyuluh agama Islam, calon pengantin, dan staf Kantor Urusan Agama
(KUA).
2. Data Sekunder, yaitu data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti
Valid tidaknya suatu data penelitian tergantung dari jenis penelitian yang
80
Alifa Febri utami, “Strategi Dakwah Kecamatan Bulukumpa Melalui Kursus
Calon Pengantin”, Jurnal:Uin Sunan Gunung Djati, (2022), Hal. 24
untuk memperoleh data. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
observasi.
81
Mardawanti, Praktik Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: CV Budi Pekerti, 2020),
Hal.51
82
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif”, Al-Hadharah: Jurnal Ilmua Dakwah, (Vol. 17
No. 33, 2018), Hal. 83
83
Eko Prasetyo, Ternyata Penulisan Itu Mudah, (Ekonomi, 2015), Hal.34
E. Imstrumen Penelitian
1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Angket
3. Catatan Dokumentasi
catatan peristiwa yang sudah berlalu yang bisa berbentuk gambar dan
tulisan.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan informasi
2. Reduksi Data
3. Penyajian Data
dan hubungan antar kategori. Melalui penyajian data tersebut, maka data
4. Penarikan Kesimpulan
kriteria tertentu. Ada Empat (4) kriteria yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Teknik
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
dilakukan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau
Amalia, Puteri. “Rekontruksi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021
Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahan Keluarga”, Jurnal: penelitian
agama, (Yogyakarta, Vol. 24 No.01, 2023)
Amalia, Puteri. “Rekontruksi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021
Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahan Keluarga”, Jurnal: Penelitian
Agama, (Yogyakarta, Vol. 24, No.1, 2023)
Arifin, Zainul, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik,
(Vol. 05 No. 02, 2020)
Atira, Dewie Brima. dkk. “Optimalisasi Fungsi Keluarga dalam Rangka Membentuk
Generasi Berkualitas Di Pulau Tegal Kec. Padang Cermin Kabupaten
Pasarawang, Lampung”, Jurnal Mitrawarga, (vol. 01, No. 02, 2022)
Atmaja, Lin suny, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik,
(Vol. 05 No. 02, 2020)
Amalia, Puteri. Rekontruksi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021
Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahan Keluarga, Jurnal: penelitian agama,
Yogyakarta, (Vol. 24 No.01, 2023)
Anita, Nur, dkk. Asuhan Kebidanan Remaja dan Menopause, (Bandung: Kaizen
Media Publishing, 2023)
Budi, Heru Tri. Divene Family Harmony: Menata Ulang Keluarga Selaras
Dengan Rancang Bangun Keluarga Ilahi, (Yogyakarta, 2020)
Habudin, Ihab, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik,
(Vol. 05, No. 02, 2020)
Harjana, Ngakan Putu Anom. Stunting adalah keadaan tubuh pendek akibat
kekurangan gizi kronis, (Chandra, 2015)
Harjanah, Ngakan Putu Anom. “Emo Demo: Rumpi Sehat Zaman Now: Program
Inovatif Sebagai Upaya Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Persiapan
Calon Pengantin Untuk Mencegah Stunting”
https://makassar.tribunnews.com/2023/06/16/faktor-ekonomi-jadi-pemicu
maraknya-perceraian-di-kabupaten-bantaeng
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6622840/surat-ali-imran-ayat-104-
penyeru-amar-maruf-nahi-munkar-adalah-yang-beruntung
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5899662/surah-ar-rum-ayat-21-kenapa-
sering-dipakai-dalam-pernikahan
Irawan, Andrie, dkk. “Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam penguatan
Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Tepus”, Jurnal: Nuansa Akademik,
(Vol. 05 No. 02, 2020)
Jalaluddin, Moh. dkk. “Peran kepala Kantor Urusan Agama Dalam Program
Bimbingan Perkawinan di Kantor Agama Batumarmar Pamekasan”, Syiar:
Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Vol. 02 No. 02, 2022)
Jalaluddin, Moh. dkk. “Peran Kepala Kantor Urusan Agama Dalam Program
Bimbingan Perkawinan di Kantor Agama Batumarmar Pamekasan”, Syiar:
jurnal komunikasi dan penyiaran islam, (Vol. 02 No. 02, 2022)
Keputusan Direktur Jendral, Tahun 2021, No. 189, Tentang Pelaksanaan Program
Laili, Anis Nur, dkk. “Menyiapkan Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi calon
Pengantin”, (2022)
Mustar, dkk. “Peran Kepala Kantor Urusan Agama Dalam Program Bimbingan
Perkawinan di Kantor Agama Batumarmar Pamekasan”, Syiar: Jurnal
Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Vol. 02 No. 02, 2022)
Mustar, dkk. “Peran Kepala Kantor Urusan Agama Dalam Program Bimbingan
Perkawinan di Kantor Agama Batumarmar Pamekasan”, Syiar: jurnal
komunikasi dan penyiaran islam, (Vol. 02 No. 02, 2022)
Riza, Wardevi. Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin Dalam Membentuk
Keluarga Sakinah Di Kanagarian Kambang Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal: pengabdian dan pemberdayaan
masyarakat, (Vol. 1, No. 2, dec. 2019)
Utama, Alifa Febri. “Strategi dakwah kantor urusan agama dalam membina
keluarga sakinah di kecamatan cimahi selatan: studi deskriptif di kantor
urusan agama kecamatajn cimahi selatan”, Skipsi, (2023)