Nim: 2210128220006
Soal UAS
Salah satu permasalahan dalam adalah ketidaksetaraan mutu pendidikan antar daerah.
Meskipun terdapat kebijakan nasional terkait standar pendidikan, namun implementasinya
cenderung bervariasi di setiap wilayah. Beberapa sekolah di daerah perkotaan mungkin lebih
mudah mengakses sumber daya, guru berkualitas, dan infrastruktur pendidikan yang
memadai, sementara sekolah di daerah pedesaan sering menghadapi keterbatasan tersebut.
Ketidaksetaraan ini dapat menciptakan kesenjangan dalam hasil belajar siswa dan
menciptakan ketidakadilan dalam kesempatan pendidikan. Faktor-faktor seperti keterbatasan
akses terhadap guru yang berkualitas, kurangnya fasilitas pendukung, dan ketidakmampuan
sekolah untuk mengatasi kebutuhan khusus siswa dapat mempengaruhi mutu pendidikan
secara keseluruhan. Upaya perbaikan mutu pendidikan di Indonesia perlu memperhatikan
aspek redistribusi sumber daya dan dukungan ke sekolah-sekolah yang berada di daerah-
daerah terpencil atau kurang berkembang. Selain itu, perlu ditingkatkan pula monitoring dan
evaluasi sistem manajemen mutu sekolah secara konsisten untuk memastikan implementasi
standar nasional dan peningkatan mutu pendidikan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Jawab:
Mutu pendidikan secara multidimensi meliputi aspek mutuinput, proses, dan output.
Oleh karenanya, pengembanganpencapaian mutu harus secara holistic dimulai dari input,
proses, danoutput. Dengan demikian. Mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai
layanan institusi pendidikan kepada siswa maupun stafpengajar untuk terjadinya proses
pendidikan yang bermutu sehinggaakan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan
Mutu pendidikan menjadi pokok permasalahan yang penting didunia pendidikan, karena
dengan melihat mutu pendidikan bisa menjadi cerminan keberhasilan pendidikan yang
dijalankan. Jika mutu pendidikan bagus, maka bisa dikatakan dalam pelaksanaan pendidikan
bagus, begitu pula jika mutupendidikan rendah, maka bisa diasumsikan. keterampilan, dan
pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan untuk terjun ke lingkungan masyarakat Sehingga
bisa dipahami bahwa mutu pendidikan itu meliputi aspek input, proses dan output Na'im, Z.
(2019). Relevansi Teknologi Pendidikan dan Mutu Pendidikan. Evaluasi: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 3(2), 273-287.
Pendidikan di kota, Sekolah yang kualitasnya bagus karena memiliki pengajar yang
kompeten, fasilitas lengkap, dan siswa-siswanya cerdas akan semakin bagus. Sedangkan
sekolah yang kualitasnya sedang justru sebaliknya. Sekolah yang kualitasnya sedang atau
kurang bagus akan menjadi bertambah buruk. Sudah tenaga pengajarnya kurang kompeten,
fasilitasnya kurang ,siswa-siswanya juga kurang secara akademis
Sarana dan Prasarana Mutu pendidikan di kota cenderung lebih baik dari pada di desa,
terutama dalam hal sarana dan prasarana. Sekolah di kota umumnya dilengkapi dengan
fasilitas yang memadai, sementara di desa seringkali masih kurang Akses Teknologi
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga cenderung lebih mudah di kota dibandingkan
di desa, karena akses jaringan internet dan perangkat teknologi cenderung lebih baik di kota
Kualitas Pengajaran Di kota, kualitas pengajaran dan jumlah guru cenderung lebih baik
dibandingkan di desa. Selain itu, di kota juga terdapat lebih banyak kemudahan dalam hal
pengembangan diri dan akses ke sumber belajar Kedisiplinan dan Kekeluargaan Meskipun
mutu pendidikan di kota cenderung lebih baik dalam hal fasilitas, namun dalam hal
kedisiplinan dan kekeluargaan, pendidikan di desa seringkali dianggap lebih baik. Di desa,
terkadang terdapat semangat belajar yang tinggi meskipun dengan keterbatasan yang ada
Sumber: Anas, A. Y., Riana, A. W., & Apsari, N. C. (2015). Desa dan kota dalam potret
pendidikan. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3).
