Materi Sejin Rangga

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Materi Sejin Rangga

Kendati berhasil melakukan berbagai pencapaian di bidang ekonomi dan politik terutama
dalam menghasilkan produk undang-undang mengenai pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintahan Presiden Megawati belum berhasil melakukan penegakkan hukum (law
enforcement). Berbagai kasus KKN yang diharapkan dapat diselesaikan pada masa
pemerintahannya menunjukkan masih belum maksimalnya upaya Presiden Megawati dalam
penegakkan hukum terutama kasus-kasus KKN besar yang melibatkan pejabat negara. Belum
maksimalnya penanganan kasus-kasus tersebut juga disebabkan karena kurangnya jumlah dan
kualitas aparat penegak hukum sehingga proses hukum terhadap beberapa kasus berjalan sangat
lambat dan berimbas pada belum adanya pembuktian dari kasus-kasus yang ditangani. Namun
keseriusan pemerintah untuk memerangi tindak pidana korupsi tercermin dari dikeluarkannya
UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor). Produk hukum tersebut merupakan produk hukum yang dikeluarkan khusus
untuk memerangi korupsi.
Pengeluaran produk hukum tentang Tipikor diikuti dengan dikeluarkannya berbagai
produk hukum lain seperti UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 22 Tahun 2002 tentang
Grasi, UU No. 30 Tahun 2002 tentang Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), PP
No, 41 Tahun 2002 tentang Kenaikan Jabatan dan Pangkat Hakim, Inpres No. 2 Tahun 2002
tentang Penambang Pasir Laut, dan Inpres No. 8 Tahun 2002 tentang Pemberian Jaminan
Kepastian Hukum Kepada Debitur yang Telah Menyelesaikan Kewajibannya atau Tindakan
Hukum Kepada Debitur yang Tidak Menyelesaikan Kewajibannya Berdasarkan Penyelesaian
Kewajiban Pemegang Saham.

Anda mungkin juga menyukai