Anda di halaman 1dari 3

Instrumen Penelitian Master Plan

Pembelajaran Jarak Jauh dan Terbuka

1. Kondisi geografi, demografi, dan sosial


a. Apakah letak geografis suatu daerah di Kalimantan Selatan dapat mempengaruhi
aksesibilitas terhadap pendidikan SMA?
b. Apakah faktor geografis menjadi hambatan dalam menyediakan pendidikan
berkualitas terutama di daerah-daerah terpencil?
c. Apakah perubahan geografis, seperti bencana alam atau perubahan iklim, dapat
memengaruhi keberlanjutan penyelenggaraan pendidikan tingkat SMA?
d. Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat dalam
mengatasi hambatan geografis dalam Pendidikan di provinsi Kalimantan selatan?
e. Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam kualitas pendidikan antara daerah
yang dapat diakses dengan mudah secara geografis dan daerah terpencil?
f. Apakah ketersediaan TIK di Provinsi Kalimantan Selatan memungkinkan
dilaksanakannya pendidikan jarak jauh di daerah-daerah?
g. Apakah pemerintah provinsi Kalimantan selatan mampu memfasilitasi
pendidikan jarak jauh untuk daerah-daerah yang sulit diakses secara geografis?
h. Setujukah and jika pendidikan jarak jauh dapat membantu mengatasi
kesenjangan pendidikan di daerah-daerah terpencil?
i. Apakah orang tua dan Masyarakat akan mendukung apabila provinsi Kalimantan
Selatan menyelenggarakan pendidikan jarak jauh?

2. Tenaga Pengajar Yang Baik dan Kompeten


a. Apakah ada tantangan dalam memperoleh dan mempertahankan pengajar yang
kompeten di daerah?
b. Tahukah anda bahwa teknologi pendidikan dapat mendukung pelatihan dan
pengembangan Pendidikan yang kompeten dalam konteks pembelajaran jarak
jauh?
c. Apakah kurangnya pengajar yang kompeten di daerah tertentu dapat
memengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan
Selatan?
d. Bagaimana penggunaan platform pembelajaran online dapat memfasilitasi
kolaborasi antara pengajar yang kompeten dari berbagai daerah?

3. Infrastruktur dan Jaringan


a. Apakah pemerintah provinsi memiliki infrastruktur jaringan yang cukup hingga
daerah-daerah terpencil atau pedesaan untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh (PJJ)?
b. Apakah pemerintah provinsi dapat mengintegrasikan jaringan yang ada di
daerah dengan sistem PJJ untuk memastikan aksesibilitas yang lebih luas?
c. Apakah pemerintah provinsi dapat menginvestasikan jaringan telekomunikasi
di daerah-daerah terpencil guna mendukung PJJ?
d. Apakah pemerintah provinsi dapat berkolaborasi dengan pihak swasta atau
penyedia layanan telekomunikasi untuk memperluas jaringan di daerah yang
sulit dijangkau?
e. Apakah pemerintah provinsi mampu mengambil resiko dan tanggungjawab
apabila ada hambatan teknis atau infrastruktur yang mungkin menghambat
pelaksanaan PJJ di daerah-daerah tertentu?
f. Apakah ada upaya konkret untuk mendukung pelatihan dan pengembangan
tenaga pengajar di daerah yang mungkin memiliki akses terbatas terhadap PJJ?
g. Bagaimana peran pemerintah provinsi dalam mengoordinasikan upaya antar-
pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas PJJ di
wilayah tersebut?
4. Biaya

a. Berapa banyak siswa usia SMA di Provinsi Kalsel yang saat ini tidak dapat
mengakses pendidikan tatap muka karena kurangnya biaya atau letak
geografis?
b. Apakah terdapat data atau statistik terbaru tentang jumlah siswa atau individu
yang tidak dapat mengikuti pendidikan tatap muka karena alasan finansial
atau letak geografis?
5. SDM

a. Apakah provinsi bersedia memberikan program pelatihan khusus untuk


meningkatkan kesiapan SDM di tingkat provinsi dalam mengelola PJJ?
b. Bagaimana pemerintah provinsi memastikan bahwa tenaga pengajar di
wilayah ini memiliki kompetensi dan keterampilan yang diperlukan untuk
mengajar dalam konteks PJJ?
c. Apakah terdapat sistem evaluasi kinerja atau penilaian kualifikasi untuk
mengukur kemampuan dan kesiapan SDM di tingkat provinsi dalam mengelola
PJJ?
d. Apakah ada program atau insentif khusus yang diberikan oleh pemerintah
provinsi kepada sekolah atau lembaga pendidikan di daerah yang
menggunakan PJJ?
e. Bagaimana pemerintah provinsi mengatasi kebutuhan pengembangan
profesional yang mungkin timbul dengan adopsi PJJ sebagai model
pendidikan?
f. Apakah ada dukungan teknis dan sumber daya yang disediakan untuk
membantu SDM di tingkat provinsi dalam memahami dan menggunakan
teknologi pendidikan yang relevan untuk PJJ?
g. Bagaimana peran SDM di tingkat provinsi dalam merancang kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan PJJ dan siswa yang terlibat dalamnya?
h. Apakah ada strategi untuk memastikan bahwa SDM di tingkat provinsi
memiliki akses ke sumber daya pembelajaran online yang berkualitas dan
sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ajar?
i. Bagaimana kerja sama dan kolaborasi antar-SDM di berbagai provinsi
dilakukan untuk berbagi pengalaman dan praktek terbaik dalam PJJ?
j. Apakah ada upaya untuk mempromosikan penelitian dan pengembangan
dalam hal kesiapan SDM di tingkat provinsi dalam menyelenggarakan PJJ?
k. Bagaimana pemerintah provinsi mengukur keberhasilan dan efektivitas
kesiapan SDM dalam mengelola PJJ?

6. Sumber Dana
a. Apakah pemerintah provinsi memiliki rencana atau alokasi anggaran khusus
untuk mendukung penyelenggaraan PJJ di seluruh wilayahnya?
b. Bagaimana proses perencanaan anggaran untuk PJJ di pemerintah provinsi
dilakukan, dan apakah anggaran ini telah dianggarkan secara memadai?
c. Apakah terdapat sumber dana tambahan, seperti dana hibah atau bantuan,
yang digunakan untuk mendukung penyelenggaraan PJJ di tingkat provinsi?
d. Bagaimana pemerintah provinsi mengukur efisiensi penggunaan dana yang
dialokasikan untuk PJJ, dan apa upaya untuk mengoptimalkan penggunaan
dana tersebut?
e. Apakah ada strategi khusus untuk memastikan bahwa pendanaan PJJ
mencakup aspek teknologi, pelatihan tenaga pengajar, dan perluasan akses
bagi siswa yang membutuhkan?
f. Bagaimana pemerintah provinsi mengatasi tantangan penganggaran jangka
panjang dalam mendukung PJJ, terutama dalam mengantisipasi perubahan
teknologi dan kebutuhan siswa yang berkembang?
g. Apakah terdapat komitmen jangka panjang dari pemerintah provinsi untuk
mempertahankan dan meningkatkan pendanaan PJJ seiring berjalannya
waktu?
h. Bagaimana pemerintah provinsi berencana untuk mengukur dampak investasi
dalam PJJ terhadap kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa?
i. Apakah ada kerja sama antara pemerintah provinsi dan pihak swasta atau
organisasi nirlaba untuk mendukung pendanaan PJJ?

Anda mungkin juga menyukai