Solusi dari permasalahan
Solusi untuk mengatasi masalah ini dapat berupa peningkatan insentif dan gaji bagi
guru di daerah terpencil, serta perbaikan infrastruktur pendukung seperti jalan dan
transportasi. Selain itu, peningkatan mutu pendidikan di desa juga perlu memperhatikan
kesenjangan kurikulum dan menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran.
Mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal dapat semakin
memotivasi siswa untuk mengembangkan potensinya. Dukungan penuh pemerintah dan
masyarakat dalam membangun sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan
membantu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, perlu adanya program
stimulasi dan dukungan psikososial bagi anak-anak di desa yang mengalami kesulitan jalur
belajar. Hal ini dapat membantu siswa mengatasi rasa bosan dan meningkatkan minat belajar.
Partisipasi aktif sekolah, orang tua dan masyarakat setempat juga penting dalam
menyelesaikan permasalahan pendidikan di desa. Dalam jangka panjang, pembangunan dan
peningkatan mutu pendidikan di desa melibatkan peran pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Dengan cara ini, kesenjangan pendidikan antara pedesaan dan perkotaan dapat dikurangi,
sehingga semua warga negara mempunyai akses dan hak yang sama terhadap pendidikan
berkualitas. (Vito, B., & Krisnani, H. 2015).
Hal ini terkait dengan penerapan formula pendanaan pendidikan yang adil dan
transparan. Dari desentralisasi ini manajemen pendidikan memberikan kewenangan yang luas
kepada sekolah dalam melaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan hingga pengendalian
pendidikan di sekolah. Institusi pendidikan dapat mengubah perubahan menjadi alat yang
lebih berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Untuk itu manajemen perlu menyusun
rencana pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar peserta didik dapat
berpartisipasi dalam perubahan.
Guru sebagai aktor kunci dalam proses pendidikan harus terus berinovasi agar
pembelajaran menjadi lebih menarik dan adaptif terhadap perkembangan siswa. Namun
menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, guru juga menghadapi
beban berat dari administrasi sekolah. Akibatnya, fokus guru terbagi antara mengelola
operasional sekolah dan menyediakan pendidikan berkualitas. Pemerintah perlu serius dalam
meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Ada kebutuhan untuk menjembatani kesenjangan
antar pendidik, terutama di daerah terpencil. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih
terhadap peningkatan kesejahteraan dan kesetaraan semua guru, di mana pun lokasi mereka.
Selain itu, pelatihan, kursus, dan fasilitasi dalam memanfaatkan teknologi harus diperkuat
untuk memperkuat kapasitas guru ( Yudhistira, R., Rifaldi, A. M. R., & Satriya, A. A. J.
2020).
DAFTAR PUSTAKA
Anas, A. Y., Riana, A. W., & Apsari, N. C. (2015). Desa dan kota dalam potret pendidikan.
Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3).
Isamuddin, I., Faisal, F., Maisah, M., Hakim, L., & Us, K. A. (2021). Implementasi analisis swot
pada manajemen strategik dalam perencanaan peningkatan mutu pendidikan di
madrasah tsanawiyah nurul islam muara bungo. Jurnal Manajemen Pendidikan dan
Ilmu Sosial, 2(2), 1034-1050.
Na'im, Z. (2019). Relevansi Teknologi Pendidikan dan Mutu Pendidikan. Evaluasi: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 3(2), 273-287.
Yudhistira, R., Rifaldi, A. M. R., & Satriya, A. A. J. (2020). Pentingnya perkembangan pendidikan
di era modern. PROSIDING SAMASTA.