Ketika kita menanggulangi rabies, tentu kita tidak bisa hanya fokus pada sektor
peternakan atau sisi kesehatan hewan saja, dengan memberikan vaksinasi pada
anjing. Di sisi lain, kita perlu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk
memberikan vaksin pada anjing peliharaannya, menjaga kesehatan lingkungan,
dan memastikan masyarakat dapat mengakses obat atau terapi akibat gigitan
anjing, sehingga penularan rabies dapat dikendalikan.
Permenko PMK No. 7 tahun 2022 memiliki hubungan yang erat dengan
sosialisasi zoonosis. Permenko PMK No. 7 tahun 2022 adalah peraturan menteri
koordinator yang bertujuan untuk mengatur tata cara pengendalian penyakit
zoonosis di Indonesia. Dalam peraturan ini, terdapat ketentuan-ketentuan yang
mengatur mengenai pengawasan, pencegahan, penanggulangan, dan penanganan
penyakit zoonosis agar dapat dikelola dengan lebih efektif. Selain itu, peraturan
ini juga mencakup langkah-langkah yang harus diambil oleh instansi terkait, baik
dari sektor kesehatan, pertanian, maupun lingkungan, untuk meningkatkan
kerjasama dalam menghadapi ancaman penyakit zoonosis. peraturan ini akan
diinformasikan secara luas kepada masyarakat, peternak, petugas kesehatan, dan
pihak-pihak terkait lainnya. Permenko PMK ini perlu disosialisasikan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyakit zoonosis,
cara penularannya, serta upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
Permenko PMK No. 7 tahun 2022 juga memberikan informasi tentang tindakan
pencegahan yang harus diambil oleh masyarakat, termasuk dalam menghadapi
situasi wabah atau kejadian luar biasa akibat zoonosis. Diseminasi informasi yang
tepat akan membantu masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal penyakit
zoonosis, sehingga dapat segera mencari pertolongan medis dan mencegah
penyebaran lebih lanjut.
Mengacu pada permenko tersebut, terkait perdagangan satwa liar dan konservasi
juga perlu terus ditegakkan. Perlunya strategi komprehensif dari pemerintah untuk
terus menyosialisasikan risiko zoonosis berbasis kearifan lokal, dengan
melibatkan masyarakat setempat. Monitoring atau surveilans terhadap
kemunculan penyakit infeksi baru juga perlu terus diperkuat. Riset terkait bidang
kesehatan, perbaikan infrastruktur dan kesiapsiagaan dalam menghadapi penyakit
infeksi baru, dan riset terkait obat-obatan memerlukan kolaborasi tidak hanya di
tingkat nasional, melainkan di tingkat global.